Pem. instruksikan Pertamina turunkan kadar sulphur solar ke

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21996
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Pem. instruksikan Pertamina turunkan kadar sulphur solar ke

Post by Turboman »

Pemerintah instruksikan Pertamina menurunkan kadar sulphur solar ke 500 ppm

March 27, 2007
Adianto P. Simamora, The Jakarta Post, Jakarta
The administration risks its move to regulate auto vehicle emissions
being viewed as a sham strategy while poor-quality fuels remain on the
market, an expert says.State oil and gas company Pertamina has
acknowledged the sulfur content of the diesel fuel it supplies ranges
from 3,500-5,000 particles per millimeter (ppm), far higher than the
Euro II standard of below 500 ppm.

Sulfur is the main contributor to the emission of pollutants nitrogen
oxide and particulate matter, said Ahmad Safrudin, the chairman of the
Joint Committee for Leaded Gasoline Phase-out, on Monday, adding that
there were inconsistencies in the government's clean air campaign.

Pertamina president director Ari Soemarno said the company was still
bound to contracts with a number of countries such as Kuwait, which
will continue supplying diesel with a sulphur content of 5,000 ppm
until June.

"We must abide by the contract," Ari said Saturday as quoted by Antara.

The government has ordered Pertamina to reduce the content of its
diesel to 500 ppm or below, starting Tuesday.
:e-clap: :e-dance: :e-dance: :e-clap:

It made a similar request in March 2006.

"We can't implement it all at once. The government has allowed us to
delay it until June," Ari said.

Reducing the content of sulphur in diesel is part of the government's
efforts to meet the Euro II standard, which took effect here on Jan. 1.


Nah.......


Sumber :

http://www.pelangi.or.id/othernews.php?nid=2506
User avatar
StRaDe_Jazz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2695
Joined: Fri Feb 09, 2007 16:19

Post by StRaDe_Jazz »

fufufu, biasa lah pertamina, bisanya berdalih doang
emang solar itu sebarrelnya dikontrak berapa sih? tar kalo sulfurnya diturunin harganya naik gak?
Bro2 sekalian nemu double post? atau ada spam?
Post aja di sini: http://www.serayamotor.com/diskusi/viewtopic.php?t=6739
MOD akan SEGERA menuju lokasi dan mengusut masalah :D
User avatar
secretadmirer
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 53
Joined: Mon Apr 02, 2007 8:29
Location: Seminyak, Bali

Post by secretadmirer »

apakah ini artinya kalo pada level 500ppm bisa dipakai di mesin diesel common rail dengan aman?
User avatar
gozila
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 333
Joined: Wed Mar 23, 2005 6:16

Post by gozila »

secretadmirer wrote:apakah ini artinya kalo pada level 500ppm bisa dipakai di mesin diesel common rail dengan aman?
THEORETICALY.... iya, itu kalo ga salah requirment (minimum ga yah?) buat commonrail diesel. bukannya cap negatif yah tapi.. PERTAMINA GITU LOHH.. what do you expect?

tapi kalo jadi terlaksana mungkin harganya sekitar harga pertaDex kali yah?? aih aih aih.. mahal oi...
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 21996
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Post by Turboman »

Dari statement di Jkt Post tsb. berarti itu ditujukan utk solar subsidi biasa.

Merefer dari keadaan solar dr berbagai kilang di Indonesia :
http://www.serayamotor.com/diskusi/viewtopic.php?t=5397

Utk kilang2 yg memproduksi BBM dr crude oil dlm negeri harusnya nggak masalah, karena crude oil kita baik yg dari Riau, Duri hingga selat Madura rata2 jenis minyaknya termasuk light sweet crude yg memang kandungan sulphurnya sudah relative rendah, sehingga proses sulphur removal-nyapun tidak memerlukan biaya yg. tinggi.

Sedang kilang Cilacap mengolah Sour crude dr Timur tengah yg sulphurnya tinggi.
* Bukan ajakan Beli *
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Sayang sekali, ternyata bukan 500 ppm tapi 3500 ppm, jadi wilayah yang sudah di bawah 3500 ppm sepertinya tidak akan terpengaruh. Yang wilayah UP-IV yang masih 5000-an ppm akan turun jadi 3500 ppm, tapi tetap saja masih terlalu tinggi untuk commonrail..

Sigh.. :(

DINAMIKA PERTAMINA
SOLAR RENDAH SULFUR
Juli Diberlakukan di Seluruh Indonesia

Jumat, 13 April 2007
PT Pertamina (Persero) memperkirakan baru bisa memproduksi solar berkadar sulfur 3.500 parts per million (ppm) pada Juli 2007 mendatang. Ini menjawab keinginan pemerintah yang mewajibkan produsen solar untuk menurunkan kadar sulfur dari 5000 ppm saat ini masih banyak dipasarkan di dalam negeri.
Direktur Utama Pertamina Ari H Soemarno mengatakan, pihaknya meminta perpanjangan waktu sampai Juni-Juli 2007 karena selama bulan Juni pihaknya masih terikat komitmen impor 0,5 persen dari Kuwait dalam kontrak jangka panjang.
"Jadi komitmen itu harus jalan sampai Juli untuk bisa memasarkan solar 3.500 di seluruh Indonesia," kata Ari Soemarno di sela acara Indonesia Business BUMN Forum & Exhibition di Jakarta Convention Center, Kamis (12/4).
Namun, Ari menjelaskan, perpanjangan waktu itu diperlukan mengingat persediaan (stok) yang diproduksi masih banyak tersimpan di tangki timbun milik Pertamina. "Tapi di tangki masih ada sisa sehingga butuh waktu. Saat peluncuran BBM tanpa timbal saja baru bisa dilkakukan pada 2 oktober lalu," kata Ari sambil menambahkan, pihaknya sudah melaporkan pemerintah (dirjen migas) mengenai perpanjangan waktu tersebut.
Pemberlakuan peraturan tersebut, berlaku mulai 16 Maret terhadap solar yang dijual di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU). Sebenarnya penetapan kadar sulfur dalam solar maksimum 3500 ppm ini dilaksanakan tahun lalu. Namun para pelaku pada saat itu mengaku belum siap, sehingga pemerintah memberi waktu selama satu tahun.
Diperkirakan, industri akan terkena dampak bila kadar sulfur solar lebih rendah dari 5000-3500 sulfur, karena harganya labih mahal, bisa mencapai 4 -5 dolar AS per barel. Namun pemerintah juga tidak bisa menyubsidi karena akan menjadi beban.
Sejauh ini para produsen BBM yang beroperasi di Indonesia seperti Pertamina, Shell maupun Petronas, telah menyatakan kesanggupannya untuk memproduksi solar berkadar sulfur rendah. Industri manufaktur mobil yang tergabung dalam asosiasi seperti Gaikindo dan sebagainya telah membuat mobil dengan standar Euro 2, yang tidak bisa menerima kadar sulfur di atas 3500 ppm.
Sedangkan untuk solar industri, peraturan tersebut baru akan diberlakukan tahun depan atau mulai 16 Maret 2008. Sebelumnya, Direktur Pengolahan Pertamina Suroso mengaku siap atas kewajiban yang akan diberlakukan pemerintah. "Pertamina siap, kami usahakan di semua kilang," katanya.
Bila bahan bakar minyak yang diimpor kadar sulfur masih tinggi, akan dicampur dengan punya produksi Pertamina. Pencampuran perbandingannya tergantung dari jenis solar impor itu. "Kalau dapat 5000, kami punya di Dumai itu 600, tinggal dicampur saja," katanya.
Selain itu, Pertamina meminta kepada pemerintah untuk memberi tambahan subsidi kalau pemerintah tidak berniat menaikkan harga produk di tingkat SPBU. Alasannya, memproduksi solar dengan kandungan sulfur rendah butuh biaya produksi tambahan. "Kami akan minta tambahan subsidi, karena jenis solar bersulfur 5.000 ppm dan 3.000 ppm biaya produksinya lebih mahal yang 3.000 ppm, bagian pemasaran sedang menghitungnya," ujarnya.
Tanpa Timbal
Sementara itu, Dirut Pertamina juga menegaskan, pihaknya tetap berkomitmen untuk memproduksi BBM tanpa timbal yang dipasarkan ke seluruh SPBU. Meski biaya produksi bertambah, Ari mengaku pihaknya tidak mempersalahkan program langit biru yang telah dicanangkan pemerintah sejak setahun silam.
"Kita sadari benar ongkosnya lebih tinggi tapi timbal ini berbahaya. Kita sudah mendapat surat dari sejumlah kepala daerah untuk meniadakan BBM bertimbal. Gubernur Jabar di Bandung malah mengatakan, timbal itu dapat menimbulkan pencemaran dan kebodohan anak-anak karena dia mengendap di otak," kata dia.
Karena itu, lanjut Ari, pihaknya sudah berusaha menyediakan pengunaan BBM yang ramah lingkungan bagi konsumsi masyarakat. Ari juga memepertanyakan sejumlah kalangan yang saat ini masih mempertanyakan pembiayaan tambahan dalam memproduksi BBM tanpa timbal tersebut.
"Secara finansial ada tambahan biaya, tapi jangan dibilang itu rugi atau beban. Sekarang bila mau pakai bahan bakr yang kotor itu (bertimbal) itu ada tidak yang lebih murah?. Saya tidak permasalahkan tambahan biayanya, berapa tambahan biaya itu sudah disetujui pemegang saham," kata Ari mempertanyakannya.
Demikian pula, Ari mengingatkan, justru sebaliknya publik harus merasakan bahwa jaminan kesehatan dengan program BBM yang lebih ramah lingkungan itu bisa lebih menguntungkan sehingga tidak perlu dipermasalahkan lebih lanjut lagi.
"Sekarang bahan bakar bertimbal sudah tidak, tapi kenapa dipermasalahkan biayanya. Saat ini, memang pabrik yang menghasilkan timbal (tel) di dunai tinggal I pabrikan kalau kita membeli terus maka kita terus memeliharanya," ujarnya.
User avatar
JESKONENG
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4362
Joined: Sat Apr 21, 2007 12:40

Post by JESKONENG »

Agar jelas untuk konsumen solar, seharusnya ada lembaga independen atau majalah otomotif yang tergerak untuk melakukan pengetesan dengan sample dari beberapa SPBU di berbagai wilayah, untuk mengetahui dan membuktikan gimana mutu solar yang dijual itu, termasuk kadar sulfurnya....
Norival Fuel Enhancer
Gold, Platinum, Diesel, DRAG SERIES & Oil Enhancer
FB (id : Torry Parantoro)
hp/WA : 081328516999
User avatar
StRaDe_Jazz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2695
Joined: Fri Feb 09, 2007 16:19

Post by StRaDe_Jazz »

gimana kalo di SM ini sendiri? kepalanya Turboman aja... paling ngerti tentang diesel :)
Bro2 sekalian nemu double post? atau ada spam?
Post aja di sini: http://www.serayamotor.com/diskusi/viewtopic.php?t=6739
MOD akan SEGERA menuju lokasi dan mengusut masalah :D
User avatar
JESKONENG
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4362
Joined: Sat Apr 21, 2007 12:40

Post by JESKONENG »

at least bung Turboman pasti tau siapa dan gimana caranya mendorong pihak2 yang pantas melakukan pengetesan itu...
Norival Fuel Enhancer
Gold, Platinum, Diesel, DRAG SERIES & Oil Enhancer
FB (id : Torry Parantoro)
hp/WA : 081328516999
neptunus
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 192
Joined: Sat Dec 25, 2004 22:37

Post by neptunus »

kayaknya buat biosolar malah turun tuh dari 5% ke 2,5% dikarenakan harga CPOI naik secara tajam, dan pertamina ga mau rugi makanya diturunkan.