Review of 2013 Hyundai Tucson 2.0 XG A/T

[JKW]

Karena mayoritas orang Indonesia belum sadar bahwa nilai jual kembali fortuner ternyata lebih hancur banding Santi, jika tau, pasti lain lagi ceritanya.


Orang Indonesia kan beli mobil cuman mendasarkan " ISU " nilai jual kembali. Belum cek dan recek dah percaya ama isu dan ambil keputusan.


Untuk orang Indonesia, nilai jual kembali adalah no.1. Cuman sayangnya, situasi sudah banyak berubah, namun mayoritas orang Indonesia nggak cek dan recek. Isu lama pun yang sudah nggak berlaku tetap di pegang gitu aja.


Apalagi toyota astra sendiri juga selalu sebarkan isu black campaign saingan via media majalah mereka. Ya pemain lama pakai cara gitu, gimana ya....

Jika perusahaan Jepang yang dulu jagoan macam Sony / Sharp bisa terapkan cara pikir lo dengan gampang, kenapa sampai hari ini masih babak belur di hantam Samsung / LG ?


Gadget, Home electronics lebih gampang dong di bongkar dan di tiru banding mobil. Tapi kok Sony / Sharp masih nasipnya seperti sekarang ?


Santi dieselnya 2.2 namun powernya 198 dan torsinya 445 Nm. Kok diesel fortuner vnt udah 2.5, namun torsinya aja masih jauh di bawah cuman 360 Nm ? Powernya nggak lebih dari 160 ? Udah advantage lebih besar 300 cc lo diesel fortuner vnt.


Apakah toyota nggak bisa tiru diesel Santi ?

lho santi ama Fortuner lakuan mana sih om.......................

[nugroho bagor]

Gini ya, kita semua pernah jadi mahasiswa. Martin Winterkorn pun juga sama. Jeremy Clarkson dll juga kemungkinan sama.


Cuman gini, mohon ingat status kita sendiri, gimana pun juga, jangan nadanya seolah, udah test drive, sangat yakin ni mobil busuk, atau hebat. Kenapa ?


Di banding para pejabat tinggi macam Martin yang udah makan banyak garam industry otomotif, di banding ama orang Top Gear yang kerjaanya adalah analisa macam mobil bertahun tahun, kita mah nggak ada apa apanya.


Personal opinion ? Ya, fine. Tapi jauh dari cukup untuk di jadikan acuan untuk orang awam lain.


Ane cuman mau sarankan, kita yang belum ada apa apanya banding mereka, saat review, jangan nadanya seolah " Lo kalau beli tu mobil yang menurut gue busuk, atau suicidal, mampus aja lo ".


Itulah ane jarang kasih report test drive. Karena ane tau, udah banyak sumber yang lebih bagus, buat apa ane review ?


Yang mau review, nggak peduli statusnya apa, silahkan, tapi ane cuman mau ingatkan semua, sebelum beli mobil ratusan juta, tetap jangan lupa consult ama sumber info yang jauh lebih pengalaman banding anyone of us.


Itu doang. Yang ane ketawa, di bilang misalnya, siapa tuh yang bilang Sorento mobil berbahaya karena torsinya gede tanpa.....? Power kecil complain. Sekarang power gede bilang mobil suicide.


Lah kalau gitu, orang yang modifikasi fortuner dengan dastek gituan sampai torsinya lebih dari 500, namun toh juga nggak ada fitur canggih yang di bilang, bukannya juga lebih gawat lagi suicide rationya ?

mengutip kalimat dosen ane

"engineering itu ilmu klasik, ilmu nyontek"

makanya kenapa perkembangan automotive sekarang jauh lebih pesat dibanding beberapa taun lalu. Ente penasaran tinggal beli dan bongkar dah ketauan terus tinggal diconto dan disempurnakan. as simple as that.

@JKW : Kalo nggak suka sama personal opinion mahasiswa bodoh ini... ya udah. ngga usah dibaca. tutup komputer ente. as simple as that. gitu aja kok repot amat. Bikin thread sendiri sono.

Bahasannya sedap, sudah lama SM adem ayem, wellcome Back Om

[Ryan Steele]

-cut-

Personal opinion ? Ya, fine. Tapi jauh dari cukup untuk di jadikan acuan untuk orang awam lain.

-cut-

Yang bilang personal opinion jadi patokan orang awam siapa? Review siapapun hanya akan jadi referensi saat test drive sendiri. Kalau telen mentah2 langsung beli tanpa TD terus menurut pribadi gak sesuai ya salah sendiri.
Kalau ternyata setelah TD ada value yang berbeda yang dirasakan, itu akan jadi opini yang bisa dijadikan topik diskusi, yang akhirnya akan memberikan referensi baru.

[ChZ]

pusing ane bacanya lama-lama....

[JKW]

Hmm. Kalau gitu, buat apa ya market leader di segment luxury macam BMW dan Mercedes, misalnya ML 250 CDI, bikin mesin diesel 2.2 yang torsinya lebih gede lagi, 500 Nm ?


Buat lawan siapa ? Lah they are the leaders already !


Dan saat PJS keluar, kenapa fortuner BARU berikan vnt untuk kejar ketinggalan power ama pajero sport ? Buat apa ? Bukannya udah leader ?


Dan sebagai konsumen, lebih enak di kasih MORE or LESS ? Kecuali yakin power gede itu suicidal ?


Kalau gitu, bengkel macam REV mending tutup aja, karena mereka modif mesin konsumen mereka sampai power dan torsinya bikin geleng geleng kepala, bukannya ciptakan makin banyak calon suicidal car ?

Tentunya ada pertimbangan mengapa Toyota memberikan mesin dengan output tidak sebesar kompetitor.

Share ilmu marketing dikit. Produk leader justru jadi benchmark produk follower. Kalau produk follower cuma ikut persis produk leader, mana mungkin bisa bersaing. Salah satu caranya dengam differensiasi.

Dalam kasus ini dengan Fortie sebagai leader, mesinnya tentu jadi benchmark produk follower. Kalo Hyuna bikin mesin utk Santi persis seperti Fortie: diesel 2.5 power 144 dan torsi 160, lalu apa value yang bisa dijual Hyuna? Nothing. Jadi Hyuna bikin mesin diesel lebih kecil 300 cc tapi punya output lebih besar dari Fortie. Itulah value mesin Santi untuk perang dengan Fortie.

[Ryan Steele]

Karena mayoritas orang Indonesia belum sadar bahwa nilai jual kembali fortuner ternyata lebih hancur banding Santi, jika tau, pasti lain lagi ceritanya.


Orang Indonesia kan beli mobil cuman mendasarkan " ISU " nilai jual kembali. Belum cek dan recek dah percaya ama isu dan ambil keputusan.


Untuk orang Indonesia, nilai jual kembali adalah no.1. Cuman sayangnya, situasi sudah banyak berubah, namun mayoritas orang Indonesia nggak cek dan recek. Isu lama pun yang sudah nggak berlaku tetap di pegang gitu aja.


Apalagi toyota astra sendiri juga selalu sebarkan isu black campaign saingan via media majalah mereka. Ya pemain lama pakai cara gitu, gimana ya....

Asik... topik nilai jual kembali sudah muncul di permukaan. [emoji322]

Sadarkah anda jika mobil bagi kebanyakan orang adalah bad investment? Bagi orang2 tsb, ketika sudah saatnya mereka jual mobil, harus mendapatkan return paling besar yang bisa mereka dapatkan. Makanya mobil2 dengan nilai jual kembali tinggi akan laku.
Yang gak peduli dengan bad investment dan punya duit banyak ya gak terlalu mikirin nilai jual kembalinya. Pokoknya suka dibeli, udah gak suka dijual beli mobil lain.
Lover? Beli dan gak mikir utk jual. Kalo dijual berarti kepepet.

Lagian ngapain anda mikirin strategi marketing Astra? Itu internal strategy.
Sebut 1 produsen yang gak pernah melakukan perbandingan produk sendiri dengan kompetitor. Tidak ada.
Di internal pasti akan sebut merek, sedangkan utk eksternal tidak akan sebut merk.
Masalah mereka bikin comparison untuk eksternal atau tidak itu persoalan lain.

[ChZ]

setau gue orang garap Fortuner dan Innova itu nggak bego deh.

mereka juga upgrade rem, suspensi, pasang strutbar swaybar dan kawan-kawan, beli ban yang grippy. Kalo perlu, ban slick.

Setau gue ngga ada orang bodoh garap Innova 300hp+ tanpa melakukan upgrade di sektor lain, terutama pengereman dan suspensi.

apa gue yang bego dan om JKW yang lebih pinter.... kayanya pengalamannya banyak bener cocotnya kemana-mana gitu

plus note it : Innova dan Fortuner itu RWD, at least torque steernya nggak akan terasa sebesar Sorento yang FWD.

[VanzMatic]

Karena mayoritas orang Indonesia belum sadar bahwa nilai jual kembali fortuner ternyata lebih hancur banding Santi, jika tau, pasti lain lagi ceritanya.


Orang Indonesia kan beli mobil cuman mendasarkan " ISU " nilai jual kembali. Belum cek dan recek dah percaya ama isu dan ambil keputusan.


Untuk orang Indonesia, nilai jual kembali adalah no.1. Cuman sayangnya, situasi sudah banyak berubah, namun mayoritas orang Indonesia nggak cek dan recek. Isu lama pun yang sudah nggak berlaku tetap di pegang gitu aja.


Apalagi toyota astra sendiri juga selalu sebarkan isu black campaign saingan via media majalah mereka. Ya pemain lama pakai cara gitu, gimana ya....

Jika perusahaan Jepang yang dulu jagoan macam Sony / Sharp bisa terapkan cara pikir lo dengan gampang, kenapa sampai hari ini masih babak belur di hantam Samsung / LG ?


Gadget, Home electronics lebih gampang dong di bongkar dan di tiru banding mobil. Tapi kok Sony / Sharp masih nasipnya seperti sekarang ?


Santi dieselnya 2.2 namun powernya 198 dan torsinya 445 Nm. Kok diesel fortuner vnt udah 2.5, namun torsinya aja masih jauh di bawah cuman 360 Nm ? Powernya nggak lebih dari 160 ? Udah advantage lebih besar 300 cc lo diesel fortuner vnt.


Apakah toyota nggak bisa tiru diesel Santi ?

lho santi ama Fortuner lakuan mana sih om.......................

Silakan anda pilih kendaraan favorit anda sendiri. It's all about your money. Ngga perlu dijadiin gembar gembor gitu, orang lain juga punya hak beli apa atas uang mereka sendiri.

Disini, mobil yang kita miliki ya kita caci sendiri, ngga penting itu mendewakan milik kita. Apa yg kita miliki adalah yang kita butuhkan saat ini. Tidak lebih.

Ada yg butuh prestise demi klien, ada yang butuh pamer, ada yg butuh fungsionalitas, ada yg butuh untuk dagang, untuk operasional kantor, dll. Mostly pekerjaan mereka apa di tempat itu, ya mereka pilih sendiri sesuai preferensi kebutuhan dan keuangan mereka sendiri, bukan atas gembar gembor Anda.

That's it.

I'm done, go further on topic.

Sent from my Siemens C35 using Tapatalk

[Ryan Steele]

Hmm. Kalau gitu, buat apa ya market leader di segment luxury macam BMW dan Mercedes, misalnya ML 250 CDI, bikin mesin diesel 2.2 yang torsinya lebih gede lagi, 500 Nm ?

Buat lawan siapa ? Lah they are the leaders already !

BMW & Merc leader? Yang saingan 'kan mereka sendiri. Merc bikin mesin dengan value lebih untuk saingan dengan BMW, bukan dengan Fortie. Begitu juga sebaliknya.
Kecuali lawan Lexus, baru deh.

Dan saat PJS keluar, kenapa fortuner BARU berikan vnt untuk kejar ketinggalan power ama pajero sport ? Buat apa ? Bukannya udah leader ?

PjS launching Toyota adem ayem, kok. Dakar launching juga masih adem ayem. Saat penjualan Fortie tergerus PjS barulah mereka keluarin amunisi baru, yaitu VNT.
Lagipula tetap VNT 'kan yang jadi benchmark produsen lain (kecuali Mitsu), bukan mesin Dakar.

Dan sebagai konsumen, lebih enak di kasih MORE or LESS ? Kecuali yakin power gede itu suicidal ?

Kalau gitu, bengkel macam REV mending tutup aja, karena mereka modif mesin konsumen mereka sampai power dan torsinya bikin geleng geleng kepala, bukannya ciptakan makin banyak calon suicidal car ?

Suicidal car kalau tidak bisa mengendalikan. Sebut 1 saja mobil yang bukan suicidal car.
Mau nyebut mobil supercar? Wong Paul Walker saja meninggal di dalam 911 GT3.
Mau nyebut mobil2 yang selama ini anda jelek2in? Tokh banyak yang kecelakaan masih bisa selamat, ada juga yang tidak bisa mengendalikan sehingga membuat nyawa melayang.

More or less? Gak bisa jadi patokan lah.
Kalau ingin more dengan mobil yang ada, ya masuk Rev seperti Hentan.
Kalau masih mau mote dan punya more money, masih buanyak mobil yang have more.
Mau less, ya tinggal dibikin less.

Kalo perlunya Avanza, untuk apa beli Sprinter?
Kalau saya perlunya mobil utk sendiri di dalam kota, untuk apa saya beli H2? Kegedean, boros. Masuk garasi juga gak bisa. Mending beli LCGC.

[ChZ]

Suicidal car kalau tidak bisa mengendalikan. Sebut 1 saja mobil yang bukan suicidal car.
Mau nyebut mobil supercar? Wong Paul Walker saja meninggal di dalam 911 GT3.
Mau nyebut mobil2 yang selama ini anda jelek2in? Tokh banyak yang kecelakaan masih bisa selamat, ada juga yang tidak bisa mengendalikan sehingga membuat nyawa melayang.

More or less? Gak bisa jadi patokan lah.
Kalau ingin more dengan mobil yang ada, ya masuk Rev seperti Hentan.
Kalau masih mau mote dan punya more money, masih buanyak mobil yang have more.
Mau less, ya tinggal dibikin less.

Kalo perlunya Avanza, untuk apa beli Sprinter?
Kalau saya perlunya mobil utk sendiri di dalam kota, untuk apa saya beli H2? Kegedean, boros. Masuk garasi juga gak bisa. Mending beli LCGC.

hmm ralat bro ryan, paul walker meninggal di Carerra GT

Yoi, that's the point. Ane nggak mentah-mentah bilang mobil itu suicidal ya.

Torsi besar bisa berarti suicidal untuk orang-orang yang jam terbang nyetirnya masih minim. Coba aja anak SMA underage yang baru belajar nyetir seminggu dikasih Mercedes CLS 63 AMG.... ya sama aja suicidal. bedanya CLS 63 AMG mah airbag bejibun dan ada traction control. suspensi dan safety supportnya masih memadai.

Lha Sorento spek Indo? kagak ada traction control, airbag cuma 2. suspensi dan safety support bener-bener tidak mendukung.

Saya pernah nyetir sodara kembarnya, KIA Sorento CRDi dan itu mobil yang cocok untuk bunuh diri *literally, i'm not joking* kalo drivernya beneran minim pengalaman. as i said before, 445Nm di mobil FWD without traction control itu suicidal, apalagi supportnya beneran payah, sasis kacrut, suspensi terlalu empuk, steering lari kemana-mana, ban minim grip.

http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... 5&start=75

noh perlu gue gedein biar si JKW bisa baca? mungkin perlu dikasih kacamata kuda....

[artoodetoo]

Seperti kata mod Kopat, janganlah diterus2kan perdebatan menjaring angin ini.
Dah, sang oknum gak usah dikasih panggung, kembali ke topik saja.

[Ryan Steele]

Suicidal car kalau tidak bisa mengendalikan. Sebut 1 saja mobil yang bukan suicidal car.
Mau nyebut mobil supercar? Wong Paul Walker saja meninggal di dalam 911 GT3.
Mau nyebut mobil2 yang selama ini anda jelek2in? Tokh banyak yang kecelakaan masih bisa selamat, ada juga yang tidak bisa mengendalikan sehingga membuat nyawa melayang.

More or less? Gak bisa jadi patokan lah.
Kalau ingin more dengan mobil yang ada, ya masuk Rev seperti Hentan.
Kalau masih mau mote dan punya more money, masih buanyak mobil yang have more.
Mau less, ya tinggal dibikin less.

Kalo perlunya Avanza, untuk apa beli Sprinter?
Kalau saya perlunya mobil utk sendiri di dalam kota, untuk apa saya beli H2? Kegedean, boros. Masuk garasi juga gak bisa. Mending beli LCGC.

hmm ralat bro ryan, paul walker meninggal di Carerra GT

Thank's for the correction.

Yoi, that's the point. Ane nggak mentah-mentah bilang mobil itu suicidal ya.

Torsi besar bisa berarti suicidal untuk orang-orang yang jam terbang nyetirnya masih minim. Coba aja anak SMA underage yang baru belajar nyetir seminggu dikasih Mercedes CLS 63 AMG.... ya sama aja suicidal. bedanya CLS 63 AMG mah airbag bejibun dan ada traction control. suspensi dan safety supportnya masih memadai.

Lha Sorento spek Indo? kagak ada traction control, airbag cuma 2. suspensi dan safety support bener-bener tidak mendukung.

Saya pernah nyetir sodara kembarnya, KIA Sorento CRDi dan itu mobil yang cocok untuk bunuh diri *literally, i'm not joking* kalo drivernya beneran minim pengalaman. as i said before, 445Nm di mobil FWD without traction control itu suicidal, apalagi supportnya beneran payah, sasis kacrut, suspensi terlalu empuk, steering lari kemana-mana, ban minim grip.

http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... 5&start=75

noh perlu gue gedein biar si JKW bisa baca? mungkin perlu dikasih kacamata kuda....

Hooo... come on. Even less than 300 NM sudah mengerikan torque steeringnya untuk orang tidak berpengalaman. Yang berpengalaman saja bisa ngeri sendiri.
Ane pernah ditanya first car buyer soal Dan Gan. Ane larang dia beli Dan Gan untuk mobil pertamanya soalnya pengalaman nyetir mobil output rendah saja minim. Dan Gan hanya akan jadi mesin pembunuh utk dia.

[evolution21]

Alarm anti klonengan sm bunyi!
Tuit tuit tuit tuit

[Xous]

guys, please stay on topic.... tolong tidak terpancing.

up sundul. *sekedar ingetin aj

[ChZ]

Hooo... come on. Even less than 300 NM sudah mengerikan torque steeringnya untuk orang tidak berpengalaman. Yang berpengalaman saja bisa ngeri sendiri.
Ane pernah ditanya first car buyer soal Dan Gan. Ane larang dia beli Dan Gan untuk mobil pertamanya soalnya pengalaman nyetir mobil output rendah saja minim. Dan Gan hanya akan jadi mesin pembunuh utk dia.

yoi bro ryan, mobil torsi besar itu menyenangkan untuk yang bisa ngendaliin, tapi horror dan suicidal untuk orang yang sangat minim pengalaman.

Hehehe Mitsu Dan Gan sih probably no buat rookie driver deh...

[MojoBerry]

Alarm anti klonengan sm bunyi!
Tuit tuit tuit tuit

udah kumat lagi harus diperpanjang banned nya bro

[smurfy]

Alarm anti klonengan sm bunyi!
Tuit tuit tuit tuit

udah kumat lagi harus diperpanjang banned nya bro

Selama ga langgar aturan yg berat jgn dibanned please

Ane seneng jd ada hiburan. Dan ane yakin byk member dan silent reader lain yg terhibur

[sandal]

Alarm anti klonengan sm bunyi!
Tuit tuit tuit tuit

udah kumat lagi harus diperpanjang banned nya bro

Selama ga langgar aturan yg berat jgn dibanned please

Ane seneng jd ada hiburan. Dan ane yakin byk member dan silent reader lain yg terhibur

Betul
Hiburan semata nih


BTT
*lagi mencerna mobil korea

[MojoBerry]

Selama ga langgar aturan yg berat jgn dibanned please

Ane seneng jd ada hiburan. Dan ane yakin byk member dan silent reader lain yg terhibur

tentu kewenangan momod yg menjudge melanggar atau nggak
emang ga usah dianggap terlalu serius nih orang tapi kurasa banyak juga member terganggu terutama TS nya imho

[Sh3rlock]

Ane setuju ama Bro Smurfy ini.
Biar jadi hiburanlah, agak sedikit berwarna SerayaMazda ini, hihihi.
Jangan dibanned lah Om JKW/Om RV ini....

Utk Om JKW/Om RV, justru reviewer mahasiswa, orang kantoran, pemakai langsung, average-joe ini yg kita cari. Reviewer professional liat TopGear, reviewer bayaran, baca Autobild dst.

Average Joe ini yg mewakili pemakai. Apa "kesan" atau aura atau nyawa mobil ditangkap secara awam.

Waktu itu ane punya budget 350-400 jt utk MPV/SUV 7seater baca SM ini, pilihan ranging dari Roti Tawars, Fortuner, sampai akhirnya baca M8. Ane testdrive semua. Dan feel yg diungkapkan saat reviewer mirip dgn yg ane rasa...

Tapi orang juga beda2.Anakbuah ane saat nyetir ertelu kw di tol bilang :"gak enak, Pak. Nyetir gak ada rasanya di kaki atau di tangan. plain..."
Karena dia speed-junkie yg mobilnya diboost.

Back to topic, kalo Bro Chris merasa gitu saat pegang Tucson, so be it. Disclaimernya ada, dan yg punya Tucson juga nyante aza,kok...

Alarm anti klonengan sm bunyi!
Tuit tuit tuit tuit

udah kumat lagi harus diperpanjang banned nya bro

Selama ga langgar aturan yg berat jgn dibanned please

Ane seneng jd ada hiburan. Dan ane yakin byk member dan silent reader lain yg terhibur

[smgandi]

Padahal kalau mau jujur, banyak sekali mobil-mobil menarik dari rekan-rekan yang mampir ke garasi 3 bulan belakangan ini.. Mulai dari MINI Paceman, Fiat 695 Abarth Tributo Ferrari, Jeep Wrangler Anniversary Edition, Rolls Royce Wraith, Peugeot RCZ 1.6, sampai kumpulan small SUV terbaru pernah kumpul disini semua (XV, Ecosport, Juke, Tucson) padahal asik bisa bikin liga small SUV ya... Terakhir baru 2 hari yang lalu malah T32 ada yang mampir.. Cuman karena hanya pakai sejam dua jam diri saya merasa tidak layak untuk membuat review nya.. Takut salah..

Takut salah, langsung dibantai JKW.

[montirangin]

yg pasti sih cuman 1.
yg laku ga terlalu promo promo yg aneh2.
yg kurang laku, promo2 gila2an...ga berhasil..coba lagi dgn compare lawan2nya..ga berhasil..ya pakai cara hitam

[Ryan Steele]

Hooo... come on. Even less than 300 NM sudah mengerikan torque steeringnya untuk orang tidak berpengalaman. Yang berpengalaman saja bisa ngeri sendiri.
Ane pernah ditanya first car buyer soal Dan Gan. Ane larang dia beli Dan Gan untuk mobil pertamanya soalnya pengalaman nyetir mobil output rendah saja minim. Dan Gan hanya akan jadi mesin pembunuh utk dia.

yoi bro ryan, mobil torsi besar itu menyenangkan untuk yang bisa ngendaliin, tapi horror dan suicidal untuk orang yang sangat minim pengalaman.

Hehehe Mitsu Dan Gan sih probably no buat rookie driver deh...

Nah, rookie please don't drive GTi. Rookie please drive max GLXi. Newbie absolutely no.
Kalo newbie masih ngotot pake Dan Gan silakan mulai dari GLX 1.5 SOHC karbu, kemudian naik ke GLXi 1.6 DOHC injeksi kalau udah lancar nyetir GLX, baru ke ke GTi 1.8 DOHC injeksi setelah bisa mengendalikan GLXi.
Ane dari Espass 1.3 1 thn pindah ke GTV (DG 1.6 gen 1, gak ada GTi) 6 bln trus ke GTi saja ngeri. It's so scary.

Eh... kok jadi Dan Gan... ini topik Tucson. BTT.

[solar_kerosen]

Karena mayoritas orang Indonesia belum sadar bahwa nilai jual kembali fortuner ternyata lebih hancur banding Santi, jika tau, pasti lain lagi ceritanya.


Orang Indonesia kan beli mobil cuman mendasarkan " ISU " nilai jual kembali. Belum cek dan recek dah percaya ama isu dan ambil keputusan.


Untuk orang Indonesia, nilai jual kembali adalah no.1. Cuman sayangnya, situasi sudah banyak berubah, namun mayoritas orang Indonesia nggak cek dan recek. Isu lama pun yang sudah nggak berlaku tetap di pegang gitu aja.


Apalagi toyota astra sendiri juga selalu sebarkan isu black campaign saingan via media majalah mereka. Ya pemain lama pakai cara gitu, gimana ya....

Jika perusahaan Jepang yang dulu jagoan macam Sony / Sharp bisa terapkan cara pikir lo dengan gampang, kenapa sampai hari ini masih babak belur di hantam Samsung / LG ?


Gadget, Home electronics lebih gampang dong di bongkar dan di tiru banding mobil. Tapi kok Sony / Sharp masih nasipnya seperti sekarang ?


Santi dieselnya 2.2 namun powernya 198 dan torsinya 445 Nm. Kok diesel fortuner vnt udah 2.5, namun torsinya aja masih jauh di bawah cuman 360 Nm ? Powernya nggak lebih dari 160 ? Udah advantage lebih besar 300 cc lo diesel fortuner vnt.


Apakah toyota nggak bisa tiru diesel Santi ?

lho santi ama Fortuner lakuan mana sih om.......................

Wejangan wejangan dari om jKW saya rasa sangat bagus buat para member SM supaya tambah pintar,kompetitif dan berlogika bukan tambah [cencored] .cepat atau lambat pasti Hyundai menyalip jepang itu sudah dibuktikan di bidang elektronik jangan maunya dengar yg bagus bagus aja tapi harus juga mau dengar yang jelek juga sekalian tolong pembahasan asemka dan juga timor gan

GIVE A MAN FISH HE'LL LIVE FOR A DAY TEACH A MAN FISH TEACH A MAN TO FISH HE''LL EAT FOR THE LIFE TIME

[y_anjasrana]

Asik... topik nilai jual kembali sudah muncul di permukaan. [emoji322]

Sadarkah anda jika mobil bagi kebanyakan orang adalah bad investment? Bagi orang2 tsb, ketika sudah saatnya mereka jual mobil, harus mendapatkan return paling besar yang bisa mereka dapatkan. Makanya mobil2 dengan nilai jual kembali tinggi akan laku.
Yang gak peduli dengan bad investment dan punya duit banyak ya gak terlalu mikirin nilai jual kembalinya. Pokoknya suka dibeli, udah gak suka dijual beli mobil lain.
Lover? Beli dan gak mikir utk jual. Kalo dijual berarti kepepet.

Uhhmmm.... yg di"bold" itu info dari mana ya? atau asumsi sendiri? Orang invest kendaraan utk usaha pasti ada perhitungannya. Bila utk keluarga bukan investasi tapi konsumsi. lalu yg bad investment itu yg mana ya? klu ada sumbernya kasih donk om.....