Orang Indonesia kan beli mobil cuman mendasarkan " ISU " nilai jual kembali. Belum cek dan recek dah percaya ama isu dan ambil keputusan.
Untuk orang Indonesia, nilai jual kembali adalah no.1. Cuman sayangnya, situasi sudah banyak berubah, namun mayoritas orang Indonesia nggak cek dan recek. Isu lama pun yang sudah nggak berlaku tetap di pegang gitu aja.
Apalagi toyota astra sendiri juga selalu sebarkan isu black campaign saingan via media majalah mereka. Ya pemain lama pakai cara gitu, gimana ya....
nugroho bagor wrote:JKW wrote:Jika perusahaan Jepang yang dulu jagoan macam Sony / Sharp bisa terapkan cara pikir lo dengan gampang, kenapa sampai hari ini masih babak belur di hantam Samsung / LG ?
Gadget, Home electronics lebih gampang dong di bongkar dan di tiru banding mobil. Tapi kok Sony / Sharp masih nasipnya seperti sekarang ?
Santi dieselnya 2.2 namun powernya 198 dan torsinya 445 Nm. Kok diesel fortuner vnt udah 2.5, namun torsinya aja masih jauh di bawah cuman 360 Nm ? Powernya nggak lebih dari 160 ? Udah advantage lebih besar 300 cc lo diesel fortuner vnt.
Apakah toyota nggak bisa tiru diesel Santi ?lho santi ama Fortuner lakuan mana sih om.......................