
Setelah lama tidak release review, kali ini perkenankan... (halah lu lagi, bosen.) biarin, EGP

Kali ini sebuah mobil dari Asia Timur, sebuah merek dari Korea Selatan yang tentu kita tidak asing lagi :
A Goddamned Hyundai! And beware, it's an SUV. Lemme present to you :
Hyundai Tucson 2.0 XG A/T!


errrr.... salah poto... malah poto mobil satunya



==================================
Prologue
Sebetulnya planning untuk mem-banzai dealer Hyundee sudah sejak TD Subaru WRX STi. Nope, bahkan far long before that time.
Ya tapi sekali lagi, rencana TD Hyundai kami postpone waktu itu karena WRX STi terlihat millions time more interesting.

Dan seseorang yang namanya disamarkan demi privasi ada yang PM ke ane dan madcat :
So di tengah kegalauan dealer apa yang mau kami banzai di setiap Sabtu siang, ini seperti memberikan sebuah pencerahan : Koreans!ES wrote:Halo bro Chriz. Tolong tanya ttg tucson 2014. Knapa di seraya jarang banget yg bahas? Menurut km gimana? Apa worth it mobil ini? Cx5 saya ga suka monyongnya. CRV terlalu pasaran. Sportage ga suka eksteriornya. Harga terbaru nya 351. Yg XG 370. Beda dikit sih sm cx5. Tolong kasih review sedikit ya. Thx u before. Salam kenal
Apalagi belakangan SM lagi rame mobil-mobil "aneh", jadi review ini diharapkan bisa sedikit memberikan "cooling-down".
Sabtu siang ini kami berangkat dari kediaman madcat pk 9.30 dengan traffic yang cukup lebih macet dibanding biasanya dan suhu luar kota Surabaya yang panas, menuju ke dealer tsb. Sebelum kesana, kami menyempatkan diri mampir ke Mazda dulu... Karena denger-denger hari ini ada showroom event dan berharap ada TD New Mazda2.... yang ternyata harapan palsu karena display aja kagak ada. Dan kita dapet informasi yang cukup miris : New Mazda2 batch awal CBU Japan 400 unit doang, setelah itu CBU Thai


madcat lagi yang dijadiin becandaan, Mazda lagi.... dasar SerayaMazda. EGP, biarin!

Saat kami sudah sampe, oom sukribo bilang mau nyusul. Daaan... dalam waktu sekitar 15 menitan oom sukribo sudah menampakkan diri dengan CR-V perangnya

Plus, menumpuknya request tentang TD Koreans, termasuk bro haristk7 yang sempet request TD Sonata dan Optima. Yang dimana kami berharap dapet TD Sonata, sudah nggak dijual sama Hyundai lagi.

So, i dedicate this review to you, bro ES and bro harist. Hope this will help you a lot to pick a choice. Enjoy!
==================================
Koreans.
Ketika mendengar kata itu, apa yang terbayang di otak anda?
Kalo pertanyaan ini saya kasih ke wanita-wanita ABG usia SMA atau Kuliah yang lagi labil-labilnya, pasti otak mereka akan langsung terkalibrasi ke beberapa grup gayband... err.... boyband i mean

*buat yang protes kenapa ga ada fotonya, berarti ente gay certified



Kalo pertanyaan ini saya kasih ke pria - pria, apalagi seekor mahakitteh (err... do we consider this as a hooman?)... pasti akan terbayang sekelompok paha... err.... wanita-wanita seksi nan cantik.
Yang katanya, kalo di Korea kecantikan bisa dibeli asal ada duit. Literally.


*beware, segala resiko ditanggung pembaca. Penulis tidak bertanggung jawab atas terjadinya kejadian yang tidak diinginkan seperti ngiler, nosebleed atau tiba-tiba buka celana



BTT, lanjoot.
Ya, segitunya budaya K-Pop telah merasuk dan menjadi booming dimana-mana. Termasuk di Indonesia. Produk Korea belakangan ini sangat booming. Salah satunya lagi, hape Samsung. Walaupun bermunculan smartphone android merek-merek lain, Samsung tetep merajalela sebagai market leader hape android.
Skr coba aja liat di kafe-kafe atau di mall, abege sampe ortu pegangannya kalo nggak samsung ya apel, 80%. sisanya 20% megang merek lain.
K-Pop Culture bersaing ketat dengan J-Pop culture. Keduanya sama-sama booming dan happening di dunia saat ini.
Girlband udah, boyband udah, HP udah, apa lagi yang saya lewatin.... ahh ya... Otomotif. Siapa nggak kenal Hyundai/KIA skrg? Kedua merek ini juga sangat happening di dunia. Apalagi beberapa produk mereka memperoleh banyak penghargaan prestisius di Eropa dan Amerika.
Langkah Korea beberapa tahun terakhir di Otomotif begitu agresif. Dan yang saya akui sebagai quantum leap Hyundai/KIA belakangan ini adalah : desainnya. To be honest, desain kedua merek ini belakangan begitu cantik dan memikat. Saya jadi kagum sekaligus bertanya-tanya, kok Hyundai jadi bagus gini? Selama ini Hyundai desainnya boring, plain, membosankan, malah cenderung ke arah jelek.

Apa si desainernya Hyundai udah dapet pencerahan sehingga bisa mendesain mobil dengan benar?


The answer is : No. Kedua merek ini "nyomot" desainer dari Eropa. Hyundai dengan Christopher Chapman, ex-desainer BMW. KIA dengan Peter Schreyer, ex-desainer Audi/VW. Makanya nggak heran kalo kita sekarang liat Hyundai agak berbau ke-BMW-an dan KIA agak berbau Audi/VW.

Christopher Chapman

Peter Schreyer
Hal ini bisa berarti bagus, karena bikin Hyundai jadi nggak underestimated dengan desainnya yang kacau beberapa taun sebelumnya, setidaknya, ya sedikit diperhitungkan lah, karena desain itu yang pertama diliat orang.
Tapi bisa berarti buruk, lho?
Saya kasih analogi, ketika kita kenalan sama cewek cantik, akan menyenangkan kalo cewek itu punya karakter dan seru diajak ngobrol waktu first date. Masalahnya, kalo cewek itu IQnya jongkok *sorry rada kasar* dan nggak nyambung blas kalo diajak ngomong? Kesan cantiknya pun sirna karena ceweknya bego. Belom lagi kalo cantiknya hasil oplas. Makin sakit kan?
That's it! Itu point saya. Kalo mobil ini cuma memikat di desainnya doang, what's the point then?

Dan ironisnya, itu beneran terjadi. Berikut saya share beberapa pengalaman TD mobil Korea yang sangat tidak menyenangkan :
- KIA Rio 2014 : Steering feelnya terasa aneh. Begitu kecepatan tinggi beratnya nggak karuan, begitu low speed ringan kayak kapas. Speed sensitive EPS nggak masalah kalo pengurangan bobotnya gradual seperti beberapa mobil Eropa.
Lha ini? Bahkan dari 40kpj ke 10 kpj pun bobot setirnya terasa jauh banget. Jadi aneh. Feel setirnya berubah-rubah sesuai kemauan mobil, bukan sesuai kemauan kita.
- KIA Sportage 2012 : Plastic feels cheap, build quality sucks, blind spot dimana-mana. Blind spot dimana-mana nggak papa kalo mobilnya at least kenceng dan punya feel yang khas, masalahnya, helloooo? Mobil ini sangat nggak berkarakter. Steeringnya payah seperti Rio, Engine terasa butuh effort yang cukup tinggi untuk berakselerasi akibat output mesin yang sangat tinggi dan diraih di high-rev. Marketing gimmick, seakan-akan outputnya nyamain mesin 2.4L, tapi diraih di rev sangat tinggi. Belom road noise yang payah dan peredaman yang payah.
- KIA Sorento CRDi 2013 : Even worse. Mobil dengan torsi 445Nm dan Front wheel drive saja sebenernya terdengar cukup "gemblung" dan "edan". Sorry, torsi sebesar itu di mobil FWD adalah sesuatu yang buruk. Torque steer besar dan kecenderungan understeer juga besar. Kalo mobil ini well-equipped dan well-engineered mungkin saya bisa bilang tolerable. Lha ini? Well equipped? This car doesn't even have traction control. E-Diff? Jangan harap. Well engineered? Chassisnya saja terasa lebih horror daripada Pajero Sport yang ladder. Steeringnya sangat dull seperti sodaranya.
In the end, ketiga mobil tsb meninggalkan kesan buruk, dan dengan mudah saya lupakan. Dan seantero SM udah tau betapa benci dan illfeelnya saya dengan mobil Korea, bahkan bro haristk7 sering protes kenapa saya benci Korean cars.
Sampe saya punya quotes favorit buat ngehujat mobil Korea : "Persamaan Korean cars dan Korean Women : sama-sama doyan operasi plastik"
In fact, nggak cuma saya yang merasakannya. Sedikit flashback, Even reviewer sekaliber om helm pun berpendapat sama :
Review Hyundai SantaFe 2013 by AD74YA
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... ai+santafe
Saya jadi bertanya-tanya, apakah yang membuat Korean cars bisa dapet award prestisius di beberapa negara? Honestly, nggak semua mobil korea buruk, calon ipar saya (pacar adik saya) pake Hyundai Avega 2008 dan sama sekali no trouble dan adik saya bilang mobilnya cukup nyaman, padahal dia naik CR-V aja protes bantingannya keras. Plus, harganya dulu saat baru sangat murah, sehingga saya bilang it's a good car for the price. Not all of them are bad. But most of them? Probably.AD74YA wrote:Saya berpikir lebih keras untuk mendapatkan hal yang menarik dari mobil Korea dari pengalaman saya diatas, but I ended up setting a conclusion: Korean cars have no character... at all. Carnival ukurannya terlalu besar untuk dipakai di dalam kota, dan turning radiusnya selebar monas. Carens semuanya serba nanggung; mau hemat, enggak terlalu.. mau praktikal, nggak juga.. mau nyaman, masih kurang. Grand Avega.. Desain luar bagus, desain dalam cukup modern, tapi mesin boyo.. dan peredamannya payah.. Paling nggak kalau peredamannya payah, mesinnya dikasih yang responsif, jadi ada alasan sporty.. Atau sebaliknya. Hal yang sama juga ane dapatkan di Sportage dan Tucson - dua mobil yang basically sama cuma beda casing. Mereka menawarkan mesin yang dengan displacement sama dengan rival Jepangnya tetapi memiliki tenaga yang lebih besar, dan suspensi yang cenderung sportif.. Sayangnya feedback steering minus, body roll juga besar.. Nggak begitu tempting untuk dibawa cepet.. Walhasil, pengguna Sportage/Tucson cuman dapet kerasnya suspensi doang.. Mesinnya gak bisa dinikmati maksimal. Yup! Saya pada akhirnya makin yakin dengan kesimpulan saya: Korea adalah ahlinya membuat mobil yang mudah dilupakan.
Bukannya saya benci Korea, I have nothing against Korea. Saya sendiri pakai 2 gadget semuanya Samsung (Galaxy CORE dan Galaxy TAB) yang cukup reliable dan easy to use dibanding Apple. Tapi in fact, Korean cars memang membingungkan.... and hateful, to be honest.

Yes, in the end, ended up with sooooo many skeptical and negative thinking.... I was hoping this car won't dissapoint me. Will it?
=================================
1. Exterior
New Tucson yang akan saya review ini adalah model 2013 yang sudah mendapatkan Facelift berupa revisi di front-end dan velgnya. Jujur saja, front-end New Tucson Facelift ini lebih berkarakter dibanding pendahulunya yang pletat pletot gak jelas. Headlamp terlihat tegas dan garang dengan "alis" ala SantaFe. Honestly, bemper dan lampunya jadi hal menarik buat saya dibanding versi PFL.



Overall front end terlihat sangar walaupun jujur, grill ala SantaFe nya a bit too small, sehingga malah merusak flow desain secara keseluruhan.

Looks kinda creepy isn't it?

Dari samping terlihat agak plain, terkesan kurang striking, dan stance mobil terlihat kurang kekar. Tapi begitu kita liat dari angle lain....

Hello! Ada yang merasa aneh dengan angle ini? Ada yang serasa dejavu liat dari angle ini?

Ya! Anda tidak salah, sedikit mirip dengan CX-5. Walaupun begitu tetep aja stance bodi CX-5 terlihat lebih proporsional dan CX-5 juga keliatan lebih besar (kenyataannya memang lebih besar).

Bagian belakang direvisi dengan rearlamp yang lebih modern dibanding PFL. Yang jujur, too much bling for my liking.

Roda berukuran 17inch dengan Hankook Optimo 225/60/17. Oh iya, tipe XG menggunakan velg berwarna gunmetal. Sementara unit display tipe GLS.

And please, don't buy the red one seperti unit TD. Merahnya beneran norak, beda sama soul red yang s#xy as heck!
Writer's Subjective Opinion :
In the end, Tucson terlihat seperti CX-5's "Brother from another mother".... sedikit mirip walaupun subjectively, CX-5 proporsinya masih lebih pas

Exterior Score : 7/10
==============================
2. Interior
Probably the worst section.... Alasannya? Baca aja.
Dashboard

Sebetulnya secara desain tidak ada yang salah dari dashboard new Tucson ini. Terlihat futuristic dan fungsional seperti saudaranya, SantaFe. Malah less complicated desainnya dibanding SantaFe. Dan dashboard Tucson ini desainnya sedikit berbau Eropa.


Sayangnya, semua berubah ketika kita nyentuh materialnya. Hard plastic, dan ketika TD, goddamnit! Reflective hardplastic seperti di....... Mobilio

Steering & Cluster

Satu-satunya bagian interior yang saya suka. Bentuk setirnya futuristic, clusternya pun modern dengan pendaran warna biru mengingatkan saya pada............... Honda Jazz RS GK5

Tapi sekali lagi, detailnya payah. Bahan setir kasar dan tidak nyaman dipegang.

Jadi batal deh kagumnya.... belom lagi ukuran setir yang a bit too large for me.... dan setir yang cuma bisa tilt, nggak bisa telescopic. Helloooo? Harga segini cuma bisa tilt? Kalah sama Honda Jazz yang 255juta udah bisa telescopic....

Gear lever and centerdash

Worst part. Period.
Doortrim

..... so cheap. Dan doortrim baris kedua....

cheap feel, dan coba perhatikan posisi bahu oom sukribo. Tenggelam! That's it. Sepertinya Hyundai merancang mobil ini untuk orang jangkung dengan tinggi 3 meter ke atas, karena doortrimnya beneran terlalu tinggi untuk dipake senderan....


Panoramic Roof

Panoramic Roof ganda mengingatkan pada MPV kelas atas.... tapi langsung illfeel karena.....

Cahayanya bocor

Seats

Sebagai pelipur lara, Hyundai memberikan jok berwarna oranye cerah which is good, memberikan ambient kabin yang cukup lapang dan bahan jok kulit pun cukup baik. Asal inget, ini mobil 389juta jelas nggak mungkin dikasih real leather. Synthetic leather.
Writer's Subjective Opinion :
Saya lebih merasa berada di dalam kabin mobil seharga 200juta ketimbang mobil seharga 389juta. Cheap feelnya beneran buruk, to be honest, membuat plastic di Outlander Sport yang biasa saya hujat juga tiba-tiba terasa mewah sekali. Plastik reflektifnya mengingatkan dengan plastik-plastik di LCGC dan LMPV....
Interior Score : 4/10.
================================
3. Accomodation.
Untungnya, Tucson memberikan akomodasi yang layak untuk sebuah SUV dan setidaknya, bisa membuat Subaru XV atau Mitsubishi Outlander Sport yang harganya setara jadi malu...
Second Row

Legroom, a bit better than Mazda CX-5. Jok belakang reclining. Sayang, no rear aircond, dan sekali lagi, posisi duduknya....

Cargo

Bagasinya cukuplah untuk 3 mayat.... Surprisingly big, bikin XV dan OS sekali lagi malu.
Accomodation Score : 7/10
================================
4. Driving Impression
*Disclaimer : mulai bagian ini akan sangat menyakitkan dan sangat kejam. Siap-siap kecewa. Kalo nggak mau sakit hati, silahkan berenti baca.

Under the bonnet, sebongkah Nu Engine 2.0Liter MPI D-CVVT dengan output 158hp dan 194Nm.
FYI, Nu Engine di Tucson FL ini berbeda dengan Theta Engine di Tucson PFL. Theta Engine terdahulu menghasilkan 166hp dan 198Nm. Hanya saja, peak torque nya lebih tinggi di 4600 RPM, sementara peak torque di Nu engine cukup 4000 RPM saja. So, penggantian engine ini cukup beralasan, untuk mendapatkan respon bawah yang lebih baik, powerband digeser.
Dipadu dengan transmisi 6-speed A/T. It's really something isn't it? Mesin yang speknya terdengar cukup "wah" dan transmisi 6-speed.
Kali ini, first round madcat yang nyetir. Saya dan oom sukribo duduk manis di belakang sementara membiarkan madcat untuk melancarkan jurus SSI ala mahakitteh nya



OK, madcat mengeluarkan mobil dari dealer, masuk ke jalan rusak nan sempit di belakang sebuah sekolah ternama di Sby barat. Tempat yang sama untuk ngetes suspensi Forester XT. Saya dan oom sukribo hanya diam merasakan firmnya suspensi.... terkocok-kocok

Setelah itu madcat membelokkan mobil full throttle dan saya mulai sangsi, di kondisi belok full throttle sangat keliatan, setir sama sekali tidak memberikan "perlawanan" which is, bikin saya skeptis lagi.

Setelah itu madcat membawa mobil ini ke Graha Family, untuk test noise. Surprisingly, road noise dan wind noise diredam cukup baik oleh Tucson

Dan sekali lagi, perumahan yang penuh poldur membuat saya dan oom sukribo semakin tersiksa di belakang. Ketika melewati polisi tidur, damping suspensi belakang Tucson sangat buruk. Terasa mengayun parah. Separah apa? Kalo pernah naik Daihatsu Terios atau Toyota Rush gen.1, ya seperti itu lah.... malah saya merasa damping suspensi New Avanza lebih baik.... atau bokong saya salah


Entahlah itu, intinya gak enak duduk di belakang.... kekocok-kocok, suspensi ngayun parah. Dan belom lagi seperti ada bunyi rattling dari kaki-kaki setiap kali kena polisi tidur.
Setelah itu madcat berhenti, switch driver ke saya....
Yang pertama saya notice adalah setirnya yang sangat ringan. Feelnya terasa mirip dengan 3 mobil Korea lain yang pernah saya setir. Setir terasa melayang dengan feedback zero, bahkan speed-sensitive nya pun terasa sangat sintetik, mau lagi ngebut pun gerakan ban seakan sulit diprediksi, steering ratio yang berubah-ubah dengan cepat pun bikin saya ngeri. Seperti mood ababil atau cewek PMS yang lagi diputusin pacarnya. Feel setir udah buruk, saya makin skeptis lagi.



Engine and transmission.... Dengan powerband digeser lebih rendah, peak torque mudah diraih dan respon engine cukup baik dengan engine note menggugah

Ketika saya coba beberapa variasi gaya injek pedal gas, transmisi terasa bingung pindahin gigi, kadang saya injek dikit udah pindah, kadang saya injek agak dalem baru pindah. Ini kayak kita pesen makanan di sebuah restoran tapi waiter/waittressnya masih trainee jadi nggak mudheng apa-apa... akibatnya salah pesen melulu... Intinya, saya bingung sama transmisinya. Kadang bisa pindah-pindah gigi sendiri.
Sah-sah aja pindah gigi sendiri kalo smooth kayak 8-speed ZF di BMW, masalahnya, ini nggak smooth sama sekali, dan ketika saya coba jalan pelan, terasa jerky. Jerky juga wajar kalo ini DCT kayak VW Golf atau memang performance car macem Subaru WRX STi, saya nggak akan protes. Masalahnya, siapa yang mikir mau nyimpen Hyundai buat weekend warrior?
Transmisi kadang bisa downshift sendiri, bisa upshift sendiri, padahal saya cuma manteng pedal gas. Gimana nggak aneh?

Untungnya, berkat slip TC yang minimum, mode tiptronic cukup membantu, at least mode tiptronicnya nggak useless kayak di Toyota Harrier gen.2 karena transmisinya kelamaan galau kayak habis diputus pacar gak bisa move on...
Handling-wise, mobil ini pun terasa nggak fun karena steeringnya yang membingungkan. Selain itu bodyroll cukup besar dan balance nya cukup kacrut. Saya coba cornering di kecepatan 40 km/h aja sudah terasa bodyrollnya signifikan, padahal di SX4 40 km/h belok sih sikat aja. CR-V? Hajar.
Belom lagi the worst part : BRAKING. Remnya beneran mengerikan, saya sempet nyaris nabrak mobil depan karena lewat poldur dan saya lupa ngerem. Saat saya nginjek pedal rem, mobil cuma berkurang kecepatannya dikit, tapi masih nggelondor. Sehingga saya harus nginjek remnya lebih dalem lagi biar gak nggelondor. Respon rem nya bener-bener membuat saya semakin bingung.
This car is.... suicidal. Nggak bisa bayangin bawa mobil ini di parkiran Galaxy Mall, apalagi pas turunan. Bisa setengah mampus ngeremnya. Bah!

Sukses membuat 2 "maha" : mahakitteh dan mahaganteng mabok darat setelah saya setirin balik ke dealer. Dan membuat kedua "maha" ini nyumpah-nyumpah.
Driver's Personal Opinion :
Mobil paling membingungkan yang pernah saya setirin. Mesin cukup baik tapi transmisinya galau, suspensi kacrut, damping buruk, bodyroll besar. So, this car is all about looks?
Driving Score : 4/10
=================================
5. Verdict
Intinya, saya bingung sama mobil ini. Hambar, soulless, characterless, even this car can't do his job as a proper family SUV. Kenyamanan juga zero, dampingnya salah satu yang terburuk dari semua mobil yang pernah saya setir. Build quality juga sucks, fitur juga sangat minim untuk SUV harga segini. Kalo ngomongin penampilan, subjectively, buat saya Tucson nggak appealing sama sekali compared to SUV-SUV seharganya.
Even i've put my expectation to the lowest level, it still doesn't meet it. Even in common person's POV, saya tetep nggak akan lirik mobil ini.
Yang membuat saya semakin bingung lagi, price tag nya 389juta dan hanya diskon 10juta! Dengan kata lain di harga segitu kita masih bisa dapet Mazda CX-5 2.0 Sport, Honda CR-V 2.0 M/T yang jelas pasti lebih dilirik.
Atau kalo anda berjiwa adventurous bisa dapet Subaru XV. Even Outlander Sport feels far more worth the price than this Korean Crap. Yes, Korean Crap, i really mean it. If you want another Korean car, buy a goddamned Captiva Diesel.
In fact, bea masuk mobil Korea kesini cukup mahal, 40%. Sehingga dengan kata lain, mobil ini harga "asli" nya mungkin cukup 300 atau 330juta at least. Walaupun saya juga agak berat karena mobil ini nggak layak juga dikasih harga 300juta.
Anything, i still don't trust Korean cars. Seperti kata oom helm, Korea adalah ahlinya bikin mobil yang characterless dan mudah dilupakan.
And the final conclusion, still the same : "Korean Cars and Korean Women have a similarity : Plastic Surgery."
Hyundai boleh berbangga dengan desainnya yang sangat berbau Eropa, tapi urusan engineering, buat saya sendiri, Korea masih belum bisa menyamai Jepangan dalam hal kedinamisan dan karakter. Fix, nambah satu lagi Korean car yang soulless di daftar saya, dan sekaligus nambah daftar mobil terburuk yang pernah saya setir dan mobil paling PHP : Hyundai Tucson 2.0 XG AT.
Saking buruknya mobil ini, saya sampe request ke oom sukribo buat nyetirin CR-V RD4 nya. Dan kuda perang oom sukribo yang sudah berusia 10 taun itu terasa lebih well-built dibanding Tucson yang berusia belom ada setaun.... lalu kita nglencer ke Lenmarc dan saya mendapatkan TD sebuah mobil yang sangat brilian dan berkarakter seperti anjing bulldog sebagai pelipur lara. Sangat fun, million times more fun than Hyundai, and million times more unique, and twice more expensive


Dan quotes tambahan dari seorang rekan.... *nama disamarkan demi privacy dan atas permintaan*

bland = lacking strong features or characteristics and therefore uninteresting.
Kalo ada yang bilang saya mendiskreditkan mobil Korea dari awal dan bilang saya nggak objektif, ketidaksukaan saya beralasan. Saya nggak cuma duduk duduk manis doang. Saya udah nyetir 4 mobil dan semuanya leaves a bad impression for me. Yang ikutan TD sama saya juga sependapat : they really dissapointed.
Sekali lagi, experience may vary.

Plus-side :
- Interior design
- Engine response
- Less TC Slip on the gearbox
- Sound system
- Sound insulation
- Accomodation
Minus side :
- Idiotic transmission
- Confusing steering feel
- Build quality
- Reflective plastic, cheapo plastic
- No traction control or else.
- Handling
- Very harsh damping, like 1st batch Daihatsu Terios.
- Non-ergonomic interior
- No telescopic steering adjuster
- Price is too high.
So, there you go, mr ES. It's up to you. But to be honest pick lowest grade Mazda CX-5 or Honda CR-V.
===================================
Sekian, enjoy reading fellas
