
Prolog
Pertama kali diperlihatkan ke publik pada Agustus 2012 di Moscow, Mazda6 generasi 3 terbaru ini merupakan varian kedua mobil yang bertajuk Skyactiv dari Mazda.. Apaan itu Skyactiv bisa dilihat di tret Review CX-5 saya (http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... hp?t=16420). Mazda6 2014 masih menggunakan platform G Mazda, dan berkode GJ (sebelumnya GH) karena pengembangan kekuatan di platform nya. Secara ukuran, Mazda6 ini 9,5 cm lebih panjang, 5,5 cm lebih lebar, dan 1 cm lebih tinggi dibanding pendahulunya. Wheelbase juga melar 10,5 cm.
Hal yang menarik dari cerita di balik Mazda6 gen 3 ini adalah, Takashi Yamanouchi (CEO Mazda baru) menginginkan mobil ini memiliki semua slogan yang pernah dikeluarkan oleh Mazda untuk mobilnya; antara lain: KODO (soul of motion), Takeri (male), Shinari (tough), Nagare (natural) dan Zoom-zoom. Hal ini cukup mengagetkan tim pengembangnya, karena dibawah titah Ford sebelumnya sudah pernah terdengar berita kalau pengembangan Mazda6 akan di pending karena penjualannya dibawah target.

Setelah Mazda berdiri sendiri, dibawah pikiran skeptis tim pengembangnya, Takashi tetap pada pendiriannya bahwa varian Mazda pertama yang harus dikembangkan dan menjadi flagship adalah Mazda6. Intrik kiri-kanan pun mulai muncul, sampai Mazda rela melepas Laurens van der Acker (chief designer Mazda di zaman Ford - pencipta bahasa desain Nagare dan konsep Furai - orang yang bikin bagian depan Mazda desainnya kayak senyum orang idiot

Sewaktu memimpin tim nya mendesain Mazda6 baru, secara cepat Kajiyama dapat menyimpulkan bahwa penyebab kegagalan penjualan Mazda6 gen 2 adalah bahwa mobil ini dinilai tidak memiliki identitas yang jelas. Hal ini disebabkan karena dalam proses penciptaan Mazda6 gen 2 Mazda melakukan benchmark ke pesaing terdekatnya yaitu Accord, Camry dan Altima. Mazda6 yang konsep awalnya small, lightweight, cheap, dan fun to drive menjadi harus kompromi dengan ruang akomodasi yang lebih besar, lebih aman, dan lebih mewah yang mana pada akhirnya menyebabkan DNA Zoom-zoom sedikit tergerus, persepsi konsumen bergeser. Mazda6 gen 2 dinilai konsumen menjadi bermain di pasar mainstream family sedan, yang mana fun to drive merupakan opsi terakhir disini.. Dan karena itu penjualannya menurun.
Maeda yang paham betul bahwa sporty handling merupakan aset utama Mazda dengan segera memutuskan bahwa Mazda6 tidak akan lagi bermain di segmen family sedan, tapi upmarket ke compact sport sedan. Benchmark nya pun diubah dari Accord dan Camry ke BMW seri 3 dan Audi A4. Program manager Mazda (Hiroshi Kajiyama) melarang seluruh staff dan karyawannya mengendarai Accord, Altima, Camry, dan Fusion selama pengembangan Mazda6 karena, dan ini dikatakan langsung oleh Kajiyama, "Your senses get dull."

Dengan tujuan ini, maka dibentuklah tim solid dari orang-orang paling berpengalaman di Mazda. Contohnya untuk lead design eksterior diserahkan ke Yasushi Nakamuta (designer 3rd gen MX-5), dan untuk lead styling and production interior diserahkan ke Julien Montouse dibawah visi Derek Jenkins (keduanya direkrut dari Volkswagen di tahun yang sama Acker pindah). Jenkins sebelumnya membawa tim nya sukses dalam design VW Scirocco dan A8.

Hasilnya ya.. Seperti yang bisa dilihat sendiri.. Eksterior beraroma Jepang, sedangkan interior kental nuansa Eropa. (mirip BMW jadul interiornya menurut ane)
Highlights
Seperti yang disebutkan sebelumnya, bahwa benchmarking new 6 ini ke compact sport sedan Eropa, maka pastinya banyak penyesuaian yang harus dilakukan. Hal ini paling tampak di sektor keamanan yang disematkan di mobil. Banyak yang bilang bahwa Mazda6 ini nggak ubahnya hanya CX-5 dalam bentuk sedan.. Well, nggak salah juga sih.. Since 90% desain luar dalam keduanya mirip hanya beda di GC dan bagasi saja.. Tapi cerita di baliknya yang membuat keduanya memiliki perbedaan yang distinctive. CX-5 utamanya dibuat sebagai eksperimen platform baru Mazda, yaitu Skyactiv. Sedangkan Mazda6 malahan bukan menjagokan Skyactiv sebagai tajuk utamanya, tetapi i-Activesense dan i-ELOOP. i-Activesense dan i-ELOOP ini yang merupakan realisasi benchmarking Mazda6 ke rival Eropa nya.
Apaan tu i-Activesense? i-ELOOP? Udah pernah ane post di tret New Mazda6.. ( http://www.serayamotor.com/diskusi/post ... 5&p=589338 )
AD74YA wrote: Berikut saya konfirmasi mengenai spek dan fitur yang akan tertanam di Mazda6 baru:
2. Bermesin Skyactiv 2500cc I4, with i-ELOOP, i-STOP, i-ActiveSense; yang mana semuanya terdengar seperti slogan bodoh.
3. i-ELOOP berupa kapasitor penyimpan listrik yang aktif saat pedal gas dilepas dan mobil menurunkan kecepatan. Kapasitor merupakan penyimpan listrik yang bisa menyimpan dan mengeluarkan listrik secara rapid dengan kapasitas besar. Fungsinya untuk mentenagai audio, AC, LCD, lampu interior, dan lain-lain. Efeknya adalah 10% hemat BBM, horsepower mobil 2 hp lebih efektif, torsi 10 nm lebih efektif (gak kemakan untuk mentenagai elektrikal).
4. i-STOP berupa system start/stop engine yang tentunya udah familier di jaman sekarang (cut off engine saat kondisi idle). bedanya adalah, i-STOP gak pakai yang starter buat matiin dan nyalain mesin, tapi pakai sihir (entah gimana teknisnya lah..). Yang jelas 50% lebih cepat dan smooth ketimbang system Start/4Stop BMW. Bold statement, tapi sudah diakui di USA.
5. i-Activesense... nah ini yang paling belibet: didalamnya ada: FOW, LDWS, RVM, HBC, dan AFS.. dann ada SBS, SCBS, dan ACAT.... Sampe penasaran saya kenapa NBA, FIFA, NFL gak masuk sebagai daftar di i-Activsense..![]()
6. FOW itu Forward Obstruction Warning. Yaitu sensor yang diletakkan dibelakang spion tengah mobil yang bisa mendeteksi objek didepan moncong mobil dengan jarak maksimal 6 meter. FOW aktif di kecepatan maksimal 20 kpj, dan akan ngerem otomatis pada jarak 50 cm jika user terdeteksi tidak menekan pedal gas. Bedanya dengan yang di Focus, FOW hanya berlangsung 2 detik, lalu rem nya dilepas (hanya warning).
7. LDWS itu Lane Departure Warning System. Membaca marka jalan.. jadi kalau meleng ada sensor yang bunyi.. kalau gak salah maksimal aktif di kecepatan 60 kpj. Marka jalan yang dibaca juga hanya yang putus-putus.
8. RVM (rear vehicle monitoring) mendeteksi mobil dibelakang, terletak di spion kiri dan kanan mobil. Jadi kalau mobiln nya mau nyalip kita, ada sensor yang nyala. Up to 30 meter bacaannya.
9. HBC (high beam control system); deteri mobil yang berlawanan arah sehingga projector lampu bisa otomatis ngurangin intesitas cahaya. lalu balik terang lagi.
10. AFS ini projector lampu belok kalau setir belok.... Udah ada di M6 sekarang
11. SBS - smart brake system; kerjasama sama FOW. SBS yang aktifasi rem nya 2 detik. SCBS juga sama, hanya SCBS ngurangin kecepatan dengan engine break dan up to 30 kpj.
12. ACAT menahan mobil loncat kedepan saat user salah nekan pedal gas jika dedepan mobil ada objek.
13. Handbrake di kanan
14. i-drive hilang
15. HU diganti Alpine dengan navigasi. Bisa di kontrol di setir. Ada bluetooth telephony juga.
16. Ada paddle shifter yang plus di kanan dan minus dikiri.. gak stupid lagi kayak Mazda dulu.
17. Speaker jadi 11 dengan 2 mini subwoofer. BOSE tetep.
19. Legroom belakang bertambah 3,7 cm dari Mazda6 sekarang, atau kira-kira menyamai Camry.
22. Semua yang ada di Mazda6 sekarang tetep ada including 6 Airbags, HID, Rain sensor, sunroof, dual tailpipe, you name it.
Dan, seperti yang ketebak, dari semua fitur i-Activesense ini (8 teknologi keamanan) nggak ada satu pun yang dimiliki rival Jepang nya (bahkan sekelas Acura), 3 fitur yang mirip dimiliki oleh Audi A4, dan 5 fitur dimiliki BMW seri 3 F30. So, Mazda6 punya gimmicks lebih banyak dari rival Eropa terdekatnya.. Weird...., isn't it?

Specification
Mesinnya tetep sama displacement nya, dengan Gen 2.. 2500cc.. Hanya sudah Skyactiv. Sehingga spek torsi maksimum naik menjadi 250 Nm dari 226 Nm di 4000 rpm, dan power naik menjadi 186 hp dari 170 hp di 5700 rpm. Transmisinya naik dari 5 menjadi 6 speed. Dan berat mobil keseluruhan berhasil terpangkas sekitar 150 kg dari gen 2 berkat chassis yang lebih ringan.



Velg nya naik menjadi 19" dengan ban Bridgestone Turanza (yang cukup mengagetkan

Intinya itu aja sih selain embel-embel keamanan gak jelas itu... Review
Oke, now it all come to this.. Bagian subjektif dari tret ini... Mobil ini harus bisa menjawab pertanyaan terpenting setiap mobil generasi baru yang keluar: Apakah mobil ini lebih baik dari pendahulunya?
Eksterior
Well, berbeda dengan pendahulunya yang didesain oleh Acker, Takeri terlihat jauh lebih gagah dan straightforward, lebih bold. Di bagian depannya, ada bagian chrome grill yang overlap dengan headlights nya, lebih jelas ketimbang CX-5. Dimensi kap mesinnya terlihat lebih tinggi dan berotot ketimbang sebelumnya dan alurnya lebih ekstrim hingga menajam di bagian depan, tidak lagi halus. Mazda6 ini terkesan mengutamakan bagian depan, karena memang bagian ini yang paling mirip dengan konsep Takeri nya.. Sampai pilar A ditarik 10 cm kebelakang dan overhang ditarik 5 cm kedepan untuk memperkuat kesan berotot ini. Sayangnya, menurut saya, hanya 1/3 bagian mobil ini yang betul-betul terlihat bagus dan agresif. Sisanya... Dari samping, mobil ini sangat familer dengan Gen 2.. Terutama garis atap dan chrome jendela yang terlihat betul-betul identik dengan gen sebelumnya.. Ditambah dengan door handle yang diambil langsung dari gen sebelumnya juga.. Hal ini memberikan pengalaman yang aneh.. Karena terasa begitu familier, ketika mau masuk mobil seakan-akan mobil ini hanya berupa facelift dari gen sebelumnya, bukan all-new... Dan itu bukan perasaan yang bagus untuk di dapat di mobil baru.

Cerita dibagian 1/3 belakang juga sama.. Tidak agresif seperti di bagian depan. Konsep Takeri sudah hampir nggak kelihatan di belakang karena terlalu halus. Satu-satunya bagian baru yang menarik di pantatnya hanya peletakan chrome tidak rata yang menyambung tail lights sehingga sedikit kontemporer. Sayang banget bagian belakangnya kalem, karena 90% waktu di jalan bagian mobil ini yang akan paling sering dilihat orang adalah bagian belakangnya.. if you know what I mean.
Kekecewaan ini agak terobati dengan stance mobil yang lebih gagah karena velg 19".. proporsi jarak ban dan fender juga manis, mengesankan ini mobil sport. Badannya yang lebih panjang ketimbang pendahulunya juga memberikan presence yang jauh lebih keren ke mobilnya.
Apakah eksteriornya lebih baik ketimbang pendahulunya? Simply Yes.

Interior
Di bagian ini, satu-satunya hal yang membuat skeptis pada awalnya adalah betapa miripnya desainnya dengan Mazda CX-5 at first glance. Cerita berubah ketika sudah duduk, nutup pintu, dan megang setirnya. Penggunaaan soft touch plastic digunakan di 90% upper dash dengan kontur yang lebih halus dari CX-5, door trim juga begitu. Desain tengah dash begitu familier karena CX-5, tidak ada yang berbeda kecuali bordeaux color plastic dan gear levernya yang jauh, jauh lebih baik ketimbang desain kasar di CX-5. Kulit di bagian setirnya, sangat halus, sangat berkualitas, lebih kecil diameternya tetapi lebih chunky untuk dipegang memberikan feel yang jauh lebih baik ketimbang CX-5.

menambah kenyamanan penumpang belakang. Sekarang storage space pun meningkat jauh.. Di belakang ada 4 cupholder (2 di armrest), ada tempat penyimpanan di belakang jok driver yang tadinya nggak ada. Di depan ada 4 tempat cup holder dan glove box yang ukurannya lebih besar dari sebelumnya.
Penumpang belakang pun sekarang dapat rear aircon di belakang glovebox tengah... Legroom jauh lebih besar ketimbang sebelumnya, meskipun headroom sama-sama kurang tinggi. Indulgence ini merupakan hal yang betul-betul baru untuk mobil Mazda, karena sebelumnya penumpang tidak pernah begitu diperhatikan di mobil Mazda manapun. Bagian buruknya? Sama seperti di CX-5, penggunaan shiny silver plastic di setir dan gagang pintu. Hal ini merupakan hal dominan yang menyebabkan mobil ini terkesan murahan..

Selain itu sarung penutup gagang handbrake yang ada kancingnya... Buset.... Udah bagus-bagus center consolenya mirip BMW desainnya dan kualitas mirip VW, tiba-tiba ada kancing di handbrake nya... C'mon... Apa sih susahnya nyelipin kancingnya ini ke bagian bawah center console jadi keliatan rapih dikit.. Betul-betul let down ini.

Apakah interiornya lebih baik ketimbang sebelumnya? Yes. Much, much better.

Performance, Ride, and Handling
Akhirnya sampai di bagian ini juga....
Bagian paling membingungkan untuk memulai dari mana ceritanya.

Ane mulai runut aja. Masuk mobil, duduk di joknya, terasa lebih besar lebih memeluk dan lebih supportive. Posisi duduk sempurna setir dan pedal align, dan sedikit terasa lebih tinggi ketimbang posisi di Mazda6 sebelumnya.. Posisi nya sekarang lebih mirip saat mengendarai A4.
Ane nyalakan mesin, dan mesin bergetar sangat halus, nyaris tidak berasa. Kebetulan ane test bersama pasangan, sewaktu ane starter sambil ngobrol, dia nggak ngeh kalau mobilnya sudah nyala. Pedal gas nya sekarang tertanam di lantai, bukan menggantung lagi.. Saat di jalan, hal ini memberikan perasaan lebih natural dan hal ini merupakan hal yang baik.
Ketika parkir bersebelahan dengan Vellfire, dimensi Mazda6 ini serupa baik panjang maupun lebarnya, hal ini sangat berasa ketika ane coba keluarkan mobil dari garasi (maklum garasi rumah tipe RSSS - Rumah Sangat Sempit Sekali).

Respon mesin dan transmisi begitu seamless dan natural.. Sama dengan CX-5, settingannya pedal tertekan 95% baru throttle respon, hanya di Mazda6 tenaganya lebih immediate dan lebih smooth. Bagian terbaik dari mobil ini adalah grip di setirnya... Ukurannya pas, chunky, dan kulitnya sangat nyaman di genggam... Bentuk paddleshift nya pun natural, persis di Mercedes E300 yang ane rasakan. Baru jalan beberapa meter keluar dari komplek dan coba ambil kecepatan, ane merasakan sesuatu keanehan di setir nya... God Damnit!! Mobil ini pakai Full-EPAS!.. (in case gatau EPAS itu apa = Electronic Powered Assisted Steering). Di Mazda6 sebelumnya hanya Semi-EPAS.



Kepalang BT dengan betapa ringan setirnya saat keluar dari komplek, ane coba nyalakan HU nya... dan.... HU nya juga bikin BT karena kurang familier controlnya. HU nya Alpine tpe INE-S920 HD. Tipe terbaru yang harga retail nya 13 jutaan. Mahal memang, sayangnya semua kontrolnya berada di sisi jauh pengemudi dan tombolnya begitu kecil dan berdempet di sisi kiri, sehingga kita harus melihat saat mau ubah ke navigasi atau music atau sub menu lain seperti radio atau CD.

Selain itu, petanya juga menggunakan Navteq, yang mana saat ane coba agak laggy dan default bird-eye nya terlalu zoom out.. It isn't good. Touchscreen nya juga tidak terlalu responsif karena icon-icon tombolnya yang cenderung kecil ukurannya di layar yang sudah kecil (hanya 6,1"). Meskipun semua bisa di kontrol via steering audio control, akan lebih baik jika kontrol di HU juga mudah dan responsif untuk occasional saja. What's more annoying is; nggak dikasih kabel ipod bawaan.. Yang artinya kalau mau mainin iPod, harus keluarin HU dari tempatnya (bongkar panel) dan pasang kabel.

Akhirnya ane coba mainkan lagu AC/DC Back in Black di Sony Xperia Z via bluetooth.. pairingnya sangat mudah.. dan lagu pun dimulai.. Hmm... Dentuman suaranya lebih ngebass dan lebih powerful ketimbang gen 2.. Soundtrack lagu Iron Man yang ane mainkan itu betul-betul terdengar asik di telinga.. Dan disini semuanya menjadi lebih baik..

Dipacu dengan adrenalin dari lagu yang dimainkan, ane naikkan kecepatan di dalam kota Bandung. Disinilah terasa betapa smooth nya perpaduan mesin dan transmisinya dari posisi rpm rendah hingga tinggi.. tenaga mesinnya naik lebih responsif dan gradual tanpa menyentak kasar.. dan nafasnya terasa lebih panjang ketimbang punya ane.. Sayang karena di dalam kota, ane gak bisa terus-terusan ngebut, rata-rata hanya 30-40 kpj, 60 kpj tops.
Posisi Bandung utara yang penuh dengan bukit dan belokan juga memberikan gambaran ane tentang bagaimana full-EPAS bisa tetap memiliki feedback yang luar biasa baik; karena mobil ini memilikinya. I swear to god the feedback in the steering is amazing. Beyond expectation dari penggunaan EPAS. Selain itu setirnya pun sangat presisi.. Mobil ini sangat pin-point. Steering di mobil ini jauh lebih baik feel nya ketimbang Focus S yang seharusnya hot hatch. The amount of grip is amazing buat sedan family FWD. Wow.



Ride nya pun forgiving.. Sangat nyaman di jalan rata, dan tidak harsh di jalan rusak.. Mengutip dari pasangan saya : "Nyaman mobil nya mirip dengan Mazda6 kamu yang pakai Michelin (Primacy LC)". FYI Mazda6 saya 17" saja dan ban nya tidak low profile. Tapi dari feel saya pribadi, tetep saja di jalan rusak pantulannya keras karena profil ban yang tipis.
Melihat saya diam dan terlihat menikmati nyetir mobilnya, pasangan saya minta gantian nyetir karena penasaran. FYI dia ini penggemar BMW karena user long term 318i.. Dia juga yang menemani ane nyetir F30 335i bersama Izark. Dan respon dia juga similar; gas nya lebih halus, mesin lebih senyap, transmisi lebih halus, ride nya nyaman, dan setirnya ringannya persis 335i yang kita coba barengan.. Hanya menurut dia ukuran setirnya harusnya juga sekecil 335i, karena masih agak kegedean agar handlingnya lebih oke. Setelah dia komentar gitu, kita berdua diam untuk waktu yang agak lama, muter-muter tanpa tujuan.. Saya tau dia menikmati nyetir mobil ini. Dan butuh rayuan beberapa lama agar dia mau digantiin nyetir..

Dan ketika saya berhasil ambil kendali lagi.. Pas jalanan kosong.. Ane coba bejek gas... Mobil melesat kayak maling dikejar anjing dikejar setan. Tapi.. Di rpm lewat 4500 suara mesin tiba-tiba menjadi kasar... Meraung tapi bukan meraung sporty... Meraung kayak orang kecekek lehernya... It is not a nice sound and absolutely not intriguing buat bejek gas lebih dalam... ASEM.

...
Ane mau udahan review nya.. Capek.. Tapi lupa review gimmick activesense nya... Singkat aja ya: Lane Departure Warning kinerjanya dipertanyakan meskipun nice to have. i-Stop nya bekerja lebih halus dari BMW dan Mercedes, I confirmed that, meskipun nggak lama matinya (maksimum mesin mati hanya 30 detik). Sensor orang nyalip kerjanya juga dipertanyakan karena sebagian besar kasus nyala indikatornya di spion luar kalau kita yang mau nyalip, bukan orang lain yang nyalip.. Rem otomatisnya gak sempet test tapi nice to have. Intinya overall oke lah.. Kerasa kayak fitur di mobil kelas Audi bukan di Mazda. Dan mungkin ini satu-satunya mobil yang ane akan terus nyalakan semua fitur activesense nya karena tidak mengganggu pengalaman berkendara sama sekali, bahkan i-stop nya. Sorry kalau ada yang pengen denger lebih jauh di bagian ini, buat ane gak penting



Beberapa WTF yang sangat menjadi uneg-uneg buat ane:
• Masih belum ada speed sensitive auto-lock,
• Sensor seatbelt rear seats di downgrade,
• Tidak ada suara beep jika tidak menggunakan seatbelt baik untuk driver maupun penumpang.
• Jendelanya hanya driver side yang full auto
• Tidak ada autofold mirror saat locking
• Sensor depan harus manually activated tiap kali di jalan tersendat tidak terus ON.
• Arm bagasi tidak hidrolik lagi tapi swing seperti Camry, artinya; ukuran bagasi mengecil
• Lantai bagasi tidak rata karena ada spare tire, dan ukuran tire nya 17", bukan 19".



Kesimpulan:
Definitely not a perfect car, but, what a lovely progress dari pabrikan kecil seperti Mazda. Mereka berhasil upmarket dari family sedan ke level sport compact sedan dengan mobil yang lebih berkarakter, lebih kencang, lebih sportif, lebih nyaman, dan lebih irit ketimbang pendahulunya. Dalam arti singkat, mereka seakan berhasil mengubah Zoom-zoom, dan menaikkan levelnya menjadi "Sustainable Zoom-zoom" seperti visi awal CEO mereka.
Banyak hal yang saya suka dan saya benci dari mobil ini.. Tapi yang paling membuat saya ilfil adalah betapa ringan setirnya di kecepatan rendah walaupun feedback nya besar. I just prefer a more weighted steering.. It feels nicer.
Selain itu, dari semua progress yang ada di dalam mobilnya, segala akomodasi tambahan, semua fitur keamanan advanced, apa sih yang susah untuk install speed-sensitive auto-lock??
Hal terakhir yang membuat males adalah harganya; deket 550 juta... That is definitely not right untuk sebuah Mazda. Masalahnya adalah.. Saya bisa dapat Audi A4 S-line 2012 di harga yang sama.. Kenapa saya harus pilih Mazda? Okelah sebagai paket, Mazda6 lebih oke daripada Audi A4.. Tapi akan lebih banyak yang kehilangan keperawanannya kalau saya pakai A4.. Jadi.. Kenapa nggak A4 aja? Ya nggak?.,....
NB: Dengan segala fitur keamanan Advanced, selalu ingat: Idiot-Proof Systems Creates Idiots . Selalu andalkan skill dan konsentrasi untuk keamanan anda.
Sekian.

Please CMIIW ya.