
Ijinkan ane kali ini.... halah sudah tau kelanjutannya kan ya....
OK, kali ini yang jadi "korban" adalah sebuah SUV raksasa yang belakangan lagi nge-hype.... Sebuah SUV ladder frame yang baru saja diluncurkan oleh sebuah pabrikan dengan tagline "Rajanya Diesel" dan produk yang "Nyaris tak terdengar"

Yes, sebuah Isuzu MU-X 2.5L A/T 2014.

==========================
Prologue
Beberapa hari yang lalu sebuah picture dikirim oleh ze Mahaganteng oom Sukribo ke grup KuSeM Sby.
Yes, acara yang tepat diadakan Sabtu 27-28 September 2014. Dan karena kesibukan para KuSeMers di weekend, oom sukribo pergi ke Malang (again), bro Nyoman yang sibuk dengan TA, dan bro sandal yang ada urusan. Akhirnya ane dan mahakitteh (lagi) yang mem-banzai event tsb


Sabtu pagi pukul 8.40 ane berangkat ke kediaman mahakitteh dengan traffic yang cukup lancar. Kami langsung ngesot ke TKP dengan tidak terlalu banyak berharap untuk mobil TD, sehingga kami hanya berharap segera meninggalkan tempat tsb dan ngacir untuk membanzai korean crap... err... car.
Masuk ke TKP.... dari jauh bejejer beberapa unit yang siap untuk dipera.... di TD maksudnya. Dan dari jauh terlihat sebuah sosok segede gaban, sosok SUV segede gaban : Isuzu MU-X berwarna Carbon Bronze

Dan kami langsung ngesot ke tempat parkir lalu Mahakitteh dengan semangat 45 nya memberikan tanggung jawab kepada ane untuk TD dan menyampaikan kesan-kesan


===================================
Isuzu....
Tentu semua tidak asing dengan brand satu ini. Sebuah brand yang malang melintang dari era nineties dengan sebuah minibus diesel yang terkenal irit dan bandelnya bukan main : Panther.

Dulu Isuzu Panther begitu kuat bersaing dengan Toyota Kijang pada era nineties hingga 2000an. Tapi begitu Toyota menggelontorkan Innova, penjualan IsPan langsung merosot jauh, dan nama Isuzu hingga 2013 lalu hanya terkenal dengan produk - produk fleet seperti Isuzu Giga, ELF, D-Max, dan Panther Pickup. Panther kapsul dengan teknologi berusia 2 dekade lebih dilibas habis oleh Innova.
Mirip dengan Mitsubishi di era paceklik tahun 2004-2008 semenjak Galant hiu mampus. Hanya mengandalkan penjualan fleet.
Nah, entah kenapa tahun 2014 Isuzu Astra Motor Indonesia mulai mencoba kembali peruntungan pasar passenger car. Menggelontorkan sebuah SUV ladder frame berbasis pickup D-Max, Isuzu MU-X. Sebetulnya Kabar Isuzu mau memasukkan SUV ini sudah santer dari 2009 karena Isuzu MU-7 yang juga berbasis D-Max lawas, sempat dipajang di IIMS 2009.

Dan entah kenapa Isuzu nggak jadi masukin MU-7. Tapi kabar baiknya 2014 ini mereka mencoba peruntungan dengan MU-X.
MU-X berbasis Pikap D-Max dan berbagi sasis dengan Chevrolet Trailblazer. Secara tampilan luar mereka nyaris identik kecuali grill dan lampu-lampunya. Tetapi jika dilihat dari samping kita akan sulit menebak ini Trailblazer atau MU-X.
MU-X hanya masuk 1 trim yaitu 2.5L A/T, berbeda dengan Trailblazer yang memiliki trim 2.5L M/T 4x2 dan 2.8L A/T 4x4 yang kena sial dobel : Pajak mesin diesel >2500cc dan pajak 4x4. Dan thanks to our government's PPnBM, MU-X 3.0 tidak masuk. Padahal di Thailand ada tipe tertinggi Isuzu MU-X dengan mesin 4JJ1-TCX yang lebih bertenaga. Selengkapnya di review saja lah ya.
OK tanpa berlama-lama dan karena saya juga nggak khatam sama sekali sama mobilnya, mending langsung ke review saja....
===================================
1. Exterior
Jujur saja, pertama kali saya liat exterior MU-X ini, saya cukup suka dengan perawakannya yang besar gagah. Thanks to DNA Murican Crap... err... Car yang diwarisi dari saudara kembarnya, MU-X terlihat sangat besar, sangat lebar, dan sangat kokoh seperti Murican Trucks.

Tampangnya pun buat saya lebih cakep daripada Trailblazer yang terlihat konservatif, Fortuner, apalagi Pajero Sport yang buat saya mirip ikan lele raksasa. Tampak depan MU-X lebih garang dan lebih agresif. Dengan menunjukkan otot-otot Amerika nya. A Muscular SUV indeed! PS atau Fortuner jadi cupu kalo sebelahan sama MU-X.


Tampak samping seperti pinang dibelah golok dengan Trailblazer. Sangat sulit mencermati perbedaan mereka berdua dari samping. Dan sekali lagi, terlihat sangat muscular.

Tampilan belakangnya... hmm... bagian yang paling saya suka. Jika stoplamp Trailblazer terlihat seperti Fortuner gen.1 atau Mazda CX-9, atau stoplamp PS yang terlalu kecil, atau stoplamp Fortuner yang terlalu alay dengan Altezza-style, stoplamp MU-X buat saya paling pas di mata. Nggak alay, tapi terlihat nemplok sangat bagus di bodi mobil. Bahkan proporsi SUV nya membuat Sorento di sebelahnya terlihat.... cupu.


Velg besar dengan Bridgestone Dueler H/T 255/65/17 terlihat nemplok dengan pas di ruang fender. Salah satu faktor yang membuat stance mobil begitu pas seperti layaknya proper SUV. Plus, keempat rodanya sudah menggunakan ventilated disc. Satu kelebihan yang nggak dimiliki lawan-lawannya

Overall, apakah saya suka exteriornya?
Oww yes, profil Murican SUV nya membuat siapapun yang turun terasa seperti Cowboy, sangat gagah dan terasa maskulinitas meningkat dengan mobil ini. Probably SUV ladder terganteng menurut saya dibanding pesaingnya. But i'm not a fan of ladder or pickup based truck, so i don't give a perfect score

Exterior Score : 8.5/10
=================================
2. Interior
Beralih ke interior, dan.... as always, a proper truck indeed. Material spartan dan hard plastic dimana-mana. Very truck-like. Karena ini truck jadi saya nggak berharap interior yang cantik dan penuh luxuries dimana-mana. Ya karena pesaingnya probably juga interiornya begini semua.
Dashboard

Dashboardnya hmmm.... Desainnya sangat truck-ish. Simpel sekali. Dan terlihat begitu kokoh. Sayangnya, kualitas fit and finish begitu kacrut.
Glovebox

Panelgap di glovebox nggak rata, walaupun masih acceptable dibanding yaaa..... Honda Monyong?

Steering wheel

Satu-satunya bagian favorit saya disini. Setir begitu kokoh dan pas di genggaman. I mean, yes ukurannya besar, tapi sebanding dengan ukuran badannya. Tidak seperti setir Peugeot 408 yang terlalu besar untuk sebuah sedan.
Doortrim

Terasa begitu... cheap?

Center Dash

Bagian yang paling baik fit and finishnya... sisanya? hopeless

MID

Elapsed time... membuat sensasi seperti di sebuah..... Porsche?
Overall, apakah saya suka interiornya?
Memang, apa yang kita harapkan dari interior sebuah truck? Tapi harus diakui interiornya tidak menarik sama sekali. Tidak semenarik exteriornya.
Interior Score : 5/10
==================================
3. Accomodation & Practicality
Accomodation
Dengan tagline "The Real 7-Seaters SUV", Isuzu seakan-akan menjanjikan MU-X memiliki akomodasi dewa dan berlimpah. Tentu saja, sebagai sebuah 7-seater SUV akomodasi dan kepraktisan menjadi sesuatu yang sangat penting.
Kenyataannya?
Legroom baris kedua nggak bisa dibilang terlalu luas, cukup pas-pasan menurut saya. Untungnya, jok baris kedua bisa reclining. Resikonya, baris ketiga yang jadi korban.
Legroom baris ketiga sangat ngepas. Saya dengan tinggi 178cm/78kg kaki saya mentok kursi depan, headroom terbatas. Plus jok yang cukup tipis dan kurang supportif. Nyata baris ketiga hanya untuk anak kecil. Tidak seluas Innova. Tapi untungnya tidak sesempit Pajero Sport. Akan sangat berbahaya apabila seekor kucing yang bermanuver di balik kemudi, orang yang duduk di baris ketiga bisa terlempar kemana-mana

Practicality
Urusan practicality, MU-X memiliki banyak amunisi.

Glovebox depan atas-bawah seperti CR-V RE, hanya saja dash atas MU-X lebih berguna dibanding dash atas CR-V yang cuma bisa nyelundupin barang-barang berukuran kecil


Tentu saja Isuzu tidak melupakan para family man berjiwa adventurous yang memerlukan asupan cairan cukup banyak. Cupholder tersedia dimana-mana.

Sayangnya. baris ketiga tidak bisa dilipat rata lantai.

Accomodation & Practicality Score : 7/10.
==================================
4. Driving Impression
*lagi-lagi lupa melongok ke kap mesin*
Sebuah unit 4JK1-TC Hi-Power bertenaga 136PS dan 324Nm dengan Variable Geometry Turbocharger, dibantu transmisi 5-speed A/T. Spek yang sama dengan Fortuner VNT, 134PS dan 350Nm, hanya saja Fortuner menggunakan transmisi 4-speed A/T jebot, dan Pajero Sport Exceed, 136PS/314Nm dengan 4-speed A/T jebot juga. Hanya saja PS Exceed tidak menggunakan VGT.
Promising?

OK, let's pedal to the metal and the bullsh*t stops! Saya naik ke jok pengemudi yang aksesnya cukup sulit... beruntung saya masih muda sehingga jejingkrakan untuk masuk pun nggak masalah. Tapi untuk lansia atau anak kecil jelas merupakan pekerjaan sulit seperti memanjat Menara Eiffel.
Sales nya briefing saya dengan cara menyalakan start/stop (kampret! mentang2 mobil gue masih pake kunci jebot, disangka ndeso ga pernah tau start/stop!

Menyalakan AC, dan madcat protes kenapa rear AC vent nya nggak nyala, salesnya pun bingung. Saya apalagi


Prosesi mengeluarkan mobil dari parkiran cukup mudah meskipun mobil ini sangat gambot. Saya keluarkan mobil dari tempat pameran, langsung menuju komplek perumahan. Saya langsung flat-out, dan......................... as i expected. Torsinya terlalu kecil untuk mobil seberat ini, powerbandnya cukup sempit walaupun turbo lag tidak separah PS Exceed. Di RPM 2000-3000 saja, setelah itu langsung bengek. Sangat wajar mengingat torsi maksimum dicapai pada 1800-2800RPM.
Mobil terasa tertahan lajunya. Belum lagi transmisi yang kurang sigap memindahkan gigi. Slip TC sangatlah besar, dan terasa lambat. Lag saat kickdown cukup besar.
Compared to PS Dakar, Dakar jauh lebih refined soal mekanikal. Walaupun bicara powerband sempit, adiknya, PS Exceed juaranya. Saking sempitnya powerband karena low RPM dihabiskan dengan turbo lag dan hi-RPM asma. Jika dibandingkan dengan enjin dan transmisi di Dakar, MU-X masih kalah jauh. Dakar memiliki powerband yang cukup luas dan menyenangkan untuk di explore.
Belum lagi ketika bicara soal berbelok, handling dan steering di MU-X terasa kurang refined sekali lagi. Bodyroll cukup besar compared to Dakar padahal bantingannya keras. Speeleng setirnya pun cukup besar ketika berbelok kecepatan tinggi, butuh sekitar 1/2 putaran setir supaya ban mau berbelok. Lock to lock setir pun besar, sekitar 3,3x. Sangat truck-ish. Walaupun mungkin saya yang nggak terbiasa dengan lock-to-lock sebesar ini karena terbiasa pake sedan/hatchback. Jarang sekali saya nyetir SUV truck-based, sehingga yang bisa saya jadikan bandingan hanya PS Dakar dan PS Exceed.
Bicara soal ride quality, MU-X terasa agak harsh. Walaupun stiffnya bantingan diredam dengan baik oleh sasis laddernya. Bagaimanapun, guncangan kabin terasa lebih minim di MU-X dibanding PS Dakar atau Exceed.
Ahh ya, sound system juga sangat buruk. Hampir lupa nulis.... terlalu ngambang seperti speaker standar CR-V RE.
Overall, bagaimana driving impressionnya?
Jujur saja, saya kurang impressed. Mobil ini berada di daerah abu-abu. Nggak terlalu buruk, tapi masih terlalu inferior untuk dibilang mobil yang bagus.
Driving Impression Score : 6/10
=====================================
5. Verdict
Isuzu MU-X. Not a bad car though, but still far from refined.
Dengan harga 428juta, pesaing harga terdekatnya adalah Fortuner VNT 2.5G A/T dengan 428,1juta OTR Surabaya, dan Pajero Sport Exceed dengan 422juta OTR Surabaya. Dakar sendiri masih di angka 460juta, tapi mengingat Mitsubishi memberikan diskon di kisaran 15-20juta, saya asumsikan OTR PS Exceed 402juta dan OTR PS Dakar di 440juta.
Jujur saja, kalo memang butuh SUV yang powerful, Dakar jauh lebih layak untuk dimiliki. Walaupun minus di akomodasi. Tapi untuk yang suka tampil beda dan sedikit bergaya Cowboy, MU-X rasanya lebih cocok dengan perawakan besarnya. Dengan tentu saja mengabaikan ride nya yang so-so. Somewhere in the middle of PS Exceed and Dakar.
Thanks to our Government, kita nggak bisa menikmati MU-X dengan mesin 3000cc 4JJ-1 177PS yang melihat dari outputnya akan jadi lawan sengit untuk PS Dakar.
In the end, semua kembali ke pilihan anda. Experience may vary, jadi lebih baik TD sendiri untuk memastikan.

=========================================
Sekian dan terimakasih, selamat membaca

And wait... sebelum saya mengakhiri.... Ijinkan saya kasih teaser untuk review berikutnya....
Prepare for thrills


So, stay tuned guys!
