=================================
Tahun 90an pasar tanah air di serbu beberapa SUV yang dianggap iconic di dunia,sebut saja seperti landcruiser HDJ80, jeep cherokee dan wrangler,landrover defender dan mitsubishi pajero. Well salah satu yang paling santer terdengar berkat prestasinya di ajang rally dunia yaitu mitsubishi pajero.
Tercatat tak kurang dari 12 piala juara umum telah dibawa pulang mobil ini dari pajero generasi pertama tahun 1985 hingga 2007 yang sudah menggunakan basis pajero evolution. Jauh lebih banyak dari jumlah piala yang dibawa lancer evolution di WRC sebanyak 4 kali.

Pajero 1997 dakar champion
Berkat kesuksesan pajero di ajang rally dakar, pajero dianggap sebagai the most successful vehicle in the Dakar Rally. kini kedua nama itu seakan menjadi melekat satu sama lain..... setiap ngomong dakar pasti inget pajero, ngomong pajero inget dakar..... efeknya tentu sampai ke tim marketing, yang terbukti berhasil menjual mobil ini. bahkan tetap sukses setelah di sematkan ke beberapa lineup suv mitsubishi lain.
Asal nama pajero sendiri berasa dari kucing liar di argentina selatan, lucunya di kawasan amerika latin malah sering diganti menjadi montero karna menurut bhs spain, its mean m*********s
Di tahun 90an mitsubishi indonesia sempat menjual pajero generasi ke-2 dalam bentuk Longwheelbase 3000cc V6 hingga saat ini masih banyak yang beredar di jalanan. Versi diesel tidak pernah dijual secara resmi terlebih yang short wheelbase tentu selain melewati IU.
Nah beberapa waktu lalu TS dapet kesempatan langka nyicip salah satu varian paling langka, yaitu pajero ShortWheelBase 2.800cc TDI AT. Di masa produksi pajero gen 2 ini mitsubishi berhasil dapat 4 piala juara umum dakar pada tahun 92-93 dan tahun 97-98 dimasa itu masih pakai pajero produksi SWB, blm beralih ke pajero evolution jadi bisa dibilang ini lineup paling dekat dengan unit produksi yang di pakai pada rally dakar. *tentu bukan bearti speknya sama ya*

So Meski waktu sempit gw bela-belain untuk TD dan foto-foto mengapresiasi salah satu legenda motoring. Well its rare occasion after all and very rare car with huge legend behind it, this is real thing THE REAL PAJERO.
The Looks
=================================

Dengan wheelbase 2420mm panjang 4140mm lebar 1781mm dan tinggi 1819, pajero terlihat ringkas jika di banding suv populer seperti daihatsu rocky independen, pajero 40mm lebih panjang,30mm lebih lebar namun memiliki wheelbase 100mm lebih pendek. Lucunya wheelbase ini masih lebih pendek 30mm dari cucu jauhny mitsubishi mirage. So terbayang betapa nikmatnya menggunakan suv ini di perkotaan.. seriously indonesian need more swb suv like this.

Styling exterior kucing generasi ke 2 ini di hantui beberapa doppelganger yg bikin err krisis identitas jika pajero adalah purebred cat ada kucing pernakannya. yang pertama paras depanya mengingatkan pada keponakan jauhnya mitsubishi kuda awal yang sekilas terinspirasi dari pajero ini. Kemudian ada dwarf versionnya pajero IO atau pinin atau mini atau err sho’un . Dan masih ada satu kucing kampung lain yang the bastard child atau err “step bastard child” bravo “pajero” panther

Woke let’s focus to this car styling. Paras depan mulai dari lambang tiga berlian berwarna merah, headlamp rounded dgn square frame yang berbeda dengan versi indonesia *i like it*, ada washer dan sebuah winch yang tertanam rapih di balik bemper. Bukan winch orisinil, namun saya suka desain bempernya yang memungkinkan di jadikan tempat duduk winch dengan rapih. Di hood terdapat lubang udara untuk top mounted intercooler yang nunjukin jika ada keong ajaib di mbl ini. Desain airscoop asymetris mirip L200 strada well like it or hate it.... actually posisinya yang dipiggir imho lebih baik dari hilux vigo awal yang err tanggung tidak ditengah juga tidak di pinggir. Meski imho lebih prefer yang pas di tengah berukuran besar kaya vigo last gen dan khasnya pabrikan bintang biru sebelah.

Disamping di dominasi overfender berukuran besar yang di isi ban berukuran 33x10.5” yg bisa masuk dengan lift minimal, tampa menjadi terlihat ceper. Sticker berukuran besar yg nunjukin powerplan kucing ini mendominasi bagian samping. Di belakang ada tirehanger besar yg bisa ngegendong oversize tire berukuran 33”. juga ada wiper blkng dan tow hook

The Build
=============================================
Setelah puas memandangin bagian luar giliran mengupas jeroanya.
Under the hood, sebuah mesin mitsubishi 4M40T 4cyld bertenaga 125hp 295Nm indirect injection, lengkap dengan top mounted intercooler yang tertata apik di atas mesinya... ini adalah mesin ke-2 yang di gunakan di mobil ini.. yg pertama sdh tewas dan di putuskan mengganti unit baru. Mesin ini tidak pernah masuk secara resmi kepasar indonesia, close relativenya ada d triton 2.8 namun itu berjenis non turbo.

Transmisi menggunakan Automatic 4speed V4AW2 gb ini mengingatkan matic 4AT d triton. Pilihannya ada L-2-D-N-R-P dan overdrive off untuk memilih gigi 3 sebagai gigi maksimal.
Transmisi ini di kawinkan dengan transfercase Super Select 4x4 *SS4*, dijaman nya transmisi ini di gembor-gemborkan dapat melakukan shift ke 4x4 sambil jalan atau shift on the fly pada speed <100kmh.... well the truth is even daihatsu taft juga bisa seperti itu. Jadi apa yang special? Transfercase ini memilki mode AWD atau Fulltime. Berbeda dengan 4x4 konvensional yang haram di gunakan untuk berbelok di jalan aspal, pada SS4 bisa di gunakan dengan aman di jalan aspal sekalipun berkelok-kelok, atau berkendara cepat di jalan tanah *err rally* di mode AWD juga memberikan handling lebih baik. Berbeda dengan mode Fulltime 4x4 di Jeep Cherokee yang membuat center differential open. Di SS4 center diff tetep dibantu LSD Viscous Coupling untuk menjaga torquesplit tidak berubah terlalu jauh dari default 50:50.
Begitu rintangan jadi berat ada mode untuk mengunci center differential dan masih ada pilihan low gear. Low gear yang digunakan memiliki ratio 1:1.9 sebenernya ini tergolong kurang rendah jika di banding suv sekelas seperti toyota n taft 1:2.32 jeep 1:2.7. lowgear rendah di perlukan sebagai torque booster cadangan saat offroad berat. Juga untuk memudahkan mobil merayap dengan smooth dan steady.

Setelah transfercase, kini part penerus daya di salurkan ke 2 buah gardan depan dan belakang. Ratio finalgear 1:4.9 pretty low maybe to compensate low gear tadi. Gardan d kucing ini diwariskan ke pajero sport. Dimasanya pajero memiliki salah satu axle paling kuat dengan diameter as roda depan 29mm dan belakang 33.5mm lebih besar dari prado/hilux dimasa itu, hingga di update pada prado 120 dan hilux vigo yg lebih kuat, dan pajero justru menjadi IRS.
Sarana pengereman menggunakan discbrake twinpiston caliper 276mm di depan dan disc brake 315mm single piston caliper.

Front double wishbone Independen Suspension,Swaybar,Ball and Nut/Recirculating ball Steering House
kaki kucing ini berjenis Independen Front Suspension atau IFS. Bagian depan double wishbone independen di topang batang torsi dan di bagian belakang berjenis 3 link rigid axle. Shockbreaker standarnya memiliki 3 mode pengaturan Soft-Med-Hard yang di kontrol secara elektronik di dalam kabin, sayang sudah tewas dan di ganti oldman emu yang berkarter lebih soft. Jika di perhatikan desain suspensi blkng ini mirip dengan yang di gunakan pada pajero sport,

Tangki bahan bakar di lengkapi skidplate pelingdung
sama-sama menggunakan 2 long-arm utama dengan 2 titik bolt untuk mengikat axle di masing-masing arm. Dudukan shock dan sway bar pun tampak mirip. Sedikit perbedaan ada di titik trackbar yg posisiny terbalik. Perbedaan yg kentara di bracket mounting arm ke sasis yang di pajero ini berjenis tusuk dengan bushing. Sedangkan di pajero sport berjenis gelung/bulat.

Long Rear radius lower Arm,Swaybar dan shockbreaker,Rear Rigid Axle

independen front axle dengan batang torsi melintang berukuran panjang
Desain 2 long arm seperti ini tergolong rigid dan kaku , swaybar/stabillizerbar yang terpasang di suspensin depan blkng, juga braket model tusuk yg seharusnya dapat bersinergi untuk menahan boryroll seakan nunjukin trahnya sebagai dirt runner yang piawai.

Batang torsi dari suspensi depan bertemu dengan radius lower arm suspensi blkng dengan braket model tusuk

Usai mengamati *jeroan* nya, this cat should be well performed on road and especially for running. . karna berapa bagian suspensi banyak yang dibuat untuk meningkatkan rigiditas suspensi well this is as far as rigid axle goes for on road/highspeed manner, tentu masih blm tandingan suspensi independen ya. Low gir pun di buat tidak terlalu rendah sehingga masih bisa di pke lari.
Di sisi lain, penggunaan suspensi yang dibuat kaku seperti ini justru kurang baik untuk offroad berat, karna yang di butuhkan justru kelenturan suspensi agar dapat mengikuti kontur jalan extrime, Seperti yang diberikan suspensi berjenis 4-5 link atau 3link with a-arm, pada jeep JK, rear axle LC100-200,prado dan fortuner
Well this is a pajero, they built it as a runner not a crawler.
Lets see when we rolling

The Cabin
============================================

Oke usai memandangin cover dan mechanical partnya, skrng masuk ke kabinnya. Bgtu TS duduk di bangku pengemudi pandangan langsung tertuju ke cluster berdesain classic ini, lucunya di banding pajero NM-NP/pajero gen 3 sya malah lebih suka cluster pajero gen 2 ini hehehe...


di cluster ini ada tampilan penunjuk penggerak, normal lampu berwarna hijau menyala di kedua ban belakang yang bearti sedang jalan dengan mode 4x2, jika masuk ke fulltime ke 4 ban nyala, masuk ke mode partitme kotak di tengah nyala berwarna kuning nunjukin centerdiff sudah ngunci.

Di sebelah kananya ada simbol S-M-H ini nunjukin kekerasan suspensi, switch nya ada di center console.
Posisi pengemudi tinggi layaknya sebuah suv tulen, dengan blind spot yg minim. Airscoop di kiri yang terlihat jelas dari pengemudi bagi TS 170cm memang sedikit ngehalangi bagian kiri,but not much.
Jok berlapis kulit empuk, somehow memeluk halus badan XL saya dgn pas... headroom lega sekalipun memiliki sunroof. Duduk di first row sekalipun kita ber2 XL tidak terasa sempit



Centerconsole bagian atas ada errr “MID analog”..... sebuah altimater atau penunjuk ketinggian, clinometer nunjukin kemiringan analog, dan compass + suhu digital. Penempatan meter ini somehow familier di L200 strada, dan quantum leap modernnya didakar yg terakhir.. untung trio meter ini tidak lebih tinggi dari cluster hood sehingga tidak sampai menjadi blindspot. blm ada avg FC di mobil ini.

AC sudah menggunakan digital komplit dengan rear air vent... ada tombol untuk ECO sepertinya ini membuat ac bekerja seminimal mungkin,meringankan beban mesin.

Kebawah lagi ada transmisi 4ATnya dimana mode overdrive off menggunakan tombol di tuas, sebelah kanannya tuas transfercase dengan pilihan 2H(4x2) geser kedepan 4H(4x4 Fulltime),geser kanan depan 4HLC(4x4 partime centerdifflock), terakhir tekan dan dorong depan masuk ke 4LLC(4x4 Low)

Di belakang tuas transmisi ada tombol AT-MODE , tombol ini merubah karakter transmisi ada 3 mode, Power dimana mesin akan mencoba menjaga rev tetap tinggi dgn memilih gigi lebih rendah, Hold mode eco gearbox akan mencoba shift up secepat mungkin untuk jaga rev tetap rendah, terakhir auto yg membiarkan transmisi menilai mode terbaik... fitur ini sekarang di gantikan fuzzy logic yg bisa nentuin shift scheme terbaik, meski gw pribadi lebih suka pakai tombol gini hehe fuzzy logic sering terlalu lambat bereaksi jika driving style atau roadnya berubah2 atau terlalu bodoh untuk mencari map terbaik. hehe.... bnyk mbl highend yg tetep memiliki tombol drive profile seperti ini.
Dashboard sendiri all hardplastic yang durable thats what we need in this kind of car, tak lupa ada pegangan tangan di dashboard depan. Pegangan tangan ini khas hampir selalu ada kelas suv seperti ini.
Skrng pindah ke 2nd Row, akses ke baris ke2 bisa dilakukan melalui bangku penumpang depan atau pengemudi, dengan mereclining ke depan sandaran bangkunya, sandaran bisa nilap kira-kira hingga 50derajat kedepan memudahkan akses ke 2ndrow, jika dibanding suv 2door lain seperti taft/rocky senderan hanya bisa di reclining ke depan kira-kira kurang dri 30derajat so akses tidak semudah pajero... nah d jeep wrangler YJ, passengger seat dapat di dorong maju dan ada mekanisme untuk menilap kedepan sehingga akses masuk ke 2ndrow jadi paling leluasa.

Duduk di bangku belakang sebuah suv SWB rasanya tidak bisa berekspektasi banyak, terbiasa di bangku belakang wrangler YJ yang mengerikan seperti 3rd row mpv err hatch +2 itu...


Di console tengah ada controller rear airvent yang ventnya terletak di bawah jok depan. Rada kepikiran juga bagaimana jika offroad dan kemasukan air... airvent nya bisa kebanjiran....

Ban serep digendong di pintu blkng, dengan bagasi berukuran ya errr segede hatchback kecil... kira-kira ¾ dari kapasitas daihatsu rocky F78. ta lupa di bagian blkng ada power outlet juga

The Drive
==============================
Ok ini saat yg paling saya tunggu.



Kunci sudah di tangan and start the engine.......

Bruummmmm drrtdrrttdrtttt suara khas indirect injection 90an terdengar, sekilas suara starting n idle mengingatkan pada kudis,namun getaranya... errrr imho pling keras di banding kudis,tokidis,taft atau hilux KZ. Apalagi di banding generasi commonrail.. sedikit lebih keras dri 4JA1 awal, is everything allright ? well show must go on... shift to D n we began to rolling.......
Keluar dari garasi yang sempit.... radius putar pajero ini surprisingly small... sya ke tkp menggunakan mirage yg imut, pindah ke kucing liar ini tidak terasa jomplang untuk bermanuver....




Sejalan rev naik jalan getaran tadi hilang kini mesin jadi halus dengan suara mesin yang sayup-sayup terdengar... ummm sepertinya idle revnya terlalu rendah ni, getaran pling kerasa saat di D dan di rem.... ngomong-ngomong soal rev..... sayang sekali tachometer sedang out of service,speedo juga tidak. jadi selanjutnya based on feeling aja hehehe


bgtu jalan rada kosong, tdk sabar langsung coba kickdown.......dimulai dari desingan spool-up turbo yg terdengar merdu di ikuti response transmisi melakukan downshift, dan dengan sigap hentakan keluar cukup kuat dengan spontan minim gejala turbo lag atw gb lag..... well ntah di rev brapa, my guess arround 2K-3K,foot stil flat out i’m waiting surge-pull menjelang redline seperti karakter diesel mitsu yg familier.... but nope its flat sampai akhirnya shift. well Looks like not a highrev diesel that we usually got on mitsu hehe

next keramaian kota, lets try how its perform on traffic jam...



pengereman di bantu 4 discbake di ke4 ban nya terasa lembut,degan braking force bertahap seiring kedalaman tekan. tidak langsung gigit seperti di beberapa boil toyota.

as a famous rally world champions tentu saya ngarep pajero punya handling pengendalian yg mumpuni atleast harus superior dari suv lain di jamannya. Good news is.. sekalipun pakai ban 33” besar yang saya gtw di isi angin brp... shockbreaker menggunakan old man emu yang kebetulan saya familier dgn soft n ayunannya.... body roll masih relatif terkontrol atleast di banding rocky IFS, dan err terios. Perlu di ingat juga SWB not in favor interm of handling. Imho bodycontrol Masih di bawah jeep XJ terlebih suv fiss modern. Peredaman goncangan terasa lembut dengan ayunan ringan tampa harsh crash,. nyaman for leisure drive and offroad but not a kind of suspension that be expected from a rally breed suv yang saya pikir akan stiff atau kaku.
Sayang bodycontrolnya ternodai oleh steeringnya yang... err karet... awal saya tidak tahu jenis steering apa yang di gunakan, saya beranggapan sebuah rack n pinion setidaknya seperti mitsu kuda. Sampai saya mengendarai beberapa meter... stir terasa ngambang dengan connected feel antar stir ke roda seperti dihubungkan oleh karet, feedback tidak ada di redam karet tadi,also slow steering, and some steering play or speleng yang cukup membuat manuver di mobil ini terasa insecure..... ughhh jangan-jangan.... right a way bgtu bisa berhenti ngolong dan tampak sebuah steering house ball and nut bertengah di singgasananya...

actually this type of steering house masih cukup umum di gunakan di suv periode 90an. beberapa bahkan dipakai hingga sekarang *JK Defender n GKlass*. famous for its durability dan kemampuannya menyerap getaran dan benturan di roda.... err *ngilangin feedback* untuk offroad berguna ketika melewati jalan batuan berjam-jam.. stir bisa tetap tenang tidak bergetar terus2an yang melelahkan, also for safety of your finger. And the weakness is lack of direct or connected feel between steering and tire, also miskin feedback even thou using so called HPS. tentu ada yang rubbish ada yang baik juga, bahkan pabrikan sedan mewah eropa ada yg baru beralih ke rack pinion di awal abad 21. Selain itu ball n nut memang perlu di setel ulang untuk ngurangin speeleng/rubbery feel setelah berumur
so jika di bawa ke perang suv modern yang sudah menggunakan rack n pinion stir ini terasa rub.. errr not good, tp di jamannya hampir semua suv menggunakan jenis stir ini, so lets compared it dgn beberapa suv di periode yang sama. First The rubbery steering atau bhs montirnya “speleng“ atw steering play, di kucing liar ini tergolong sedang sebanding dengan hilux KZ, yang lebih buruk daihatsu Taft F75 sedangkan yang lebih baik Jeep XJ and YJ. mungkin kira-kira ada kosong 10-15derajat stir di belokin ban baru geser.... taft sampai 15-30derajat... XJ pling direct cukup 5-10derajat meski tidak sedirect rack n pinion.. Kemudian steering ratio, seberapa banyak stir harus di putar untuk belok yang sama.... taft ifs paling lambat,di ikuti hilux KZ, taft rigid, pajero dan paling cepat XJ. Lock to lock pajero 3.7-4x, XJ cukup 2.8x-3x, Taft rigid 3x-3.2x tp ini karna radius putarnya rubbish,hilux KZ di atas 4x. terakhir feedback semuanya minim jika di banding stir modern,lack of direct feel. pajero steernya sedikit kerasa saat melewati jalan rusak bgtu juga kemiringan jalan, Terburuk justru XJ lewat jalan ancur bebatuan juga stir minim geter dan tetep diam sekalipun minim play... taft dgn huge play g kerasa juga, hilux KZ somewhere in between.. bwat penggunaan oprut tentu lebih enak dan nyaman yang minim feedback dgn dampeningnya baik. Bwat on road bisa jadi lebih baik yg lebih terasa feedbacknya.

sayang selain waktu yang terbatas, bisa di bilang lumpur adalah hal yang tabu bagi kucing ini hehehe




The Verdict
=================================

Sebuah mobil SUV iconic yang memiliki nama besar di dunia. Very practical dengan fitur lengkap, turning radius kecil,mudah parkir, wheelbase lebih pendek dari beberapa city car sub compact, namun kabin masih terasa lega dengan headroom luas,comfortable seat, engine cukup kuat dan irit dgn transmisi yg baik dan transfercase cerdas. Sangat cocok sebagai city cruiser hingga tangguh untuk offroad menengah. Some combination that rarely available in today indonesian market. Di indonesia yg resmi kendaraan 4x4 antara besar atau sangat besar....

Suv yg sudah berumur 16 tahun ini memang ada beberapa bagian yang sudah terasa tertinggal,paling terasa steering yang unresponsive,dull and slow juga memiliki steeringplay/speleng moderate khas sistem steering jenis ini. enjin juga terasa kasar dan bergetar. Juga hunting sparepart tidak semudah varian yg populer dan masuk resmi.
Populasinya sangat terbatas,dengan harga yang sering suka-suka yang jual,juga history dan legenda kuat di ajang kompetisi dunia yang memiliki penggemar fanaticnya sendiri hingga tetap ada di model-model turunannya. Tentu tidak sembarang mobil yang bisa membuat orng lain melambatkan mobilnya hanya untuk melihat mobil ini lebih dekat dan lama, apalagi sampai ngikutin dan menawar, yes that was a few story from ownership of this cat.

What i like
+ Super Select 4x4 with Fulltime mode
+ impressive turning radius
+ practical for city driving
+ fitur kumplit dijamanya
+ Comfortble seat
+ suspensi lembut dgn bodyroll relatif rendah dikelasnya dan jamanya(though not the best).
+ Spacious cabin for SWB
+ Very rare
+ Beefy mid torque
+ Smooth auto gearbox
could be better
- Steering is old for today standard, unresponsive, slow, lack of direct feel and got some steering play
- Getaran mesin cukup keras bahkan dibanding mbl dijamannya.
- Sparepart tidak sebanyakan model yang masuk resmi
- Lowgear lebih baik jika ratio lebih rendah lagi.
- Swaybar rear n front and arm design limit articulation for heavy off road used
- hard to find and Expensive

