SM's Special Review : Liga LCGC

Mau review kendaraan yang ada? Silakan post disini...

Moderators: akbarfit, Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze

Post Reply
User avatar
AD74YA
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 9769
Joined: 13 Jun 2008, 02:51
Location: Pasar Minggu, Jakarta
Daily Vehicle: Toyota Alphard

SM's Special Review : Liga LCGC

Post by AD74YA »

Halo all, akhirnya jadi juga tret ini yang udah saya rencanain bikin dari bulan Februari... :upss:

Kali ini saya akan coba sebuah format baru review yang belum pernah saya buat sebelumnya. Saya akan coba bahas sebuah point of view yang akan saya sinkronkan dengan review komparasi. Tema yang akan saya angkat di review kali ini adalah Low Cost Green Car, dan seperti judul yang tertera, tulisan ini akan berpotensi memiliki kontroversi. Sehingga perlu saya ingatkan sekali lagi bahwa tulisan review adalah murni Point of View penulis; jangan terlalu diambil serius, and don't get butt-hurt. :frm_salut:

THE DARK SIDE OF LCGC : IS IT REALLY LOW COST? OR IS IT EVEN GREEN?

Low Cost Green Car. Nama sebuah program yang jika di baca sekilas terdengar sophisticated (dan rencana aslinya memang sophisticated), adalah program pemerintah yang dikeluarkan oleh Kementrian Perindustrian untuk mendorong sektor industri otomotif di Indonesia. Niat awalnya baik, yaitu agar Indonesia dapat memproduksi mobil yang ramah lingkungan (emisi karbon rendah) dan sesuai dengan standar minimum EURO3. Yup, sekali lagi, mobil dengan emisi karbon rendah sesuai standar minimum EURO3. Akan tetapi karena spokesperson yang cupu dan sosialisasi yang pada akhirnya melenceng, didukung dengan translasi redaksional media yang ngaco, LCGC berubah pengertian begitu sampai di masyarakat menjadi "mobil murah dan terjangkau" :e-doh: . Komunikasi mindset yang melenceng ini seperti kepalang tanggung untuk di koreksi ketika melihat antusiasme masyarakat yang begitu besar terhadap "mobil murah" dan ketika pada akhirnya antusiasme ini menarik perhatian Honda, Toyota, Nissan, Suzuki dan Daihatsu untuk investasi di LCGC dengan total US$6,5 miliar, maka definisi "LCGC sebagai mobil murah" pun dengan segera di politisi oleh pemerintah kita yang gak pernah kehilangan momen kalau berhubungan dengan duit.

Well, sekilas nampaknya ga ada yang salah dengan semua itu.. Mobil pribadi jadi lebih mudah dijangkau oleh pemilik UKM dan PNS, bengkel resmi bisa upping harga unit non-LCGC seenaknya, yang berduit gak kepengaruh naiknya harga mobil, petugas pajak semakin banyak kesempatan penggelapan pajak, dan pemerintah bisa bagi-bagi duit korupsi dari investasi jutaan Dolar perusahaan Jepang. Everybody wins. Tapi apakah semuanya betul positif? :e-think: Ada beberapa pertanyaan yang argumentasi jawabannya selalu menggelitik saya dan jika dibenturkan dengan idealisme saya maka LCGC ini memiliki lebih banyak kekurangan dibanding kelebihan yang menjadi andalannya.. Pertanyaan-pertanyaannya yaitu:

• Is it really green?

• Is it really cheap?

Tentang "Green", well, ada beberapa argumentasi untuk menjawab hal ini, terutama beraroma positif; proses produksi efisien, dan konsumsi BBM biasanya ujung tombak utama pembenaran bahwa semua LCGC green. Buat saya, jawabannya tidak seperti itu.. Green itu adalah sebuah concern, sebuah gaya hidup yang sustainable, sebuah budaya untuk melestarikan lingkungan dalam jangka panjang. Sedang "Green" versi marketing seringkali sudah melenceng pengejawantahannya sebagai efisiensi proses dan packaging, dalam industri otomotif, mobil semakin ringan, dengan emisi mesin semakin kecil (kalau bisa tenaga listrik) maka sudah cukup untuk menyandang batch "Green". Padahal belum tentu. Untuk masa jangka panjang, dalam proses pembuatannya, mobil dengan bantu induksi dan elektrik mengeluarkan emisi lebih besar dari mobil biasa, pun dalam proses recycle, degradasi batere mobil elektrik yang saat ini baru maksimal dipakai 10 tahun pemakaian. Puluhan kali lebih cepat rusak dan jauh lebih merusak lingkungan dibanding mobil konvensional. Belum lagi bicara kapasitas produksi membesar dan cycle renewal produk yang makin cepat, saya menyimpulkan bahwa "Green" yang ditawarkan oleh produsen mobil pada saat ini tidak sustain. Akan jauh lebih "Green" jika pabrikan menggalakkan gerakan revitalisasi mobil bekas dan menelurkan program penjualan second hand seperti BMW Selected Premium.

Maka dari itu, LCGC sendiri tidak bersifat green. Kenapa? Karena jika mengambil contoh di kota padat seperti Jakarta, tanpa data statistik pun penikmat utama LCGC bisa dipastikan adalah pekerja yang tinggal di pinggiran luar kota Jakarta (Bogor, Tangerang, Bekasi), tiap hari harus melewati ruas tol untuk keluar masuk kota pergi ke kantor dan pulang ke rumah. Volume kendaraan menjadi jauh lebih padat dengan semakin banyaknya pengguna jalan, macet yang membuat stalling sangat lama juga akan merusak fuel consumption yang di dewakan pemilik LCGC, dan bahan bakar premium yang PASTI 99% digunakan pemilik LCGC apakah benar akan sesuai target emisi Euro 3? :e-think:

So I called bullsh*t for calling LCGC as a Green Movement. Irit iya, hijau? Tidak. Hijau buat dompet doang. Harusnya ganti literasi menjadi Low Cost Economical Car. Jangan bawa-bawa environment.

Tentang "Cheap", ini lebih menarik lagi untuk dibahas, menurut saya. Memang bisa dibilang parameter satu-satunya adalah harga, tapi akan jadi menarik jika dilihat dari sudut pandang berbeda. Sudut pandang konvensional; yes, LCGC is cheap, karena jauh lebih terjangkau dibanding non LCGC. Sudut pandang saya; maybe not. Begini penjelasannya : Suka atau tidak, bangsa kita sudah dibudayakan untuk "membeli", bukan "investasi". Mungkin lebih enak dijelaskan dengan bahasa Inggris; most of our people still don't know the difference between "Able to Buy a car" and "Able to Afford a car". "Afford" artinya bisa membeli tanpa menimbulkan resiko kesulitan keuangan yang lain, sedang kalau sekedar "Buy" artinya bisa beli mobil, tapi pembelian itu bisa menimbulkan resiko kesulitan yang lain.

Bingung?

Contoh extreme real-nya gini;

Image

Ngerti? Banyak yang mau beli mobil mewah, yang berdasar hukum dan atau spesifikasi harus menggunakan bahan bakar non-subsidi, tapi tetep nanya apakah bisa pakai bahan bakar subsidi, karena dompetnya gak siap. Jiwa tanggung jawabnya kurang. Kedewasaannya kurang. Hukum pun lemah, lha gimana enggak? Yang bikin hukum aja masih banyak yang ngelanggar. Singkat cerita, apa hubungannya "cheap" LCGC sama kedewasaan Bangsa kita? Jawabannya: masih ingat tragedi Afriyani? SMA Hang Tuah? Atau tragedi anaknya artis Indonesia yang punya jenggot dikepang mirip jenggot kambing (lupa namanya siapa) yang nerbangin Lancer dan menghancurkan GranMax berisi penuh penumpang itu? Atau Ford Fiesta yang baru-baru ini masuk selokan di Summarecon?

Yang pertama nyetir karena under-influence, dua berikutnya under-age, dan yang terakhir karena BBM-an sambil nyetir.

Kesadaran akan safety terbukti masih belum mencadi concern utama di jalanan Indonesia. Skill gak ada tapi udah boleh nyetir ke sekolah, texting and driving masih dianggap hal lumrah, apalagi under-influence cuman ada undang-undangnya doank tapi tidak dengan solusi seperti Driver-for-Hire di pusat gaulnya kota besar. Dengan adanya LCGC, bisa dibayangkan apa yang akan terjadi? Saya sudah survey ke beberapa SMA ternama di kota besar seperti Jakarta, Bandung dan Surabaya, yang mendominasi di parkirannya adalah Honda Brio dan saudara LCGC dan LMPV lainnya. :shrug: Lalu ketika di benturkan dengan standar fitur keselamatan LCGC yang.. memprihatinkan, bahkan dari semua yang beredar yang berhasil saya dapatkan standar NCAP (ASEAN) hanya Mirage saja, bisa dibilang pengemudi-pengemudi belia pengguna LCGC ini adalah time-bomb berjalan aka tinggal tunggu waktu ajal menjemput saja.

Kalau sudah mempertimbangkan faktor ini, maka LCGC bukanlah mobil murah, kenapa? Karena tanah pemakaman di daerah yang proper harganya sudah menjulang tinggi, bahkan di beberapa daerah, tanah berukuran hanya 2x1 meter saja bisa berharga lebih dari 2 Miliar Rupiah.. Okelah, palingan buat yang ngasih anak under-age nya sendiri LCGC palingan ngasih tanah kuburan yang harganya maksimal 200 jutaan - tetep saja itu lebih mahal dari mobilnya tho? :upss:
____________________________________________________________________________________________________________________

Kontroversial ya tulisan saya? Sudah saya peringatkan di bagian paling atas, jangan terlalu serius membaca tulisan ini. Saya hanya emphasis di bagian-bagian utama bahayanya dengan contoh extreme. Saya tidak menyatakan semua pengguna LCGC irresponsible, dan saya sangat setuju jika disikapi dengan baik, maka LCGC merupakan gerakan yang sangat menunjang perekonomian Indonesia dari skala kecil hingga besar. Tapi yuk, saya coba ajak merenung sejenak dengan beberapa contoh extreme yang saya paparkan diatas, lalu coba di ejawantahkan dalam skenario yang lebih soft.. Saya yakin anda semua setuju bahwa teori saya tidak 100% salah.. Malah mungkin beberapa dari anda menyetujui teori saya 100%.

Intinya, menurut saya, gerakan LCGC merupakan gerakan yang terlalu terburu-buru untuk di aplikasikan. Sosialisasinya salah, infrastruktur belum menunjang, bahkan hukum pun dirancang sambil jalan bukan dirancang dari awal. Sehingga LCGC sama sekali tidak memenuhi tujuan mulia awal programnya yang disimpulkan dalam namanya; Low Cost, Green Car.

Nah... Terus saya mikir... Kalau definisi LCGC ini di tweaking sedikit;
• Low Cost : Irit BBM dan safety tinggi, dan
• Green Car : Emisi rendah, ukuran kecil, dan gak bikin macet di jalan

Maka mobil apa yang kiranya terbaik untuk disebut sebagai LCGC? :e-think:

Disinilah review yang sebenarnya dimulai:

Untuk spesifikasi Low Cost, maka ane tetapkan kalau displacement mesin yang boleh masuk klasifikasi ditetapkan maksimal 1600cc, dan minimum requirement memiliki sertifikasi NCAP dari region manapun.

Untuk spesifikasi Green Car, ane tetapkan kalau mesin yang digunakan minimum sudah support EURO3, maksimal berukuran hatchback, dan tidak ada batasan rentang harga (semakin mahal semakin eksklusif, makin tidak menyebabkan macet - relevan kan?) :upss:

Setelah survey yang menghabiskan waktu kira-kira 1 bulan, ane berhasil mengumpulkan jawara-jawara yang layak diadu untuk dinobatkan menjadi The Best LCGC - SM Edition. Kandidat-kandidat ini ane bagi berdasar rentang harga 0-200 juta Rupiah, 200-400 juta Rupiah, 400-600 juta Rupiah, 600-800 juta Rupiah, dan 800-1 Miliar Rupiah. Berikut kandidat-kandidatnya:

0-200 juta Rupiah : Mitsubishi Mirage Exceed 2014
200-400 juta Rupiah : Ford Fiesta EcoBoost 2014 & Suzuki Swift Sport 2014
400-600 juta Rupiah : Fiat 500 Lounge 2014
600-800 juta Rupiah : Peugeot 208 GTI 2014
800-1 Miliar Rupiah : MINI John Cooper Works 2014



Image


Lho? Kenapa di kelas kedua terdapat 2 kandidat?..... Karena dalam ujicoba pra-eliminasi tiap kelas, saat menguji kelas 200-400 juta rupiah, kedua kandidat memiliki karakter masing-masing yang sangat kuat dan layak dinobatkan menjadi LCGC terbaik saat ini, jadi saya maklumi Suzuki Swift Sport untuk tetap masuk dalam pertimbangan.

Adapun hal lain yang pada akhirnya membuat saya sadar setelah semua kandidatnya terkumpul; ternyata semua kandidat jawara the Best LCGC memiliki DNA Hot-Hatchback!

So let it begins, possibly the weirdest and the most eccentric battle between hot-hatchbacks to be crowned as the best LCGC today!
#weird #iknowright #whatthehell
____________________________________________________________________________________________________________________

CLASS 0-200 : MITSUBISHI MIRAGE EXCEED 2014

Di hari pertama ini ada 6 mobil yang datang, 3 yang diundang, dan 3 sebagai pendatang gelap.. Mereka adalah Honda Brio Manual, Toyota Agya, Mitsubishi Mirage Exceed, New Honda Jazz RS, Ford Fiesta EcoBoost, dan Suzuki Swift Sport. Begitu mengetahui rencana komparasi yang akan saya lakukan, masing-masing owner bersikeras dengan kelebihan mobilnya masing-masing, yang mana pada akhirnya sesi fotografi di awal kumpul berubah menjadi debat hangat antar sahabat :drinking: :drinking: . Dan setelah tak terasa debat nggak penting itu menghabiskan 2 jam, saya memilih untuk menaiki EcoBoost pertama kali, dan ketika selesai indepth dan juga konvoi ke lokasi berikutnya, hujan deras turun!... Kampret!.... Belum sempat foto-foto mobil lainnya malah hujan.. Indepth mau dilanjutkan esok hari, tapi karena owner Mirage akan berhalangan esok harinya, akhirnya saya ujicoba Mirage ditengah hujan deras. Mohon maaf atas ketiadaan foto. Well, nggak maaf juga sih, karena ternyata saya gak terlalu impressed sama ini mobil.

Unit yang saya coba merupakan varian tertingginya (kalau gak salah) yaitu Exceed. Yang mana dibanding yang lain ini setirnya udah dilapis kulit, udah dapat fog lamp, muffler, spoiler, ada audio switch di setirnya, dash-nya 2-tone, udah ABS dan EBD, dan yang penting; Keyless. jujur pertama kali saya masuk ke Mirage 2 bulan kebelakang, ekspektasi saya begitu besar karena review bersinar mobil ini di SM. :oops: Dan memang harus diakui, setelah initial test membandingkan Brio, Agya, dan Mirage, paket yang ditawarkan Mirage lebih menggiurkan ketimbang 2 yang lain, apalagi dengan NCAP yang dipegangnya. Tapi ternyata oh ternyata, ekspektasi saya terhadap mobil ini terlalu tinggi.. Malah tadinya saya ga niat masukkan Mirage ke review ini. Biar cepet, saya coba bahas dari yang saya suka dulu :

PROS :
1. Terasa sangat kecil dan ringan di jalan, bahkan terasa sama kecil dengan MINI Cooper.
2. Rem-nya terasa mantap.
3. Kalau diakalin sama eco driving pasti bisa irit sekali.
4. Engine comes alive at higher RPM.
5. Peredaman atap di tengah hujan jauh lebih baik dari LCGC standar lainnya (Brio dan Agya).

CONS :
1. Ban bawaan buruk sekali grip-nya di hujan, nyaris tidak ada traksi di kecepatan tinggi. (tinggal ganti)
2. Plastic interiornya brittle.
3. Walau lebih baik dari sebangsanya, body control Mirage masih kacrut, chassis flexing terasa besar, ditambah pantulan suspensi yang gak nyaman di jalan rusak dan juga makin tidak nyaman ketika diajak ngebut.
4. The steering is slow, unresponsive. Memberikan bobot lebih baik dari Brio, tetapi lock to lock steering terlalu besar.. Setting yang sangat aneh sekali buat mobil sekecil ini. Dan yang paling parah:
5. Insulasi karet pintu. Gila, orang ngobrol di luar mobil, naik motor, saat hujan deras, masih terdengar loud and clear... Faktor terakhir ini yang bikin ane jadi ilfil dan mempertanyakan QC Mitsubishi.

Verdict : Small, nippy, and the best drivetrain among other normal LCGCs. But, failing miserably in other areas. Build quality is questionable, chassis balance is bad, the steering is unresponsive, not the most roomy and the seats are not comfortable. It does makes me wonder about the safety issues, it didn't make me feel safe driving it. Mirage does have some charms that attracts people who love driving, but frankly, it is easily forgotten and replaceable with others. It isn't that special. I don't get what the fuzz is all about. :mky_05:

Price : 165 Million Rupiah

Rival : Brio, Agya, Ayla, Wagon, dll dsb

Stig's Score : 3/10

____________________________________________________________________________________________________________________

CLASS 200-400 : FORD FIESTA ECOBOOST 2014 A/T

Sebelum mengambil keputusan kalau Fiesta EcoBoost ini layak untuk menjadi kandidat jawara, saya melakukan komparasi singkat dengan rival terdekatnya yang lain: All-New Jazz RS, All-New Yaris, dan Mazda2 RZ. All-New Yaris secara otomatis keluar dari kriteria saya karena ukurannya sudah menyasar medium sedan, bukan city car lagi :mrgreen: . All-New Jazz RS juga out karena spesifikasi teknis dan build quality yang paling memprihatinkan, sedang Mazda2 sebagai the only contender juga dikalahkan di sektor build quality. Hanya on-paper pun ketiga rivalnya yang lain tidak layak duduk bersanding dengan EcoBoost. Bagaimana tidak? Mesin mahal yang baru saja mendapatkan predikat World Best Engine 2012, dipadu dengan transmisi dual-clutch yang dimasukkan dalam paket yang hanya berbeda 20 jutaan dari varian tertinggi rival terdekatnya yang cuma dipenuhi chrome. Worthed? Sangat. It is a bargain.

EKSTERIOR

Image

Dari segi eksterior, EcoBoost diluncurkan dalam bentuk Fiesta facelift, yang mana selain desain grill saya gak ngeh mana lagi yang terkena perubahan. Tapi walaupun hanya dengan perubahan desain grill, new Fiesta sudah sangat terlihat berbeda dibanding pendahulunya. Sekarang Fiesta terkesan lebih lebar (walaupun ukurannya sama) dan up-market. Beberapa orang merasa bahwa desain grill trapezoidal Fiesta saat ini membuat Fiesta kehilangan karakter desainnya, kehilangan originalitasnya karena menjadi mirip dengan desain Aston Martin. Well, I don't think so.. I think it is brilliant. Fiesta sebelum facelift terkesan terlalu understated, tidak kelihatan seperti mobil yang memiliki double-clutch gearbox, terlalu generik karena grill plastik dan 2 gigi silver tonggos di bagian depannya, terlihat... biasa. Desain grill yang baru saat ini, walau perubahannya kecil, sedikit banyak bisa merubah ekspektasi orang awam terhadap mobil ini sambil tetap understated, karena orang pasti tetap kaget dengan kualitas dan fitur yang ditawarkan dalam paketnya. Tidak orisinil karena mirip dengan Aston Martin, yang merupakan mobil terganteng diseluruh dunia? Well, saya gak akan pernah protes kalau dilahirkan mirip dengan Ryan Gosling, so... :big_weee:

INTERIOR

Image

... :big_think:
Ndak ada perubahan apapun rasanya.. Space depan cukup, belakang agak sempit tapi tidak cramped, bagasi cukup lebar walaupun ukuran mobilnya kecil, terasa lebih besar dari Mazda2. Build quality setingkat diatas rivalnya yang lain, plastiknya terasa solid, dan fabrik jok-nya terasa well-made, lebih baik dari City walau masih beberapa tingkat dibawah fabrik Golf. Satu-satunya kekurangan adalah di panel-panel plastik berwarna yang ada di dalamnya, seperti silver di setir dan hitam piano di bagian head-unit.. Terasa murah, dan mengingatkan kembali kita berada di mobil yang levelnya dekat hanya setingkat diatas LCGC.

POWERTRAIN

Nahh.. Ini highlight-nya.. Menggunakan mesin EcoBoost, 3 silinder, 995cc (1 Liter). Mesin yang bersama-sama di develop dengan 3 mesin EcoBoost lainnya yaitu L4 1.6L dan L4 2.0L (Evoque & Focus ST), dan V6, dan dalam proses pembuatannya begitu banyak inovasi yang ditanamkan di dalam mesin ini sehingga sampai saat ini Ford sudah melaporkan 125 paten teknologi baru yang di proposalkan ke lembaga paten Amerika, dan dalam jangka waktu 1 tahun, EcoBoost berhasil mendapatkan predikat sebagai World Best Engine 2012. Gila. :e-clap:

Image

Dengan inovasi dan ketenaran yang didapatkan EcoBoost, saat ini mesin ini menjadi kebanggaan Amerika dan seakan dijadikan "figur" aset digdaya-nya negeri Paman Sam.. Di setiap wawancara mengenai EcoBoost, Ford selalu menekankan kalau mesin ini "Made in USA". Faktanya adalah; mesin ini di develop oleh Ford bekerjasama dengan FEV, sebuah perusahaan yang berbasis di Amerika, tetapi dimiliki oleh orang Jerman dan memiliki sebagian besar engineer berwarga negara Jerman... Dan EcoBoost L3 yang dipasang di Fiesta itu sendiri di develop di UK.. So....

Anyway, adapun beberapa funfacts mengenai mesin L3 Fiesta ini, antara lain:
• Memiliki output tenaga maksimal 110 HP (atau setara dengan mesin 1.6L Fiesta sebelumnya) dan torsi 170 NM atau setara dengan torsi mesin 2400cc i-VTEC CRV dan Fiat Abarth saat pertama kali diluncurkan, dan semua itu dihasilkan oleh mesin yang engine block-nya ukurannya lebih kecil dari kertas A4!.. How mad is that?

• Berikutnya, jika saat ini tren yang sedang mewabah adalah membuat engine block dari aluminium agar ringan bobotnya, L3 di Fiesta tetap menggunakan cast iron karena ternyata efisiensi yang ditawarkan jauh lebih baik dari blok mesin aluminium, walau lebih berat secara bobot.

• Waktu yang dibutuhkan mesin EcoBoost L3 untuk bekerja optimal dari awal dinyalakan hanya membutuhkan waktu belasan detik atau sekitar 2 kali lebih cepat ketimbang mesin induksi lainnya seperti CGI contohnya, hal ini dikarenakan desain exhaust manifold yang di cast langsung ke cylinder head-nya.

• Mesin EcoBoost L3 ini dinobatkan sebagai mesin L3 dengan NVH terendah, bahkan menyamai NVH mesin 4 silinder non-turbo. Hal ini salah satunya disebabkan oleh desain flywheel dan pulley yang sengaja di posisikan di ujung-ujung berlawanan sehingga tidak balance, lalu di balance dengan offset crankshaft yang meng-counter getaran berlebih yang dihasilkan, setelah itu engineer masih menambahkan 3 damping vibrations, special engine mounting yang bisa meredam getaran, dan timing belt system yang secara konstan dibalur oleh oli mesin untuk mengurangi friksi dan bunyi yang timbul.

Udah ah capek, langsung ke sensasi berkendara saja..

TEST DRIVE

Pertama menyalakan mobil ini hal yang saya lakukan adalah meletakkan tangan diatas dashboard. Saya langsung cari celah untuk menjatuhkan mesin ini, karena bisa saja overrated karena excessive marketing, saya pengen cek betul atau tidak getaran NVH mesin ini kecil.. Udah 3 silinder, turbo lagi.. Gak masuk akal kalau gak ada getaran berlebih. 10 detik berjalan, 20 detik berjalan.. Makin lama saya diam, makin pangling saya dibuatnya.. Mesin 3 silinder EcoBoost di Fiesta ini betul-betul tenang! :big_chicken: Weird.. Doesn't feel like 3-cylinders at all. Malahan mesin ini makin lama makin halus getarannya dan nyaris tidak ada bunyinya. Berbeda dengan L4 di Evoque yang getarannya masih berasa kasar, L3 di Fiesta jauh lebih tenang saat warm-up.

Singkat cerita, saya ajak mobil ini menuju ke daerah superblock dengan jalan 3 jalur yang panjang dan lengang untuk test akselerasi dan top speed. Dari keadaan diam, saya injak rem dan tahan putaran mesin ke 1000 RPM dan begitu lepas rem, saya bejek gas dalam dalam..
Boom!
Mobil melesat menghempaskan saya ke kursi, mesin bergetar lebih banyak dari mesin 4 silinder, dan torque-steering membelokkan setir ke kiri dan ke kanan harus sedikit di counter. Kecepatan bertambah eksponensial setara dengan jarum RPM yang naik perlahan ke 2000-2500-3000-3500.. Disertai dengan suara yang sangat tidak indah di telinga, Fiesta Ecoboost terasa lebih liar di putaran bawah ketimbang Mazda6.

Melewati 100 kpj, mobil kecil ini terasa masih memiliki nafas tersisa untuk terus melesat.. Saya lupa hitung waktunya, yang jelas terasa sama cepatnya dengan Golf TSI, hanya lebih liar. Dengan harapan tinggi bahwa mobil ini bisa terus meroket saya bejek gas lebih dalam lagi dan pada saat jarum RPM menyentuh angka 4500 dan kecepatan sudah mendekati 140 kpj, tenaga tiba-tiba loss secara signifikan.... Kampr*t! :frm_bang_head: Baru kali ini di-PHP-in sama mobil... :ngacir:

Semakin RPM naik ke 5000, semakin hilang tenaganya secara signifikan.. Kecepatan pun sudah tidak bertambah lagi, getaran mesin dan suara bengek makin besar.. Mentok di kisaran 150-160 kpj, padahal speedometer mencapai angka 220 kpj. Opo iki?! :roll:

Karena takut mesinnya rontok, ane hentikan laju mobil. Rem merespon sangat baik dan feel nya pun luar biasa baik, kecepatan mobil dapat menurun dengan cepat walaupun mendekati 0 terasa sensasi jerky karena kombinasi dual-clutch dan turbo-nya.

Jika ini mesin 4 silinder 1400cc turbo biasa, then I am not impressed with the performance. But the fact that this is a 3 cylinder 1 Liter turbo still amazed me. I don't like the empty high-rpm sensation, but this engine was made for efficiency, not performance. Based on that, I think this engine really nails the performance figure. I understand and forgive it, dan saya deklarasikan bahwa semua isu tentang EcoBoost's critically acllaimed performance are right.

Lalu tiba saatnya saya coba performanya di tikungan, dan secara langsung saya bisa merasakan ada sebuah perbedaan besar antar Fiesta Sport 1600cc dengan Fiesta Ecoboost ini dari sisi handling. Pada Fiesta 1.6 generasi pertama, titik pivot mobil terasa seperti berada di bagian depan mobil kira-kira di area mesin. Sehingga jika kita menggunakan manuver kejam di tikungan, terasa semua yang bekerja adalah bagian depan mobil. Sedang di Ecoboost, titik pivot terasa berada lebih dekat ke driver, kira-kira di area tengah dashboard. Sehingga walaupun bobot keseluruhannya sama persis dengan sebelumnya, flexing terasa berkurang, bagian belakang mobil menjadi lebih terasa secara keseluruhan, balance mobil terasa sangat meningkat, komunikasi setir ke tangan lebih baik, dan steering yang responsif menyebabkan kenikmatan berkendara EcoBoost lebih besar dari Fiesta yang dulu. Dipadu dengan mesin yang saat ini bertenaga 170 NM, demand untuk chassis yang lebih balance menjadi besar, dan wow.. This new Fiesta is so beautiful to drive. It really nails every corner like I have never felt in other Fiestas before. It is wilder, but at the same time, make us more confidence to attack corner.. Hell.. This isn't even a hot hatch.. But it feels like one. :e-pray:

Saya betul-betul aneh kenapa semua media menggembar-gemborkan mesin EcoBoost, padahal menurut saya pribadi, highlight utama dari Fiesta EcoBoost adalah handling-nya. What a nice surprise.

PROS:
1. "Big" engine, on a really small car.
2. The handling.
3. Reaaaalllly economical. Setelah reset MID, dan hajar maksimal mobil ini dilanjut dengan jalan-jalan muter kota, konversi BBM kedalam km/l menunjukkan angka 14 km/l.
4. Build quality is superb compared to its rivals, even to Suzuki Swift Sport.
5. The handling.
6. The damping quality is so European.
7. Safety rating is the highest and equipments are adequate.
8. Good sound system.
9. Reasonably priced.
10. Really eco-friendly. I don't measure it of course, but I'm sure.
11. And the handling, don't forget the handling.

CONS:
1. It is not what you call roomy inside.
2. Minimal harus Pertamax Plus, karena ketika iseng oplos pakai Premium gejala knocking langsung terasa.
3. Kursinya kurang supportive, agak melelahkan untuk perjalanan jauh.
4. Turbo lag sangat terasa dibawah 1000 RPM, jadi jika terjebak dalam keadaan macet sampai stalling, siap-siap kena sensasi no power-jerky-boost-jerky-no power saat stop and go.. Really not a nice feeling.
5. The engine and exhaust sounds terrible.

Verdict :
Handsome exterior, small and very easy to drive for in-city driving, very economical and at the same time, excellent engine performance makes you feels like you need no more of it, good suspension damping, and that awesome handling. You will forgive everything else, even you'll be willing to work harder to feed it the biggest RON available. Buy only the dual-clutch, don't go for the manual.

Price : 250 Million Rupiah

Rivals : All New Jazz, All New Yaris, Mazda2, All New Swift.

Stig's Score : 8,5 out of 10.

____________________________________________________________________________________________________________________

CLASS 200-400 : SUZUKI SWIFT SPORT 2014 CVT

Sebelum saya mulai, saya ada pertanyaan yang pasti reader SM tau jawabannya dalam 2 detik;
What is the first hot hatchback?

...

Yup, you are wrong. :big_weee:

The first hot hatchback is not the Golf GTI mk I, it was the Simca 1100TI. Hatchback pertama yang bisa jalan 0-100 kpj dalam 12 detik, sangat cepat untuk masanya, tahun 1973. Simca juga yang mempelopori basis hot-hatch kedepannya, mulai dari ukuran hingga culture hot hatch dimana hot hatches harus merupakan versi kencang dari versi hatchback normalnya, dengan cara mendapatkan tuning di bagian kopling, suspensi sport, dan output tenaga yang lebih besar dari versi normalnya. Fun facts lainnya, Simca memiliki satu jenis cat spesial yang diberi nama "Sumatra Red". Jadi secara nggak langsung, Indonesia juga juga ikut andil dalam terciptanya segmen ini.. Hehehe... :upss:

And then came along the Golf GTI mk I. Hot hatches pertama yang secara struktural diciptakan untuk setara dengan sport car; mesin yang sangat di poles, konstruksi chassis dengan pressed steel yang ringan, dan akselerasi 0-100 dalam 9 detik. Pada masanya Golf GTI mk I lebih baik di tikungan dan tidak ketinggalan jauh di trek lurus melawan Ferrari 308 GTS yang 0-100 kpj-nya masih di kisaran 7 detik. Hal inilah yang kemudian membuat sosok Golf GTI selalu jadi benchmark segala hot-hatches yang setelahnya keluar, hingga saat ini.

Sejujurnya sebelum saya melakukan group review ini, saya sempat indepth Golf GTI mk I, dan Morris Mini, kebetulan mengantarkan mantan temen kampus saya yang masih hidup di era Beatles untuk cari mobil klasik, naik Vespa tua dia yang asap knalpotnya udah kayak fogging nyamuk kemana pun kita pergi. Disinilah saya pertama kali mencoba genesis segala hot-hatches dan hanya dijual senilai 150 juta Rupiah, dengan kondisi baik dan termasuk nilai sejarah yang dikandungnya.

Ada momen dimana saya terpana dengan dinamisme mobil ini.. Mesin 1800cc nya yang memiliki output tenaga 110 HP dan steeringnya yang baik membuat pangling sekali kalau mobil ini sudah berumur 36 tahun.. The engine is still punchy, the steering was honest, even the manual gearbox feels natural. Isn't that what we've been looking for so long in the modern hot hatches? They were simple, fun, and honest. Why do anything have to be so complicated today? Mesin induksi, paddle-shifters, and locking-diffs? Do we really need those things to make a hot hatch?

Happily, jawabannya adalah; Tidak. Karena Suzuki Swift Sport membuktikan tidak perlu mesin bertenaga besar untuk bisa menyamai kesenangan yang di tawarkan MINI Cooper JCW. So here goes the review:

EKSTERIOR

Image

Nampaknya gak ada yang bisa saya bahas karena di mata saya it looks identical to ordinary Swift, yang membedakan hanya warna kuning mentereng di badannya. Sisanya sudah pernah dibahas oleh oom Madcat.

Image

INTERIOR

Sudah pernah dibahas sama Madcat juga, hanya beberapa poin yang saya masukkan kedalam notes adalah: Ruang belakangnya terasa sangat sempit, dan bagasinya ternyata kecil sekali karena lantai dek nya tinggi.

Image

Lalu untuk kualitas buatan, kalau menurut master yang lain kategorinya bagus, menurut saya Swift Sport medioker saja. :shrug: Plastiknya masih terasa murah, segala ornamen silver terasa murah dan gampang baret, dan fabriknya terasa kurang solid. Suasana dalam interiornya terkesan kecil dan gloomy, agak claustrofobic. Tidak sejelek kualitas Honda ANJ tentunya, bahkan lebih baik dari Mazda2 menurut saya, hanya sayangnya dengan harga yang ditawarkan, Fiesta Ecoboost terasa lebih well-built dan lebih menyenangkan berada di dalam kabin Fiesta daripada Swift Sport karena lebih attractive, yang mana merupakan faktor sangat penting untuk city car.


TEST DRIVE

Suzuki Swift Sport yang saya coba memiliki transmisi CVT dengan paddle-shift, mesin M16A 1600cc, 134 HP, dan 160 NM. Figur tenaga yang nyaris serupa dengan Ecoboost, tapi dengan teknologi jaman Radioshack. So this car is out of the league then? That was my first assumption, until I drove it.

Image

Suzuki Swift Sport tidak dikembangkan dengan implan turbo-charger, electronic-diff, ataupun engine start-stop; somehow orang-orang brilliant di Suzuki justru memutuskan kalau mobil baru mereka ini butuh upgraded camshaft, suspension braces, upgraded bushings, upgraded steering rack, and a beefier transmission. Solusi klasik yang umurnya sama tua dengan umur mobil itu sendiri. Nyaris tidak ada produsen lain yang membuat solusi "ecek-ecek" ini menjadi solusi akhir lagi, tapi Suzuki bilang kalau hal-hal diatas sudah cukup untuk membuat a whole different car. And they were right.

The engine is one of the best small displacement NA engine I've ever felt, saat test akselerasi saya dapatkan kurva torsi yang merata keatas, dan ketika mencapai 5000 RPM, wuuuffff... It'll just run faster and faster and felt limitless.. Dipadu dengan suara intake analog-nya yang makin merdu saat di geber makin cepat.. Wow... How I've miss this feeling so much.. Feeling terakhir saya dapatkan seperti ini adalah saat menyetir Civic Type R 1st generation (EK9), and that is the highest praise I can give to Swift Sport's engine. It takes me back to the golden era of the infamous VTEC engine. Saya bahkan sampai lupa hitung 0-100.

Now let's talk about the handling. The steering rack by far is the best ever fitted to an Indonesian Suzuki, it is fast, accurate, and communicative. Damping tambahan yang diberikan ke suspensinya walau membuat Swift lebih keras, akan tetapi kualitas damping-nya sangat baik dan NVH yang dihasilkan dari suspensi sangat rendah. Bushing baru juga membuat camber dan toe angle untuk roda belakangnya lebih terkontrol dan memang lebih terasa di setir. Hasilnya? Jika Fiesta EcoBoost titik pivot-nya berada di dashboard, Suzuki Swift Sport terasa berada di driver. Ketika EcoBoost menikung dengan flamboyan, maka Swift Sport seperti anak panah; tajam, cepat, dan akurat. Body control nya jauh lebih baik dari Swift biasa, dan flexing chassis yang masih terasa tidak menakutkan, malah menambah fun.

This Swift isn't fast for modern standard, but it felt honest, and fun, and quirky, much like the original Golf GTI, really. Inilah alasan prolog untuk Swift Sport saya ceritakan mengenai Golf GTI. The Swift is NOT a modern hot-hatchback, but it is a vintage one, and that is what makes it one of the most desireable today. :e-pray: :e-pray:

Adapun kekurangan dari Swift Sport adalah di bagian transmisinya.. Mesinnya sangat responsive, tapi transmisi CVT-nya tidak bisa mengimbangi kebutuhan kecepatan penyaluran tenaga yang dibutuhkan, memakai mode manual pun ada terasa lag sepersekian detik yang lama-lama terasa mengganggu karena seakan ada barrier untuk dapat main-main secara maksimal dengan Swift Sport. :e-wall: What a shame... What a f*cking shame, really... Saya jadi kesel sendiri selesai test drive, berharap kalau saja yang datang hari itu adalah Swift Sport manual...

PROS:
1. Small size.
2. Sweet engine that feels like an old VTEC.
3. 5-stars of European NCAP and 6-airbags.
4. Probably one of the best handling for hatchback.
5. Simple, and honest -> These are the best of things.

CONS:
1. Not roomy.
2. Expensive.
3. Build quality is one step below Fiesta Ecoboost
4. The CVT is a bit slow.
5. Expensive.
6. Only 2 colours available.
7. Hmmm... Expensive?

Verdict :
The surprise keeps on coming and coming when driving this car. The engine is so sweet it'll give you diabetes, the steering is as fast as Muhammad Ali's hook, the damping has some sort of european feeling in it, and the intake noise is addictive.. Another surprises are that this thing has 5-star European NCAP and 6 airbags. The only problem is the price; at 320 million Rupiah this thing is 70 million more than the EcoBoost, and I don't think that is right, although this thing really brings back memories to the good old days where everything were simple and not complicated. I don't think that this car is worth the price tag. Or is it? I don't know, I can't make up my mind. But 1 thing for sure, buy the manual.

Price : 320 Million Rupiah

Stig's Score : 8 out of 10.

____________________________________________________________________________________________________________________

CLASS 400-600 : FIAT 500 LOUNGE 2014

Paling tricky diantara semua rentang kelas yang ada untuk menentukan siapa perwakilan terbaik dari rentang kelas ini, karena sejujurnya nyaris semua pesertanya sangat layak untuk dinobatkan jadi yang terbaik. :e-think: Sebut saja Mercedes A200 Urban, BMW 116i Urban, VW Golf TSI Mk. 7, dan Fiat 500. Setelah menimbang dengan serius, dalam waktu 10 detik :mrgreen: , saya putuskan untuk bisa mendapatkan predikat yang terbaik di kelasnya, sebuah warm/hot hatchback harus kembali ke akarnya; Fun. Bukan fun to drive saja, tapi lebih ke arah fun to have. Selesai mengendarai Golf GTI Mk. I saya jadi teringat betul di awal tahun 2000-an dimana demam hatchback kembali mewabah karena MINI Cooper modern keluar.. Everyone loved it! Walaupun Golf GTI generasi ke empat secara performa lebih kencang ketimbang MINI, tetap saja owner MINI lebih bangga memiliki mobilnya karena mobilnya lebih good-looking luar dalam, lebih fun walau tidak lebih kencang, and it barks to the history, iconic; 3 hal ini adalah paket untuk menjadikan sebuah mobil sebagai "The Ultimate Hot-hatchback".


Dan ternyata, 3 hal diataslah yang merupakan permasalahan utama trisula Jerman yang masuk dalam pertimbangan. Why? Because they are too cynical, that is why. Jika seseorang mau beli MINI Cooper, mereka tidak akan pernah menemukan yang namanya MINI Cooper Urban :upss: , mereka hanya akan mendapatkan Cooper (slow) atau Cooper S (fast). Penggunaan "Urban" seakan menjadi statement kalau Mercedes dan BMW mendesain mobilnya untuk orang dewasa; serius, praktikal, ekonomikal. Lalu untuk merambah ke generasi yang lebih muda, agar menarik mereka menambahkan "Urban" disana... Where is the fun in that?

TSI baru juga suffer dengan keadaan yang sama; segmen pasar yang targetnya terlalu luas. VW is trying too hard to make the perfect car for everybody. Jadi orang akan memilih Golf karena mobilnya sensible, bukan karena mobilnya "fun" atau membanggakan untuk dimiliki. :ungg:

Akhirnya kita sampai ke satu-satunya mobil yang nggak jatuh ke jebakan Batman di dunia otomotif modern; Fiat 500.

Fiat 500 Lounge merupakan remake dari Fiat 500 "Cinquecento" tahun 1957. Pertama kali keluar di tahun 2007, Fiat 500 langsung jadi IT-item pengganti MINI Cooper sebagai mobil mainan artis-artis Hollywood. Dan bicara masalah orisinalitas, new Fiat 500 tentunya sangat tidak orisinil, karena selain Fiat mengakui kalau mengikuti langkah MINI, basis mesin, gearbox, bahkan chassis-nya pun sharing dengan Fiat Panda. Jadi sudah meniru langkah orang (MINI dan Beetle) sehingga tidak orisinil, pun Fiat tidak jor-joran di bagian technical karena mengambil bagian-bagian dari mobil yang sudah ada, hanya mengganti casing-nya saja. So this is a bad car then? Well, no.

Berbeda dengan VW yang gagal menghidupkan Beetle, walau komponen drivetrain-nya berasal dari mobil lain, Fiat 500 dibuat dengan sangat Italia; desainnya harus sama persis dengan mobil Trepiuno (concept car 500 di Geneva 2004), sehingga segala bagian yang practical di cut oleh Fiat for the sake of beautiful design. Jika MINI melar hingga lebih dari 70 cm dari Morris Mini, maka Fiat 500 hanya melar 50 cm dari genesisnya, Fiat 500 tahun 1966, membuatnya menjadi city car retro-modern dengan ukuran paling kecil saat ini. Hasilnya?

EKSTERIOR

Personally, I think this car is the cutest car I've ever seen, and probably ever. Hal paling membuat saya salut adalah, dengan segala ide simpel Fiat untuk membuat replica Cinquecento, mereka berhasil membuat mobil yang jauh lebih praktikal, well made, comply dengan 5 bintang EURO NCAP, tapi hanya ngembang sebesar 50cm.. Haha.. Italians... :mrgreen:

Image

Proporsi bonnet-nya, pilar-pilar, dan bagian belakang mobil yang rata sama sekali tidak comply dengan desain modern yang lazim saat ini. Apalagi dengan desain yang terkesan sangat kecil, dari eksteriornya saja mobil ini sudah penuh dengan karakter.

Mobil yang akan saya coba berjenis Lounge yang mana merupakan varian standar yang paling tinggi jika di Eropa. Sedangkan di Indonesia, walaupun varian Lounge yang ada merupakan versi full-spec luar, akan tetapi bukan merupakan yang paling tinggi, karena masih ada versi Sport yang berbeda bumper dan velg, juga desain interior. Tapi, dan ini serius, kalau mau ambil Fiat 500 harus ambil yang Lounge, karena yang Sport justru terlihat trying too hard to be masculine, dan pada akhirnya malah kehilangan desain retro-nya.

Pada varian Lounge, yang menjadi ciri khasnya adalah bumper depan yang terkesan penuh dan membulat, dihias kumis chrome kecil dengan logo FIAT di tengahnya; mirip sekali dengan desain model jadul. Lalu terdapat juga velg bilah dengan dop bertuliskan 500 yang besar padahal hanya berukuran 16", antena radio jadul, dan panoramic roof kecil. Untuk versi lounge ini, tersedia 10 pilihan warna, dan yang saya coba IMO merupakan warna dengan nama yang paling keren: "Purple Aurora".. Dan mettalic cat nya pun begitu manis membuat ungu mobil ini terkesan mahal. Jika saya akan membeli Fiat 500, hanya 1 warna yang menurut saya paling layak untuk memaksimalkan retro-nya mobil ini, yaitu warna "Sky Blue", biru muda, soft, dan pastel (bukan metallic).

All in all, on par dengan desain MINI Cooper, dan terlihat sama spesial.

INTERIOR

Well, what can I say? Interiornya sama spesialnya dengan eksteriornya, retro, chic, fun, tasteful. Rasa yang sama seperti yang saya rasakan saat pertama kali masuk ke interior MINI Cooper modern, malah Fiat 500 terkesan jauh lebih fun.

Image

Setir berlapis kulit dengan warna krem muda senada dengan tudung speedometer-nya, jok retro dengan warna dark brown dan putih dengan bordiran angka 500, dan headrest bulat. Dashboardnya terbuat dari plastik dove dan mengkilat, yang mengkilat warnanya sewarna cat eksterior dan kualitas plastiknya baik sekali. Panel AC dan tape berwarna krem muda juga, dihias dengan tombol-tombol membulat yang mana cenderung tidak ergonomis dan di akhir hari selesai indepth saya masih ga familer sama tombol-tombolnya.. Build quality? Superb. :frm_salut: :frm_salut:

Ruang belakang hanya ideal diduduki 2 orang, tapi legroom nya sangat manusiawi jika dibandingkan dengan MINI. Bagasinya sangat kecil dan bagian belakang kursi belakang yang merupakan besi hitam terkespos membuat penampilannya saat bagasi di buka jadi tidak atraktif.

TEST DRIVE

Mesin yang dipergunakan di Fiat 500 Lounge Indonesia adalah mesin MultiAir 1.4L. dipadu dengan transmisi otomatis Dualogic, yang mana merupakan penamaan aneh dari Twotronic semi otomatis. Fun facts; mesin TwinAir 1.4L ini sempat mendapatkan predikat Best New Engine tahun 2010. Uniknya mesin ini adalah, memiliki sistem OBD yang terintegrasi dengan masing-masing inlet silinder sehingga masing-masing silinder secara independen dapat mengontrol valve timing dan lift-nya, dan ini reaktif terhadap driving style pengguna mobil. Banyak inovasi lain juga dimasukkan ke dalam pengembangan mesin ini, yang mana buat saya sudah masuk ranah wizardly, yang jelas TwinAir ini sendiri untuk penyempurnaannya membutuhkan waktu lebih dari 10 tahun di Fiat R&D.

Image

Nah transmisinya sendiri tidak kalah unik dari mesinnya. Dualogic adalah transmisi dalam kelas Electrohydraulic manual transmission, yang secara simpel operasinya adalah dengan cara berjalan layaknya transmisi otomatis konvensional hanya perpindahan gigi dilakukan oleh driver layaknya transmisi manual, walaupun ada mode otomatisnya. Mesinnya memiliki tenaga yang tidak terlalu besar; 100HP dan 131NM, atau yaaahh.. Kira-kira setara lah dengan your average hatchback, mungkin sedikit lebih kencang karena bobot 500 yang lebih ringan.

Pertama kali masuk, terdapat aura hangat pada mobil ini, dan tidak butuh waktu lama untuk merasa bahwa mobil ini adalah mobil kecil yang spesial. Tempat duduknya flat, tidak supportive, dan headrest-nya nyaris nggak ada guna. Posisi duduknya cenderung tinggi, tegak, dan posisi setir secara natural dekat dengan dada. Visibilitas sangat baik. Saya coba nyalakan mesin, getaran mesin halus, dan langsung saya bawa keliling.

Image

First thing to notice; suspensinya. Lahir di pedalaman Italia, suspensinya terasa sekali di setting untuk berjalan di atas paving block. Saat lewat daerah perumahan yang paving block, di kecepatan 40-60 kpj, terasa sekali setir stabil, dan tidak goyang sama sekali, body control sangat baik dan cenderung nyaman. Akan tetapi jika melewati polisi tidur tinggi suspensi jadi gradak-gruduk kehilangan balance-nya, inilah ciri-ciri suspensi city car Italia, travel suspensinya tidak bisa ngayun terlalu jauh. Untuk di pakai di jalanan dengan aspal normal, suspensinya cukup nyaman cenderung keras, akan tetapi noise yang dihasilkan oleh suspensi dan roda-rodanya cukup besar.

Image

Kedua, transmisinya. Dualogic, yang sejenis dengan Twotronic Peugeot, Smart, dan A class otomatik jaman dulu, bukanlah transmisi yang halus. Di kecepatan berapa pun, dalam kondisi apapun, jika terjadi perpindahan gigi pasti ndut-ndutan. Memang pada awalnya akan terasa mengesalkan, akan tetapi jika kita pindah ke mode manual sequential, maka tipe transmisi seperti ini sangat bisa untuk dipaksa main kasar dan memberikan sensasi sport. Dualogic juga jika diposisikan dalam mode N, itu berarti parking brake eletroniknya aktif, jadi setiap lampu merah, gas harus ditekan agak dalam agar electronic handbrake nya off dan walhasil mobil dipastikan mencelat. Not nice.

Oke, untuk lebih serius, saya bawa mobil ke kawasan yang lebih terisolasi, dan coba dinamisme mobil ini. Dari kondisi diam, saya pacu mobil kencang. Start lamban, dan shifting saya lakukan secara manual, dan dibanding mobil lain yang saya coba di Liga ini, 500 terasa paling lamban. Feeling ini terbukti dengan 0-100 yang saya dapatkan di kisaran 12 detik. Tapi, dibanding yang lain, suara mesin dan exhaust 500 yang senyap-senyap garing terasa mengasyikkan di telinga.. Entah gimana mesin 4 silinder cupu bisa jadi merdu... Dasar... Italians.. :mrgreen:

Selanjutnya test handling. 500 menggunakan EPAS yang membuatnya nyaris tidak ada feedback, akan tetapi anehnya, lokasi roda bisa dengan mudah di prediksi di mobil ini. Setirnya terasa artificial, dan tidak akurat, lock to lock juga terlalu besar, dan kurang responsive. Setelah terasa jengkel dengan mode normalnya, saya aktifkan mode Sport nya dengan pengharapan besar, karena ini mobil Italia, bisa saja mereka menanamkan mesin jet yang hanya akan aktif di mode Sport. :big_grin:

Dan ternyata benar. Mobil ini adalah mobil yang perubahan karakternya paling dramatis dari mode normal ke sport sepanjang sejarah saya pernah coba bermacam-macam mobil. Malahan terasa seperti mengendarai mobil yang benar-benar berbeda. Suspensi dari nyaman menjadi bouncy di bagian depannya, perpindahan gigi dalam mode manual semakin instant dan torsi langsung naik, dan yang paling dramatis; setir menjadi sangat berat seakan tidak memiliki power steering. Wow. Kombinasi yang sangat menyenangkan bukan? Well, sayangnya sekali lagi, dalam mode Sport pun mobil ini mengecewakan. :frm_bang_head:

Pertama, mesinnya yang lemah tetap tidak berubah dalam mode Sport. RPM naik lebih cepat, tapi lebih cepat pula kehilangan tenaganya. Suara gearbox jika dipaksa dipacu agak extreme juga agak berbunyi. :mad:

Kedua, suspensi yang menjadi bouncy justru mengurangi drivability mobil ini. Moncong depan semakin tidak terprediksi. Lalu untuk bagian belakang, mobil ini terasa hilang dan pada manuver kecepatan tinggi, body roll mobil ini besar walaupun suspensinya sudah termasuk keras. Grip yang tersedia pun biasa saja, kinerja ban sangat bagus, tapi mungkin karena wheelbase pendek yang membuat mobil ini tidak bisa diajak terlalu sportif.

Ketiga, dan ini yang paling mengganggu, setirnya yang menjadi berat. Dengan hilangnya assist dari power steering, diharapkan agar feel roda lebih terasa setir lebih akurat, dan mobil terasa lebih menyenangkan untuk dikendarai. Sayangnya tidak. 500 adalah mobil dengan setir paling tidak konsisten yang pernah saya kendarai, dan seakan akan roda depan bisa terubah camber-nya tergantung permukaan jalan. Hasilnya adalah, jika pada suatu saat setir saya belokkan 30 derajat, kadang mobil berputar 30 derajat, kadang bisa 50 derajat, malah kadang cuma 10 derajat. Dan ini terus terjadi sepanjang waktu. Setelah itu dengan beratnya setir, roda terasa semakin hilang, sehingga yang didapat hanya beratnya setir saja. Ketidak-konsistenan ini berlanjut karena pada satu titik tiba-tiba setir bisa menjadi ringan dengan sendirinya saat berada di ujung tikungan, sehingga sudut belokan bertambah diluar perkiraan. Hasilnya adalah, saat melakukan manuver, koreksi setir yang di butuhkan adalah 100% dalam 100% pengendaraannya. Sangat melelahkan, dan sama sekali tidak terasa fun. Malah terasa seperti mobil yang drivetrain-nya di tuning secara seadanya. Damn. What a shame. :mad: :mad:

Image

PROS:
1. The cutest car, ever.
2. Small outside, roomy inside.
3. Easy to drive in-city.
4. Somehow the suspension works well in Indonesian road.
5. Build quality is superb. Second best after 208 GTi

CONS:
1. All aspects in Sport mode.

Verdict:

It probably is fun to have, but it is an uber-chicks car. Dynamically inconsistent, lack of oomph, even the seats are not supportive. Yes, this car is cute, but that is it, not more than that. Hated it. Oh, yes, it is also pricey. I don't think it is worthed.

Price : 480 Million Rupiah

Rivals : Merc A200, BMW 116i, VW TSI Mk. 7

Stig's Score : 4 out of 10.


-TO BE CONTINUED-
Anda sudah TEST DRIVE belum?...
User avatar
AD74YA
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 9769
Joined: 13 Jun 2008, 02:51
Location: Pasar Minggu, Jakarta
Daily Vehicle: Toyota Alphard

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by AD74YA »

CLASS 600-800 : PEUGEOT 208 GTi 2014 M/T

Jika kembali lagi bicara mengenai genesis-nya hot hatchback, maka selain Golf GTI pasti semua petrol head jawab Peugeot 205 GTi. Berbeda dengan Golf GTI yang mengutamakan mekanikal, 205 GTi mengutamakan bobot yang ringan, dan mesin yang ringkas, dan lebih fokus ke feeling berkendara. Pada masanya cult follower keduanya sering perang pendapat mengenai mobil mana yang lebih baik, mungkin pada masa kini seperti GTR vs 911, atau Evo vs M135i. Dan dengan segala hormat ke kedua belah kubu, kadang-kadang yang mereka bahas itu suka nggak penting, malah seringkali ke kanak-kanakan. Sayangnya, untuk kubu Peugeot, setelah 206 RC, mereka tidak ada lagi yang dapat di banggakan karena 207 GTi jatuhnya mengecewakan dan semakin jauh dari pakem 205 GTi. Tapi saat ini, semuanya akan berubah, karena kini 208 GTi masuk ke Indonesia. :big_smoking:

Image

Didatangkan hanya 7 unit ke Indonesia, Peugeot 208 GTi bahkan lebih limited ketimbang Ferrari 458 yang setiap tikungan SCBD ada satu :big_weee: . Dan betapa beruntungnya saya, saya dapat mencicipinya terlebih dahulu. This is a proper hot-hatchback right here, no non-sense.

Peugeot 208 GTi, seperti yang saya jelaskan sebelumnya, memang diciptakan untuk memberikan tanda hormat kepada almarhum 205 GTi yang sedikit banyak membuat nama Peugeot terkenal. Dan itu terbukti dari mobil yang ada dihadapan saya saat ini; bobotnya hanya 1160 kg, atau lebih ringan 165 kg dari 207 GTi, ditambah dengan mesin yang serupa dengan mesin MINI Cooper, turbo scroll 1600cc, yang memiliki tenaga "cukup" 200 HP dan torsi 275NM. Hal ini tentunya aneh karena Peugeot sebenarnya mampu menaikkan tenaganya jauh lebih besar dari itu, tapi akhirnya diputuskan kalau tenaga sebesar itu sudah cukup, tapi mereka akan berfokus ke drivetrain-nya.

Chassis-nya diperkuat sehingga dengan wheelbase pendek mobil ini dapat menyalurkan tenaganya secara maksimal ke roda-roda, springs dan damper dibedakan dengan 208 biasa, dan dibuat khusus untuk GTi, dan transmisi hanya tersedia dalam pilihan manual, 6 percepatan dengan advanced syncro. Now this.. I think we all can see where this is going... :big_smoking:

EKSTERIOR

Well, what can I say? It is french, so it should be beautiful. And it is. Very. :big_smile]

Image

Proporsi 208 GTi sangat baik, mobil terkesan ceper, pilihan roda dan velg pas, exhaust tip bertengger manis di belakang dengan model split. Detailing kecil pun terlihat menarik, lampu rem di tengah bumper belakang dan batch Peugeot di atas logo belakang contohnya, dibuat dengan lekukan manis dan harmonis. Grill depan dengan model chequered flag. Lekukan bonnet dan lampu depan, panoramic roof besar, dan spion ramping yang berlapis chrome. Wow. Just wow. Tidak ada kekurangan apapun dari segi eksteriornya. :e-clap: :e-clap: :e-clap:

Fun facts; lampu depan, belakang, dan atap panoramic-nya anti pecah walau di ketok dengan palu sekalipun. Entah apa bahannya, terlihat seperti mika biasa, tapi begitu saya pukul headlamp-nya pakai bogem, malah tangan jadi biru-biru. Asem. :e-wall:

INTERIOR

Here we go again. It is beautifully design.. What more can I say? Lapisan kulit menyelimuti bagian atas dash, plastik-plastik murah berwarna tapi karena lekukannya indah jadi malah mempercantik suasanya, LCD screen besar, setir cantik, dan speedometer dengan lampu LED merah mengelilinginya. Again, Wow. :frm_salut:

Image

Build quality-nya merupakan yang terbaik dalam liga ini. Semua diperhatikan secara detail, dan setiap detail diperlakukan seperti art. Panoramic sunroof contohnya, diberikan LED biru dibagian samping-sampingnya. Handle pintu merupakan plastik dengan gradasi warna. Dan favorit saya; seatbelt hitam dengan garis merah kecil di bagian tengahnya. I like it a lot.

Image

Image

Oya, jok depannya berbentuk semi-bucket yang sangat-sangat supportive dan sangat nyaman. Jok bagian belakang pun menyajikan legroom yang paling luas dalam liga LCGC ini. Sangat nyaman sekali duduk di belakang mobil ini. :frm_salut:


TEST DRIVE

Masuk kedalam kabinnya, hal pertama yang saya notice adalah ternyata 208 GTi memiliki design fault; yaitu di peletakan speedometernya. Karena pada kondisi duduk sempurna, mau di adjust seperti apapun speedometernya akan terhalang setir, sehingga keberadaan speedometer disini nyaris useless. :e-wall: Selain itu, suara mesinnya nyaris tidak ada, yang mana aneh sekali untuk mobil dengan darah hot-hatchback yang kental. Ternyata setelah cari tau, Peugeot tidak melakukan exhaust tuning seperti yang mereka lakukan pada RCZ. Damn.

Image

Lalu perjalanan dimulai. Well, jika dibawa dalam keadaan santai, 208 GTi adalah mobil yang paling nyaman untuk dikendarai dalam liga ini. Suspensinya sangat supple, grip sangat melimpah tetapi rebound sangat baik. Mobil ini sangat terasa seperti mobil mahal, apalagi dipadu dengan detailing interiornya yang sangat menarik. Posisi duduk sempurna, setir sangat akurat dan responsive walaupun agak terlalu ringan dan konektifitas dengan roda lemah. Karena menuju tempat yang terisolasi dari traffic untuk uji performa, saya harus berjalan agak jauh melewati kemacetan. Hmm... Manual gearbox mobil ini betul-betul luar biasa. Walaupun baru pertama saya menggunakan mobil ini, tapi tidak perlu penyesuaian sama sekali. Saya bisa sinkron dengan gearbox-nya dari kali pertama saya turunkan mobil ini keluar garasi. kopling dan gearnya terasa ringan, natural, dan space error untuk memasukkan gigi sangat lebar sehingga sense untuk memasukkan gigi dan kopling pada saat yang tepat sangat mudah timingnya. Honestly, ini adalah gearbox 6 speed manual terbaik yang pernah saya rasakan :e-clap: :e-clap: :e-clap: , lebih baik dari Golf R, dan bahkan lebih baik dari MINI. Turbo tidak aktif selama gigi masih di gigi 1, sehingga untuk mendapatkan sensasi turbonya harus langsung loncat ke gigi 2, dengan resiko mobilnya menjadi jerky parah di awal.

Hal lain yang saya respect dari mobil ini adalah ketiadaan Sport mode. Oh, how I love to know that! Sport mode, yang merupakan cliche dari produsen mobil yang secara tidak disadari membuat konsumennya menjadi ricer, tidak dibutuhkan di mobil ini karena memang 208GTi dari kondisi nyala sudah di setting untuk mengeluarkan tenaganya semaksimal mungkin.

Dan tibalah saatnya test performa. Saatnya rem hingga mobil diam sempurna. Dan Boom!

0-100 kpj dalam waktu 6.5 detik, mobil ini adalah yang paling kencang dalam Liga LCGC ini. Torque steering besar tetapi dengan mudah di koreksi dengan respon setir yang cepat. Badan cukup terhempas ke jok karena grip take off melimpah, tidak ada wheel spin, dan mobil sangat tenang dan stabil sekali dari awal hingga akhir menandakan kalau chassis mobil ini sangat baik.

Lalu, seperti biasa, saya ajak 208 GTi sedikit berdansa. Dalam manuver dengan kecepatan sedang, mesinnya terasa eager tetapi tidak kasar. Bobot mobil terasa bertumpu di depan layaknya hot-hatchback jadul, dan karena bobotnya ringan, body control sangat-sangat baik, dalam Liga ini hanya bisa diimbangi oleh MINI JCW. Grip yang disediakan luar biasa, feedback setir cenderung agak sintetik tetapi responsif dan akurat sekali, dan ketika diujung grip-nya saya bejek gas.. Whuppss.. Mobil ini understeer dan dengan cepat berubah jadi oversteer dan bagian belakangnya mulai membuang secara terkontrol dengan mudahnya.. Sangat-sangat intuitif, mobil manual paling intuitif yang pernah saya kendarai. Dengan kondisi seperti ini, sangat mudah untuk merasakan seluruh potensi yang dimiliki oleh mobilnya. Mobil ini punya torsi 275NM, dan itu terasa nyata. 100% dalam 100%. Sangat jarang ada mobil yang seperti ini. :cupss:

All in all, mobil ini sempurna dari segala sisi; eksterior, interior, performa. Nyaris layak untuk mendapatkan angka sempurna. Sayangnya, ada 1 kekurangan yang dimilikinya, dan kekurangan ini yang berpengaruh paling besar di kenikmatan berkendara; the X factor.

Mobil ini secara spesifikasi dan realisasinya sudah sangat maksimal, akan tetapi sangat kurang di bagian drama. Saat lari kecepatan tinggi, absennya sport exhaust menjadikan mobil tetap hening tanpa suara, suspensi yang supple dalam segala kondisi membuat badan tetap rileks walau sedang berada di ujung grip, saat lari top speed juga mobil terasa berjalan biasa saja karena terkontrol dengan sangat baik, bahkan saat menyentuh 160 KPJ saya masih sempat milih menu di GPS. This car doesn't demand your attention, it is not really engaging, therefore it is not really fun to drive. Shame.

PROS:
1. Best hot hatchback in balance and agility I've ever tried so far, melebihi Golf GTI Mk 6 dan M135i.
2. Superb 6-speed manual tranny, dan pernikahannya dengan mesin turbonya merupakan center of attraction disini.
3. Very-very well made. So far ahead it is impossible to admire others in this "Liga LCGC", they are not even on the same planet.
4. Attractive interior.
5. Very roomy, Golf-like accomodation.
6. Very economical for its performance.
7. The highest rating for safety in this league.
8. Simply perfect in every single measurement available.

CONS:
1. Lack of "Zing!".

Verdict:
Only 7 unit available in Indonesia at 640 million Rupiah, so it is a bargain. A hot-hatch that perfectly blend the vintage characteristics in a modern package. It even comply to safety and eco regulation of today's, and the fuel consumption was very efficient. But the car is too sensible, in Harry Potter's term, 208 GTi is Neville Longbottom; a weak and low-profile looking gentleman who turns out to be one of the bravest among them. But, still, he ain't the shouty Harry. So no girls want to "f" him.

Stig's score : 7 out of 10.

_______________________________________________________________________________________________________________________

CLASS 800M - 1 Bill : MINI John Cooper Works 2014 A/T

Sebagian besar ceritanya sudah saya jabarkan di tret MINI Convertible, jadi silahkan cek lagi saja.

Review MINI Cooper S Cabriolet 2012 AT :
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... 2xEH_mSwdU

Ini adalah versi tertinggi kedua dari MINI setelah JCW GP. Ini adalah varian tertinggi terakhir yang lahir di tahun ini setelah All New Mini Cooper akan masuk Indonesia Juni ini. Versi terbaru nanti sudah 100% dikembangkan oleh BMW hanya di produksi di Inggris saja, sehingga MINI nanti akan pure buatan Jerman. Sehingga, in terms on "originality", JCW yang saya coba ini merupakan MINI yang mendapatkan British engineering terakhir, atau dalam bahasa kasarnya; the last "proper" MINI. So it should be special. :big_smoking:

EKSTERIOR

Image

Perbedaan dengan Cooper S, JCW menggunakan bodykit unik dan velg 18" khusus JCW. Yang mana saya rada nggak ngeh apa saja bedanya, it looks so similar to Cooper S. Yang membedakannya hanya beberapa batch tambahan saja. John Cooper sendiri merupakan figur yang sangat menarik untuk dibahas, tapai karena takut kepanjangan, mending di googling sendiri saja ya... :upss:

Image

Long-story short, it looks just about the same with other MINI variants. Dan tetap yang paling ganteng dan spesial diantara semua peserta di Liga LCGC ini. :big_peace:

INTERIOR

Again, just about the same with any other MINI's. Still no leg room in second row. Great design cues but not really solid. They don't really pay much attention in material and build quality. But still makes you feel really special in it. :e-pray:

Image

TEST DRIVE

JCW masih menggunakan mesin L4 1.6L Turbo-scroll yang di kembangkan oleh BMW dan Peugeot, hanya berbeda dengan Cooper S, varian JCW mendapatkan kepala silinder yang di revisi, piston baru, tambahan turbo-boost dan all-new exhaust system. Tenaga yang dikeluarkan meningkat menjadi 210HP dan torsi 260 NM. Karena pertambahan yang cukup tinggi ini, JCW juga mendapatkan rem yang lebih besar, walaupun, seperti layaknya British ignorance pada umumnya, suspensi dan chassis tidak mendapatkan perubahan sama sekali. :e-doh:

Selain hardware, software pun mendapatkan tuning tambahan; advanced e-diff yang sekarang dapat melakukan locking roda depan yang berputar saat berbelok untuk mengeliminasi understeer, menyalurkan torsi tambahan ke roda lain sekaligus memaksimalkan grip di jalan. Lalu JCW juga mendapatkan software baru dari BMW yaitu Dynamic Traction Control, yang mana pada intinya adalah digunakan untuk kontrol traksi roda belakang pada kedaraan RWD.. So.. Karena JCW FWD, software ini rada pointless, dan saat pengetesan saya off semua software bantuan. :e-snooty:

Image

Saya nyalakan mobil, dengan kunci dimasukkan ke slot. Brumm!... Mobil bergetar dan exhaust mengeluarkan raungan garing yang tidak saya temukan di mobil lain dalam Liga ini. Huff.. Perhatian saya langsung tertuju ke sekitar, fokus dan ekspektasi, seakan sedang mengendarai hewan buas. Dari kondisi diam, saya naikkan RPM ke 1000 lalu kemudian lepas gas. Ooomph! Terhempas dengan agak keras ke jok.. Dan seperti Cooper S, bagian depan mobil terasa ingin melepaskan diri dari chassis mobil! Torque steering butuh agak lama di koreksi sebelum turbo kick'in untuk kedua kalinya dan semakin menerbangkan mobil. 0-100 dalam 6,5 detik, tapi terasa 2x lipat lebih kencang ketimbang 208 GTi. Drama. MINI selalu menang di bagian ini. :cupss: :cupss: :cupss:

Lalu test manuver, terasa begitu spesial mobil ini. It feels rapid. Turbo-spooling naik seperti tanpa lag, dan mid-range yang gemuk dan traksi super-besar memberikan sensasi tingling saat menikung, apalagi dengan knalpot yang menyalak garing dan indah di belakang sana. Steering pun yang menawarkan feel yang terbaik diantara yang lain. Lingkarnya pas, chunky, dan feedback sangat baik, akurat, dan cepat. Memposisikan mobil dalam keadaan apapun menjadi pekerjaan yang sangat mudah DAN menyenangkan. :e-clap:

Ride nya cenderung ke arah keras sekali, dan tidak nyaman untuk perjalanan jauh. Tapi mobil ini betul-betul membuat segala sense di badan menjadi hidup, feedback di tangan, getaran di pantat, tekanan di pedal, tunneling vision di mata, exhaust tone di telinga, dan semua diolah di otak dalam waktu bersamaan memacu adrenalin dan testosteron bersamaan. All The Time. At the end of the day, tidak terasa sudah melakukan perjalanan sepanjang 140 km dengan mobil ini. And until now, I have missed it every single night. This is a special thing. Proper proper proper hot hatchback. i love it.

PROS:
1. The engine, the gearbox, the chassis, the steering, the sound. All 5 elements of a perfect driving car, this car have it all.
2. Small sized.
3. High safety rating and equipments.
4. Very economical for its performance.

CONS:
1. No rear leg room.
2. A bit harsh ride.
3. Pricey. Very.

Verdict:
As an equipment to make you feel special, nothing can compare it. But, at 840 Million, this car is 200 Million more than a Cooper S, but doesn't really make you feel 200 Million more special than a Cooper S. It is too expensive. Buy a Cooper S.

Stig's score: 6 out of 10.
________________________________________________________________________________________________________________

Conclusion : The winner of the best car in this "Liga LCGC" is......... The Ford Fiesta Ecoboost.
Reason : The most efficient in terms of power (even compared to the real LCGC), also can extract the most power from that tiny engine. The handling was superb, the body feels small but with adequate room inside. Build quality and safety rating also the highest in its class after Swift Sport. At 250 Million, and those equipments, it is a bargain, you get much more for your money. Therfore, this car is cheap. So, Ford Fiesta EcoBoost IS the real Low Cost, Green Car. :mrgreen:

Stig's choice : MINI Cooper S
Reason : Because of things. :ngacir:

Special thanks : Mr. Adi, Itom, Faye, Dharma, Widi, Chandra, Dina for supporting, and everyone who read it.. :cupss:

:thanks:
Anda sudah TEST DRIVE belum?...
User avatar
MojoBerry
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 375
Joined: 30 Apr 2012, 00:40
Location: Sby
Daily Vehicle: Ferarri 488 Pista

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by MojoBerry »

Sampai sekarang pun masih heran kenapa ya investasi begitu besar tetapi standarnya hanya euro3 (nanggung amat) kenapa gak euro 5 sekalian padahal negara maju lain sudah mau euro6..... :mky_04:

klo boleh nambahin sebenarnya kenapa pihak pemerintah membuat LCGC itu dikarenakan akan ada AFTA di thn 2015(Asean free trade agreement) yg ga tau cek google.. supaya export kita bisa plus dan menyerap tenaga kerja... kalau untuk "Indonesia belum siap untuk LCGC" ini 100% betul, imho pemerintah takut produsen otomotif malah investasi di negara lain terutama saingan terbesar kita di ASEAN yaitu thailand so daripada diembat negara lain diambil aja diiming2i keringanan pajak dll.

nice review mod btw ane Pertamax :big_smoking:

:ngacir:
Last edited by MojoBerry on 09 May 2014, 02:32, edited 1 time in total.
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 15462
Joined: 08 Oct 2013, 21:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by ChZ »

berry-berry-berry-great review worth of 11 out of 10 stars... as always from our maestro mister stig..... :mky_02: :mky_02:

ane setuju... LCGC? apanya yang "green" ? IMO... 3 mobil "fake LCGC" yang kita tau skrg.... sama sekali nggak qualified untuk disebut "green".... :big_slap:

and so this is the real "LCGC".... :mky_02:

ane cuma pernah pegang 2 dari kelimanya.... :ungg: SSS dan EcoBoost....

dan ngomongin SSS yang harganya cukup bikin kening berkerut... ane jadi inget, beberapa hari yang lalu debat sama temen ane...

"apa bedanya SSS dan Swift reguler? enakan modif swift reguler jadi 136hp lharr...."

dan ironisnya temen ane ini cuma tau sebatas : SSS is Swift reguler with 42hp more powahhh and aerokits.... :big_slap:

K14 is differ from M16A.... way too farrrrr.... :big_slap: seperti membandingkan B16A yang legendaris itu dengan L15A... :big_slap:

betul, M-series Suzuki raungannya mmg sadis :mky_02: like old Honda VTEC.... :mky_02: kalo dibandingin sama Honda sekarang, they all sounds like joke.... :big_slap:
Last edited by ChZ on 09 May 2014, 02:33, edited 1 time in total.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
User avatar
suvmania
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 261
Joined: 10 May 2013, 18:33

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by suvmania »

Super duper luar biasa brilian review kali ini om stig... Butuh waktu 1 jam buat ane rampung baca dan pahami jalur ceritanya...

Tapi pemenangnya beneran ya ekobus... Sesuai prediksi ane ketika baca hahaha...

Ditunggu lanjutannya, om stig...
Daily Tol Japek Beater :big_smoking:

Even Plate: 2018 RU1 SE
Odd Plate : 2008 W204 C230
difaantono
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 68
Joined: 12 Mar 2013, 13:13

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by difaantono »

Wwweeeww..luar biasa om AD74YA. Opini yg kontroversial, ditutup dgn review yg sangat-sangat berbobot.

Suka ato tdk suka..that's the fact about LCGC..so..keren om !! Lanjutkan...!!
hariy
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2269
Joined: 08 Sep 2013, 08:03
Location: 06º 35' 42" LS 110º 40' 18" BT

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by hariy »

:big_exellent: :big_exellent: :big_exellent: (ga bisa berkata2....) :big_exellent: aja.
User avatar
madcat015
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 13579
Joined: 29 Nov 2012, 15:52
Location: Surabaya

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by madcat015 »

Ninggalin jejak dulu pagi2...

Ini ripiu kelas dewa... ane perlu bertapa dulu... :ngacir:
Obey the mahakitteh. :big_cat:
asunu
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 165
Joined: 23 Jul 2007, 08:10

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by asunu »

Review kelas dewa nih... :big_exellent:

Berharap pemilik LCGC pakai bensin non subsidi ibarat ngarep anggota DPR berjuang demi rakyat. Yg punya mobil kategori mewah aja masih suka "nyolong" pake premium apalagi yg dompetnya lebih tipis :big_biglaugh:

When it comes to money, everyone is of the same religion
Morris mini cooper mk1 (sold) : Honda HRV : Fiat 500 Abarth Esseesse : BMW X1 : Jeep JL Rubicon. Holy grail: karmann ghia type 14.
User avatar
artoodetoo
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 6012
Joined: 26 Aug 2007, 10:43

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by artoodetoo »

Saya sebenarnya mau protes soal yg Mirage, tapi udah ada disclaimer kalo ini pov penulis dan yg direview beda tipe dengan punya saya, ya udah gak jadi :upss:
Monggo mampir ke blog saya http://yahyakurniawan.net
User avatar
evolution21
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 5884
Joined: 28 Aug 2008, 17:32

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by evolution21 »

Review yg bikin kepengen untuk testdrive
Terutama fiesta, swift, peugeot
Entah knapa bikin air liur kaya mau netes
User avatar
billyd1773dz
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 4354
Joined: 02 Sep 2008, 07:19
Location: Bandungers
Contact:

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by billyd1773dz »

CLASS 0-200 : MITSUBISHI MIRAGE EXCEED 2014

Di hari pertama ini ada 6 mobil yang datang, 3 yang diundang, dan 3 sebagai pendatang gelap.. Mereka adalah Honda Brio Manual, Toyota Agya, Mitsubishi Mirage Exceed, New Honda Jazz RS, Ford Fiesta EcoBoost, dan Suzuki Swift Sport. Begitu mengetahui rencana komparasi yang akan saya lakukan, masing-masing owner bersikeras dengan kelebihan mobilnya masing-masing, yang mana pada akhirnya sesi fotografi di awal kumpul berubah menjadi debat hangat antar sahabat. Dan setelah tak terasa debat nggak penting itu menghabiskan 2 jam, saya memilih untuk menaiki EcoBoost pertama kali, dan ketika selesai indepth dan juga konvoi ke lokasi berikutnya, hujan deras turun!... Kampret!.... Belum sempat foto-foto mobil lainnya malah hujan.. Indepth mau dilanjutkan esok hari, tapi karena owner Mirage akan berhalangan esok harinya, akhirnya saya ujicoba Mirage ditengah hujan deras. Mohon maaf atas ketiadaan foto. Well, nggak maaf juga sih, karena ternyata saya gak terlalu impressed sama ini mobil.

Unit yang saya coba merupakan varian tertingginya (kalau gak salah) yaitu Exceed. Yang mana dibanding yang lain ini setirnya udah dilapis kulit, udah dapat fog lamp, muffler, spoiler, ada audio switch di setirnya, dash-nya 2-tone, udah ABS dan EBD, dan yang penting; Keyless. jujur pertama kali saya masuk ke Mirage 2 bulan kebelakang, ekspektasi saya begitu besar karena review bersinar mobil ini di SM. Dan memang harus diakui, setelah initial test membandingkan Brio, Agya, dan Mirage, paket yang ditawarkan Mirage lebih menggiurkan ketimbang 2 yang lain, apalagi dengan NCAP yang dipegangnya. Tapi ternyata oh ternyata, ekspektasi saya terhadap mobil ini terlalu tinggi.. Malah tadinya saya ga niat masukkan Mirage ke review ini. Biar cepet, saya coba bahas dari yang saya suka dulu :

PROS :
1. Terasa sangat kecil dan ringan di jalan, bahkan terasa sama kecil dengan MINI Cooper.
2. Rem-nya terasa mantap.
3. Kalau diakalin sama eco driving pasti bisa irit sekali.
4. Engine comes alive at higher RPM.
5. Peredaman atap di tengah hujan jauh lebih baik dari LCGC standar lainnya (Brio dan Agya).

CONS :
1. Ban bawaan buruk sekali grip-nya di hujan, nyaris tidak ada traksi di kecepatan tinggi. (tinggal ganti)
2. Plastic interiornya brittle.
3. Walau lebih baik dari sebangsanya, body control Mirage masih kacrut, chassis flexing terasa besar, ditambah pantulan suspensi yang gak nyaman di jalan rusak dan juga makin tidak nyaman ketika diajak ngebut.
4. The steering is slow, unresponsive. Memberikan bobot lebih baik dari Brio, tetapi lock to lock steering terlalu besar.. Setting yang sangat aneh sekali buat mobil sekecil ini. Dan yang paling parah:
5. Insulasi karet pintu. Gila, orang ngobrol di luar mobil, naik motor, saat hujan deras, masih terdengar loud and clear... Faktor terakhir ini yang bikin ane jadi ilfil dan mempertanyakan QC Mitsubishi.

Verdict : Small, nippy, and the best drivetrain among other normal LCGCs. But, failing miserably in other areas. Build quality is questionable, chassis balance is bad, the steering is unresponsive, not the most roomy and the seats are not comfortable. It does makes me wonder about the safety issues, it didn't make me feel safe driving it. Mirage does have some charms that attracts people who love driving, but frankly, it is easily forgotten and replaceable with others. It isn't that special. I don't get what the fuzz is all about.

Price : 165 Million Rupiah

Stig's Score : 3/10
yeahh akhirnya.. :D :D

ane salah satu yg expectasi ketinggiian juga waktu pertama nyicip.... :mky_01: but yeah in price range..... pick the best from the least. seandainya waktu itu uda ada ecoboost umm...... :big_childish:


yup agreed ban stdnya payah,suspensi std kelewat soft, chassis yaa soso deh,body roll besar bodycontrol jg minim karna tampa swaybar,...
ban kontribusinya besar ke handling sampai steering feel..... saya ganti rim17" mayan pengaruhnya ke handling feedback n steering weight.
suspensi cuma naikin springrate aja uda lebih baik.. yg std terlalu empuk banget,untuk nompang penumpang sendiri aja sudah amblas, jalan jelek rajin bottoming, highspeed wah... :frm_bang_head: :frm_bang_head: shock yg masih bouncy dan minim rebound,perlu diganti.
tidak ada swaybar .. mungkin di subcompact hanya mira yg ga pake, lcgc hampir semua tidak. ini hrsnya berpengaruh besar ke handling bodycontrol,dan kekakuan.

lock to lock gw sering merhatiin ini hehe :D.. sekitar 3.6x lebih banyak sedikit dri jazz GE8 3.4x (ngitung sendiri) memang besar rationya... midsedan,xover ( FB,XV) sampai err some dcab suv (XJ dan Ranger T6) biasanya di 3x kurang ... common car biasany di 4x paling parah ranger dan everest lama 6x............

wah peredam atep lebih baik dri yg lain? :big_chicken: :big_chicke
n: ini aja uda gtu, gmn yg lain yah..... atw err jgn2 versi 2014 ada perubahan :frm_bang_head: soalnya punya gw kya g ada peredamny d atep :big_think:

yes peredam big minus...... klw saat hujan duduk di blkng kaya ada suara air masuk,pengguna motor ngobrol kedenger hehehe :D road noise besar apalagi uda ganti ban yg lebih lebar. karet pintu balon hanya ada di first row.... second row tidak.. err mobilio depan blkng karet pintunyag pke balon :frm_bang_head: :frm_bang_head:

qc mitsu? yes indeed kasus defect dll..... errrr ya :frm_bang_head: :frm_bang_head: syang sekali. untung gw g kena

engine come alive at highrpm, yes indeed after pass 4000 rpm dri nothing, tiba2 keluar luapan tenaga *err 78ps*... sayang that [cencored] cvt not allowed me to rev n enjoy its mivec..... rev cvtnya klw flat out seperti skiping rpm. dan maunya loncat ke rpm tertentu seperti tiba2 kopling d teken setengah utk naikin rpm.. dri diam flatout slow at first naik sampai 2.5K tiba2 skip ke 4K then speed climbing while keep jumping 4.5K revup per 500rpm.. until stagnat at 6K@120kmh... beda bngt dgn CVT di kelas atasnya, yg dri bawah bisa rev up dgn smooth meng-simulasikan gearedfeel, sampai diam d peak power. mungkin ini akal2an mitsu ngakalin torque hole d 2K-4K jd bagian itu dan di skip langsung ke peaktorque,syangny d atas itu rev masih blm gerak dgn smooth,intheory yes fast, but kurang menyenangkan.blm lg perpindahin ratio pulley saat di kickdown jedanya cukup besar,semakin besar perubahan ratio saat kickdown makin lama waktu delaynya., lebih baik di urut ngegasny jgn di kickdown. jika di urut malah rev bisa naik dgn smooth. n enjoy mivec kick at 4K...

for leisure drive n fc? definitely sangat nyaman dgn cvt able to keep rpm always below 2K without shift any jerky of shifting, good fc bisa sebaik or better dri MT

oyah klw sempet pakai jauh, saat engine brake d turunan terjal selalu terjadi jerky saat mbl nahan d 2000-2500 rpm ndut2an gtu..... gw kira salah di cvt gw, saat cek ke yg lain memang gtu juga.. uda kerasa dari day 1 kepemilikan. tp klw lebih terjal lg atw aga d kencengin engine brake d 3K hilang jerkynya ini d mode D. :big_think:

dan best performance hrs pke ron95.. significant bedanya antara 92 ke 95 apalagi 88... errr knock2... CR cukup tinggi 10.5:1 d banding yg lain.. bkn ecoboost aja yg gain huge benefit dri ron95.


om stig bagaimana mira dgn pesain yg lain dikelas yg sama?

imho aje hehe :D

yak makin ngiler ecobust.... turbonya kecil sepertinya ya,agar spool cepat d rev bawah. highrev nya jadi berkurang.

:beer:
just my dummy head.... me available on youtube! check n subs ya!
Image Billyd1773dz
User avatar
sukribo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 547
Joined: 06 Sep 2013, 10:44
Location: Surabaya

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by sukribo »

Sayah termasuk yang 100% setujuh ..... :big_exellent:

AD74YA-4P Goooo !!! :big_smoking:

* ini serius :ngacir:
**************
The only reason I'm giving it five stars is because I can't give it 14 - Clarkson
User avatar
maskopat
Member of Mechanic Master
Member of Mechanic Master
Posts: 14444
Joined: 06 Nov 2008, 16:28
Location: in your heart

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by maskopat »

doooh... baca review ini aja dah 2x ganti kolor...
very super duper good review indeed mod... :frm_tumbright: :frm_tumbleft: :frm_tumbright: :frm_tumbleft:
ane kasih 4 jempol... sorry kalo agak bauk ya... karena jempol kaki ikutan... :ngacir:
Dark Brownies with Cappuccino
Red and Gold
Lime Green
User avatar
maskopat
Member of Mechanic Master
Member of Mechanic Master
Posts: 14444
Joined: 06 Nov 2008, 16:28
Location: in your heart

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by maskopat »

artoodetoo wrote:Saya sebenarnya mau protes soal yg Mirage, tapi udah ada disclaimer kalo ini pov penulis dan yg direview beda tipe dengan punya saya, ya udah gak jadi :upss:
hajar mod... sampaikan pendapat ente... :cupss:
Dark Brownies with Cappuccino
Red and Gold
Lime Green
User avatar
imingwahyudi
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2968
Joined: 30 Nov 2013, 22:30
Location: 万隆, 印度尼西亚

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by imingwahyudi »

:big_chicken:

speechless euyyy repiunya :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02:

best of the best, bringing SM to jump three steps ahead kalo begini :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02:

SM Magazine, anyone? :big_grin:
User avatar
WongZo
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2083
Joined: 17 Dec 2013, 22:06
Location: Bandung

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by WongZo »

Selamat atas reviewnya om AD 74 YA :off_good_job: , yg bkin ane baca 2x baru ngerti hehehehhe.
Pelajaran sekolah aj ane ga smpe 2x baca :big_slap: :big_slap: :off_no:
User avatar
AD74YA
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 9769
Joined: 13 Jun 2008, 02:51
Location: Pasar Minggu, Jakarta
Daily Vehicle: Toyota Alphard

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by AD74YA »

MojoBerry wrote:Sampai sekarang pun masih heran kenapa ya investasi begitu besar tetapi standarnya hanya euro3 (nanggung amat) kenapa gak euro 5 sekalian padahal negara maju lain sudah mau euro6..... :mky_04:

klo boleh nambahin sebenarnya kenapa pihak pemerintah membuat LCGC itu dikarenakan akan ada AFTA di thn 2015(Asean free trade agreement) yg ga tau cek google.. supaya export kita bisa plus dan menyerap tenaga kerja... kalau untuk "Indonesia belum siap untuk LCGC" ini 100% betul, imho pemerintah takut produsen otomotif malah investasi di negara lain terutama saingan terbesar kita di ASEAN yaitu thailand so daripada diembat negara lain diambil aja diiming2i keringanan pajak dll.

nice review mod btw ane Pertamax :big_smoking:

:ngacir:
Thanks oom, dan mengenai masalah politik, oom lebih ahli dari saya.. Salute :frm_salut:
ChZ wrote:berry-berry-berry-great review worth of 11 out of 10 stars... as always from our maestro mister stig..... :mky_02: :mky_02:

ane setuju... LCGC? apanya yang "green" ? IMO... 3 mobil "fake LCGC" yang kita tau skrg.... sama sekali nggak qualified untuk disebut "green".... :big_slap:

and so this is the real "LCGC".... :mky_02:

ane cuma pernah pegang 2 dari kelimanya.... :ungg: SSS dan EcoBoost....

dan ngomongin SSS yang harganya cukup bikin kening berkerut... ane jadi inget, beberapa hari yang lalu debat sama temen ane...

"apa bedanya SSS dan Swift reguler? enakan modif swift reguler jadi 136hp lharr...."

dan ironisnya temen ane ini cuma tau sebatas : SSS is Swift reguler with 42hp more powahhh and aerokits.... :big_slap:

K14 is differ from M16A.... way too farrrrr.... :big_slap: seperti membandingkan B16A yang legendaris itu dengan L15A... :big_slap:

betul, M-series Suzuki raungannya mmg sadis :mky_02: like old Honda VTEC.... :mky_02: kalo dibandingin sama Honda sekarang, they all sounds like joke.... :big_slap:
Thanks Chris.. Mobil2 diataslah yang real LCGC.. IMO... Uwkwkw...

Ya... Entah itu kekurangan atau kelebihannya, understatement yang diusung SSS merupakan karakter utama dia. Saya sih suka sekali, tapi menteri keuangan tidak suka sama sekali, karena tidak sesuai dengan harganya katanya. Dia ada benarnya sih... 70 juta bedanya Chris.. Dibeliin bakso dapet berapa?...
suvmania wrote:Super duper luar biasa brilian review kali ini om stig... Butuh waktu 1 jam buat ane rampung baca dan pahami jalur ceritanya...

Tapi pemenangnya beneran ya ekobus... Sesuai prediksi ane ketika baca hahaha...

Ditunggu lanjutannya, om stig...
Thanks oom... Maaf menyita waktunya... Ane bikin ini review walau aktif bikinnya cuma puluhan jam tapi makan waktu 2 bulanan... Karena sibuk sih.. Uwkwkwk.. :weekk:

Kagak ada lanjutannyeee... Dah sengklek tangan gilee.. :ngacir: :ngacir:
difaantono wrote:Wwweeeww..luar biasa om AD74YA. Opini yg kontroversial, ditutup dgn review yg sangat-sangat berbobot.

Suka ato tdk suka..that's the fact about LCGC..so..keren om !! Lanjutkan...!!
Thanks sangat oom apresiasinya..
hariy wrote::big_exellent: :big_exellent: :big_exellent: (ga bisa berkata2....) :big_exellent: aja.
Thanks oom... :cupss:
madcat015 wrote:Ninggalin jejak dulu pagi2...

Ini ripiu kelas dewa... ane perlu bertapa dulu... :ngacir:
Akhirnya dhar... Jadi juga dari rencana diomongin di kopdar TP dulu... Uwkwkwk ... :ngacir: :ngacir: :ngacir:
asunu wrote:Review kelas dewa nih... :big_exellent:

Berharap pemilik LCGC pakai bensin non subsidi ibarat ngarep anggota DPR berjuang demi rakyat. Yg punya mobil kategori mewah aja masih suka "nyolong" pake premium apalagi yg dompetnya lebih tipis :big_biglaugh:

When it comes to money, everyone is of the same religion
Second that :e-whistle: :e-whistle:
evolution21 wrote:Review yg bikin kepengen untuk testdrive
Terutama fiesta, swift, peugeot
Entah knapa bikin air liur kaya mau netes
Dan memang yang ketiganya shockingly beautiful to drive... Walaupun 208 GTi yang betul-betul membuat terpana akan perfection performance dan handlingnya... Honestly, kalau saja ada suara mesin atau knalpot yang merdu, mungkin mobil ini yang jawara... Again, it was born on a different planet. :e-pray:
Anda sudah TEST DRIVE belum?...
User avatar
AD74YA
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 9769
Joined: 13 Jun 2008, 02:51
Location: Pasar Minggu, Jakarta
Daily Vehicle: Toyota Alphard

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by AD74YA »

billyd1773dz wrote: yeahh akhirnya.. :D :D

ane salah satu yg expectasi ketinggiian juga waktu pertama nyicip.... :mky_01: but yeah in price range..... pick the best from the least. seandainya waktu itu uda ada ecoboost umm...... :big_childish:

lock to lock gw sering merhatiin ini hehe :D.. sekitar 3.6x lebih banyak sedikit dri jazz GE8 3.4x (ngitung sendiri) memang besar rationya... midsedan,xover ( FB,XV) sampai err some dcab suv (XJ dan Ranger T6) biasanya di 3x kurang ... common car biasany di 4x paling parah ranger dan everest lama 6x............

wah peredam atep lebih baik dri yg lain? :big_chicken: :big_chicke
n: ini aja uda gtu, gmn yg lain yah..... atw err jgn2 versi 2014 ada perubahan :frm_bang_head: soalnya punya gw kya g ada peredamny d atep :big_think:

yes peredam big minus...... klw saat hujan duduk di blkng kaya ada suara air masuk,pengguna motor ngobrol kedenger hehehe :D road noise besar apalagi uda ganti ban yg lebih lebar. karet pintu balon hanya ada di first row.... second row tidak.. err mobilio depan blkng karet pintunyag pke balon :frm_bang_head: :frm_bang_head:

qc mitsu? yes indeed kasus defect dll..... errrr ya :frm_bang_head: :frm_bang_head: syang sekali. untung gw g kena

om stig bagaimana mira dgn pesain yg lain dikelas yg sama?

imho aje hehe :D

yak makin ngiler ecobust.... turbonya kecil sepertinya ya,agar spool cepat d rev bawah. highrev nya jadi berkurang.

:beer:
Betul, lock to lock terlalu besar untuk mobil mungil seperti ini, membuat setirnya tidak responsif. Mana feeling nya artificial... Saya kira unit saya yang salah, tapi ternyata oom billy merasakan demikian..

Karena saat itu lagi hujan, ane bisa compare dengan Brio dan Agya, walaupun kaya kaleng rombeng, tetep atap Mirage paling rendah noisenya, paling tinggi di Brio menurut saya.

Dengan pesain lain ya......... Sekelas............ :upss:

:ngacir: :ngacir: :ngacir:
sukribo wrote:Sayah termasuk yang 100% setujuh ..... :big_exellent:

AD74YA-4P Goooo !!! :big_smoking:

* ini serius :ngacir:
Iki opo maksute oom? :upss:
maskopat wrote:doooh... baca review ini aja dah 2x ganti kolor...
very super duper good review indeed mod... :frm_tumbright: :frm_tumbleft: :frm_tumbright: :frm_tumbleft:
ane kasih 4 jempol... sorry kalo agak bauk ya... karena jempol kaki ikutan... :ngacir:

Mulai mulai mulai.... Lebay nee... CPS dulu...

:big_weee:
maskopat wrote:
artoodetoo wrote:Saya sebenarnya mau protes soal yg Mirage, tapi udah ada disclaimer kalo ini pov penulis dan yg direview beda tipe dengan punya saya, ya udah gak jadi :upss:
hajar mod... sampaikan pendapat ente... :cupss:
Anu.... Jangan.... Ampun.... :big_chicken:
imingwahyudi wrote::big_chicken:

speechless euyyy repiunya :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02:

best of the best, bringing SM to jump three steps ahead kalo begini :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02: :mky_02:

SM Magazine, anyone? :big_grin:
Online magazine? Hot import babes? :e-think:
WongZo wrote:Selamat atas reviewnya om AD 74 YA :off_good_job: , yg bkin ane baca 2x baru ngerti hehehehhe.
Pelajaran sekolah aj ane ga smpe 2x baca :big_slap: :big_slap: :off_no:
Makasih oom...

Setelah saya baca-baca lagi, saya juga gak ngerti ternyata... :big_chicken:

:ngacir: :ngacir:
Anda sudah TEST DRIVE belum?...
User avatar
Suryaputra
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9388
Joined: 30 Apr 2013, 14:10
Location: Bandung
Daily Vehicle: 12 and 117 HP

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by Suryaputra »

Maknyoss reviewnya, top markotopp :big_exellent: :big_exellent:
Disclaimer

*Colek me if I'm wrong
fayenatics
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 142
Joined: 13 Mar 2005, 20:26
Location: Surrrr

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by fayenatics »

bener2 review spesial, bentar bookmark dulu. baru baca cepet2 tadi

sss lagi diskon loh om, kalau ga salah 15 juta. manual jadi udah kepala 2

pug 208 gti. cuma sempet masuk aja ga TD, panoramic roof cmiiw, dan bagasi yg luas. bisa buat ngangkut kitchen set.
tapi desain spedo meternya angkanya kecil2, susah liat nya apalagi ditambahin desain setir yg kaya gitu. but it's french car so kayanya ga di pikirin ama mereka ttg kemudahan dan ke praktisan...... :D

tapi liat speknya sempet ngeri dan kagum wow, review di luar pun banyak yang positif. sayang dengan emblem2 gti tp suara nya ga ada.
seperti makan croissant au beurre tapi butternya dikasih seupil aja.
galauuu mode on
galau foreva
User avatar
imingwahyudi
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2968
Joined: 30 Nov 2013, 22:30
Location: 万隆, 印度尼西亚

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by imingwahyudi »

Hot Import Boo...abes? :mky_01:


*meooooowwww meoooowwwww kasih kode ke SM (SuperMeong) :mky_03: :mky_03: :mky_03:

Image
User avatar
arton
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 418
Joined: 04 Sep 2013, 10:28

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by arton »

Otak batu ane jadi encer baca tulisan ente mod stig..
Ceban Me if I'm Wrong..
dulusementara
Visitor
Visitor
Posts: 1
Joined: 09 May 2014, 11:00

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by dulusementara »

AD74YA wrote:
CLASS 200-400 : FORD FIESTA ECOBOOST 2014 A/T

Verdict :
Handsome exterior, small and very easy to drive for in-city driving, very economical and at the same time, excellent engine performance makes you feels like you need no more of it, good suspension damping, and that awesome handling. You will forgive everything else, even you'll be willing to work harder to feed it the biggest RON available. Buy only the dual-clutch, don't go for the manual.

Price : 250 Million Rupiah

Rivals : All New Jazz, All New Yaris, Mazda2, All New Swift.

Stig's Score : 8,5 out of 10.
Tolong tanya kenapa disarankan untuk beli yang dual-clutch (A/T), bukannya M/T :big_think: ? Boleh tahu alasannya?

Terus tolong tanya juga kalo saya kasih RON 92 apakah cukup? Dan jika tidak, boleh tahu alasannya juga? hehehe... :big_smile]
User avatar
madcat015
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 13579
Joined: 29 Nov 2012, 15:52
Location: Surabaya

Re: SM's Special Review : Liga LCGC

Post by madcat015 »

Akhirnya, urusan selesai... balik ke komputer... :mky_02: :mky_02: :mky_02:

Om Stiggy, this is a super duper uber review ever on SM... :mky_02: :mky_02: :mky_02:

Komparasi begitu buas bonus kejam dengan banyak kontestan dan akhirnya tiap finalis di adu meski beda kelas... A great review stunningly and beautifully done! :mky_02: :mky_02: :mky_02:

Ga heran butuh waktu nyaris... emmm... 80 hari untuk ngeberesin ni ripiu ya om stig... :mky_01:

====================

Bottom line, yes, ane 100% setuju dengan pilihan MINI JCW. The last proper MINI by British... :big_exellent:

Sayang harganya naujubile... :big_chicken:

Tapi heritage sebuah MINI benar2 kuat di sana... moga2 MINI baru akan lebih baik meski dibuat oleh Jerrys... meski hardc*re suspension really abuses my delicate arse... *trakir nyoba MINI MAYFAIR 2010, kerasnya suspensi mampus dah, SX-4 aja kalah kocokannya* :ngacir:

====================

Ekobus...

Ane dapat pencerahan setelah membaca impresi om stig. Benar kata bro ChZ... "Superb handling but enjin is lackey".

Plusssss... ASS Ford yang masih dalam taraf: I'd rather shoot my head than servicing my car. :ngacir:

====================

Puggy dan FIAT...

Diluar kemampuan ane sebagai mahakitteh... :big_chicken:

Tapi those two cars are usually... not so reliable... :big_sorry:

====================

Suzuki Suip Semprot...

Nah, ini dia, frankly speaking, ane kaget dengan skor om stig untuk warm hatchback ini... *kalau dia tranny manual, baru cucok dapat gelar Hot hatch* :ngacir:

Ane ga protes mengenai interior yg gloomy dan kepraktisan yang kurang baik, tetapi ane terkesan dengan handling dan karakter enjin. Benar2 menyenangkan. CVT nya memang hi-performance, tapi seperti yang ane tulis di ripiu: a bit stoopid. Rada aneh saat engage manual nya...

====================

Terima kasih om stig untuk review kelas dewa ini... :mky_02: :mky_02: :mky_02:
Obey the mahakitteh. :big_cat:
Post Reply
  • Similar Topics
    Replies
    Views
    Last post