Kompas 4 May, NMI naikkan produksi Livina

Segala mobil tipe minibus/station (Kijang, Kuda, Panther, dll).

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
blindzero
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2391
Joined: Sat Dec 24, 2005 16:37
Location: Sparkling Surabaya

Post by blindzero »

surya wrote:
Sithlord wrote:IN INDONESIA, as far as I am concerned, Toyota bukan tidak bagus. Simply I feel Nissan IS BETTER. Itu saja. Simple. Tapi ada model Toyota di Indonesia tertentu yang saya benar benar tidak percaya, you know what they are....
Karena Toyota mau jualan mobil yang disesuaikan dengan kondisi pasarnya, bukan mau pamer teknologi canggih tapi gak ada yg mau beli...
Mitsu menurut gue mengeluarkan mobil-mobil yang sangat bagus untuk passenger car... (Mitsu kuda definitely lebih bagus ketimbang kijang kapsul) , tapi liat siapa yg jual lebih banyak at the end of the day??
Oh bandingin Mitsu Kuda dengan Toyota kijang ? Liat umurnya dong, Kijang udah muncul sejak taun berapa ? dan Kuda munculnya taun berapa ?

Timing itu penting dalam pemasaran produk. Produk yang pertama kali kluar akan mendapatkan perdikat tertinggi di customer. Dianggap sebagai expert, penemu,dll.

Kalo tanya siapa yang jual lebih banyak, bandingin aja taun munculnya kijang dan taun munculnya KUDA, siapa lebih duluan ? siapa yang udah menguasai market duluan ?
User avatar
StRaDe_Jazz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2695
Joined: Fri Feb 09, 2007 16:19

Post by StRaDe_Jazz »

:e-clap:
waw, bro blindzero selain selera humornya bagus juga punya pemikiran yg mendalam. salut gw, taunya jayus doang :D
u got the point, tidak ada yg bisa gw tambahin :e-clap:
Bro2 sekalian nemu double post? atau ada spam?
Post aja di sini: http://www.serayamotor.com/diskusi/viewtopic.php?t=6739
MOD akan SEGERA menuju lokasi dan mengusut masalah :D
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22072
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Post by Turboman »

yol127 wrote:Waktu TD livina, istri komentar ... masih enakan cefiro tahun 89 yang biasa tak pakai. Nah lo mobil baru yang diklaim senyap & empuk etc, kalah sama jaman batu :e-dance:
Tapi ya karena terdesak butuh kelas MPV, terpaksa nih cefironya harus segera kulepas begitu livina tiba.
Dari Cefiro pindah ke Livina, dijamin pasti disayang ama Ghosn family ! :D
yol127
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 67
Joined: Fri Apr 27, 2007 7:36
Location: Yogyakarta

Post by yol127 »

Turboman wrote:
yol127 wrote:Waktu TD livina, istri komentar ... masih enakan cefiro tahun 89 yang biasa tak pakai. Nah lo mobil baru yang diklaim senyap & empuk etc, kalah sama jaman batu :e-dance:
Tapi ya karena terdesak butuh kelas MPV, terpaksa nih cefironya harus segera kulepas begitu livina tiba.
Dari Cefiro pindah ke Livina, dijamin pasti disayang ama Ghosn family ! :D
Bukan fanatik merk sih. Dulu dapetnya dari kantor. Sekarang sih butuh mpv dana cekak, cuman cukup buat beli yang 1,5. Sempat kepikir A/X tapi rasanya gak sreg... Naksirnya sih macam CRV, 42ner, X-Trail ... ada yang mau donate enggak ya ?
yol127
Full Member of Junior Mechanic
Full Member of Junior Mechanic
Posts: 67
Joined: Fri Apr 27, 2007 7:36
Location: Yogyakarta

Post by yol127 »

Winata wrote:
yol127 wrote:Waktu TD livina, istri komentar ... masih enakan cefiro tahun 89 yang biasa tak pakai. Nah lo mobil baru yang diklaim senyap & empuk etc, kalah sama jaman batu :e-dance:
Tapi ya karena terdesak butuh kelas MPV, terpaksa nih cefironya harus segera kulepas begitu livina tiba.
NissanLovers wrote:sama! gw pake terrano yang teknologinya jadul sampai sekarang masih greng.masih nyaman dan uenakkk tenannn. yang ngga enak beli bensinnya!
(enak sih kalo duitnya ada terus tapi kalo gak ada deh baru gak enak)

Aneh masa mobil baru kalah enaknya ama mobil tua aneh ya.
Kesenyapan kabin sih hampir sama, tapi cefiro kan mesinnya 2000 cc - 6 silinder, halus banget. Dimensi body juga lebih lebar dari pada livina, bahkan inova, padahal cuman 2 baris tempat duduk, jadi lega banget. Suspensi & steer bisa diatur mode sport atau confort.
Yailah sekarang elektrik miror aja blum dapet :cry:
surya
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 238
Joined: Sat Apr 14, 2007 4:44

Post by surya »

blindzero wrote:
Siapa bilang TOYOTA / Honda tidak ada tokoh legendaris nya ?? Hanya saja tidak diekspos karena TOYOTA /HONDA belum pernah mengalami kehancuran sebesar NISSAN.

Sebuah perusahaan tanpa adanya pemimpin yang hebat tidak akan bisa berkembang. Memang banyak leader dalam 1 perusahaan, tapi pasti ada 1 leader yang memimpin leader leader itu sendiri.

Proses kerja yang efisien tidak akan bisa berjalan di suatu level, kalau tidak ada leader yang bagus untuk mengatur kinerja efisien di level tersebut.

Untuk masalah efisiensi... Baik toyota, honda, nissan, dll sudah pasti menggunakan pabrik mobil yang menggunakan robot. Dimana efisiensi pasti dicapai. Jadi manusia hanya sebagai pemasang pelengkap saja, seperti pintu, roda,dll.
Kebetulan gue sekarang sedang baca buku The Toyota Way, yg mengupas tuntas habis-habisan Lean Production ala Toyota (Toyota dianggap penemu lean production process untuk manufaktur).
Salah satu kekuatan Toyota justru bukan mengandalkan otomatisasi proses menggunakan robot. Justru dibagian paling penting dari proses, seperti proses dengan "Sistem Tarik" untuk menghindari produksi berlebih, Toyota lebih mengandalkan proses kontrol visual dengan menggunakan alat peraga manual seperti kartu Kanban yg diletakkan dalam baki manual atau papan tulis manual untuk pengendalian proses secara visual.
Menggunakan proses manufaktur ter-otomatisasi dengan menggunakan robot, bukan berarti perusahaan itu PASTI efisien! emangnya GM atau Ford itu masih pake orang untuk buat mobil? Udah jelas pake robot dan otomatisasi, tapi lihat saja seperti apa rugi mereka selama tahun-tahun terakhir karena mereka tidak smart melihat beban perusahaan untuk membiayai tunjangan karyawan, menutupi proses-proses tidak efisien dan biaya tersembunyi yg membuat perusahaan rugi sampe milyaran dollar per tahunnya....

Kekuatan utama Toyota Production System pada konsistensi kinerja luar biasa pada proses operasional dan bukannya pada mesin marketing atau salesnya, yg berimbas pada penjualan dan laba yg meningkat secara konsisten selama berpuluh tahun... bukan cuman one off show.

Toyota memang punya tokoh legendaris, seperti Taiichi Ohno yg merupakan penemu TPS, yang jabatannya justru bukan posisi top leader seperti Carlos Ghosn di Nissan. Taiichi Ohno menjadi legnda karena dia menjadikan lean production TPS sebagai bagian dari budaya kerja perusahaan selama berpuluh-puluh tahun berikutnya, bahkan pada saat orangnya sendiri sudah tidak ada.

Perangkat lean management ala Toyota, justru mengandalkan kekuatan team dengan prinsip seperti "Mengajarkan semua karyawan untuk menjadi pemecah masalah" atau prinsip "mendidik pemimpin dari dalam dan bukan merekrutnya dari luar"
surya
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 238
Joined: Sat Apr 14, 2007 4:44

Post by surya »

Satu lagi... kata USA TODAY : "Selain produsen mobil, Toyota juga merupakan suatu pola pikir."

:D
tukang sapu
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 303
Joined: Tue Apr 24, 2007 0:57

Post by tukang sapu »

Soichiro Honda was a mechanic who, after working at Art Shokai, developed his own design for piston rings in 1938. He attempted to sell them to Toyota who did not reject his first design as believed.[citation needed] He constructed a new facility to supply Toyota, but soon after, during World War II, the Honda piston manufacturing facilities were almost completely destroyed.

Soichiro Honda created a new company with what he had left in the Japanese market that was decimated by World War II; his country was starved of money and fuel, but still in need of basic transportation. Honda, utilizing his manufacturing facilities, attached an engine to a bicycle which created a cheap and efficient transport. He gave his company the name Honda Giken Kōgyō Kabushiki Kaisha which translates to Honda Research Institute Company Ltd. Despite its grandiose name, the first facility bearing that name was a simple wooden shack where Mr. Honda and his associates would fit the engines to bicycles. The official Japanese name for Honda Motor Company Ltd. remains the same in honor of Soichiro Honda's efforts. On 24 September 1948 the Honda Motor Co. was officially founded in Japan.
tukang sapu
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 303
Joined: Tue Apr 24, 2007 0:57

Post by tukang sapu »

The Toyota Motor Corporation was founded in September 1933 when Toyoda Automatic Loom created a new division devoted to the production of automobiles under the direction of the founder's son, Kiichiro Toyoda. Soon thereafter, the division produced its first Type A Engine in 1934, which was used in the first Model A1 passenger car in May 1935 and the G1 truck in August 1935. Production of the Model AA passenger car started in 1936. Early vehicles bear a striking resemblance to the Dodge Power Wagon and Chevrolet, with some parts actually interchanging with their American originals.[6] The company was founded in 1933 by Kiichiro Toyoda as an offshoot of Toyoda Automatic Loom Company, under the encouragement of the Japanese government, which needed domestic vehicle production partly due to the worldwide money shortage and partly due to the war with China.[7]

Although the Toyota Group is best known today for its cars, it is still in the textile business and still makes automatic looms, which are now fully computerized, and electric sewing machines which are available worldwide.

Toyota Motor Co. was established as an independent company in 1937. Although the founding family name is Toyoda (豊田), the company name was changed in order to signify the separation of the founders' work life from home life, to simplify the pronunciation, and to give the company a happy beginning. Toyota (トヨタ) is considered luckier than Toyoda (豊田) in Japan, where eight is regarded as a lucky number, and eight is the number of strokes it takes to write Toyota in Katakana. In Chinese, the company and its vehicles are still referred to by the equivalent characters (Traditional Chinese: 豐田; Simplified Chinese: 丰田), with Chinese reading. Both transliterations are correct.

During the Pacific War (World War II) the company was dedicated to truck production for the Imperial Japanese Army. Because of severe shortages in Japan, military trucks were kept as simple as possible. For example, the trucks had only one headlight on the center of the hood. The war ended shortly before a scheduled Allied bombing run on the Toyota factories in Aichi.
Replica of the Toyota Model AA, the first production model of Toyota in 1936
Replica of the Toyota Model AA, the first production model of Toyota in 1936

After the war, commercial passenger car production started in 1947 with the model SA. The quality and production principles on which Toyota is based originated in an education program from the United States Army in the postwar era.[8] In 1950 a separate sales company, Toyota Motor Sales Co., was established (which lasted until July 1982). In April 1956 the Toyopet dealer chain was established. The following year, the Toyota Crown became the first Japanese car to be exported to the United States and Toyota's American and Brazilian divisions, Toyota Motor Sales Inc. and Toyota do Brazil S.A., were also established. Toyota began to expand in the 1960s with a new research and development facility, a presence in Thailand was established, the 10 millionth model was produced, a Deming Prize and partnerships with Hino Motors and Daihatsu were also established. By the end of the decade, Toyota had established a worldwide presence, as the company had exported its one-millionth unit.
tukang sapu
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 303
Joined: Tue Apr 24, 2007 0:57

Post by tukang sapu »

JIT History (source: Wikipedia)

The technique was first used by the Ford Motor Company This describes the concept of "dock to factory floor" in which incoming materials are not even stored or warehoused before going into production. The concept needed an effective freight management system (FMS); Ford's Today and Tomorrow (1926) describes one.

The technique was subsequently adopted and publicised by Toyota Motor Corporation of Japan as part of its Toyota Production System (TPS).

Japanese corporations cannot afford large amounts of land to warehouse finished products and parts. Before the 1950s, this was thought to be a disadvantage because it forced the production lot size below the economic lot size. (An economic lot size is the number of identical products that should be produced, given the cost of changing the production process over to another product.) The undesirable result was poor return on investment for a factory.

The chief engineer at Toyota in the 1950s, Taiichi Ohno, examined accounting assumptions and realized that another method was possible. The factory could implement JIT which would require it to be made more flexible and reduce the overhead costs of retooling and thereby reduce the economic lot size to fit the available warehouse space. JIT is now regarded by Ohno as one of the two 'pillars' of the Toyota Production System.

Therefore over a period of several years, Toyota engineers redesigned car models for commonality of tooling for such production processes as paint-spraying and welding. Toyota was one of the first to apply flexible robotic systems for these tasks. Some of the changes were as simple as standardizing the hole sizes used to hang parts on hooks. The number and types of fasteners were reduced in order to standardize assembly steps and tools. In some cases, identical subassemblies could be used in several models.

Toyota engineers then determined that the remaining critical bottleneck in the retooling process was the time required to change the stamping dies used for body parts. These were adjusted by hand, using crowbars and wrenches. It sometimes took as long as several days to install a large (multiton) die set and adjust it for acceptable quality. Further, these were usually installed one at a time by a team of experts, so that the line was down for several weeks.

So Toyota implemented a strategy called Single Minute Exchange of Die (SMED), developed by Shigeo Shingo. With very simple fixtures, measurements were substituted for adjustments. Almost immediately, die change times fell to hours instead of days. At the same time, quality of the stampings became controlled by a written recipe, reducing the skill level required for the change. Further analysis showed that a lot of the remaining time was used to search for hand tools and move dies. Procedural changes (such as moving the new die in place with the line in operation) and dedicated tool-racks reduced the die-change times to as little as 40 seconds. Today dies were changed in a ripple through the factory as a new product begins flowing.

After SMED, economic lot sizes fell to as little as one vehicle in some Toyota plants.

Carrying the process into parts-storage made it possible to store as little as one part in each assembly station. When a part disappeared, that was used as a signal (Kanban) to produce or order a replacement.
User avatar
blindzero
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2391
Joined: Sat Dec 24, 2005 16:37
Location: Sparkling Surabaya

Post by blindzero »

surya wrote: Menggunakan proses manufaktur ter-otomatisasi dengan menggunakan robot, bukan berarti perusahaan itu PASTI efisien! emangnya GM atau Ford itu masih pake orang untuk buat mobil? Udah jelas pake robot dan otomatisasi, tapi lihat saja seperti apa rugi mereka selama tahun-tahun terakhir karena mereka tidak smart melihat beban perusahaan untuk membiayai tunjangan karyawan, menutupi proses-proses tidak efisien dan biaya tersembunyi yg membuat perusahaan rugi sampe milyaran dollar per tahunnya....
Efisien itu pengertiannya hemat. Tidak menggunakan banyak biaya untuk memproduksi suatu barang. Kalau pake robot sudah pasti dong efisien, tidak perlu bayar gaji. Bilang saja robot bisa gantiin 5 orang. Udah hemat gaji 5 orang.

Nah yang anda lihat itu efisiennya digabungin dengan angka penjualan. Dimana udah tentu sangat lain. Efisien itu berhubungan dengan COST. Bukan dengan laku'nya suatu produk.

Kasus Ford dan GM itu sendiri bukan karena FORD dan GM menggunakan robot dalam produksi mobilnya. Melainkan karena penjualannya yang tidak bagus sama sekali. Karena itulah dia tidak bisa menutupi cost-cost yang ada. Untung-untung pake robot, kalau banyak manusianya kan cost lebih tinggi.

Tujuan perusahaan mau pake robot itu kenapa sih ? PROTON aja pake robot lho !! tapi mau bangkrut..dan itu udah dibahas bukan karena Robotnya, tapi karena penjualannya yang tidak bagus. Sistem marketing yang buruk dimana harga baru proton bisa beli mobil import baru.
surya wrote: Perangkat lean management ala Toyota, justru mengandalkan kekuatan team dengan prinsip seperti "Mengajarkan semua karyawan untuk menjadi pemecah masalah" atau prinsip "mendidik pemimpin dari dalam dan bukan merekrutnya dari luar"
Yang mimpin karyawannya siapa ? Yang mengkoordinir team itu siapa ? pasti ada kordinator nya dong.... bukankah kordinator bisa dibilang sebagai pemimpin. Kalau team itu gagal, yang salah kordinator kan ?

Bilang saja tim karyawan itu divisi perakitan. Apa tidak ada kepala divisi perakitan ? Yang dimaksud lean management itu hanyalah sebuah CARA untuk mendidik karyawan tidak terlalu bergantung pada pemimpin. Melainkan melalui kerjasama. Tapi tetep saja ada pemimpin disana.

Ini sama saja dengan TENTARA, dalam 1 peleton diajarkan untuk bekerja sama, saling membantu dalam menumpas musuh. Tapi tetep saja ada KAPTEN sang pemimpin untuk mengkordinasi mereka mencapai sukses secara tim.
ichsan_n
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1121
Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03

Post by ichsan_n »

Nih.. sumbernya, pernah baca turn aroundnya Nissan? disitu ghosn bilang waktu pertama kali dia mimpin, dia emang bilang begitu agar tidak terjadi overexpectation disaat kepemimpinan dia.. dengan maksud, tujuan turnaround nissan untuk setidaknya mengembalikan nissan kembali ke masa jayanya dia dahulu. Dan memang dia juga akui untuk learning curve, akibat miss management Nissan selama ini menyebabkan nissan tertinggal 10 tahun dibanding toyota. number speak louder lah pak.. gimanapun juga profit and loss bicara lebih lantang dari teknik management apapun yang dipakai.. nah memang kalau dibanding toyota, mana yang lebih baik kondisinya waktu itu? untung saja, renault mau masuk. inject dana, new management, newmarketing concept.. itu maksudnya ghosn. tapi gini lah, itu kan kondisi dijepang, yang ane pengen lihat tuh NMI dehh.. SPK GW KELUPAAN DIINPUT BENERAN KAGA NEHHH???? Btw dulu waktu ortu indend new CRV (th 2002 lalu) indend 6 bulan juga.. itu juga sempet dibilang bakalan molor.. sampe akhirnya gw bentak2 itu dealer..masa tidak menepati tanggal delivery di SPK mah namanya merugikan konsumen bener! akhirnya setelah dicerewetin gitu beneran tepat waktu deh.. ngga tau deh dealer nissan gw.. apa perlu ditendang dulu baru jalan?

[quote="Sithlord"]Waduh, kamu mau becanda boleh, tapi jangan asal lempar kata bilang Ghosn bilang mutu Nissan 10 tahun di belakang Toyota. Nanti para indener GL 1.5 pada batal dan lari lagi ke Avanza baru tau deh...


Don't do that. Say the truth. Mau joke boleh tapi jangan sampai orang salah kapra nanti....
User avatar
ZombiEE
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11521
Joined: Sat Mar 17, 2007 7:20

Post by ZombiEE »

ooo..nissan lovers tuh bung ronny toh..met kenal...
terus terang...aye pake xtrail selama ini ok2 aja tuh....quality-wise..it's more than decent..but not too soon for me to say extraordinary oommmmphhhhhh
sukasuka_man
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 178
Joined: Sun Apr 22, 2007 16:50

Post by sukasuka_man »

ichsan_n wrote:Nih.. sumbernya, pernah baca turn aroundnya Nissan? disitu ghosn bilang waktu pertama kali dia mimpin, dia emang bilang begitu agar tidak terjadi overexpectation disaat kepemimpinan dia.. dengan maksud, tujuan turnaround nissan untuk setidaknya mengembalikan nissan kembali ke masa jayanya dia dahulu. Dan memang dia juga akui untuk learning curve, akibat miss management Nissan selama ini menyebabkan nissan tertinggal 10 tahun dibanding toyota. number speak louder lah pak.. gimanapun juga profit and loss bicara lebih lantang dari teknik management apapun yang dipakai.. nah memang kalau dibanding toyota, mana yang lebih baik kondisinya waktu itu? untung saja, renault mau masuk. inject dana, new management, newmarketing concept.. itu maksudnya ghosn. tapi gini lah, itu kan kondisi dijepang, yang ane pengen lihat tuh NMI dehh.. SPK GW KELUPAAN DIINPUT BENERAN KAGA NEHHH???? Btw dulu waktu ortu indend new CRV (th 2002 lalu) indend 6 bulan juga.. itu juga sempet dibilang bakalan molor.. sampe akhirnya gw bentak2 itu dealer..masa tidak menepati tanggal delivery di SPK mah namanya merugikan konsumen bener! akhirnya setelah dicerewetin gitu beneran tepat waktu deh.. ngga tau deh dealer nissan gw.. apa perlu ditendang dulu baru jalan?
Sama dengan ane..... lihat thread saya nih
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... 1934#91934

Bro Sithlord...nih ada juga yang sampaikan kekurangan NMI di 2 thread yang berbeda..... Ayo komplain deh.
Kan anda pernah bilang saya jangan terlalu umbar di banyak thread.
ichsan_n
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1121
Joined: Wed Apr 18, 2007 2:03

Post by ichsan_n »

Sithlord.. dulu kan pernah meng-counter tentang masalah TQM.. so any comment with this? heheheh.. biar turun gunung lagi.. kekekekekek.. biar seru lagii

Nissan recall 92,000 unit termasuk TiidaLatio

(11/06/2007) - Nissan Motor me-recall lebih dari 92,000 unit karena masalah padakopling dan bungkus jok seperti diumumkan Kementrian Transportasi Jepang danNissan, Jumat (8/6).

Dalam pernyataannya, Kementrian Transportasi menjelaskan, Nissan akan menarik76,929 unit Note, Tiida, Cube, Tiida Latio, March dan Wingroad yang diproduksiantara Mei 2005 dan Maret 2006 dan dipasarkan di Jepang. Dari penyelidikandiketahui ada beberapa kopling yang retak karena kurang kuat dan pada kondisiterburuk, mobil mogok. Sedikitnya ada 66 kasus yang dilaporkan berkaitan denganproblem ini namun tidak ada kecelakaan.

Jurubicara Nissan Haruko Wada menambahkan, Nissan juga akan merecall sekitar420 Tiida yang dipasarkan di Singapore, Hongkong, dan Mauritius karena problemserupa.

Sementara Teddy Irawan, Sales & Marketing Director PT Nissan Motor Indonesiamengatakan Tiida Latio yang dipasarkan di Indoensia tidak termasuk dalam progralrecall itu. "Kalau memang ada recall, pastinya akan diumumkan," katanya. TiidaLatio yang dipasarkan di Indonesia didatangkan utuh dari Thailand.

Nissan juga akan merecall 14,716 unit subcompact March yang diproduksi antaraSeptember - Desember 2006 dan dipasarkan di Jepang karena pelapis jok kursidepang tidak cukup kuat. Sekitar 520 unit March yang dipasarkan di negara lainseperti Singapore, Mauritius dan Selandia Baru juga di recall karena problem ini.
ichsan_n wrote:Setuju sithlord.. sourcenya? walaahh.. dibilang lagi ngobrol sambil minum cendol ama sih ghosn ngga percaya.. hehehhe.. makanya itu, ane juga takutnya.. management NMI tetep kepala batu ngga mau berubah, nanti jadi banyak yang di recall akhirnya macam honda or toyota.
Sithlord wrote:Ngak lah, like I said, kasus di Toyota sama saja, buktinya dulu Avanza / Xenia / kijang antriannya seperti apa... Ingat ?


Dan Ghosn pernah bilang TQM ketinggalan ama Toyota 10 tahun ? Saya sudah baca semua buku tentang dia, ngak pernah tuh dia rendah hati sampai bilang kayak gitu. Coba, find me the source of what he said....
Namanya supplier kalau di tekan berlebihan, sooner or later pasti....