Kantor libur, kuliah tinggal nunggu fieldwork, saya review mubil yang saya kira sempet jadi SM Car of the Year, tapi..
Kijang yang akan saya review sepertinya merupakan pilihan yang paling tidak dianjurkan disini..
Innova, Bensin, Matic

========================================================================================================================================
mukadimah:
Suatu malam, babeh sampe rumah dengan kondisi teti ketabrak dari belakang, teti kudu masuk body repair. selama di body repair, kami butuh satu mubil lagi, dan... kami mendapat khabar kalau salah seorang kerabat kami siap meminjamkan sebuah mobil yang sedang nganggur di garasi rumahnya.
oh well, an Innova. gasoline, automatic transmission..
hari H telah tiba, teti masuk ke body repair, dengan asuransi untungnya, pengerjaan dilakukan 1 minggu, dan saya bertandang ke rumah kerabat saya untuk mengambil si ipah. and the story begins here..
========================================================================================================================================
first impression:
Innova ini dibeli oleh kerabat saya pada bulan Februari tahun 2016, dengan mileage 77rb km dengan harga yang tidak lebih mahal dari harga Agya TRD-S A/T saat itu. bisa dikira kira harganya berapa lah ya. hahahaha. selama 4 bulan pemakaian, cuma naik 3000 km, saya pakai di 80rb something km.
puter starter, terdengar suara decit belt yang sangat amat... annoying. terlihat mubil ini sangat tidak dirawat pemiliknya, kotor, kusam, ban rada kempes, belt sampe bunyi kenceng bener, oh well..
keluarkan mubil ini dari garasi, terdengar suara bebunyian dari kaki kaki yang tidak terurus, parkir di depan rumah, atur posisi dari tilt steering, nah, ketemu yang pas. sip. atur ketinggian bangku dari kenop pengatur di bagian kanan pengemudi yang uda mulai ga bermain / keras / macet, untung ga patah

di tripmeter tertera 243 km, saya kira pemiliknya mengisi Kijang ini fulltank sebelum meminjamkan saya pada posisi 1/4 tangki, and it goes something like this:

omoooooooooooo 1:6, teti kalah boros sama ini mubil



merasa terganggu dengan kondisi mobil yang seakan ga terawat, saya masuk ke sesi kedua..
isi angin ban, 35 rata, manual di pintu berkata 34 rata, saya lebihin 1 PSI dah, dan.. cuci mobil. saya kesal dengan gerobak tidak terawat. huh.
sampe rumah, saya isi semua air wiper, coolant radiator yang sudah hampir di batas low



========================================================================================================================================
interior:

Anda mungkin bosan melihat dasbor spartan ini. dengan head unit 2 din yang WMA & MP3-able, namun hanya bisa menelan sekeping CD, dengan output suara yang okelah.. switch A/C model puteran kompor, setir palang tiga terkutuk sejak jaman eyang kakung namun fungsional dan mudah ditekan tombol klakson nya, dengan 2 glove box ukuran dewa di sisi kiri.. dengan sepasang cup holder di konsol tengah depan console box, dengan tray untuk menaruh keperluan pribadi misalkan kotak rokok

oiya ukuran cup holder ini paling mepet ke Aqua 330ml, buat 600ml sulit masuk..
dengan beberapa cup holder di doortrim, yang menambah fungsionalitas mobil ini.

beberapa wood panel aksesori Genuine Toyota tambahan di konsol A/C, doortrim dan shiftknob membuat Innova G ini serasa Innova V, sampai Anda realized kalo spidometernya masi turunan pikap dengan kenop A/C model puteran kompor



mohon jangan mesum kalian. buat tidur di mobil saat menunggu kelas sore di kampus.

yaa, tipe G, hmm.. ada A/C sampe row ketiga yang menyatu dengan plafon, peletakkan yang asyik menurut saya. semua baris mendapat distribusi merata...
emang sih uda outdated sekali model interiornya, tapi saya masih merasa mobil ini JAUH SEKALI lebih manusiawi dari semua LMPV yang pernah saya punya, saya tumpangi, dan saya kendarai.
masuk ke posisi duduk..
========================================================================================================================================
posisi duduk.
posisi mengemudi kebapakan yang tidak sporty namun nyaman, relax, dan santai menjadi nilai plus mobil ini. setidaknya bagi saya yang hanya punya LMPV buat angkut barang dan LCGC buat saya wara wiri, Innova tua ini terasa sangat nyaman. jok nya besar, lebar, dan empuk bagaikan sofa, kaki saya ga nekuk2 amat, tangan saya bisa dengan sangat sempurna memegang setir, siku kiri bisa ditaro di console box, siku kanan bisa saya taruh di doortrim. nice job Toyota.
sewaktu driver saya yang nyetir dan saya duduk di row 2, saya sangat bahagia karena.. legroom luas, headroom amat luas, saya bisa ngengkang sepuasnya di row 2 karena lega beneeerrr




memang tidak ada fitur multimedia yang memadai di mubil ini, tapi gapapa, fitur sleep-in-2nd-row bisa membantu saya saat long trip

masuk ke eksterior yaa..
========================================================================================================================================
eksterior

Innova Euro II facelift IMHO merupakan Innova gen 1 paling ganteng menurut saya. semuanya pas. model paling abadi. gen 1 non euro menurut saya benar2 outdated, GNKI mulai banyak ornamen yang bikin mata saya sepet, dan dono gitong yang horrible. really horrible dono gitong.
headlamp model membulat memberi kesan elegan menurut eke, body kit tipe G yang ga keramean juga membuat mubil ini makin enak dipandang, sayangnya tanduk belakang variasi cap Auto 2000 membuat tampak belakang mobil ini sedikit tercoreng di mata saya


warna hitam yang pasaran sebagai mobil travel / rental / mobil dinas ini membuat mubil ini terlihat semakin pasaran, tapi setelah 5 tahun, cat nya masih mengkilat dan masih enak sekali dilihat, berkesan gagah namun elegan. dengan rear lamp LED-wannabe, saya jadi makin jatuh cinta sama Innova ini

okay, kita masuk ke driving impression..
========================================================================================================================================
driving impression.
setir yang masih dibantu oleh hydraulic power steering berasa berat diputar, dan body nya yang besar dan berat dipadu mesin yang bebal dan transmisi yang tidak kalah bebalnya membuat mobil ini sungguh malas bergerak di kemacetan dalam kota, dan agak ngeselin kalo mau parkir cepat.
saya memang ga berharap banyak dari tenaga Innova bensin, apalagi matic. berulang kali mengemudi Innova diesel baik manual maupun matic, dan Innova bensin baik manual maupun matic, saya masih memilih mesin diesel 2KD nya yang torsinya badak daripada mesin 1TR yang...
boros, boyo, lemot.
pindahkan shifter ke D, Kijang bengkak ini pun bergerak dengan malas

sampai satu momen dimana saya harus kickdown untuk menyalip di tol dan...
n g e d e n.
suara ngelitik khas Innova dan suara kentut khatulistiwa di sekitar 3500-4000 rpm bener bener mengganggu pendengaran, masi meningan suara peresan tebu mesin L nya Hondul apa mesin 3SZ apansa yang teriak teriak cempreng daripada suara kentut khatulistiwa di mesin 1TR Matic ini


okay, shift down ke 3-2, tendang gas, roooooaaaaaarrrrrrr, torsi maksimum tercapai, transmisi tua bolotnya akhirnya berhasil menyalurkan napas tua dari mesin uzur boros ini ke gerdan belakang, badan saya terhempas lembut ke jok, dan spidometer mencapai 100 kpj, shift ke 3, jeda 1 detik, badan terhempas lagi ke jok, masuk 120 kpj - 130 kpj - 140 kpj - 145 kpj - dan ngeden


145 kpj keatas berasa laaamaaaaa sekali, sampai akhirnya masuk 150 kpj dan saya keinget kalo ban mobil ini 2 piece buatan taun 2013 dan mulai halus, sedangkan 2 ban belakang buatan tahun 2011 dan.. sudah mulai botak alias sisa garis tengahnya doang. saya pun menekan rem tanpa ABS EBD BA nya dan pedal rem nya bergetaaaaaaarrrrrr wuakakakakak maybe piringan rem nya uda bergelombang atau malah kampas rem nya sudah habis sama sekali. goyang kiri goyang kanan sampai akhirnya saya melaju konstan di 90-100 kpj.
dan akhirnya saya menemukan enaknya bawa Innova bensin. melaju antara 90-120 kpj secara konstan dan tidak pindah pindah jalur. di RPM antara 2500-3500 rpm.. sangat nyaman, body berasa cukup anteng, saya kira akan sangat anteng kalo unit pinjaman yang saya dapat kondisinya sehat, at least, ban, kaki kaki dan rem sehat.
sejak saat itu, setiap kali mau menyalip, saya shift ke D3, saat uda kepepet, shift ke 2, lalu nyantai lagi di D.
dan semua berubah saat saya melihat meteran bensin, naik 240 km buat rute kombinasi, posisi tengki BBM uda dibawah 1/2 lagi..

menyebalkan sekali mobil boros ini

========================================================================================================================================
verdict:
saya menyarankan ambil tipe V buat semua tipe Innova Gen 1, dari yang non-euro sampe dono gitong, karena harga 2nd nya di tahun dan model yang sama relatively sama antara tipe E, G, dan V. beda pun ga banyak, dan sesuai sekali sama perangkat keselamatan dan fitur dalam kabin dan peredaman ekstra yang akan Anda dapatkan di tipe V..
kalo bisa ambil Diesel yang mesin 2KD, it will be much better dari sisi tenaga dan konsumsi BBM. kabar baiknya lagi, banyak opsi untuk membuat Innova Diesel menjadi sangat kencang, tentunya dengan extra cost, tanpa mengurangi durabilitynya, asalkan treatment yang dilakukan juga bagus yaa. meskipun harus ditembus dengan harga bekas yang lebih mahal antara 30-40 juta untuk tipe dan tahun yang sama.
jika ente ga bermasalah dengan tenaga dan konsumsi BBM, atau kalau mubil akan jadi garage queen dengan pemakaian dibawah 15rb km per tahun, saya kira mengambil Innova bensin matic akan sangat amat masuk akal, karena harga bekasnya sangat jatuh, durability yang bener2 badak dari engine dan tranny, treatment asal pakek olie sesuai spek masi okelah, masalah primium bisa diakalin dengan sering2 kuras tengki dan carbon clean wekekekekek

conclusion:
Innova G A/T 2011
+ harga 2nd ancur lebur
+ pajak relatively lebih murah dari yang diesel
+ rata rata kondisi yang binsin matic masi cukup bagus
+ semua nilai + khas Innova deh, uda pada tau lah ya
- fitur dalam kabin sangat spartan
- fitur keselamatan juga sangat spartan
- sangat boros BBM
- meningan ambil tipe V
- meningan ambil diesel matic kalo ada dananya

well, Innova Bensin Matic bukanlah mobil yang enak buat dikendarai sendiri, bukan juga mobil terenak di range harga bekasnya buat dibeli untuk disupirin / ditumpangin. tetapi HARGA BEKASnya yang SANGAT JATUH untuk sebuah Toyota, dalam hal ini sebuah Kijang Innova, membuat mubil ini sangat layak buat dibeli oleh ente yang punya keluarga besar, atau buat ente yang suka duduk di row 2 dan menggunakan jasa supir.
eventhough transmisi maticnya bodoh, lambat, dan relatively kasar, plus enjin yang boros, boyo dan lemot, fitur multimedia dalam kabin nihil, apalagi fitur keselamatan yang nol besar, mobil ini bisa diisi 8 orang dengan nyaman, jok nya empuk dan lebar, cruising ability yang pastinya lebih baik dari semua LMPV baru yang beredar, peredaman kabinnya cukup baik, bantingan suspensinya lembut, dengan bonus durability dan jaringan servis serta kemudahan sparepart khas Toyota.
========================================================================================================================================
thanks all
