Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
....
medan daerah situ ya perbukitan, jadi harus belah bukit bukit gitu,,,, tapi positif nya biaya pembebasan lahan mudah, negativ nya tol nya naek turun dan biaya bangunnya banyak[/quote]
emang ga bisa di bolongin bikin terowongan ya? kayak di film2, atau kayak terowongan pencala di tol KL ke damansara
saya bukan orang sipil/arsitek sih, mungkin pertimbangan cost nya kali ya?
limaues wrote:....
medan daerah situ ya perbukitan, jadi harus belah bukit bukit gitu,,,, tapi positif nya biaya pembebasan lahan mudah, negativ nya tol nya naek turun dan biaya bangunnya banyak
emang ga bisa di bolongin bikin terowongan ya? kayak di film2, atau kayak terowongan pencala di tol KL ke damansara
saya bukan orang sipil/arsitek sih, mungkin pertimbangan cost nya kali ya?
cost mahal, belom lagi maintanance...emang sih kalo bikin terowongan setidaknya gak mengganggu bentuk alamnya lagi...tp kalo terowongan running costnya lebih berat berimbas ke harga tiket tolnya...
#menolaklupa
"If you think education is expensive, try the cost of ignorance"
iwidiyanto wrote:Setahu saya jalan toll yang banyak lampu hanya di wilayah dalam kota, Jagorawi saja gelap kok, lampu2 jalan hanya di deket2 gerbang toll saja.
Betul juga om...
brintanizer wrote:
Itulah ciri khas nya tol ini om. Belah gunung bikin jembatan diatas jurang . Suasana nya udh kayak di filem2 amerika aja ... *minus salju*
Sebenernya lewat tol sini enak.. apalagi pas pagi2 cerah, pas tol agak sepi..
Kecepatan standar aja, ga usah nyalain AC, buka jendela dikit, udara sejuk menyapa..
Sambil menikmati pemandangan alam di kiri/kanan dan gunung ungaran..
Last edited by ZEXELGRIFONE on Thu Feb 18, 2016 8:15, edited 1 time in total.
Pada seksi II ini juga dibangun tunnel atau terowongan sepanjang 472 meter yang berada di Bukit Cilengsar.
Terowongan yang akan dibangun dalam dua lajur ini dipilih sebagai solusi untuk tidak membelah bukit. Pengerjaan membelah bukit dinilai memakan biaya lebih mahal dan waktu lebih lama.
"Membuat terowongan effort-nya hanya 10 persen ketimbang membelah bukit," kata Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hediyanto W. Husaini, di lokasi proyek Tol Cisumdawu, Jumat (18/12/2015).
Artinya, pembangunan terowongan berdiameter 12 meter itu mampu menghemat fulus hingga 90 persen.
Menurut Hediyanto, pertimbangan lainnya adalah jumlah tanah yang diangkut akan lebih sedikit ketimbang harus membelah bukit dengan konsekuensi tanah terbuang lebih banyak.
Pembangunan terowongan yang diklaim sebagai satu-satunya untuk jalan tol Indonesia ini akan dipercayakan kepada Metallurgy Corporation of China (MCC) dengan metode New Austrian Tunneling Method.
Pada seksi II ini juga dibangun tunnel atau terowongan sepanjang 472 meter yang berada di Bukit Cilengsar.
Terowongan yang akan dibangun dalam dua lajur ini dipilih sebagai solusi untuk tidak membelah bukit. Pengerjaan membelah bukit dinilai memakan biaya lebih mahal dan waktu lebih lama.
"Membuat terowongan effort-nya hanya 10 persen ketimbang membelah bukit," kata Dirjen Bina Marga Kementerian PUPR, Hediyanto W. Husaini, di lokasi proyek Tol Cisumdawu, Jumat (18/12/2015).
Artinya, pembangunan terowongan berdiameter 12 meter itu mampu menghemat fulus hingga 90 persen.
Menurut Hediyanto, pertimbangan lainnya adalah jumlah tanah yang diangkut akan lebih sedikit ketimbang harus membelah bukit dengan konsekuensi tanah terbuang lebih banyak.
Pembangunan terowongan yang diklaim sebagai satu-satunya untuk jalan tol Indonesia ini akan dipercayakan kepada Metallurgy Corporation of China (MCC) dengan metode New Austrian Tunneling Method.
bagus juga mod kalau jadi dibuat, biasanya kalau udah jadi 1 bisa lanjut ke tempat lain.. kalau bisa sharing technology ama BUMN local biar lebih murah lagi
tinggal nunggu cerita mistis khas indonesia dari proses pembuatan sampai mulai beroperasi
ZEXELGRIFONE wrote:
Sebenernya lewat tol sini enak.. apalagi pas pagi2 cerah, pas tol agak sepi..
Kecepatan standar aja, ga usah nyalain AC, buka jendela dikit, udara sejuk menyapa..
Sambil menikmati pemandangan alam di kiri/kanan dan gunung ungaran..
Bener2 ala T*pG*ar Oom... Tinggal pake musik classic yang pas episodenya hovervan yang menganggu ketenangan masayarakat di pinggir kali pedesaan Inggris.
Bakal nemu duo kaleng sruntulan diatas 130 kpj terus nih... Sering wira wiri cipali, cruise di 125an pake ipah... Nikmat sekali kalo semua sdh terhubung.
Ane rasa malah bakal nikmat banget kalau toll udah nyambung dari ujung-ujung...
Pengalaman ane si selama nyambung toll terus,
1. Pake papanjah langsiran 2010 operasional kantor dg kondisi mobil seadanya dari deket Bandara Soeta njemput rekan kerja, langsung cuss toll dalam kota-toll cikampek-toll Cipali sampai terakhir toll Pejagan keluar Brebes. Jalan normal sesuai rambu aja, mentok 100 kph lebih dikit (taat aturan ). Benernya pengen nyampe Semarang/Surabaya toll terus biar bensin lebih irit walaupun digantikan sama ongkos toll yang lumayan mahal.
Kendaraan aman2 aja, tidak ada keluhan overheat, dll. Berhenti buat isi bensin sama makan aja.
2. Pake ipah 2011 milik kantor saudara diminta bawa ke Semarang buat operasional di sana. Tetep toll terus dari JORR sampai keluar Brebes. Tidak ada keluhan sama sekali. Bawa normal sesuai rambu meski jalanan lengang bahkan cenderung sepi.
3. Pake Sity 2009 milik saudara, pinjem mendadak karena ada urusan penting di kampung. Bejek pol-polan di toll JORR sampai Cipali terus habis sampai Brebes, alhamdulillah lancar. Padahal diinfo kalau seharusnya udah waktunya servis tapi karena urusan mendadak ya mau gimana lagi. Alhamdulillah lancar pergi pulangnya. Tidak ada mogok ataupun keluhan lainnya.
Jadi menurut ane, gak ada masalah dibejek toll terus menerus asal kondisi mobil sehat walafiat atau cukup sehat.
Sebenernya kalo dibejek sesuai rambu sih nggapapa mesinnya. Yang biasanya bakal lbh cepat rusak kalau memaksakan melanggar rambu kecepatan. Apanjah lari 100 aja udah 4.000an rpm yg manual. Odong odong diesel saya rpm 3.500 saat cruising 145kpj, redline di 4.700.
Sent from my Lenovo S890 using Tapatalk
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
Saya malah lebih concern dg kualitas jalan tol nya drpd dg mobilnya..
Lewat setahun aja di cipali sudah harus sering2 melewati perbaikan pinggiran jalan tol...lagi enak2 ngebut tiba2 harus slow down krn ada perbaikan jalan yg menyisakan satu lajur kanan doang....
Tahun ini katanya tol pemalang - batang sudah bisa di fungsikan,tinggal yg batang ke semarang yg belum...
dan OMG....tol nya bakri itu bener2 ga layak di sebut jalan tol....
Avanza@2006>>>
Innova@2010>>>
EcoSport@2014 >>>
Black VRZ@2016
Kalau disimak perbedaan2 dunia automotif di Indo & di US, salah satunya adalah masalah kecepatan rata2. Menurut gw, perbedaannya bisa dikasih faktor 1,6 yang sama dengan faktor konversi dari mph ke kph (1 mph ~ 1,6 kph).
Karena perbedaannya cukup besar, aspek2 seperti besarnya power output dan kesensitifan masalah ban. Masalah ban ini yang terakhir2 ini jadi bahan pikiran gw. Mobil2 gw di sini punya lebih dari satu set ban & velg; bukan hanya karena masalah tampang dan masalah gw hobi ban & velg, tapi karena masalah musim. Kalau di Indo dulu, setiap mobil hanya ada satu set velg dan kalau butuh ban, tidak terlalu dipikirin ban yang mana. Semua ban biasanya tipe all-season (baca: all-suck) dan yang jadi pertimbangan utama adalah umur ban karena mau murah.
Di sini, waktu masih kuliah, mobil hanya satu; dipakai untuk kaki, luar kota, dalam kota, balapan di medan yang lebih banyak macamnya; dari jalan kering, basah, bersalju, es, dan kombinasi (slush, snow on ice, ice patches on dry, alternating snow & wet, hail, etc. etc). Jadi waktu dulu, mobil punya paling sedikit 3 set ban & velg. Satu untuk musim dingin, satu untuk musim panas, dan satu untuk balapan. Salah pakai ban bisa berakibat fatal (contoh jangan ditiru: pakai racing slicks waktu hujan deras atau temperatur di bawah 0C). Pakai ban musim dingin yang speed ratingnya salah bisa berakibat fatal juga (ban cuma bisa sampai 140 kph, top speed mobil 220 kph).
Dengan adanya jalan2 tol di Indo, ancaman pemakaian ban yang speed rating kurang tinggi atau masalah tekanan ban yang kurang (semakin tinggi kecepatan & beban, semakin tinggi tekanan ban yang dibutuhkan) berarti lebih besar. Mungkin ancaman2 ini tidak perlu dikuatirkan untuk mobil2 yang dimiliki oleh anggota2 SM, tapi bukan berarti mobil2 lain yang berjalan beriringan dengan kita di jalan2 tol ini sudah siap untuk perjalanan jauh dengan kecepatan yang jauh lebih tinggi.
Tom
"PRIK NSD"
"WAHJUDI"
"POS VETT"
"YELO NEK"
"AINT YRS"
Pengalaman nyetir paling panjang dan lama PP dari Banjarmasin - Pangkalanbun tahun 2008an dengan Mitsu Kuda Diesel (lupa tahun tapi kayanya Gen 1 soalnya pintu belakang masih dibuka ke samping). Ceritanya dikerjain sama orang Cabang dikasih supir yang uda 3 hari kurang tidur... Terpaksa pada saat itu ngambil alih kemudi, Si supir tak suruh duduk di samping jadi "GPS idup" yang cuma dibangunin kalau ketemu persimpangan.
Cruising dengan kecepatan rata - rata 80 - 100 Kph dengan santai... melewati 2 zona waktu... Sepanjang perjalanan lancar jaya kosong melompong dengan dihiasi pemandangan di sisi kiri dan kanan jalan rawa - rawa dan padang rumput... Sesekali disalip sama Double Cabin (Strada dan sejenisnya) sampe bikin bodi mobil goyang.... (Sangkin kencengnya itu Strada dan sangkin kosongnya itu jalanan)
Karena PP total waktu berkendara +/- 24 Jam tanpa istirahat panjang (Cuma Buang air, antri bahan bakar dan gantian nyetir aja... selebihnya "GasPol") ... Kendala utama cuma... Langkanya Solar pada saat itu... Mobil? aman - aman saja pada saat itu...
#PengalamanTakTerlupakan #Kangen
REAL MAN USE THREE PEDALS
*Sambil Mijit - mijit Betis Kiri*
Pengalaman nyetir paling panjang dan lama PP dari Banjarmasin - Pangkalanbun tahun 2008an dengan Mitsu Kuda Diesel (lupa tahun tapi kayanya Gen 1 soalnya pintu belakang masih dibuka ke samping). Ceritanya dikerjain sama orang Cabang dikasih supir yang uda 3 hari kurang tidur... Terpaksa pada saat itu ngambil alih kemudi, Si supir tak suruh duduk di samping jadi "GPS idup" yang cuma dibangunin kalau ketemu persimpangan.
Cruising dengan kecepatan rata - rata 80 - 100 Kph dengan santai... melewati 2 zona waktu... Sepanjang perjalanan lancar jaya kosong melompong dengan dihiasi pemandangan di sisi kiri dan kanan jalan rawa - rawa dan padang rumput... Sesekali disalip sama Double Cabin (Strada dan sejenisnya) sampe bikin bodi mobil goyang.... (Sangkin kencengnya itu Strada dan sangkin kosongnya itu jalanan)
Karena PP total waktu berkendara +/- 24 Jam tanpa istirahat panjang (Cuma Buang air, antri bahan bakar dan gantian nyetir aja... selebihnya "GasPol") ... Kendala utama cuma... Langkanya Solar pada saat itu... Mobil? aman - aman saja pada saat itu...
#PengalamanTakTerlupakan #Kangen
Apalagi skrg jalan di dekat perbatasan sarawak sudah bagus yak... tinggal tes ketahanan supirnya aja tuh.. meleng dikit... werrrr....
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
Pengalaman nyetir paling panjang dan lama PP dari Banjarmasin - Pangkalanbun tahun 2008an dengan Mitsu Kuda Diesel (lupa tahun tapi kayanya Gen 1 soalnya pintu belakang masih dibuka ke samping). Ceritanya dikerjain sama orang Cabang dikasih supir yang uda 3 hari kurang tidur... Terpaksa pada saat itu ngambil alih kemudi, Si supir tak suruh duduk di samping jadi "GPS idup" yang cuma dibangunin kalau ketemu persimpangan.
Cruising dengan kecepatan rata - rata 80 - 100 Kph dengan santai... melewati 2 zona waktu... Sepanjang perjalanan lancar jaya kosong melompong dengan dihiasi pemandangan di sisi kiri dan kanan jalan rawa - rawa dan padang rumput... Sesekali disalip sama Double Cabin (Strada dan sejenisnya) sampe bikin bodi mobil goyang.... (Sangkin kencengnya itu Strada dan sangkin kosongnya itu jalanan)
Karena PP total waktu berkendara +/- 24 Jam tanpa istirahat panjang (Cuma Buang air, antri bahan bakar dan gantian nyetir aja... selebihnya "GasPol") ... Kendala utama cuma... Langkanya Solar pada saat itu... Mobil? aman - aman saja pada saat itu...
#PengalamanTakTerlupakan #Kangen
Apalagi skrg jalan di dekat perbatasan sarawak sudah bagus yak... tinggal tes ketahanan supirnya aja tuh.. meleng dikit... werrrr....
Betul Om Vanz... tahun 2008 Trans Kalimantan hanya sampai Pangkalanbun... tapi sekarang konon sudah terhubung dari Samarinda sampe Pontianak... jadi dari Pontianak bisa bablas lagi ke Singkawang trus naek lagi sampe Kucing.... #Aseeeeeekkkkkkkkk
REAL MAN USE THREE PEDALS
*Sambil Mijit - mijit Betis Kiri*
edward wrote:Saya malah lebih concern dg kualitas jalan tol nya drpd dg mobilnya..
Lewat setahun aja di cipali sudah harus sering2 melewati perbaikan pinggiran jalan tol...lagi enak2 ngebut tiba2 harus slow down krn ada perbaikan jalan yg menyisakan satu lajur kanan doang....
Tahun ini katanya tol pemalang - batang sudah bisa di fungsikan,tinggal yg batang ke semarang yg belum...
dan OMG....tol nya bakri itu bener2 ga layak di sebut jalan tol....
Tol Cirebon-Pejagan dah punya HT.
Gak HT,gak bakree sama aja brengseknya tol >20 ribu jalan bumpy & penuh lobang-tambalan-cor2an beton.
Tambah cilaka kl lewat sini pas malam+hujan lebat
edward wrote:Saya malah lebih concern dg kualitas jalan tol nya drpd dg mobilnya..
Lewat setahun aja di cipali sudah harus sering2 melewati perbaikan pinggiran jalan tol...lagi enak2 ngebut tiba2 harus slow down krn ada perbaikan jalan yg menyisakan satu lajur kanan doang....
Tahun ini katanya tol pemalang - batang sudah bisa di fungsikan,tinggal yg batang ke semarang yg belum...
dan OMG....tol nya bakri itu bener2 ga layak di sebut jalan tol....
Tol Cirebon-Pejagan dah punya HT.
Gak HT,gak bakree sama aja brengseknya tol >20 ribu jalan bumpy & penuh lobang-tambalan-cor2an beton.
Tambah cilaka kl lewat sini pas malam+hujan lebat
Kualitasnya gini koq gk ada yg nuntut/gugat ya....? Apa nunggu ada kejadian
edward wrote:Saya malah lebih concern dg kualitas jalan tol nya drpd dg mobilnya..
Lewat setahun aja di cipali sudah harus sering2 melewati perbaikan pinggiran jalan tol...lagi enak2 ngebut tiba2 harus slow down krn ada perbaikan jalan yg menyisakan satu lajur kanan doang....
Tahun ini katanya tol pemalang - batang sudah bisa di fungsikan,tinggal yg batang ke semarang yg belum...
dan OMG....tol nya bakri itu bener2 ga layak di sebut jalan tol....
Tol Cirebon-Pejagan dah punya HT.
Gak HT,gak bakree sama aja brengseknya tol >20 ribu jalan bumpy & penuh lobang-tambalan-cor2an beton.
Tambah cilaka kl lewat sini pas malam+hujan lebat
Kualitasnya gini koq gk ada yg nuntut/gugat ya....? Apa nunggu ada kejadian
Pertanyaan lanjutannya adalah : Kalau beneran mau menggugat ke mana? Developer? Project Owner? dasarnya apa? Jalan Berbayar? Ga puas? Ga usah lewat dan ga usah bayar? *nanya beneran karena jujur bingung juga*
REAL MAN USE THREE PEDALS
*Sambil Mijit - mijit Betis Kiri*