Sudah pernah naik Uber dan coba ngobrol dengan driver?
Menurut saya itu salah satu cara sampling. Banyak Uber driver pemilik sendiri. Saya sendiri pengguna uber minimal 2x seminggu jadi 4x kalo pp dari rumah ke kantor. Saya karena suka ngobrol dengan supir saya sering tanya, tapi karena bukan bertujuan untuk korek informasi jadi ngga detail. Ada beberapa tipe yang pernah saya temui. Seorang guru SMA pake Picanto AT keluar setelah jam belajar, dari jam 1600 dia nongkrong di McD Jatiasih sampai jam 2200 bilang bisa untuk bayar cicilan Picanto 3.5jt. Ada eks pemain valas sedang bangkrut, sisa uang 30jt dia DP untuk 4 unit Avanza dengan cicilan 5.5 per bulan. 3 unit dipegang driver, 1 unit dia stir sendiri. Ada lagi eks sales mobil, DP Avanza AT dia tarik sendiri cicilannya 4.5 per bulan dan masih banyak lagi. Asumsi saya berarti tertutup semua cicilan dan overhead dia pribadi. Yang masih ada seingat saya itu bonus trip, 30ribu per pick up untuk Sabtu dari 0000-2359. Dahulu bonus ini berlaku Sabtu Minggu. Entah besarannya masih sama atau sudah berubah.
Kalo memang berminat bisa mulai dengan korespondensi dengan Uber Jakarta setelah sampling, atau dibalik mana preferensi TSnya. Saya agak lupa sepertinya korespondensi ke email
[email protected] Silakan googling setelah ini. Saya yakin sih pasti tough, mereka juga cerita begitu. Tapi memang mana ada bisnis tidak tough, toh hasilnya mobil cicilan besar tetep jalan? Yang jelas ada beberapa mobil yang dihindari customer berdasar komplain yang masuk. Yang kecil kecil seperti Wagon R, Agya kembar, Datsun Go(+), biasanya kalo customer barengan akan cancel. Saya tinggal di Jatimakmur, itu kan cuma kelurahan kecil di Pondok Gede. Setiap saya mau pesan Uber, minimal 3 mobil ada di sekeliling saya siap jemput order saya.
Kavling kosong, bisa dikridit.