Performance + cost puzzle ...
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 53
- Joined: Mon Apr 02, 2007 8:29
- Location: Seminyak, Bali
Performance + cost puzzle ...
Tentunya udah pada familiar kan ya dengan rasio kompresi mesin, RON number, knocking sensor, catalytic converter (CC), air fuel ratio (AFR -- liat disini: http://en.wikipedia.org/wiki/Air-fuel_ratio ), ECU, timing pengapian dan daya mesin. Dan sptnya ini akan menjadi topik menarik untuk mobil SUV yang dirancang berperformance tinggi, tapi kadang2x harus minum lower oktan, misal karena Pertamax naik, mau berhemat nabung ataupun di pelosok2x blon ada higher oktan.
Menurut gue, CMIW, ATPM akan merelease mobil ke suatu negara dengan melihat possible octane range yang ada di negara tsb, termasuk peraturan ttg emisi dan ketersediaan unleaded gasoline. Jadi kalo unleaded gasoline sudah tersedia dan peraturan sudah Euro 2 diberlakukan maka CC akan dipasang, dan lebih jauh lagi yang akan dilakukan adalah menyetel ECU mobil yang bersangkutan berdasar required compression ratio + kemungkinan range RON yang masuk ke mesin + kemampuan operasi knocking sensor. Gua rasa ada dua goal utama adalah:
1. PERFORMANCE: Kalo user mengikuti saran RON yang recommended untuk mobil itu, maka akan dapat performance daya dan torsi yang maksimum sesuai dengan rancangan mesin dan akhirnya yang tertera di brosur mobil itu. Knocking sensor hanya bekerja untuk mengantisipasi hal2x yang luar biasa misal beban besar nanjak di RPM tinggi dsbnya
2. KEAMANAN MESIN: Kalo user pakai RON yang lebih tinggi atau rendah, goalnya adalah mesin jangan sampai rusak karena knocking, baik karena sisa pembakaran yang tidak ideal atau karena bener2x immature explosion itu. Tapi ini akan mengorbankan performance / daya. Inget ya asumsinya bensinnya unleaded.
Ya untuk mobil2x sport yang rasionya demikian tinggi, e.g. sport car, maka setting ECU sampai kayak apa juga mungkin gak nolong he he he.
Ini mungkin akan menjelaskan juga kenapa mesin iDSI dengan rasio 10.5:1 bisa dikasih Premium dan QR25DE (rasio komressi 9.5:1) minta PERTAMAX sebagai recommended octanenya. Dan ada yang bilang di forum ini kalo QR25DE udah jalan 80K KM minum Premium terus (RON88) masih ok2x saja. Tertolong settingan ECU dan kerja keras knocking sensor. He he he ... Pertamax naik ....
Menurut gue, CMIW, ATPM akan merelease mobil ke suatu negara dengan melihat possible octane range yang ada di negara tsb, termasuk peraturan ttg emisi dan ketersediaan unleaded gasoline. Jadi kalo unleaded gasoline sudah tersedia dan peraturan sudah Euro 2 diberlakukan maka CC akan dipasang, dan lebih jauh lagi yang akan dilakukan adalah menyetel ECU mobil yang bersangkutan berdasar required compression ratio + kemungkinan range RON yang masuk ke mesin + kemampuan operasi knocking sensor. Gua rasa ada dua goal utama adalah:
1. PERFORMANCE: Kalo user mengikuti saran RON yang recommended untuk mobil itu, maka akan dapat performance daya dan torsi yang maksimum sesuai dengan rancangan mesin dan akhirnya yang tertera di brosur mobil itu. Knocking sensor hanya bekerja untuk mengantisipasi hal2x yang luar biasa misal beban besar nanjak di RPM tinggi dsbnya
2. KEAMANAN MESIN: Kalo user pakai RON yang lebih tinggi atau rendah, goalnya adalah mesin jangan sampai rusak karena knocking, baik karena sisa pembakaran yang tidak ideal atau karena bener2x immature explosion itu. Tapi ini akan mengorbankan performance / daya. Inget ya asumsinya bensinnya unleaded.
Ya untuk mobil2x sport yang rasionya demikian tinggi, e.g. sport car, maka setting ECU sampai kayak apa juga mungkin gak nolong he he he.
Ini mungkin akan menjelaskan juga kenapa mesin iDSI dengan rasio 10.5:1 bisa dikasih Premium dan QR25DE (rasio komressi 9.5:1) minta PERTAMAX sebagai recommended octanenya. Dan ada yang bilang di forum ini kalo QR25DE udah jalan 80K KM minum Premium terus (RON88) masih ok2x saja. Tertolong settingan ECU dan kerja keras knocking sensor. He he he ... Pertamax naik ....
Last edited by secretadmirer on Wed Apr 04, 2007 1:52, edited 4 times in total.
Waduh Mas SecretAdmire... Berani sekali memakai premium untuk X-trail?? Kebanyakan memakai premium bakal gak bener lho... Walaupun sudah setting ECU dan knocking sensor... Kalau mesinnya sudah menjadi kerak semua karena premium dan tidak memenuhi regulasi yang disuruh buku petunjuk, Mas siap2 saja ECU n knocking sensor itu rusak... Serius lho mas... Kena biaya bisa 10JT lebih n nunggu ECU dari jepang... Sekali2 ngisi premium tidak masalah, tapi kalau terus2an n gak pernah isi pertamax, ya habislah mesin mobil anda... Kalau sudah mendengar mesin"ngelitik", bearti tandanya knocking sensor n ECU sudah ter"virus"-i oleh premium tadi... Saya saranin si walaupun bensin mahal, tetap saja lebih baik isi yang di suruh oleh buku petunjuk... Dibanding mobil digantung n kena puluhan juta??
Masalah yang mesin i-Dsi, itu mas jangan salah... Kenapa bisa dikasi premium?? Karena mesin itu memakai double spark setiap cylindernya yang bearti 2 busi setiap cylinder, menjadikan pengapian 2x lebih banyak dari mobil 1 busi... Jadi bisa menerima premium walau kompresi 1:10,5 X-trail cuma 1 busi mas, jadi gak bisa...
Masalah yang mesin i-Dsi, itu mas jangan salah... Kenapa bisa dikasi premium?? Karena mesin itu memakai double spark setiap cylindernya yang bearti 2 busi setiap cylinder, menjadikan pengapian 2x lebih banyak dari mobil 1 busi... Jadi bisa menerima premium walau kompresi 1:10,5 X-trail cuma 1 busi mas, jadi gak bisa...
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 991
- Joined: Mon May 08, 2006 7:32
sori nih kalo gua bawa2 mobil yg belum ada ke forum SUV, dan bukan termasuk SUV lagi... kalo livina dengan mesin HR15DE emangnya pake berapa busi ya? koq minimumnya boleh pake premium. atau ada hal2 lain yg membuat livina boleh pake premium?naldo wrote:Masalah yang mesin i-Dsi, itu mas jangan salah... Kenapa bisa dikasi premium?? Karena mesin itu memakai double spark setiap cylindernya yang bearti 2 busi setiap cylinder, menjadikan pengapian 2x lebih banyak dari mobil 1 busi... Jadi bisa menerima premium walau kompresi 1:10,5 X-trail cuma 1 busi mas, jadi gak bisa...
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2396
- Joined: Thu Jun 17, 2004 3:00
- Location: Jakarta and Bandung
HR15DE itu kompresinya 10.5:1 juga kan? jelas harus pake pertamax...hunter wrote:sori nih kalo gua bawa2 mobil yg belum ada ke forum SUV, dan bukan termasuk SUV lagi... kalo livina dengan mesin HR15DE emangnya pake berapa busi ya? koq minimumnya boleh pake premium. atau ada hal2 lain yg membuat livina boleh pake premium?naldo wrote:Masalah yang mesin i-Dsi, itu mas jangan salah... Kenapa bisa dikasi premium?? Karena mesin itu memakai double spark setiap cylindernya yang bearti 2 busi setiap cylinder, menjadikan pengapian 2x lebih banyak dari mobil 1 busi... Jadi bisa menerima premium walau kompresi 1:10,5 X-trail cuma 1 busi mas, jadi gak bisa...
dibawah 10:1 bisa pake premium., 10-11:1 Pertamax, 11-12:1 pertamax plus..
Jelas livina 1.5 harus pake pertamax... Efek sampingnya kalo pake premium bakal kaya yang dibilang bung naldo diatas... Dan businya cuman 1 per silinder.. saat ini yang beredar di indo yang businya 2 per silinder setau sy baru mesin i-Dsi...
==========
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 53
- Joined: Mon Apr 02, 2007 8:29
- Location: Seminyak, Bali
to mas Naldo salam kenal, tolong ya analisanya melibatkan juga faktor2x yang saya sebut tadi timing pengapian, knock sensor, dsbnya
buat saya jawaban dua busi belum memuaskan, sebab ada kasus lain misal di mesin "1.5 l SOHC, 4 silinder, segaris, 16 katup VTEC " (rasio 10.1:1) yang businya satu juga minta minimumnya unleaded gasoline RON88. Busi yang dua akan membuat pembakaran lebih sempurna, tapi harus dipahami bahwa titik ledak RON88 tidak akan berubah kalaupun pakai dua busi. ECU dengan feedback knocking sensor bisa learning juga RON level yang sedang dihandle yang mana ... sptnya dengan otomatis bisa mengatur komposisi udara/bahan bakar dan timing pengapian (agak ragu apakah bisa otomatis atau harus diprogram manual di ECU nya). Dengan mengubah komposisi udara/bahan bakar (AFR) titik/timing ledak bisa diatur ... cincay gitu ya? he he he
ini salah satu petikan dari karakteristik iDSI, bisa cari ref yg lain di Googe.
jadi obyektifnya untuk better fuel economy.
"One unique feature of this engine is that it has two spark plugs phased 1800 from each other. Unlike the dual-spark-plug engine once used in the Ford Ranger, these plugs can fire independently of each other. One way to get better fuel economy is to use much leaner air/fuel ratios. Real-time electronic systems can control the amount of fuel used for each combustion event. Because only the needed amount of power is produced, less fuel is used. Broad-range oxygen sensors that work at nonstoichiometric air/fuel ratios are needed. "
Point saya adalah banyak faktor salah satunya rasio kompresi. Yang pasti leaded gasoline out deh. Sangat tidak baik buat bumi yang cuma satu ini.
Kalo HR15DE dari salesman briefing sptnya juga unleaded gasoline thok. Ini jg sesuai dengan policy EURO2, makanya Pertamina tahun ini hanya mau distribute Premium TT ke semua SPBU. Bahan buat menaikkan oktan bukan lagi timbal tapi yang lain.
Yang jadi masalah di RI adalah mesin mobil high performance dirancang di negara2x yang pasokan Gasolinenya sudah bagus. Lha pas dipasarin di kita, yang beli kan macem-macem termasuk masih memikirkan kalo masih harus burns high octane
Kalo rasio 9.6 + unleaded RON88 gua rasa masih bisa dihandle sama ECU dan temen2xnya he he he. Performance drop pasti .... itu mesin si Ipah 2.0 1TR-FE juga besar rasio kompresinya 9.8:1, so far pakai unleaded RON88 ok saja.
Obyektif gua adalah kasih pendapat yang lebih scientific buat educate customer ... walaupun gak fair buat yang mampu beli SUV high performance kalo pakai bensin subsidi. Tapi tahu bahwa ada pilihan adalah hak semua customer ...
btw kalo yang jualan Pertamax itu Pertamina atau rekanan pertamina sih ya?
So, please not intimidating any person for our smart future customer!
-suksma-
buat saya jawaban dua busi belum memuaskan, sebab ada kasus lain misal di mesin "1.5 l SOHC, 4 silinder, segaris, 16 katup VTEC " (rasio 10.1:1) yang businya satu juga minta minimumnya unleaded gasoline RON88. Busi yang dua akan membuat pembakaran lebih sempurna, tapi harus dipahami bahwa titik ledak RON88 tidak akan berubah kalaupun pakai dua busi. ECU dengan feedback knocking sensor bisa learning juga RON level yang sedang dihandle yang mana ... sptnya dengan otomatis bisa mengatur komposisi udara/bahan bakar dan timing pengapian (agak ragu apakah bisa otomatis atau harus diprogram manual di ECU nya). Dengan mengubah komposisi udara/bahan bakar (AFR) titik/timing ledak bisa diatur ... cincay gitu ya? he he he
ini salah satu petikan dari karakteristik iDSI, bisa cari ref yg lain di Googe.
jadi obyektifnya untuk better fuel economy.
"One unique feature of this engine is that it has two spark plugs phased 1800 from each other. Unlike the dual-spark-plug engine once used in the Ford Ranger, these plugs can fire independently of each other. One way to get better fuel economy is to use much leaner air/fuel ratios. Real-time electronic systems can control the amount of fuel used for each combustion event. Because only the needed amount of power is produced, less fuel is used. Broad-range oxygen sensors that work at nonstoichiometric air/fuel ratios are needed. "
Point saya adalah banyak faktor salah satunya rasio kompresi. Yang pasti leaded gasoline out deh. Sangat tidak baik buat bumi yang cuma satu ini.
Kalo HR15DE dari salesman briefing sptnya juga unleaded gasoline thok. Ini jg sesuai dengan policy EURO2, makanya Pertamina tahun ini hanya mau distribute Premium TT ke semua SPBU. Bahan buat menaikkan oktan bukan lagi timbal tapi yang lain.
Yang jadi masalah di RI adalah mesin mobil high performance dirancang di negara2x yang pasokan Gasolinenya sudah bagus. Lha pas dipasarin di kita, yang beli kan macem-macem termasuk masih memikirkan kalo masih harus burns high octane
Kalo rasio 9.6 + unleaded RON88 gua rasa masih bisa dihandle sama ECU dan temen2xnya he he he. Performance drop pasti .... itu mesin si Ipah 2.0 1TR-FE juga besar rasio kompresinya 9.8:1, so far pakai unleaded RON88 ok saja.
Obyektif gua adalah kasih pendapat yang lebih scientific buat educate customer ... walaupun gak fair buat yang mampu beli SUV high performance kalo pakai bensin subsidi. Tapi tahu bahwa ada pilihan adalah hak semua customer ...
btw kalo yang jualan Pertamax itu Pertamina atau rekanan pertamina sih ya?
So, please not intimidating any person for our smart future customer!
-suksma-
Last edited by secretadmirer on Wed Apr 04, 2007 1:56, edited 1 time in total.
Wah... dibawah 10 kompresinya boleh minum premium?? Yang bener mas?? Saya baca regulasi tentang bensin untuk mobil, kompresi diatas 9 saja sudah harus minum RON91, dan kalau sudah 10.5-11 itu harus minum RON98. Livina 1 busi saja saya kira... Mobil itu paling tidak minum pertamax... Jadi, kalau berani pke premium, ya terima aja akibatnya. Pertama-tama, garansi 2/3tahun or 50rb/100rb km garansi yang dikasi dari ATPM, akan hangus begitu saja(kasus ini terjadi pada temen bokap, punya x-trail rusak trus ditanya pke bensin jawab pke premium akhirnya harus bayar n garansi angus selamanya). Jadi kalau rusak ECU atau sistem kinerja mesin, siap2 mengeluarkan kocek juataan rupiah..
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2961
- Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34
Aku setuju dengan Mr. Naldo.
Dapat dilihat saja di buku manual masing2 mobil, berapa minimum RON yang direkomendasikan pabrikan.
Kalau menggunakan bensin beroktan lebih rendah dari yang direkomendasikan, walaupun tidak ada gejala knocking karena knocking sensor mengirim sinyal ke ECU untuk memajukan waktu pengapian, akibatnya bahan bakar selalu terbakar sebelum waktunya dan efeknya ada dua : pertama, mesin tidak akan bisa menghasilkan power sebagaimana seharusnya, dan kedua, konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros untuk Liter/Km (bukan Rupiah/Km). Misalnya kalau pakai Pertamax bisa 1 : 10, kalau pakai premium mungkin 1 : 8.5.
Sebenarnya lebih boros dan meminjam kata2 Mr. secretadmirer, hal ini tidak baik untuk bumi kita ini karena menghabiskan fossil fuel yang tidak dapat diperbaharui padahal sebenarnya bisa lebih irit kalau menggunakan bahan bakar yang sesuai. Tapi kalau mau mengirit uang dengan memanfaatkan subsidi BBM ya apa bisa dikata, sementara pengemudi sepeda motor saja banyak yang isi Pertamax karena tidak mau ikut membakar uang subsidi. Ironis..
Selain itu, lama-lama akan ada masalah baik pada mesin maupun ECU.
Dapat dilihat saja di buku manual masing2 mobil, berapa minimum RON yang direkomendasikan pabrikan.
Kalau menggunakan bensin beroktan lebih rendah dari yang direkomendasikan, walaupun tidak ada gejala knocking karena knocking sensor mengirim sinyal ke ECU untuk memajukan waktu pengapian, akibatnya bahan bakar selalu terbakar sebelum waktunya dan efeknya ada dua : pertama, mesin tidak akan bisa menghasilkan power sebagaimana seharusnya, dan kedua, konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros untuk Liter/Km (bukan Rupiah/Km). Misalnya kalau pakai Pertamax bisa 1 : 10, kalau pakai premium mungkin 1 : 8.5.
Sebenarnya lebih boros dan meminjam kata2 Mr. secretadmirer, hal ini tidak baik untuk bumi kita ini karena menghabiskan fossil fuel yang tidak dapat diperbaharui padahal sebenarnya bisa lebih irit kalau menggunakan bahan bakar yang sesuai. Tapi kalau mau mengirit uang dengan memanfaatkan subsidi BBM ya apa bisa dikata, sementara pengemudi sepeda motor saja banyak yang isi Pertamax karena tidak mau ikut membakar uang subsidi. Ironis..
Selain itu, lama-lama akan ada masalah baik pada mesin maupun ECU.
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 53
- Joined: Wed Mar 21, 2007 7:16
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 53
- Joined: Mon Apr 02, 2007 8:29
- Location: Seminyak, Bali
bung denise,
dulu gw pernah nanya ke nissan, ini jawabannya:
"Kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi website Nissan,
http://www.nissan.co.id.
Kami persilahkan menggunakan bensin Premium untuk Nissan X-Trail selama
tidak menyebabkan gejala knocking/ "ngelitik" pada mesin. Bila mesin
"ngelitik" segera bawa kebengkel resmi Nissan terdekat untuk diturunkan
derajat pengapiannya."
Terima kasih.
Hormat kami,
B. Ronny Tjahjadi
"
menurut hemat saya itu bukan premium, tapi harusnya juga Premium TT / unleaded.
dulu gw pernah nanya ke nissan, ini jawabannya:
"Kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi website Nissan,
http://www.nissan.co.id.
Kami persilahkan menggunakan bensin Premium untuk Nissan X-Trail selama
tidak menyebabkan gejala knocking/ "ngelitik" pada mesin. Bila mesin
"ngelitik" segera bawa kebengkel resmi Nissan terdekat untuk diturunkan
derajat pengapiannya."
Terima kasih.
Hormat kami,
B. Ronny Tjahjadi
"
menurut hemat saya itu bukan premium, tapi harusnya juga Premium TT / unleaded.
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 481
- Joined: Mon Mar 19, 2007 3:52
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 481
- Joined: Mon Mar 19, 2007 3:52
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 327
- Joined: Thu Jul 06, 2006 9:36
kyknya kesimpulannya kan udh jelas bro, kl mau pk premium di mobil berkompresi tinggi (gak sesuai spec pastinya), bisa sih bisa aja (kyk Xtrail yg mau diturunin derajat pengapiannya) dlm pengertian kl diturunin derajat pengapiannya otomatis knocking/ngelitik pasti berkurang jauh/atawa malah hilang and konsumen pasti berpikir selama gak ngelitik means everything is good.
tp in the long run, banyak komponen di mesin mobil itu yg bakal suffer, krn yg dipake kan gak sesuai spec pabrik, yah balik lg, that's your choice
tp in the long run, banyak komponen di mesin mobil itu yg bakal suffer, krn yg dipake kan gak sesuai spec pabrik, yah balik lg, that's your choice
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 59
- Joined: Mon Feb 05, 2007 1:50
-
- New Member of Mechanic Engineer
- Posts: 991
- Joined: Mon May 08, 2006 7:32
lala, yah tinggal liat penjelasan bung datsu diatas aja.
kalo jazz idsi kompresinya berapa? tinggal ikutin patokkanna bung datsu.
jadi livina 1.5, kompresinya 10.5 ya harusnya pake diatas RON 91 (pertamax dkk).datsu wrote:HR15DE itu kompresinya 10.5:1 juga kan? jelas harus pake pertamax...
dibawah 10:1 bisa pake premium., 10-11:1 Pertamax, 11-12:1 pertamax plus..
Jelas livina 1.5 harus pake pertamax... Efek sampingnya kalo pake premium bakal kaya yang dibilang bung naldo diatas... Dan businya cuman 1 per silinder.. saat ini yang beredar di indo yang businya 2 per silinder setau sy baru mesin i-Dsi...
kalo jazz idsi kompresinya berapa? tinggal ikutin patokkanna bung datsu.
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 53
- Joined: Wed Mar 21, 2007 7:16
saya tinggal di pekanbaru, riau. saya tidak tahu premium tt harus beli dimana. btw, jgn panggil saya bung. my name is denise not dennis.secretadmirer wrote:bung denise,
dulu gw pernah nanya ke nissan, ini jawabannya:
"Kami ucapkan terima kasih telah mengunjungi website Nissan,
http://www.nissan.co.id.
Kami persilahkan menggunakan bensin Premium untuk Nissan X-Trail selama
tidak menyebabkan gejala knocking/ "ngelitik" pada mesin. Bila mesin
"ngelitik" segera bawa kebengkel resmi Nissan terdekat untuk diturunkan
derajat pengapiannya."
Terima kasih.
Hormat kami,
B. Ronny Tjahjadi
"
menurut hemat saya itu bukan premium, tapi harusnya juga Premium TT / unleaded.
hehehe
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 53
- Joined: Wed Mar 21, 2007 7:16
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 59
- Joined: Mon Feb 05, 2007 1:50
Hehe, justru itu yang gw ngga tau. Jazz IDSI itu kompresinya berapa sih? Ada yang tau?hunter wrote:lala, yah tinggal liat penjelasan bung datsu diatas aja.
jadi livina 1.5, kompresinya 10.5 ya harusnya pake diatas RON 91 (pertamax dkk).datsu wrote:HR15DE itu kompresinya 10.5:1 juga kan? jelas harus pake pertamax...
dibawah 10:1 bisa pake premium., 10-11:1 Pertamax, 11-12:1 pertamax plus..
Jelas livina 1.5 harus pake pertamax... Efek sampingnya kalo pake premium bakal kaya yang dibilang bung naldo diatas... Dan businya cuman 1 per silinder.. saat ini yang beredar di indo yang businya 2 per silinder setau sy baru mesin i-Dsi...
kalo jazz idsi kompresinya berapa? tinggal ikutin patokkanna bung datsu.
Kalo kata Bung Secretadmirer di atas sih kalo ga salah 10.5 but karena double busi blh premium TT, tapi itu standard dari Jazz IDSI-nya ato toleransi karena pemakai "maksa"?
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2396
- Joined: Thu Jun 17, 2004 3:00
- Location: Jakarta and Bandung
Itu toleransi yang maksa.. hehehe... Busi ganda hanya untuk membakar sisa bensin yang memang gak kebakar..makanya torsi maksimal jazz i-Dsi jadi lebih cepet didapet di RPM 3000-an kalo gak salah.. Setau saya mah gak ada hubungannya jumlah busi per silinder dengan oktan BBM..lala wrote:Hehe, justru itu yang gw ngga tau. Jazz IDSI itu kompresinya berapa sih? Ada yang tau?hunter wrote:lala, yah tinggal liat penjelasan bung datsu diatas aja.
jadi livina 1.5, kompresinya 10.5 ya harusnya pake diatas RON 91 (pertamax dkk).datsu wrote:HR15DE itu kompresinya 10.5:1 juga kan? jelas harus pake pertamax...
dibawah 10:1 bisa pake premium., 10-11:1 Pertamax, 11-12:1 pertamax plus..
Jelas livina 1.5 harus pake pertamax... Efek sampingnya kalo pake premium bakal kaya yang dibilang bung naldo diatas... Dan businya cuman 1 per silinder.. saat ini yang beredar di indo yang businya 2 per silinder setau sy baru mesin i-Dsi...
kalo jazz idsi kompresinya berapa? tinggal ikutin patokkanna bung datsu.
Kalo kata Bung Secretadmirer di atas sih kalo ga salah 10.5 but karena double busi blh premium TT, tapi itu standard dari Jazz IDSI-nya ato toleransi karena pemakai "maksa"?
Btw, itu hitungan diatas masih seingat pribadi saya.. mungkin salah.. saya lupa sebeutlnya premium itu dibawah 10:1 atau 9:1.. Mungkin Mr. Conan bisa bantu... Yang jelas selangnya satu-satu... Saya, sendiri pake vios dengan kompresi kalo gak salah 10,1:1 ..CMIIW.. makanya pake pertamax..
Cuman sebetulnya mesin mobil itu udah ditest segila mungkin sehingga bahkan sebuah prius yang berkompresi 13:1 pun bisa menerima premium "SEKALI-SEKALI"... Tapi yang namanya barang hasil teknologi, kalau diperlakukan tidak wajar (diluar spesifikasi) ada limitnya... Kalo limit itu dilewatin ya bye bye..
==========
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
I'm flying with my Siti
Powered by L15Z1 N/A
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 53
- Joined: Mon Apr 02, 2007 8:29
- Location: Seminyak, Bali
mesin iDSI yang dipakai di Jazz sebenarnya malah bisa bensin dengan timbal karena gak ada CCnya (dilepas sama HPM), kalo yang di City kayaknya masih dipasang jadi Premium TT. Iya kompressi mesin jazz 10.5:1, dan hanya dapat daya 88HP. Sangat kecil untuk mesin 1500CC, mungkin ECUnya udah diprogram supaya lebih prioritas ke penghematan dan menghindari knocking juga.
yang perlu kita sadari, pemilihan bahan bakar misal Premium TT atau PERTAMAX atau PERTAMAX plus, bukan lagi sekedar issue teknikal saja. Tapi juga udah jadi sales tool bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penjualan kendaraan. For your info tahun ini Pertamina sudah akan menghilangkan bensin timbal, good for your engine and for our earth!
Jadi bisa jadi mobil tertentu akan dicap sebagai harus pakai PERTAMAX yang mahal simply berdasar rasio kompresi kalo tidak akan jebol slinder dsbnya. Pesan saya adalah DISINI BANYAK VARIABLE YANG BISA DIMAINKAN dan ada supporting facts juga. Engine sudah cukup cerdas kok, tinggal customer kita-kita ini nih ...... jadi saran saya kalo cari mobil adalah:
1. Pastikan feature kontrol mesin mobil sudah lengkap, ya tadi itu knocking sensor, programable ECU dsbnya.
2. Untuk mesin 4 silider gua rasa range kompresi akan bermain antara 9 - 10.5 : 1. Mungkin pilih yang range2x ini untuk keperluan sehari2x, misal bukan buat sport.
3. KONSULTASIKAN SAMA TEKNISI DI BENGKEL RESMI YBS YANG MENGERTI!!!. Kebanyakan salesman mobil yang gua tau tidak punya knowledge cukup untuk menerangkan hal2x yang cukup kompleks ini. Satu sales yang saya kenal barusan jualan tanah sekarang, yang lainnya jebolan sales hotel . Konsern mereka adalah asal barang kejual, kalo perlu dengan menjelek2xan produk lain, BUKAN EDUCATE CUSTOMER.
Semoga jelas, jadi pilih mobil dengan knowledge yang memadai lalu difinalkan dengan orang yang mengerti mobil ybs ke bengkel resmi, bukan cuma ke salesmannya saja. Kalo di bengkel gak ada yang mumpuni, telepon ke ATPM Pusat minta support!
BTW ttg referensi jenis bahan bakar, misal Premium atau Pertamax bisa dilihat misal di majalah Autobild yang di Bursa mobil. Disitu di Jazz pakai Premium, yang lucu dulu Grand Vitara ditulisnya PERTAMAX, sekarang PREMIUM
Btw buat LALA: ttg Jazz yang bisa Premium itu bukan karena dua businya, tapi karena ECU nya yang sudah diprogram sehingga rasio udara dan fuelnya pas supaya tidak terjadi knocking! Jadi saya tidak bilang karena dua busi, itu bung sebelumnya
yang perlu kita sadari, pemilihan bahan bakar misal Premium TT atau PERTAMAX atau PERTAMAX plus, bukan lagi sekedar issue teknikal saja. Tapi juga udah jadi sales tool bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penjualan kendaraan. For your info tahun ini Pertamina sudah akan menghilangkan bensin timbal, good for your engine and for our earth!
Jadi bisa jadi mobil tertentu akan dicap sebagai harus pakai PERTAMAX yang mahal simply berdasar rasio kompresi kalo tidak akan jebol slinder dsbnya. Pesan saya adalah DISINI BANYAK VARIABLE YANG BISA DIMAINKAN dan ada supporting facts juga. Engine sudah cukup cerdas kok, tinggal customer kita-kita ini nih ...... jadi saran saya kalo cari mobil adalah:
1. Pastikan feature kontrol mesin mobil sudah lengkap, ya tadi itu knocking sensor, programable ECU dsbnya.
2. Untuk mesin 4 silider gua rasa range kompresi akan bermain antara 9 - 10.5 : 1. Mungkin pilih yang range2x ini untuk keperluan sehari2x, misal bukan buat sport.
3. KONSULTASIKAN SAMA TEKNISI DI BENGKEL RESMI YBS YANG MENGERTI!!!. Kebanyakan salesman mobil yang gua tau tidak punya knowledge cukup untuk menerangkan hal2x yang cukup kompleks ini. Satu sales yang saya kenal barusan jualan tanah sekarang, yang lainnya jebolan sales hotel . Konsern mereka adalah asal barang kejual, kalo perlu dengan menjelek2xan produk lain, BUKAN EDUCATE CUSTOMER.
Semoga jelas, jadi pilih mobil dengan knowledge yang memadai lalu difinalkan dengan orang yang mengerti mobil ybs ke bengkel resmi, bukan cuma ke salesmannya saja. Kalo di bengkel gak ada yang mumpuni, telepon ke ATPM Pusat minta support!
BTW ttg referensi jenis bahan bakar, misal Premium atau Pertamax bisa dilihat misal di majalah Autobild yang di Bursa mobil. Disitu di Jazz pakai Premium, yang lucu dulu Grand Vitara ditulisnya PERTAMAX, sekarang PREMIUM
Btw buat LALA: ttg Jazz yang bisa Premium itu bukan karena dua businya, tapi karena ECU nya yang sudah diprogram sehingga rasio udara dan fuelnya pas supaya tidak terjadi knocking! Jadi saya tidak bilang karena dua busi, itu bung sebelumnya
-
- Member of Junior Mechanic
- Posts: 59
- Joined: Mon Feb 05, 2007 1:50
-
- Full Member of Senior Mechanic
- Posts: 481
- Joined: Mon Mar 19, 2007 3:52
-
- Member of Senior Mechanic
- Posts: 179
- Joined: Sat Mar 24, 2007 4:19
Rasio kompresi Grand Vitara 10.5:1, sama dengan Xtrail nampaknya.secretadmirer wrote: BTW ttg referensi jenis bahan bakar, misal Premium atau Pertamax bisa dilihat misal di majalah Autobild yang di Bursa mobil. Disitu di Jazz pakai Premium, yang lucu dulu Grand Vitara ditulisnya PERTAMAX, sekarang PREMIUM
Btw buat LALA: ttg Jazz yang bisa Premium itu bukan karena dua businya, tapi karena ECU nya yang sudah diprogram sehingga rasio udara dan fuelnya pas supaya tidak terjadi knocking! Jadi saya tidak bilang karena dua busi, itu bung sebelumnya
Pengen cari opini rekan-rekan : mileage saya, setelah dihitung, kira-kira 10,000 km per tahun (jarang pake sih). Dengan asumsi konservatif 1 liter bisa untuk 7 km, maka konsumsi BBM-nya setahun sekitar 1500 liter. Ongkos beli pertamax, jika dibanding premium itu cuma 1.5 jeti per tahun (selisih rata-rata premium pertamax dianggap seribu perak). Nah, pilihannya : Beli asesoris peningkat performa macam broquet (tablet+tabung), ez-stab, hurricane super charge (cyclone air intake) or simply use pertamax?
rgds