![Big Smile :big_smile]](./images/smilies/big_smile.gif)
1. Prolog
Bermula pada suatu siang di bulan puasa, tiba-tiba hp saya berdering, suara di balik telepon tiba-tiba mengajak saya untuk mencoba produk Bavarian, langsung saja saya iyakan dan meluncur ke lokasi. Tiba di lokasi, saya menemukan sebuah sedan bavarian eksekutif berukuran mid-size berwarna hitam sedang terparkir dibawah tenda, menunggu seseorang untuk mengetesnya di sore hari yang padat di jalanan ibukota. Kali ini saya akan mencoba untuk mereview BMW 520i F10.
Untuk penjelasan mengenai sejarah BMW 5 series, bisa merujuk ke review bro ChZ mengenai F10 viewtopic.php?f=19&t=21477. Review bro chris juga menjadi bahan perbandingan saya dalam review ini.
Saya akan bahas secara singkat mengenai F10, pada awal diluncurkan F10 masih mengandalkan mesin Natural Aspirated. Lalu pada facelift model year 2012, mesin NA ini digantikan oleh mesin turbocharged untuk mengedepankan efisiensi bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Data teknis
- Engine: N20B20 turbocharged straight-4 DOHC (max output 181hp @5000rpm, max torque 270Nm @1250-4500rpm)
- Rear Wheel Drive
- Transmission: 8-speed automatic with Steptronic
- Tire Size (original): RFT 245/45 R18
- Berat kosong: 1685kg
- Fuel Tank Capacity: 70 liter
- Dimension (P x L x T, mm): 4.910 x 1.892 x 1.451 ; wheelbase: 2.964
- Steering System: Electronic Power Steering (Electromechanical Steering, Servotronic)
- Harga Jual OTR Jakarta: Rp 995.000.000,00
2. Eksterior

“Bentuknya konservatif”, itulah yang pertama kali saya ucapkan pertama kalinya melihat F10 pada waktu di luncurkan di Indonesia. Saya merasa F10 bisa menjadi mobil yang mempunyai desain yang “timeless”, seperti E39. Model ini terlihat lebih panjang dari pendahulunya, E60. Bumper depannya menurut saya masih mengingatkan saya dengan E60 dengan kidney grill nya. Dari samping mobil ini terlihat panjang, stylingnya lebih proporsional dibanding E60, dan yang saya suka dari model FL ini adalah velg 18 inch multispoke turbine style yang terlihat lebih bagus dan proporsional dibanding model Pre-FL.

Kalau dari belakang, bentuknya mirip dengan seri 3 F30, terlihat konservatif, dan tidak se-agresif E60. Saya sendiri menyukai belakangnya F10, terlihat lebih kalem dari pendahulunya, E60. Overall eksteriornya menurut saya mempunyai desain yang timeless, mungkin F10 bisa mengikuti jejak mobil BMW lainnya seperti E36 dan E39 yang mempunyai desain timeless.
Score: 9/10
3. Interior

aura yang inviting
Masuk ke interior, well...dari dulu saya sangat menyukai desain interior F10, terlihat kalem dan memiliki aura yang inviting, terlebih setelah di model FL ini ditawarkan 10.2 inch display, sehingga membuat dashboard tidak memiliki kesan “kosong” seperti model Pre-FL. Warna interiornya adalah saddle tan brown dengan wood panel yang agak gelap, tidak seperti F10 yang bro ChZ review beberapa waktu lalu, jujur yang saya tes ini mempunyai warna lebih kalem dan lebih “nyambung”, thanks to wood panel yang lebih gelap. Untuk interior, mobil ini memiliki kesan lebih simpel dibanding pesaingnya, E class. Hal yang membuat E class menang disini adalah penempatan jam analog serta interior feel yang lebih baik dari BMW.

wood panel yang lebih kalem

3.1 Seating

Duduk di kursi depan rasanya nyaman, lumayan tidak bikin capek untuk perjalanan jauh atau perjalanan di dalam kota yang serba macet, kedua kursi depan memiliki electric power seat dan untuk driver seat ada 2 seat memory, hanya sayangnya penempatan tombol seat memorynya kurang ergonomis, tidak seperti rivalnya E class atau Audi A6.

2nd rownya...tidak bisa dibilang luas, tidak bisa dibilang sempit. Satu-satunya hal yang menggangu adalah transmission tunnel, sehingga apabila diisi 3 orang dewasa berukuran agak subur sepertinya kurang begitu mengenakkan duduk di belakang, terutama untuk yang duduk di tengah, tapi kalau diisi 2 orang dewasa saja, maka kenyamanannya cukup bagus untuk ukuran mobil Jerman.
Score: 8/10
3.2 Features
Masuk ke urusan fitur, mobil ini menawarkan cukup banyak fitur. Ada rear camera, GPS, sunroof, dual zone climate control, cruise control, auto start stop, rear vent, multifunction steering wheel, blablabla. Khusus iDrive akan saya bahas secara terpisah.
Score: 8.5/10
3.3 Entertainment
Masuk ke urusan hiburan, salah satu poin terpenting di mobil kelas luxury full-size sedan, aspek krusial untuk kenyamanan orang yang berada didalamnya. Pertama hal yang sangat saya apresiasi adalah upgrade display entertainment dari yang sebelumnya kecil (dimana itu sangat menyedihkan untuk seukuran BMW) menjadi sangat besar, sebuah layar berukuran 10.2 inch sekarang telah mengisi tempat seharusnya di dashboard, menjadikan dashboard lebih proporsional dan tampilan display jadi lebih enak dilihat. Sistem hiburan dibantu dengan speaker 12 buah HiFi system 205Watt yang suaranya termasuk biasa saja, nothing special, mungkin paket Harman Kardon 16 speaker 600watt yang terdapat di 528i bisa menawarkan kualitas lebih bagus lagi. Pengoperasian knob i-Drive BMW pun lumayan simpel dan cukup mudah digunakan, anda cukup beradaptasi 15-30 menit dan sudah bisa mahir memainkan knobnya.

Score: 8.25/10
3.4 Storage
Masuk ke bagian tempat penyimpanan, sebuah hal yang cukup penting untuk sebagian besar jenis mobil, termasuk sedan keluarga, jadi bagaimana dengan 5 series ? catatan penting dari Matt Watson, dari carbuyer.co.uk, beliau mengkritisi beberapa tempat penyimpanan di mobil ini. Catatan datang dari glovebox yang memiliki bukaan tidak terlalu besar sehingga akan menyulitkan untuk menyimpan barang yang agak sedikit besar, walaupun kebanyakan orang hanya menyimpan buku manual kendaraan, dan beberapa barang sehari-hari. Di center console ada 2 cup holder yang bisa untuk menaruh gelas kopi atau susu cokelat di pagi hari atau di perjalanan jauh, atau bisa juga untuk menaruh gadget anda. Kemudian ada tempat penyimpanan dibalik armrest yang ukurannya standar, cukup untuk menyimpan barang sehari-hari seperti gadget, dompet, powerbank, botol ukuran kecil. Catatan datang dari tempat penyimpanan di door pocket yang berukuran kecil sehingga menyulitkan untuk menaruh barang seperti botol minum.

seriously ?

Bergeser ke tengah, cup holder di kedua sisi pintu, serta di armrest tengah juga terdapat 2 cup holder dan semacam laci kecil untuk tempat snack ringan selama perjalanan jauh atau sekedar tempat menyimpan gadget atau kacamata hitam. Seperti yang diutarakan bro ChZ dalam reviewnya, armrest belakang ini sifatnya lumayan multifungsi untuk penyimpanan barang.

Pindah ke bagasi, ukurannya bisa dibilang paling kecil dari pesaingnya. F10 mempunyai kapasitas 520 liter, pesaingnya memiliki: Mercedes Benz E Class (540 liter), Audi A6 (565 liter), Lexus GS (547 liter), dan Jaguar XF (540 liter). Walaupun memiliki kapasitas paling kecil, bagasinya masih cukup untuk menyimpan 1 koper besar dan 1 koper ukuran sedang.
Score: 7.25/10
Total score for Interior: 8
4. On The Road

clustermeter yang simpel
Saatnya membawanya ke jalan raya, kalau bro ChZ mengetes kemampuan F10 dengan cara pedal to the floor, maka saya akan mencobanya bagaimana mobil ini berperilaku pada saat membelah kemacetan sore hari Jakarta, saya berkeliling di daerah Pondok Indah dan hampir mencapai daerah Gandaria.

Begitu mesin 2.0 Turbo menyala, keempat ban mobil yang dibalut oleh ban RFT Continental Contisportcontact 3E SSR 245/45R18 mulai bergerak keluar parkiran ruko Pondok Indah. Mode saya set ke mode kalem, ya percuma juga saya set ke sport mode karena jalanan sangat padat dan banyak stop and go. Traffic pada sore hari cukup padat dan mobil melaju di kecepatan 20-40km/h sambil sesekali stop and go. Mesin mobil tidak kesusahan pada saat harus akselerasi di kemacetan, pepindahan transmisi juga lumayan smooth. Pada saat stop and go inilah auto start stop memainkan perannya, injak rem agak dalam dan mesin otomatis akan mati tanpa mematikan sistem mobil, fitur ini untuk mengurangi konsumsi bahan bakar dan mengurangi emisi gas CO2. Namun sayangnya fitur ini agak sedikit menggangu untuk tipe kemacetan di Jakarta, anda injak rem agak dalam dan bisa tanpa sadar mesin sudah mati, begitu mau sedikit “menyodok” di kemacetan, mesin mobil langsung menyala dan agak sedikit kasar walaupun tidak menimbulkan efek “jumping”, agak sedikit mengganggu untuk sebagian orang, tapi masih acceptable menurut saya. Kalau merasa terganggu, bisa dimatikan sistem tersebut.
Lalu bagaimana dengan bantingannya ? saya sudah pernah merasakan bagaimana ban RFT di Mini Cooper Countryman, di seri 5 ini menurut saya tidak sekaku di Countryman, ntah apakah karena settingan mobil saya buat sekalem mungkin sehingga bantingan mobil masih dalam tahap acceptable untuk standar jalanan Jakarta. Untuk pengereman ya...saya nggak bisa bilang banyak karena saya tidak bisa memacunya, jadi kurang bisa menilai setajam apa rem nya, tapi untuk di dalam kota rem nya sudah lumayan gigit dan tidak menghentak.
Yang saya sadari ketika mengajak keliling mobil ini, stirnya offset dari pengemudi, agak sedikit miring ke kiri, dari dulu saya penasaran kenapa sebagian mobil Eropa stirnya offset dari pengemudi. Stirnya sendiri itu EPS, dimana untuk sebagian orang menyukainya untuk pengendalian di dalam kota, terutama saat parkir. Tapi, sebagian orang mungkin tidak menyukainya dan lebih prefer Hydraullic Assist, karena stir HPS walaupun lebih berat, tapi feedback stirnya lebih bagus dari EPS sehingga lebih fun to drive serta berkaitan dengan slogan BMW “sheer driving pleasure”. Buat saya sendiri bukan menjadi masalah yang besar, stir yang ringan memudahkan untuk bermanuver di dalam kota dengan kecepatan 30-40kmh serta memudahkan pada saat parkir.....ya walaupun saya sendiri juga tidak suka dengan stir yang terlalu ringan, feeling arah bannya susah dapetnya...tapi di BMW masih acceptable dan saya bisa membaca ban depan sedang mengarah kemana. Satu hal yang saya kurang suka di 520i, tidak ada paddle shift.
Sedan berukuran cukup besar ini juga tidak sulit untuk memasukkan ke parkiran yang agak tricky, good all around visibility + dibantu dengan parking camera, walaupun saya kurang terbiasa dengan spion samping ala mobil Eropa yang agak sedikit kecil dari mobi Jepang. Surprisingly, lebih mudah memarkir F10 daripada Accord CR2, well i’m impressed. Merayap di kemacetan Jakarta dengan BMW 5 series F10 menurut saya nyaman, sayang tidak mendapat kesempatan mencicip di jalan tol. Tenaga yang dihasilkan si mesin sendiri di mode ECO sudah cukup untuk di dalam kota. Yes, i know...BMW is for fun, pedal to the metal..tapi dipakai untuk merayap di kemacetan juga masih enak..saya gak bisa memacu mobil di tes kali ini..karena kalo saya memacunya..saya jadi bola bowling dan pin bowlingnya adalah motor dan mobil di depan saya..
Score: 8.5/10
5. Safety Features
Well...since it’s German Car...Multiple Airbags, Dynamic Braking Lights, Dynamic Stability Control, Traction Control, Hill Start Assist, Corner Brake Control, Active Headrest, Seatbelt with three point for all seats, blablablablabla...keselamatan anda di jalan sudah dijamin oleh BMW....tentu saja kalau anda mengemudikan mobilnya dengan normal..
Score: 9/10
6. Conclusion
Sebuah sedan Jerman yang cocok dipakai untuk sehari-hari, baik di dalam dan diluar kota, driver oriented, lupakan memakai jasa supir untuk BMW, lebih enak dikemudikan sendiri. Transmisi halus, mesin lumayan bertenaga, mudah untuk manuver, dan nyaman dipakai. Now let’s see...
- Apakah anda ingin mempunyai mobil premium yang enak dikendarai dan tidak memakai jasa supir ? kalau iya, maka BMW seri 5 F10 cocok untuk anda
- Apakah anda lebih senang disupiri ? kalau iya maka mobil ini tidak cocok untuk anda, paling hanya seri 7 saja kalau senang disupiri
- Apakah saya harus mempertimbangkan BMW seri 5 apabila sedang mencari sedan premium Eropa ? ya, tentu saja, mobil yang menurut saya mempunyai nilai good bargain
Dan untuk pertama kalinya saya kehabisan kalimat pertanyaan..
Dari saya untuk BMW 520i F10 “Will Give You Quite Nice Driving Experience, Even If You Stuck on Traffic”
Akhir kata, sama seperti yang bro ChZ bilang, sebuah sedan premium yang mempunyai 2 personallity, anda bisa membuatnya kalem di menit pertama, dan di menit berikutnya anda bisa mengeluarkan evil alter ego nya. I would love to drive it more, but i want a 528i not a 520i, with Alpine White Exterior, now that’s a beauty !
6.1 Pros and Cons + Total Score
Pros
- Fun to drive
- Ban RFT tapi bantingan masih acceptable
- Mesin dan transmisi lumayan bagus untuk pemakaian di dalam kota
- Sudah dilengkapi dengan layar display besar 10.2 inch
- Model eksterior timeless
Cons
- Nggak ada paddleshift
- Akomodasi untuk menyimpan barang kurang
- Material kabin masih kalah oleh rival jermannya
- 2nd row agak sedikit terganggu dengan transmission tunnel
Score untuk BMW 520i F10 facelift menurut saya adalah........ 8.6/10
Mohon maaf apabila ada kalimat kurang berkenan, kesalahan penulisan, dan berbagai kekurangan. Terima kasih telah membaca ulasan ini.
![Big Smile :big_smile]](./images/smilies/big_smile.gif)