Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Forum untuk mengobrol hal-hal bebas.
Bisa dibuka oleh visitor dan member.

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
VanzMatic
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11277
Joined: Sat Nov 27, 2010 1:07
Location: Yogya Is Timewa

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by VanzMatic »

Beberapa kali saya mencoba untuk memahami dimana salah pemahaman saya..... :big_think:
Apa saya yang gagal paham?

Saya bingung, ini trit mau bicara keunggulan penghematan konsumsi bbm? Atau keunggulan MID? Atau keunggulan Dynotest?
:big_dunno: :big_dunno:

Mungkin otak saya yang jongkok ya, tapi sejauh pengalamn saya sih, penghematan bbm itu tidak berbanding lurus dengan hasil power mesin.

Karena, penghematan bbm itu didapat dari sesedikit mungkin bahan bakar yang harus dibakar di tungku, dengan dibantu oleh hambatan angin yang kecil, gesekan ban dengan jalan yang sesedikit mungkin, kucuran bensin yang seminim mungkin, dibantu oleh putaran mesin yang rendah.

Sedangkan power mesin yang akan diuji itu, mengabaikan aspek penghematan bahan bakar. Kaki ngga perlu sungkan bejeg pedal gas untuk mendapatkan power mesin tertinggi. Grip ban ke jalan harus mantap, supaya ngga banyak tenaga yang loss akibat gesekan ban yang minim.

Dari dua perbandingan perlakuan pada mobil itu saja sudah kelihatan kalau antara menguji power dengan konsumsi bahan bakar yang hemat adalah dua hal berkebalikan.

Tapi masih bisa ditarik sedikit hubungan diantara keduanya:
Dalam kondisi menguji power mesin, perlakuan pengemudi pada mobil yang diasumsikan sama, maka apabila pola perlakuan pengemudi antara sebelum memakai perangkat dan sesudah memakai perangkat, apakah mengalami perubahan?

Contoh: Dalam perlakuan injak pedal gas yang ekstrim, konsumsi bbm yang didapat sebelum pemakaian alat / aditif adalah 1 liter : X km.
Setelah pemakaian alat / aditif, dengan perlakuan yang sama, konsumsi bbm yang didapat adalah 1 liter : X+2 km misalnya. Means, far more than before.

Setelah itu, kita bisa lihat data yang dicetak di dyno test, apakah power yang dihasilkan meningkat atau sama?

Dari situ ada konklusi yang bisa dihasilkan.




Sementara... sampai sejauh ini, yang diributkan hanya masalah akurasi MID saja. :big_chicken: :big_chicken:

Ini namanya buang buang energi. Sebaiknya dibahas yang jelas saja, apa keunggulan yang mau disampaikan atau dipromosikan. Hemat bbm? Kenaikan power dan torsi? Atau keduanya?


Bagi saya, metode kuno penghitungan konsumsi bbm dengan cara Full to full method adalah yang paling mendekati riil, IMHO.

So, bagaimana kalau kita kembalikan topik pembicaraan, bukan semata meributkan MID, tapi skup yang jelas, tegas , umpama... hasil data tes laboratorium, hasil tes dyno yang dilakukan pihak ketiga, dan lain lain?


IMHO... CMIIW loh ya...
:big_peace:
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

VanzMatic wrote:sejauh pengalamn saya sih, penghematan bbm itu tidak berbanding lurus dengan hasil power mesin.
Untuk teknologi yang merubah bahan bakar, penghematan seringkali berbanding lurus dengan tenaga mesin. Saya justru tidak bisa membayangkan kasus sebaliknya. Karena yang berubah adalah sifat bahan bakarnya. Logikanya kalau bahan bakar terbakar lebih sempurna, maka baik irit ataupun tenaga akan meningkat.

Ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di universitas. Berikut adalah contohnya.
http://karyailmiah.tarumanagara.ac.id/i ... /view/2452
Hasil penelitian menunjukkan bahwa torsi sebagai fungsi putaran poros motor pada bahan bakar motor bakar bensin yang dicampur dengan zat aditif lebih besar 3,49% dibandingkan premium murni. Perhitungan untuk daya mesin sebagai fungsi putaran poros motor pada bahan bakar premium ditambahkan aditif lebih besar 3,95% daripada premium murni. Perhitungan konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran poros motor menunjukkan bahan bakar premium ditambah aditif lebih ekonomis 3,96% daripada premium murni. Perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran poros motor lebih ekonomis 4,51% untuk bahan bakar premium ditambah aditif dibandingkan premium murni.
http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergradu ... 32592/1985
Medan magnet dialirkan pada bensin dengan cara radial.Kendaraan uji adalah honda kharisma 125 cc dan ujicoba dilakukan di Laboratorium Bahan Bakar dan Motor Pembakaran Dalam Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS. Dengan penambahan medan magnet secara radial dan divariasikan kuat medan magnetnya hasil menunjukkan pada tiap kenaikan 0.1 tesla dari besar kuat medan magnet 0.1 – 0.4 Tesla, pertama,Torsi naik 6.67 %, 8.25 %, 9.44 %, dan 9.73 %. Kedua Daya naik 4.25 %, 7.48 %,7.65 %, 8.41 %, Ketiga Bmep naik sebesar 4.25 %, 7.48 %,7.65 %, 8.41 % Keempat Sfc turun sebesar 6,96 %, 12.69%, 12.92%, 14.14%,Kelima Efisiensi Thermis naik sebesar 7.67 %, 14.79%, 15.21%, 16.83% Untuk Emisi gas buang CO turun sebesar 15.58%, 17.42%, 18.68%,19.06% dan HC turun sebesar 9.51%, 18.31%, 31.42%, 36.63%.
Untuk pengalaman saya pribadi di motor yang nggak ada speed limiternya, pemakaian membuat kecepatan maksimal meningkat kira - kira 5%. Dicobakan di Suzuki Spin yang rodanya dibesarkan dan Honda Supra Fit X yang gir depan dibesarkan. Peningkatan top speed saat gas pol menunjukkan peningkatan tenaga, dan juga logikanya, kalau dengan gas yang sama bisa lebih cepat tentunya konsumsi bensin lebih irit juga. Karena tidak ada MID, uji tes irit hanya bisa menggunakan metode full to full. Tambah irit sepertinya lebih dari 25%.

Yang puas banget waktu masih pakai Supra Fit 100cc. Karena motor tersebut kan di jalan dianggap loyo, waktu itu masih pakai versi awal tapi kalau di jalan sering bisa mempermalukan yang 125 cc, padahal mesin masih standard selain busi yang pakai kaki 3.
User avatar
JESKONENG
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4362
Joined: Sat Apr 21, 2007 12:40

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by JESKONENG »

Om VM setelah sekian lama bertapa nun jauh di gunungkidul, he is getting much wiser .... kapan balik ke Jkt om ?
Norival Fuel Enhancer
Gold, Platinum, Diesel, DRAG SERIES & Oil Enhancer
FB (id : Torry Parantoro)
hp/WA : 081328516999
andrijet
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 785
Joined: Sat May 17, 2014 23:11

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by andrijet »

sucahyo wrote:
VanzMatic wrote:sejauh pengalamn saya sih, penghematan bbm itu tidak berbanding lurus dengan hasil power mesin.
Untuk teknologi yang merubah bahan bakar, penghematan seringkali berbanding lurus dengan tenaga mesin. Saya justru tidak bisa membayangkan kasus sebaliknya. Karena yang berubah adalah sifat bahan bakarnya. Logikanya kalau bahan bakar terbakar lebih sempurna, maka baik irit ataupun tenaga akan meningkat.

Ini didukung oleh penelitian yang dilakukan di universitas. Berikut adalah contohnya.
http://karyailmiah.tarumanagara.ac.id/i ... /view/2452
Hasil penelitian menunjukkan bahwa torsi sebagai fungsi putaran poros motor pada bahan bakar motor bakar bensin yang dicampur dengan zat aditif lebih besar 3,49% dibandingkan premium murni. Perhitungan untuk daya mesin sebagai fungsi putaran poros motor pada bahan bakar premium ditambahkan aditif lebih besar 3,95% daripada premium murni. Perhitungan konsumsi bahan bakar sebagai fungsi putaran poros motor menunjukkan bahan bakar premium ditambah aditif lebih ekonomis 3,96% daripada premium murni. Perhitungan konsumsi bahan bakar spesifik sebagai fungsi putaran poros motor lebih ekonomis 4,51% untuk bahan bakar premium ditambah aditif dibandingkan premium murni.
http://digilib.its.ac.id/ITS-Undergradu ... 32592/1985
Medan magnet dialirkan pada bensin dengan cara radial.Kendaraan uji adalah honda kharisma 125 cc dan ujicoba dilakukan di Laboratorium Bahan Bakar dan Motor Pembakaran Dalam Jurusan Teknik Mesin FTI – ITS. Dengan penambahan medan magnet secara radial dan divariasikan kuat medan magnetnya hasil menunjukkan pada tiap kenaikan 0.1 tesla dari besar kuat medan magnet 0.1 – 0.4 Tesla, pertama,Torsi naik 6.67 %, 8.25 %, 9.44 %, dan 9.73 %. Kedua Daya naik 4.25 %, 7.48 %,7.65 %, 8.41 %, Ketiga Bmep naik sebesar 4.25 %, 7.48 %,7.65 %, 8.41 % Keempat Sfc turun sebesar 6,96 %, 12.69%, 12.92%, 14.14%,Kelima Efisiensi Thermis naik sebesar 7.67 %, 14.79%, 15.21%, 16.83% Untuk Emisi gas buang CO turun sebesar 15.58%, 17.42%, 18.68%,19.06% dan HC turun sebesar 9.51%, 18.31%, 31.42%, 36.63%.
Untuk pengalaman saya pribadi di motor yang nggak ada speed limiternya, pemakaian membuat kecepatan maksimal meningkat kira - kira 5%. Dicobakan di Suzuki Spin yang rodanya dibesarkan dan Honda Supra Fit X yang gir depan dibesarkan. Peningkatan top speed saat gas pol menunjukkan peningkatan tenaga, dan juga logikanya, kalau dengan gas yang sama bisa lebih cepat tentunya konsumsi bensin lebih irit juga. Karena tidak ada MID, uji tes irit hanya bisa menggunakan metode full to full. Tambah irit sepertinya lebih dari 25%.

Yang puas banget waktu masih pakai Supra Fit 100cc. Karena motor tersebut kan di jalan dianggap loyo, waktu itu masih pakai versi awal tapi kalau di jalan sering bisa mempermalukan yang 125 cc, padahal mesin masih standard selain busi yang pakai kaki 3.
Skip-skip-skip..
Emang busi 3 kaki bisa nambahin brp HP, om?
:big_chicken:
Motor 125cc-nya gak digas itu kl kalah sama motor 100cc standar ganti busi doank.
Atau si om bener-bener kurus krn berat rider pengaruhnya besar kl naik motor, hehehe..
andrijet
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 785
Joined: Sat May 17, 2014 23:11

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by andrijet »

VanzMatic wrote:Beberapa kali saya mencoba untuk memahami dimana salah pemahaman saya..... :big_think:
Apa saya yang gagal paham?

Saya bingung, ini trit mau bicara keunggulan penghematan konsumsi bbm? Atau keunggulan MID? Atau keunggulan Dynotest?
:big_dunno: :big_dunno:

Mungkin otak saya yang jongkok ya, tapi sejauh pengalamn saya sih, penghematan bbm itu tidak berbanding lurus dengan hasil power mesin.

Karena, penghematan bbm itu didapat dari sesedikit mungkin bahan bakar yang harus dibakar di tungku, dengan dibantu oleh hambatan angin yang kecil, gesekan ban dengan jalan yang sesedikit mungkin, kucuran bensin yang seminim mungkin, dibantu oleh putaran mesin yang rendah.

Sedangkan power mesin yang akan diuji itu, mengabaikan aspek penghematan bahan bakar. Kaki ngga perlu sungkan bejeg pedal gas untuk mendapatkan power mesin tertinggi. Grip ban ke jalan harus mantap, supaya ngga banyak tenaga yang loss akibat gesekan ban yang minim.

Dari dua perbandingan perlakuan pada mobil itu saja sudah kelihatan kalau antara menguji power dengan konsumsi bahan bakar yang hemat adalah dua hal berkebalikan.

Tapi masih bisa ditarik sedikit hubungan diantara keduanya:
Dalam kondisi menguji power mesin, perlakuan pengemudi pada mobil yang diasumsikan sama, maka apabila pola perlakuan pengemudi antara sebelum memakai perangkat dan sesudah memakai perangkat, apakah mengalami perubahan?

Contoh: Dalam perlakuan injak pedal gas yang ekstrim, konsumsi bbm yang didapat sebelum pemakaian alat / aditif adalah 1 liter : X km.
Setelah pemakaian alat / aditif, dengan perlakuan yang sama, konsumsi bbm yang didapat adalah 1 liter : X+2 km misalnya. Means, far more than before.

Setelah itu, kita bisa lihat data yang dicetak di dyno test, apakah power yang dihasilkan meningkat atau sama?

Dari situ ada konklusi yang bisa dihasilkan.




Sementara... sampai sejauh ini, yang diributkan hanya masalah akurasi MID saja. :big_chicken: :big_chicken:

Ini namanya buang buang energi. Sebaiknya dibahas yang jelas saja, apa keunggulan yang mau disampaikan atau dipromosikan. Hemat bbm? Kenaikan power dan torsi? Atau keduanya?


Bagi saya, metode kuno penghitungan konsumsi bbm dengan cara Full to full method adalah yang paling mendekati riil, IMHO.

So, bagaimana kalau kita kembalikan topik pembicaraan, bukan semata meributkan MID, tapi skup yang jelas, tegas , umpama... hasil data tes laboratorium, hasil tes dyno yang dilakukan pihak ketiga, dan lain lain?


IMHO... CMIIW loh ya...
:big_peace:
Thats the point!
:mky_02:
Penjelasan Om VM menerangkan kenapa M3 bisa lebih irit dari Prius.
Di acaranya dijelaskan juga seh yg paling berpengaruh thd konsumsi BBM itu jenjang pendidikan kaki kanan.
:mky_01:
User avatar
r12qiSonH4ji
SM Moderator
SM Moderator
Posts: 812
Joined: Thu Jul 17, 2014 5:10
Location: Mampang Prapatan
Daily Vehicle: Gerobak sayur

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by r12qiSonH4ji »

ikut mantau thread yg agak panas nh, :mky_01:
ane setuju sm om Vanz, metode full to full adalah metode terbaik buat mengukur keiritan bahan bakar :big_exellent:
---Diesel ayukkk, Bensin ayukkk------
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

andrijet wrote: Skip-skip-skip..
Emang busi 3 kaki bisa nambahin brp HP, om?
:big_chicken:
Motor 125cc-nya gak digas itu kl kalah sama motor 100cc standar ganti busi doank.
Atau si om bener-bener kurus krn berat rider pengaruhnya besar kl naik motor, hehehe..
Waktu itu sedang eksperimen magnet juga om. Kalau untuk supra fit, magnet sudah cukup untuk nambah top speed juga kok, cukup untuk bisa nyalip jupiter 110/125 di jalan lurus, karena mereka mentok di gigi.

Busi kaki 3 mengurangi efek kegagalan penyalaan om, nggak tahu nambah hp atau tidak. Mungkin kalau mobil, setara dengan busi tanpa elektrode. kelihatan kalau dinyalakan terlihat bergantian. Kalau busi kaki 1 kadang ada matinya. Untuk Supra fit, kerasa banget kalau jalan di rpm rendah. Kalau beli busi beginian, harus disesuaikan dulu jaraknya biar nggak timpang, harus di tes pakai bunga apinya
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

Problem bagi penambah efisiensi bensin adalah ECU yang bisa salah deteksi. Oksigen makin banyak dianggap campuran AFR terlalu kering sehingga bensin justru diperbanyak. Jadi untuk kendaraan baru yang sensor oksigennya masih normal, pemakaian penambah efisiensi bensin bisa kadang tidak tambah irit, namun tenaga jadi makin ok karena standardnya biasanya di setel kering.

Untuk kendaraan lama yang lebih dari 100 ribu km atau lebih dari 3 tahun, sensor oksigen biasanya sudah soak, Karena dianggap sama ECU AFR terlalu kering, jadi bensin selalu diperbanyak, kendaraan jadi boros. Untuk mobil seperti ini pemakaian penambah efisiensi bensin akan menambah tenaga dan menambah irit. Kadang ada penipuan penambah efisiensi bensin yang intinya cuma ngakali ECU, tambah irit dari ngakali ECU saja bukan dari barang yang ditawarkan.

Untuk kendaraan baru, perlu diakali ECUnya biar bisa jauh lebih irit setelah pakai penambah efisiensi bensin

Untuk kendaraan lama, mengakali ECU bisa bikin kendaraan lebih irit walau tidak pakai penambah efisiensi bensin

Problem ini tidak terjadi pada kendaraan mesin diesel atau yang masih pakai karburator.

bahan bacaan yang juga menyertakan beberapa cara murah sederhana mengakali ECU:
https://www.fuelsaver-mpg.com/oxygen-sensors
https://www.fuelsaver-mpg.com/tuning-for-mileage
User avatar
imsus2c
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 6697
Joined: Tue Jul 31, 2007 14:11
Location: almost there...

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by imsus2c »

sucahyo wrote:
DOHC wrote:coba dibaca2 lagi pak kebawah2 nya... atau coba gugel lg dgn keywords lugging the engine...

kl yg bsa ane simpulkan dr web tsb dan gugel2 wesbite lain nya ttg lugging, glitik itu hanya salah satu parameter kl kelewat rendah rpm nya doank.. tp yg musti d garis bawahi, rpm terlalu rendah utk cruising, selain memberikan beban extra ke gearbox (gear cepet rontok, scara pabrikan ad maksud bkin gigi 1 (low gear) dst dst), dan lagi yg harus di perhatikan adalah con rod, liner silinder, pin piston, dan tentu yah ring si piston itu sendiri... dmana walaupun rpm terlalu rendah dan mesin ga glitik, tp komponen2 vital tsb dipaksa bekerja "lebi berat" krn mesin harus menarik beban yg ckup berat dsaat bukan pada putaran optimal nya yg mengeluarkan skian torsi... yg pd akhirnya yah lebi cepet aus atau jebol...

mengenai lampu eco, ane perna nyetir mobil honda ber lampu eco... lampu tsb nyala padahal ane lupa ganti gigi dan glitik...
Bukannya bekerja lebih berat hubungannya dengan tenaga dan beban? Kalau beban besar tenaga tidak ada kan jadinya tidak membebani, karena nggak ada tenaga?

asal mesin masih bekerja smooth, mestinya tidak membebani komponen.

Namun beda lagi kalau kerja mesin jadi tidak teratur. kalau sudah nyentak nyentak nggak lancar saya setuju kalau itu bisa merusak mesin.

Lampu eco Ayla matik juga berbeda perilakunya. Yang saya sebut sebelumnya berlaku hanya untuk Ayla manual.
Numpang ngobrol sebentar, lama bolos nih...

Mungkin maksudnya Tuan Meneer Klep diatas itu, engine lugging berpotensi mempercepat/memperburuk metal fatigue.
Ini salah satu yg diantisipasi oleh pembuat mobil.
Mesin (tenaga) mungkin boleh saja mampu membuat kendaraan melaju dalam rpm rendah, yg dikhawatirkan adalah apakah perangkat jeroan mesinnya sanggup untuk diperlakukan seperti itu dalam waktu lama (metal fatigue).

Perumpamaan sederhananya, misalnya seorang atlet angkat besi, mau angkat beban.
Teorinya mungkin dia sanggup angkat sekian ratus KG barbel.
Tapi kebetulan tongkatnya udah rapuh (fatigue), akhirnya ya putus tongkatnya. Ngga keangkat barbel-nya meski orangnya sanggup.

Di otomotif, sering kejadian mesin di upgrade gila2an... Mesinnya sanggup...kadang yang rontok malah gearbox-nya.
si vis pacem para bellum - si vis bellum para pacem - si vis pacem para pactum
de gustibus et coloribus non est disputandum
listening before talking - reading before writing - doing before asking
User avatar
FRD
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1805
Joined: Tue Aug 26, 2014 15:00
Location: Malang
Daily Vehicle: 2010 Nissan XTrail T31

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by FRD »

Kec 40-50kpj, gigi 5 dan 1200rpm?! Ane bawa 7K punya kapsul aja kec 40, gigi 3 dan 1200-1800rpm ga ada enaknya sama sekali, boyo iya... Enaknya malah baru di rpm 2000 keatas.

1TR ipah ane dulu juga sama kaya gitu. Enaknya kalo udah rpm 2000 keatas..apalagi ipah ane yg udah euro 2 jadi tambah lemot kalo dipake cruising 1200rpm.

L15 di Mobilio CVT ane baru bisa nyaman buat cruising 1200rpm...

Ga bayangin kalo jamu beracun dari om VM dah dateng...bisa2 cruising baru nyaman di rpm 4000-5000an :big_biglaugh:

Just IMHO & CMIIW.
:big_smoking:
DOHC
Full Member of Mechanic Master
Full Member of Mechanic Master
Posts: 27640
Joined: Sat Jan 31, 2009 17:48
Location: in engine bay with carbonfibre as roof

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by DOHC »

@meneer imsus : tepat skali meneer... metal fatique maksud ane....

@ FRD :busett bawa 7K sgitu rendah rpm nya apa ga ngeri tuh om.... wong biasa d atas 2000 rpm aj masi ad glitik gt

Sent from my Ericsson GF388 using Tapatalk
numpang lewat aja.... :ngacir: :ngacir:
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

imsus2c wrote:Perumpamaan sederhananya, misalnya seorang atlet angkat besi, mau angkat beban.
Teorinya mungkin dia sanggup angkat sekian ratus KG barbel.
Tapi kebetulan tongkatnya udah rapuh (fatigue), akhirnya ya putus tongkatnya. Ngga keangkat barbel-nya meski orangnya sanggup.

Di otomotif, sering kejadian mesin di upgrade gila2an... Mesinnya sanggup...kadang yang rontok malah gearbox-nya.
Yang saya contohkan mobil dengan tenaga kecil om.

Maaf saya rasa contohnya salah. Kalau di angkat besi daya berasal dari gravitasi dan berat barbel, serta tenaga mengangkat keatas. Kalau mobil yang diperlukan adalah daya mendorong kedepan yang sumbernya dari tenaga mesin, melawan energi potensial yang adalah momentum dari mobil. daya gravitasi tidak dipakai.

Bila berat mobil tidak berubah, maka tekanan yang diterima komponen mesin tentunya bergantung hanya pada tenaga mesin. Gaya gravitasi tidak berpengaruh. Makin berat makin lambat akselerasinya. tapi tekanan yang diterima komponen tetap tergantung pada kekuatan mesin. Makin berat tenaganya, makin besar tekanan komponennya. Om juga sudah jelaskan sendiri dari contoh mesin yang diupgrade.

Bila diumpamakan angkat berat. maka tenaga mobil adalah tenaga orangnya mendorong ke atas. Kalau orangnya nggak kuat (mesin bergetar/ngelitik), ya tongkat nggak akan patah, lha wong nggak keangkat. Beda kalau orang punya tenaga super dan diangkat dengan sangat kuat.

Bila kita lihat grafik dyno, kan kurva tenaga atau torsi di rpm rendah pasti lebih rendah kan? Logikanya di rpm rendah tekanan yang diterima komponen lebih rendah juga. Darimana lagi sumber tenaga yang mempengaruhi mesin?

Namun saya ingatkan lagi lain ceritanya bila mesin jadi tersendat sendat / hampir mau mati / tidak lancar / bergetar. jalan yang tidak mulus itu bikin komponen oblak. situasi diatas mengasumsikan saat mesin berjalan mulus.
FRD wrote:Kec 40-50kpj, gigi 5 dan 1200rpm?! Ane bawa 7K punya kapsul aja kec 40, gigi 3 dan 1200-1800rpm ga ada enaknya sama sekali, boyo iya... Enaknya malah baru di rpm 2000 keatas.
Normalnya memang begitu om. Kalau bensinnya payah, tenaga di rpm rendah juga payah. Saya rasa sudah sering dibahas bahwa bensin premium bikin tenaga di rpm rendah lebih lemah, dan pakai bensin sesuai kompresi bikin mesin lebih bertenaga di rpm rendah.

Jadi kalau kendaraan nggak kuat dipakai dibawah 2000, yang gampang diupgrade ya bensinnya. terserah pakai cara apa. Atau yang lebih ribet dengan cara mesin yang dimodif.

Kalau sudah disesuaikan, enak kok om. mesin berjalan mulus, nyetir bisa santai, tapi kalau butuh menyalip mengikuti kendaraan lain tetap tidak masalah. Setelah lampu merah pun tidak sampai di bel.
User avatar
VanzMatic
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11277
Joined: Sat Nov 27, 2010 1:07
Location: Yogya Is Timewa

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by VanzMatic »

JESKONENG wrote:Om VM setelah sekian lama bertapa nun jauh di gunungkidul, he is getting much wiser .... kapan balik ke Jkt om ?
Err... bertapa...? :big_chicken:

Itu malah pas saya salah dosis obat, om...


........... :ngacir:
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
DOHC
Full Member of Mechanic Master
Full Member of Mechanic Master
Posts: 27640
Joined: Sat Jan 31, 2009 17:48
Location: in engine bay with carbonfibre as roof

Re: RE: Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by DOHC »

sucahyo wrote:
imsus2c wrote:Perumpamaan sederhananya, misalnya seorang atlet angkat besi, mau angkat beban.
Teorinya mungkin dia sanggup angkat sekian ratus KG barbel.
Tapi kebetulan tongkatnya udah rapuh (fatigue), akhirnya ya putus tongkatnya. Ngga keangkat barbel-nya meski orangnya sanggup.

Di otomotif, sering kejadian mesin di upgrade gila2an... Mesinnya sanggup...kadang yang rontok malah gearbox-nya.
Yang saya contohkan mobil dengan tenaga kecil om.

Maaf saya rasa contohnya salah. Kalau di angkat besi daya berasal dari gravitasi dan berat barbel, serta tenaga mengangkat keatas. Kalau mobil yang diperlukan adalah daya mendorong kedepan yang sumbernya dari tenaga mesin, melawan energi potensial yang adalah momentum dari mobil. daya gravitasi tidak dipakai.

Bila berat mobil tidak berubah, maka tekanan yang diterima komponen mesin tentunya bergantung hanya pada tenaga mesin. Gaya gravitasi tidak berpengaruh. Makin berat makin lambat akselerasinya. tapi tekanan yang diterima komponen tetap tergantung pada kekuatan mesin. Makin berat tenaganya, makin besar tekanan komponennya. Om juga sudah jelaskan sendiri dari contoh mesin yang diupgrade.

Bila diumpamakan angkat berat. maka tenaga mobil adalah tenaga orangnya mendorong ke atas. Kalau orangnya nggak kuat (mesin bergetar/ngelitik), ya tongkat nggak akan patah, lha wong nggak keangkat. Beda kalau orang punya tenaga super dan diangkat dengan sangat kuat.

Bila kita lihat grafik dyno, kan kurva tenaga atau torsi di rpm rendah pasti lebih rendah kan? Logikanya di rpm rendah tekanan yang diterima komponen lebih rendah juga. Darimana lagi sumber tenaga yang mempengaruhi mesin?

Namun saya ingatkan lagi lain ceritanya bila mesin jadi tersendat sendat / hampir mau mati / tidak lancar / bergetar. jalan yang tidak mulus itu bikin komponen oblak. situasi diatas mengasumsikan saat mesin berjalan mulus.
FRD wrote:Kec 40-50kpj, gigi 5 dan 1200rpm?! Ane bawa 7K punya kapsul aja kec 40, gigi 3 dan 1200-1800rpm ga ada enaknya sama sekali, boyo iya... Enaknya malah baru di rpm 2000 keatas.
Normalnya memang begitu om. Kalau bensinnya payah, tenaga di rpm rendah juga payah. Saya rasa sudah sering dibahas bahwa bensin premium bikin tenaga di rpm rendah lebih lemah, dan pakai bensin sesuai kompresi bikin mesin lebih bertenaga di rpm rendah.

Jadi kalau kendaraan nggak kuat dipakai dibawah 2000, yang gampang diupgrade ya bensinnya. terserah pakai cara apa. Atau yang lebih ribet dengan cara mesin yang dimodif.

Kalau sudah disesuaikan, enak kok om. mesin berjalan mulus, nyetir bisa santai, tapi kalau butuh menyalip mengikuti kendaraan lain tetap tidak masalah. Setelah lampu merah pun tidak sampai di bel.
Gmana cara mobil bergerak ga pake gaya gravitasi ?? Fisika dr mana tuh.... hukum fisika plg simple aj ttg daya.. percepatan bahkan momentum smua nya pake percepatan gravitasi buat ngitung nya...

Btw ane rasa ini mulai jd debat kusir yah.... tp blk lg ke logika sederhana aj dr maen sepeda.... saat naek speda gunung... utk crusing pelan lebi enak pake gigi tertinggi atau lebi rendahan... mana yg lebi cape kaki kita... toh 2 2 nya end up sama2 jalan pelan kan... the same thing applied to engine.... perumpaan ini ane dpat saat ane tanyakan ke seorang mechanical engineering swaktu ane kerja d lpangan blm lama ini....

Dan kembali lg... ke mau nya masing2... mau irit tp metal duduk jalan dan ring seher jebol atau lebi boros dikit tp jeroan lebi aman... the choice is yours

Sent from my Ericsson GF388 using Tapatalk
numpang lewat aja.... :ngacir: :ngacir:
User avatar
FRD
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1805
Joined: Tue Aug 26, 2014 15:00
Location: Malang
Daily Vehicle: 2010 Nissan XTrail T31

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by FRD »

@ om klep: biasanya sih bawa nya sekitar 2300rpm keatas om..cuma ga bayangin aja kalo 7K dibawa cuma 1200rpm :big_biglaugh:

@ sucahyo: Bukan masalah bensinnya yang payah, pak. Udah pernah dicoba satu tangki penuh (55L) isi 92.. Hasilnya? Sama aja. Jadi mending 88 dong kalopun diisi 92 ga ada perubahan sama sekali.. Masalahnya ini mesin jadul udah belasan tahun dengan kompresi yg rendah. Ya jangan dibandingin dong sama mesin2 mobil jaman sekarang yg jauh lebih canggih dan kompresi tinggi..

Cmiiw :mrgreen:
:big_smoking:
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

FRD wrote:Ya jangan dibandingin dong sama mesin2 mobil jaman sekarang yg jauh lebih canggih dan kompresi tinggi..
Mobil sekarang juga sama saja kok om, normalnya nggak kuat kalau dibawah 2000rpm. Yang pakai 1000cc nya malah sudah memaklumi.

soal bensin, sama - sama premium pun bisa terasa beda kalau pom bensin beda. Pernah saya mengalami yang super payah, nggak bisa dipakai rpm rendah sama sekali, harus nggereng baru bisa halus. kalau pelan kaya diesel. begitu isi lagi di pom lain, mesin langsung haluuus walau sama - sama premium.
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

bensin payah bisa membuat mesin lemah di rpm bawah karena:
1. Bila oktan bensin terlalu rendah, maka tenaga tidak maksimal karena terjadi pembakaran premature, yang membuat sensor knocking mengurangi tenaga (mengundurkan waktu pengapian?) atau membatasi rpm. efeknya tenaga di rpm rendah lemah

2. BIla oktan sudah sesuai tapi daya ledak tidak bagus. Saya berpendapat bahwa oktan tidak berhubungan dengan daya ledak. Dari banyak percobaan saya, untuk alat semacam magnet premium lebih bertenaga dari pertamax, biarpun oktan pertamax lebih tinggi, daya ledak (setelah dirubah sifatnya) lebih lemah. Saat itu percobaan dilakukan di pom bensin yang sama, daerah wedoro, waru, sidoarjo, dilakukan dengan magnet dan gen awal pro capacitor, di dua sepeda motor.

Kalau dalam kondisi standard dan kompresi mesin sesuai dengan oktan, mungkin daya ledak antara premium dan pertamax sama.

menurut saya, untuk versi aditif bisa dibagi menjadi:
- yang meningkatkan oktan bensin
- yang meningkatkan pelumasan mesin
- yang meningkatkan daya ledak bensin
- yang membersihkan mesin dari kerak
- kombinasi

Efek dari aditif tersebut akan sangat tergantung pada kendaraan dan bensinnya.
User avatar
marmut
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 11861
Joined: Wed Oct 16, 2013 6:27
Location: tangerang selatan

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by marmut »

hobi banget pake RPM rendah..... mesinnya diesel ya? atau memang banyak duit buat ganti metal jalan sama stang piston?
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

marmut wrote:hobi banget pake RPM rendah..... mesinnya diesel ya? atau memang banyak duit buat ganti metal jalan sama stang piston?
Tidak bisa disamakan antara mobil yang sudah disesuaikan dan yang bisa rusak kalau dipakai rpm rendah. Kalau mobil masih tidak mampu, sebaiknya jangan dipaksakan. Perlu diamati gejala ngelitik, bergetar dan kemlothak nya.

Yang punya Ayla atau LCGC lain, jangan sembarangan meniru.
User avatar
ALX7
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 379
Joined: Wed May 01, 2013 4:43
Location: Jakarta

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by ALX7 »

om sucahyo, mau tanya:
1. alat ini sdh dipake/tes di mobil apa aja..?
2. apakah utk manual transmisi bisa dipakai..?
3. mengapa efek nya tidak terasa instan, maksud nya harus bbrp hari baru terasa efek nya

Terima kasih sebelumnya...
I am a Driver... not a Racer...
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

ALX7 wrote:om sucahyo, mau tanya:
1. alat ini sdh dipake/tes di mobil apa aja..?
2. apakah utk manual transmisi bisa dipakai..?
3. mengapa efek nya tidak terasa instan, maksud nya harus bbrp hari baru terasa efek nya

Terima kasih sebelumnya...
1. Sudah dicoba di mobil Ayla/Agya, Datsun Go, dan Mazda 2. Beberapa pasang cuma satu namun sudah bisa merasakan. Efek lebih kuat bila dipasang di beberapa tempat.

2. Bisa dipakai transmisi manual.

3. maaf tidak bisa menjelaskan, hanya dari pengalaman. Bukan beberapa hari. Biasanya efek dirasakan mulai dari 5km. terasa penuh mendekati 20km. Kecuali untuk pemasangan di kabel busi yang efeknya terasa instan.


Alat ini sangat sensitif, membutuhkan pemasangan yang tepat, jadi lebih baik bila bisa kasih feedback foto, terutama bila efek dirasakan lemah.
User avatar
ALX7
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 379
Joined: Wed May 01, 2013 4:43
Location: Jakarta

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by ALX7 »

sucahyo wrote:
ALX7 wrote:om sucahyo, mau tanya:
1. alat ini sdh dipake/tes di mobil apa aja..?
2. apakah utk manual transmisi bisa dipakai..?
3. mengapa efek nya tidak terasa instan, maksud nya harus bbrp hari baru terasa efek nya

Terima kasih sebelumnya...
1. Sudah dicoba di mobil Ayla/Agya, Datsun Go, dan Mazda 2. Beberapa pasang cuma satu namun sudah bisa merasakan. Efek lebih kuat bila dipasang di beberapa tempat.

2. Bisa dipakai transmisi manual.

3. maaf tidak bisa menjelaskan, hanya dari pengalaman. Bukan beberapa hari. Biasanya efek dirasakan mulai dari 5km. terasa penuh mendekati 20km. Kecuali untuk pemasangan di kabel busi yang efeknya terasa instan.


Alat ini sangat sensitif, membutuhkan pemasangan yang tepat, jadi lebih baik bila bisa kasih feedback foto, terutama bila efek dirasakan lemah.
Lalu...
Alat ini kan tujuannya spy bisa berkendara dgn gear tinggi dan rpm rendah sehingga bisa irit...
Nah misal saya punya kendaraan transmisi manual dan tinggal di kota jakarta dimana kondisi stop n go.
apakah memungkinkan apabila dalam kondisi stop lalu saya langsung oper ke gear 5 utk jalan tanpa masalah (mati mesin).
Atau apabila saya tinggal pegunungan di daerah puncak/lembang dengan posisi menanjak, apakah memungkinkan saya menjalankan kendaraan dengan gear 5...?
I am a Driver... not a Racer...
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

ALX7 wrote:Lalu...
Alat ini kan tujuannya spy bisa berkendara dgn gear tinggi dan rpm rendah sehingga bisa irit...
Nah misal saya punya kendaraan transmisi manual dan tinggal di kota jakarta dimana kondisi stop n go.
apakah memungkinkan apabila dalam kondisi stop lalu saya langsung oper ke gear 5 utk jalan tanpa masalah (mati mesin).
Atau apabila saya tinggal pegunungan di daerah puncak/lembang dengan posisi menanjak, apakah memungkinkan saya menjalankan kendaraan dengan gear 5...?
Alat ini menambah tenaga, sehingga di rpm rendah makin berisi. namun kemampuan tetap ada batasannya. Walau mesin jadi lebih susah mati, tidak bisa seekstrem itu. Mungkin bisa dipaksakan dengan main setengah kopling, namun eman koplingnya. Kalau untuk situasi macet lebih membantu bila berjalan tanpa digas atau gas cuma sedikit, jadi misalnya diawali dari gigi satu dengan sedikit gas, lalu bila kecepatan sudah mencukupi, pakai gigi 2 tanpa di gas.

Untuk jalan datar rpm terendah mungkin bisa 1000 atau 1200, namun untuk tanjakan harus lebih tinggi. Normalnya untuk menanjak kendaraan perlu dikendarai di rpm tenaga maksimal. alat ini bisa membantu namun tetap masih ada batasan rpm minimal. Mungkin rpm untuk menanjak bisa lebih rendah, namun tidak sampai rendah sekali. Bila tanjakan landai (20 derajat) dan kecepatannya diatas 60kpj, rasanya bisa menggunakan gigi 5.

Pro capacitor juga bisa membantu menambah tenaga di rpm selain rpm rendah juga.
DOHC
Full Member of Mechanic Master
Full Member of Mechanic Master
Posts: 27640
Joined: Sat Jan 31, 2009 17:48
Location: in engine bay with carbonfibre as roof

Re: RE: Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by DOHC »

marmut wrote:hobi banget pake RPM rendah..... mesinnya diesel ya? atau memang banyak duit buat ganti metal jalan sama stang piston?
Stang ama metal jalan ayla agya terbuat dr titanium carbon magnesium steel with nano coated om.... makanya super kuat.... cemplungin turbo rhf 5 stel turbo boost 1000 psi jg kuat.....



#ngacirrr..........

Sent from my Ericsson GF388 using Tapatalk
numpang lewat aja.... :ngacir: :ngacir:
sucahyo
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 498
Joined: Mon Jan 19, 2015 1:46

Re: RE: Re: Trit khusus Ajang promosi para sales additive BBM

Post by sucahyo »

DOHC wrote:Stang ama metal jalan ayla agya terbuat dr titanium carbon magnesium steel with nano coated om.... makanya super kuat.... cemplungin turbo rhf 5 stel turbo boost 1000 psi jg kuat.....
Setahu saya om, kalau mau pakai tekanan boost yang lebih kuat, kompresi harus diturunkan yang efeknya tenaga di rpm rendah makin lemah.

jadi menurut pendapat saya, mobil lebih susah dikendarai di rpm rendah kalau sudah pakai turbo.

http://www.caranddriver.com/columns/tur ... ime-around
Compression ratios still need to be reduced in turbo engines, but when the turbo comes with a switch from port to direct fuel injection, the engine’s compression ratio is only reduced fractionally. Even when you add turbocharging to a naturally aspirated engine that already has direct fuel injection, the compression ratio might only drop from 12.0:1 to 10.5:1, as in the case of the European version of BMW’s 3.0-liter sixes. Such a drop represents an efficiency loss of approximately five percent—about half the decline produced by the drop from 9.0:1 to 7.0:1 that was common 25 years ago.