
Kembali ane kembali dengan sebuah ripiu mobil yang masih panas2 bubur ayam diperbincangkan... dari pabrikan Jepun tentu saja...

==========================
Setelah sesi TD dengan varian termahal dan dengan displacement terbesar juga dengan GVW terberat, salah satu rekan di Hando protes berat... Mungkin dia lelah...

Tetapi, sebuah re-match dipersiapkan untuk kembali dicobakan. Dan setelah woro2, dengan mundurnya dua orang tim TD, Bro sandwich karena uda TD unit saudara dan bro nyoman yang menderita murus2... Akhirnya pagi ini, dealer raid haz been commenced!

Sayangnya, tuh mobil ternyata masih berada di sales office yang terletak di pusat kota. Setelah bermain puzzle logika, sang sales berangkat dengan Suzuki R3 orisinil, sementara ane dan tim TD yang kebetulan ditemani Nyonya Nyotnyet mengekor R3 ori tersebut dengan R3 kw8 ane yang overpriced.

Begitu tiba... setelah demo powerlift gate R3 ane...

S: "Pak, itu unit TD nya"
M: "Mana?" *sambil liat Suzuki Carry di kejauhan*

S: "Tuh yang warna biru..."
Ahayyyyyy...

Sebuah Honda HRV RU1 1.5 E CVT 2015...
================================
Eksterior
Ane ga akan kembali berbuih2 mendeskripsikan eksterior HRV 1.5 ini, meskipun terdapat cukup banyak perbedaan kasat mata dengan HRV 1.8. Daftar dosa 1.5 cukup banyak, meliputi headlamp reflektor (yang entah mengapa terlihat cukup manis di mata uzur ane dibandingkan dengan Projie+DRL menor di 1.




Siluer samping mobil ini memang begitu menarik, front end cantik, dan bokong ancur.



=========================
Interior
All black and it iz goooood!

Ane begitu terkesan dengan interior serba hitam versi 1.5 E ini. Terlihat elegan dan tidak dipaksakan untuk tampil mewah. Karena warna hitam sendiri, ketika diaplikasikan dengan benar dan dengan bahan yang baik, akan memberikan ambient kemewahan tersendiri.


Instrument cluster juga persis sama dengan versi 1.8, hanya saja di versi 1.5 ini, pendaran warnanya cukup lebar... mulai dari violet - biru - hijau. Sementara di versi 1.8 hanya biru-hijau. Entah ada apalagi dengan unit TD yang ane dapatkan.


Kebetulan, ane juga sempat mengoprek handryer di sisi penumpang depan. Hanya slot sisi kanan dan kiri yang semburannya kencang. Slot tengah cukup semilir saja. Meski demikian, ane tidak menyarankan untuk mengarahkan ketiganya ke badan penumpang depan kecuali ada satu galon jamoe tolak angin tersedia di bagasi mobil ini...

Ah! Berbicara tentang bagasi, ane mencoba duduk bersila di bagasi. Cukup luas mengingat ukuran ane yang cukup langsing untuk seekor kucing. Dan lantai juga cukup kokoh. Setidaknya om sukribo menyetujui metode penghitungan volume bagasi ala SM: "Yeap! Pas untuk dua mayat"

Perbedaan dengan versi 1.8 juga terletak di atap. Untuk versi 1.5, lampu kabin di baris kedua digeser tepat di tengah atap mobil atau di belakang kursi baris pertama dan hanya menggunakan lampu biasa. Di versi 1.8 menggunakan LED putih. Sayangnya, tonjolan di belakang atap masih ada. Ane berharap versi yang panoroofless ini akan memiliki atap yang lebih sleek. Ternyata tonjolan untuk menyimpan electric shade dari bahan fabric di versi 1.8 masih bertengger di sana.

Berpindah ke legroom depan, ternyata cukup luas dan sebagai penumpang, ane merasa posisi duduk cukup nyaman. Ane ga perlu meributkan jauhnya tuas shifter dari jangkauan, driving position nanggung, pedal terlalu dekat dan console tengah yang ketinggian.


All in all, warna hitam di versi 1.5 E ini benar2 cocok. Ane suka.
============================
Under the Cup!
Sebuah mesin L15Z serie, angka belakang ane ga liat... tapi sepertinya mirip dengan enjin mobil2 Honda lainnya. Mesin 1500cc 4 silinder ini menghasilkan daya 118.31hp @6600rpm dan torsi 145nm @4600nm. Sementara berkat hilangnya bobot panoramic dan enjin lebih kecil, HRV 1.5 E lebih ringan 80kg dari versi 1.8. Plus enjin L15Z ini terkenal cukup bersemangat untuk mencapai redline meski dengan suara perasan tebu sebagai karakter bawaannya.
Mesin tersebut dipadukan dengan transmisi CVT... yang... hrrrr... uda bolak balik membuat ane pusing dengan karakter mendengung nya. Plus rubber band effect.

Yeap, time to jump into the fray... Let's drive!
===========================
Me as the chaser...
Nah, baru kali ini, ane melaporkan ripiu sebuah mobil dari mobil lain...

Dari pusat kota, bro nyotnyet, nyonya, dan teman nya mengambil kemudi HRV ini. Sementara ane dan om sukribo mengikuti dari belakang, dan sales... yang kali ini melanggar SOP dengan begitu spektakuler, mengikuti dua mobil di depannya. Dimana2, saat TD, sales harus ikut mendampingi di dalam mobil. Lah ini, dia malah ngekor pakai R3 ori.

Karena ukuran gambot R3 kw8 ane, maka ane keluar paling akhir dan ane salah mengambil jalur di traffic light jl. Ambengan.

And this is where the fun begins...

Butuh dua detik bagi ane untuk menyadari bahwa bro nyotnyet flat out habis2an dengan paddleshift... Akselerasi HRV ini cukup baik dan seperti nya effortless. Meski demikian, cukup dengan tekan pedal dalam2, transmisi kapal ane melakukan down shift dari gear 4 ke 2 dan mesin meraung melesatkan rpm ke redline... Waktunya tailgating...

Bodyroll HRV cukup minim dan dari pengereman yang bro nyotnyet lakukan, rem HRV cukup mumpuni untuk menangani momentum mobil seberat 1.2 ton ini. Jika tidak, errr... mungkin ripiu ini berakhir jadi crash test pertama HRV di Indonesia.

All in all, performa mesin 1500cc dan CVT nya cukup baik, terbukti dari mudahnya kapal induk ane mengikuti mobil ini meski berbekal mesin butut 2300cc dan transmisi jebot 5at plus bobot 1.8 ton.
-------------------
Me as a passenger...
Setelah tiba di dealer... giliran om sukribo yang mengemudi.
Posisi duduk di bangku penumpang depan bisa dikatakan cukup nyaman. Sayangnya, begitu mobil menyentuh aspal di Jl Kertajaya, road noise cukup intrusif juga getaran cukup terasa. Tentu saja, pilihan ban Dunlop yang menjadi tersangka. Andai dibekali ban Yokohama Db, tentu lain ceritanya...
Suspensi terasa stiff... keras. Dan jika ada yang protes "Mahakitteh, bukannya ente bilang empuk di ripiu sebelumnya?" Nah, disinilah perbedaannya.
Bobot penumpang saat TD versi 1.8 nyaris mencapai 450kg. Ke empat suspensi harus menahan bobot total nyaris 1.8ton. Tentunya rebound suspensi menjadi terkoreksi. Akibatnya, damping suspensi menjadi lembut akibat mobil yang overweight.
Di sesi TD 1.5 ini, hanya ane, sales, dan om sukribo. Bobot total penumpang ane perkirakan 250kg. Masih dalam taraf yang bisa ditangani oleh suspensi. Dan suspensi benar2 keras. Saat menghajar lubang, suara benturan ban benar2 terdengar disertai sumpah serapah ane. This is Honda as i know... harsh suspension for better handling.

Saat om sukribo melakukan manuver2 tajam, beliau mengakui efek understeer cukup minim, sementara ane memperhatikan body roll yang cukup minim. Handling mobil ini cukup baik dengan setup suspensi stiff nya.
Sayang, impresi bagus tadi rontok gegara pilihan ban Dunlop.

-----------------------
Me as a driver
Setelah puas mencoba, om sukribo menyerahkan kemudi ke ane... Pasang seat belt, aktifkan autohold, geser kemudi ke S dan pedal to the metal...

Mesin meraung dan rpm melesat naik melewati 6k dengan cukup cepat. Torsi terasa di 4000an rpm dan lgs flat di 5000an. Sangat sempit rentang torsi nya. Flick paddleshift, upshift dan transmisi cukup cepat bergerak ke simulated ratio berikutnya. Downshift, lain cerita. Transmisi terasa cukup gugup dengan jeda waktu yang seakan2 memberikan kesan kalau transmisi ini takut untuk melakukan downshift.
Bijimane pun, enjin terasa cukup mumpuni untuk menghela mobil ini. Bahkan dalam mode D pun, sentakan torsi dapat terasa saat pedal gas ditekan agak dalam saat kondisi stop n go. Saat mobil cruising, malah agak berantakan. Respon pedal gas terkadang terasa ngempos atau lambat. Juga suara mendengung dari CVT dan efek rubber band nya yang membuat segala kesenangan mengemudi sebuah Honda berkurang secara signifikan.
Dibandingkan dengan versi 1.8? Rada susah. Karena saat TD 1.8, mobil naas itu benar overload dan mungkin kalau melewati jembatan timbang, bakal ditilang dishub gegara melewati maximum GVW. Tetapi, di sesi TD beberapa hari sebelumnya oleh om HouseOfDetailing, meski dengan 3 orang, HRV 1.8 tetap terasa lemot dan underpowered.
Mungkin setup enjin R18 kurang cocok dengan CVT nya? Spec sheet tidak bohong, ttp dua TD yang dilakukan dalam kondisi yang berbeda menghasilkan kesimpulan yang sama. Something wrong with 1.8

Di luar hal tersebut, seperti di versi 1.8, ane sangat memuji fitur AutoHold nya. Injak rem dan saat mobil berhenti total, rem elektrik akan aktif. Lepas pedal rem dan mobil tidak akan bergeser. Begitu pedal gas ditekan, rem elektrik akan disengage secara otomatis dan halus, bahkan melebihi halusnya autohold di Pug3008. Benar2 fitur yang cukup berguna di tengah kemacetan.
Steering persis sama dengan versi 1.8, menyenangkan. Mobil terasa lincah meliuk2 di tengah padatnya arus lalu lintas dengan feedback setir yang cukup baik dan komunikatif.
=============================
Verdict
Honda HRV RU1 1500cc E CVT 2015
Versi terbaik dari HRV 1500cc dan mungkin, versi yang paling masuk akal untuk dimiliki dari seluruh varian HRV. Perbedaan eksterior memang cukup signifikan, tetapi di interior lah yang pantas mendapatkan pujian. All black interior!
Komposisi mesin dan CVT nya cukup mumpuni untuk digunakan harian, tetapi untuk yang mencari kesenangan mengemudi mobil Honda? Lupakan. Lebih baik cari versi manual atau geared AT konvensional. Karakter mendengung dan rubber band effect CVT membuat ane merasa bosan dengan cepat.
Secara keseluruhan, ane memberikan pendapat...
*drumrolls, please*




.
.
.
.
.
.
Lupakan versi 1.8, versi 1.5 jauh lebih baik.

Pro:

- Mobil baruuuu... yay!
- Desain depan cantik dan side bodymoulding berwarna hitam nya cocok dengan mobil ini.
- Performa mesin L15Z dan CVT cukup baik
- Interior berwarna hitam menjadi hal yang sangat baik di versi ini.
- AC touch panel dan Autohold yang halus menjadi dua gimmick yang sangat berguna
- Steering menyenangkan
- Harga masuk akal
- Softpad
- Softpad
- Softpad
- Softex
Cons:

- Desain bokong masih jelek
- Road noise menyeruak ke kabin
- Desain AC sisi kiri yang "unik"
- Transmisi CVT... hmmm... all the droning and whining? no!
=======================
Berhubung sesi TD kali ini sepertinya cukup baik dan sesuai dimana mobil tidak overload seperti trailer di Pantura, feeling ane ga enak. Semoga tidak ada rematch dengan versi 1.8 dan nonik sales yang menemani TD...
Nonik tersebut bisa membalikkan semua pendapat ane di ripiu sebelumnya...



=======================
Demikian ripiu dari ane, terima kasih kepada bro nyotnyet dan nyonya, dan teman, juga kepada om sukribo yang rela memotret HRV saat kejar2an di depan GrandCity dan komparasi dengan Mobilio nya.

Thank you for reading, dear fellow humans...
