Salvanost wrote:ternyata subsidi kereta api juga dihilangin...
pro rakyat banget yak subsidi bensin hilang, subsidi kereta api juga hilang
VP Head of Corporate Communication KAI, Makmur Syaheran mengatakan, dana alokasi pengalihan PSO digunakan untuk meningkatkan pelayanan KAI terhadap penumpang.
"Dana pengalihan PSO untuk memperbaiki layanan, peremajaan armada dan perbaikan sarana dan prasarana kereta api," tukas dia.
Pemerintah akan memindahkan dana subsidi kereta api jarak jauh dan jarak sedang kepada kereta api lokal dan kereta komuter. Terkait rencana ini, pemerintah memiliki alasan tersendiri.
Menurut Pelaksana Tugas Menteri Perhubungan, Bambang Susantono, pengalihan subsidi yang rencananya mulai diberlakukan pada 2015 mendatang ini ditempuh untuk menekan pengguna kendaraan pribadi di masa depan.
Diharapkan, dengan peningkatan fasilitas dan dan subsidi tiket yang lebih besar, para pengguna kendaraan pribadi akan beralih menggunakan moda transportasi kereta.
"Kita targetkan pengguna kereta dalam kota 1,2 juta penumpang tiga tahun lagi," ujarnya di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Jumat 3 Oktober 2014.
Lebih lanjut Bambang mengatakan, pengalihan subsidi KA ekonomi itu, karena pertimbangan daya beli masyarakat yang saat ini sudah meningkat. Sehingga, pemerintah mendukung PT Kereta Api Indonesia (KAI) untuk melakukan penyesuaian tiket tersebut.
"Kalau daya beli masyarakatnya sudah bagus, ya kami tidak subsidi lagi. Kami akan masuk ke komuter," tambah Bambang.
Ironis....
Apalagi pak Jonan (eks Dirut KAI) pernah ultimatum kenaikan angkutan umum maks 10%
Repost lagi saja ah...
imsus2c wrote:
Agak ironis kalau Jonan yg ngomong, apalagi bilang maksimum 10%
Terlepas selama jadi dirut KAI, pelayanan jadi membaik, tapi sungguh kontradiksi dgn pernyataan tadi.
Saya pelanggan tetap KA jarak menengah (Semarang-Surabaya), 1 hingga 2x PP dalam seminggu dari tahun 2006-7 sampai sekarang. Jadi anggap saja 8 tahun
Di tahun 2006, tiket KA eksekutif Semarang Surabaya (KA Rajawali) harganya Rp. 50.000 - Rp. 60.000,-
Sekarang ini (2014), dgn KA kelas yg sama, termurah sudah Rp. 300.000-320.000,- (Harina atau Gumarang). Kalau naik Anggrek, pasti diatas Rp. 400.000,-
Itu harga weekend normal, kalau weekend libur panjang, tarifnya bisa lebih gila lagi. Cuma ngga ter ekspos seperti kasus2 toeslag bus di terminal saat lebaran.
Kalau bus saat lebaran saja naikkin diatas 30%, pasti sdh di razia lah, di ancam cabut trayeklah dsb,..
Rekor saya naik KA saat lebaran, Rp. 550.000,- alias naik/toeslag 60% dari tarif reguler weekend. Dan ini ngga pernah di ekspos
Jadi kenaikan harga tarif nya dari thn 2006/7 sampai 2014 (tarif weekend reguler) sebanyak 550%, atau kalau dirata-rata, per tahun naiknya 68.75%.
Sungguh kenaikan yg fantastis, apalagi BUMN
Dan rasanya sejak 2006 hingga 2014, dapat dibilang hampir tdk ada kenaikan BBM tahunan.
Dengan harga tiket segitu, gimana orang mau semakin tertarik naik angkutan umum...
Hitungan paling sederhana.....
Rombongan 4 orang, semarang-sby naik mobil
Semarang-sby 300 km
Anggap saja pakai mobil boros, FC 1:5, total butuh bensin 60L
Pertamax plus anggap saja harganya Rp. 11.000,- per L
Butuh pertamax plus 60 L, total duit bensin 60x11.000,- jadi Rp. 660.000,-
Per orang hanya keluar duit bensin Rp.165.000,-
Kalau naik kereta api, per orang kena:
- kelas eks Rp. 280.000,- s/d Rp. 410.000,-
- kelas bisnis Rp. 185.000,- s/d Rp. 260.000,-
- kelas eko Rp. 55.000,- s/d Rp. 200.000,-
