Helloooo, kok jadi bertengkar gini.
Sepertinya jadi ada 2 kubu, kubu reviewer dan protesternya.
Jadi gimana, gak usah ada review lagi? Mestinya bukan itu khan yang kita semua inginkan?
Atau jangan2 pada iri karena yg ngereview orang itu lagi itu lagi? Atau kita batasi cuma om AD74YA yang boleh ngereview?
Kenapa kalo om AD74YA yg ngebantai suatu mobil, gak ada yg protes (kecuali saya

), sementara kalo yg lain bikin review, diprotes secara brutal?
Tentu bukan itu khan yang kita semua inginkan? Justru makin banyak reviewer makin banyak pendapat, maka dalam memilih mobil kita bisa makin terbantu. Makin banyak POV, makin bagus. Ada yg dari tolok ukur seorang pakar otomotif macam AD74YA, ada dari pengamat yg kerja di lingkungan otomotif, ada dari mahasiswa, ada dari orang awam yg sok tau macam saya ini. Semua akan saling memberikan pandangan yg komprehensinf
Ayolah, dinginkan kepala. Baik kubu reviewer maupun protester.
Kubu reviewer, saya tau kalian kebanyakan orang Surabaya yang memang ceplas ceplos, apa adanya, dan ngomong j****k itu justru berarti keakraban, hanya mungkin level ceplas ceplos itu rada dikurangi sedikit lah dalam menulis review, karena di sini terdiri dari banyak budaya yg sangat mungkin salah paham terhadap maksud kalian.
Kubu protester, saya harap menyampaikan protes dengan bahasa yang santun, jangan menyerang pribadi si reviewer tapi seranglah tulisannya. Bila memungkinkan bikin review juga dan tulis hasilnya sesuai dengan apa yang Anda rasakan.
OK, saya harap persoalan ini berhenti sampai di sini. Balik ke topik.
