Errr... perkenankan ane berkomentar...
1. Setuju dengan om turbo. Dealer tidak bisa berharap banyak dari profit per unit. Memang ada blind bonus dan sales team incentives, tapi itu hanya sporadis dan merupakan program jangka pendek yang hanya berusia 1-2 bulan. Biasanya, dealer mendapatkan insentif dari leasing company berupa sejumlah persentasi dari premi dan bunga. Permasalahannya, sejak OJK muncul, mati kutu semua. No lease incentives... dan kalaupun ada, jumlahnya sangat kecil.
Biaya operasional dan biaya dealer financing terus berjalan tiap bulan tanpa pernah berhenti. Tidak peduli jualan 10 atau 1000 unit, besaran biaya operasional akan tetap dan biaya dealer financing akan meningkat sesuai jumlah unit.
Belum lagi dealer diharuskan mengambil unit "kosong" untuk display dan unit untuk TD. Semua line up populer harus ada. Makanya unit TD berharga di atas 500jt biasanya di"simpan" bos/pemilik dealer. Unit display karena sudah dijamah oleh masy umum, dijual dengan diskon lebih tinggi = margin lebih tipis.
2. ATPM... Ini dia... Sebagai contoh, salah satu ATPM, atau mungkin dua, memiliki "Zero Stock Policy". Dalam artian, begitu mobil roll out dari pabrik, ada jangka waktu tertentu mobil itu harus enyah dari parkiran. Tidak boleh ada mobil yang nganggur dalam kurun waktu yang telah ditentukan. Dan biasanya, tiba2 MDP *Monthly Delivery Planning* berubah total dari PO yang sudah diteken. Ada unit2 yang di tukar, dan ada unit2 yang tidak dipesan malah tiba.
Akhirnya, satu policy: Kalau cust nanya, warna dan tipe apa yang populer, berikan jawaban sesuai dengan stok mobil terbanyak di gudang.
3. Bijimane dealer bertahan dengan kondisi demikian: Genjot divisi service. Dari ATPM, tiap mekanik diberikan target sekian jam perhari/minggu. Dealer diberikan target berapa banyak incoming unit, berapa banyak fast moving harus diganti, berapa banyak aki harus dijual, berapa banyak oli harus keluar, berapa banyak fluida2 harus bergerak.
Dan terkadang, berapa banyak Extended Warranty yang "terjual" ke pemilik mobil dan berapa banyak klaim diproses.
Pun, untuk meraup keuntungan, dealer dapat membuat Body&Paint workshop dan bekerjasama dengan banyak asuransi. Klaim asuransi di bengkel resmi? benar2 menenangkan customer dan menguntungkan asuransi + dealer.
Salah satu dealer besar di Sby, berkat divisi service yang memang ane akui luar biasa, meraup pendapatan begitu besar, hingga dari divisi Service saja dapat menutup seluruh biaya operasional dealer. Bahkan menghasilkan keuntungan yang tidak sedikit. Tidak heran mekaniknya begitu berbahagia karena dapat membawa pulang bonus hingga 2x UMR. "A happy and properous mechanic always do a great job"
4. Jual printilan. Tentu saja, ada beberapa customer yang ingin memiliki plat unik atau aksesoris terpasang di mobil macam tiang jemuran di bokong, korden di interior, body kit yang cinta tanah air, upgrade KF, atau foglamp tambahan atau apapun sesuai imajinasi *yang biasanya berujung dengan kekacauan*. Nah, ini juga termasuk sektor yang profitable... Dari rekanan kerja untuk mengurus surat, biaya plat unik itu tetap, atau sama. Tapi dengan kecerdasan marketing, misal: 4 angka tanpa angka 4 sekian jeteng, 4 angka dengan angka pilihan 1-6-8-9 sekian jeteng, akhiran abjad sesuai inisial sekian, dst dst dst...
Demikian pula dengan aksesoris. Sekian rupiah untuk tiang jemuran dari supplier, dan dijual dengan profit margin dua digit sekian rupiah ke customer. Jangan lupa charge biaya pasang, biaya cat, dan pajak, dan biaya jampi2...
Nah, kemudian terkadang ada kasus unik. Pelanggaran wilayah. Misalnya satu diler menerima dan memproses order dari customer yang berdomisili di wilayah jajahan dealer lain. Biasanya akan di charge sekian rupiah untuk alasan Pelanggaran Wilayah. Pada dasarnya, kacab hanya saling mengirimkan memo acknowledgement, dah selesai. Tidak keluar biaya satu rupiah pun. Tidak ada kesulitan yang terjadi. Memang selisih BBN dan biaya kirim tentu akan jadi kewajiban customer. owh, ane lupa, biaya kirim pun bisa di jadikan lahan subur mendongkrak profit.
Selisih dianggap profit dan dibagi secara proporsional ke sales dan perusahaan.
5. Praktek upping price.
====================================
Inti nya: dalam kondisi dunia otomotif yang makin kompetitif, berapa banyak laba dicetak dengan sedikit biaya. Meskipun kadang caranya terlihat konyol, tetapi itulah usaha dealer untuk bertahan dari himpitan pasar dan cekikan ATPM.
Cmiiaaauuuuuw...
