AD74YA wrote:Based on my comment:I started with this:AD74YA wrote:Tret yang cukup menarik...
Banyak pendapat yang bagus, tapi lebih banyak yang misleading...
OK.axala wrote:"DI HONDA KAMI MENGHARGAI INVESTASI ANDA DENGAN INOVASI"
Begitulah tagline honda yg sampai saat ini dikenal oleh banyak masyarakat indonesia
honda dikenal sebagai produk buatan jepang yg juga dikenal pada sisi "fun to drive" nya, dikenal begitu dengan eksistensi honda didunia balap dan juga dalam sisi sporty nya dalam berkendara
dikenal juga sebagai produsen yg memproduksi mobil2 "semi" eksklusif dahulu yang juga penuh dengan inovasi yg berbeda dari pesaing2 nya dahulu![]()
seperti honda accord maestro yg ditahun 1993 itu memiliki ac auto climate control digital ,dimana fitur itu dizaman itu baru dimiliki oleh mobil2 mewah kelas atas semacam BMW Seri 7 dan lain2nya
honda dikenal sebagai produsen yg praktis dan memberikan banyak kelebihan dibanding pesaingnya![]()
![]()
Nah..tujuan nubie membuat thread ini ialah nubitol ini mau mencari tahu apakah sebuah honda masihkah sebuah honda yg kita kenal dulu, atau honda yg kita kenal dulu sudah berubah menjadi sesuatu yg tidak kita kenal sebagai honda, bagaikan manusia yg diswap menjadi robot pekerja yg terprogam melakukan sesuatu terus menerus tanpa hasrat dan jiwa
Pertama, Honda adalah brand multi-national dari Jepang, dan masih asli Jepang dari dulu sampai sekarang. Dengan mengambil kasus Brio dan produk yang hanya beredar di Indonesia atau beberapa negara Asia dan membenturkannya dengan principle Honda Global, maka akan timbul sebuah kesimpulan yang misleading.
Karena:
1. Demand dan sudut pandang konsumen yang sangat berbeda di suatu region.
2. Sebagai perusahaan otomotif multi-nasional, pabrikan mobil selalu memiliki batasan otoritas menentukan arah perusahaan sendiri.
3. Seindah apapun bahasanya, sektor regional hanyalah "proyek pendukung" dari tujuan besar global perusahaan kedepannya.
Jadi? Gimana caranya tau principle inti perusahaan otomotif donk kalau gitu? Jawabannya cukup simple sebenernya: tinggal melihat produk apa yang mereka produksi untuk pasar global. Karena investasi terbesar perusahaan akan terletak di pengembangan produk yang akan mereka pasarkan secara global, dan pastinya merupakan demand perusahaan untuk memberikan signature di produknya berupa company principle yang masih "asli" (tolong jangan di salah artikan).
Mobil yang diproduksi Honda sebelum tahun 2000 keatas secara tidak langsung adalah "produk global" karena pengembangannya 90% berada di HQ nya di Jepang. Didesain, dibangun disana, baru ekspor ke negara-negara lain - atau di desain, dibangun disana, prototype machinery dan produknya dikirim ke US yang punya pabrik dan pasar Honda sendiri. Jadi dalam istilah konsumen nya "kualitas" produknya dalam hal principle "masih terjaga". Hal ini mulai berubah ketika perusahaan harus expand dengan membangun pabrik di banyak tempat untuk memenuhi demand nya.. Perusahaan harus bisa fleksibel dalam skala regional, karena itu otoritas merupakan keharusan, dan akan sedikit berdampak "fleksibel" juga terhadap kebiasaan penentuan standar produk prinsipal pusat dan global.
Jadi, inti yang mau saya bilang, adalah komen pertama bro axala sekilas mengacak-aduk antara principle Honda Global dan HPM, karena walau dasarnya sama, fleksibilitas terhadap pasar yang membuat karakteristik mereka Harus berbeda. Tinggal berikutnya, sedikit atau banyakkah perbedaannya hingga Honda Indonesia masih layak disebut Honda, nah ini yang akan memberikan jawaban variatif tergantung sudut pandang masing-masing.. Kalau mengutip dari filsuf terkenal, Vicky Prasetyo, akan menimbulkan "Kontroversi Hati" - ndak bakal selesai-selesai dibahas.
Nah... Berikutnya, biar ngerti nih... Honda yang sekarang masih sama gak sih dengan Honda yang dulu?.... Kita harus sedikit belajar sejarah... Tolong jangan ngantuk ye...![]()
"THE POWER OF DREAM"
Itu adalah tagline global Honda, dan lucunya banyak yang mengira tagline ini baru dibuat diatas tahun 2000, padahal Soichiro Honda sudah membentuk prinsip ini dari awal membangun Honda di tahun 1930, dipadu dengan kata-katanya yang paling terkenal mengenai engineering:
"Engineering without Personality doesn't have much value."
Personality menjadi kata kunci Honda dalam melakukan bisnis dari dulu (wajib diingat, walau bagaimanapun bisnis tetap bisnis, patokan utamanya untuk mencari keuntungan). Soichiro selalu bertanya kepada tim desainernya ketika membangun sesuatu yang baru, "What part of this new? What part is different from other makes?". Dari sini kita bisa lihat bahwa dari segi konstruksi, Honda tetap berpatokan kepada produsen lain, tetapi tidak 100% mengikuti prinsipnya, justru agar dapat membuat produk yang totally different tetapi masih sesuai demand pasar dan memberikan nilai tambah yang tidak dimiliki pesaingnya.
Dimulai dari desain mesin motor "chimney" sebagai pengembangan mesin konvensional 2-tak. Mesin desain Honda lebih irit plus lebih kencang, walau akhirnya tidak jadi masuk jalur produksi massal. Hal ini menjadi salah satu signature Honda, yaitu Efisiensi Kinerja mesin; ini untuk counter komen misleading yang bilang kalau Honda sekarang terlalu fokus di mobil irit seperti, mohon maaf, oom Jekael :
Sedikit salah kaprah karena:jekael wrote: Hando sekarang sepertinya udah belok arah, dari strength perform ke efisiensi, dari eksklusifitas ke market volume oriented.
Hando masih belum pengalaman buat mobil merakyat,
1. Dalam pengembangan mesin, Honda selalu menempatkan performa dan keiritan dalam level yang sama.
2. Honda justru tulang punggungnya di kendaraan rakyat. Mobil pertama Honda adalah Pickup T360, dilanjutkan dengan sportcar pertamanya Honda S500, keduanya membawa inovasi besar di bidang efisiensi mesin dan harga yang terjangkau. Mungkin dalam hal ini oom Jekael lihat dalam scope regional, tapi wajar saja sih, saya juga mengerti kok...![]()
Nah... Hal lucu lain yang merupakan prinsip Honda adalah 3 Joyful:
1. The Joy of Buying
2. The Joy of Selling
3. The Joy of Creating
Honda merupakan manufaktur pertama di dunia yang memperkenalkan prinsip ini sebagai fokus utama pengembangan perusahaan. Jadi Honda bukan berfokus kepada penjualan atau jor-joran ngasih kelebihan di produknya, tetapi costumer dan supplier engagement yang merupakan fokus utama.. Linked-environment inilah inovasi terbesar Honda sampai sekarang, dan seperti kata oom Madcat dari segi bisnis: ASS merupakan yang utama bagi Honda dan inilah yang paling terlihat di Indonesia. Sayangnya, seperti kata oom Madcat, betul hal ini merupakan justifikasi Honda dalam mencanangkan harga jual..
Tapi hal ini merupakan counter bagi yang bilang kalau Honda jaman dulu memiliki lebih banyak "fitur" ketimbang sekarang (ada di page awal-awal yang bilang masalah climate control, lalu lanjut ke softpad, dll.. ), dipadu dengan prinsip pertama yang saya sebut, karena dari awal sebenarnya hal ini bukan hal penting bagi Honda.. Hanya saja kalau mereka tidak bisa mendapatkan hal "inovatif" yang dapat membedakan dirinya dengan merk lain, maka Honda akan ikut mainstream... Bingung? Maksudnya gini; karena jaman dulu yang besar macem Toyota masih spartan interiornya, Honda bikin full softpad, seperti aplikasi penggunaan pelapis beludru di mobil juga Honda yang pertama... Di masa sekarang, mereka lebih strategis dengan mendesain Interior se menarik mungkin sebagai pembeda dengan rival-rival terdekatnya dan, sayangnya, justifikasi hilangnya luxury trimming. Contoh simpel ya desain open-cafe dash Freed, speedo double step di Civic FD, touch screen AC di new Oddys, dll.... Tapi balik lagi, memang kelengkapan fitur dan luxury trimming nggak pernah jadi forte utama Honda, dan ini yang harus dipahami biar gak asal jadi Fanboy...![]()
Dan, balik ke unsur Joy tadi, benang merahnya adalah di reliabilitas produk, hanya di tambahkan sedikit "Fun" di dalamnya -> bersangkutan dengan desain, fitur dan performa. Jadi betul sekali kalau oom Kopat bilang, Honda dari dulu dari segi performa mobil passenger nggak pernah jadi gacoan utama yang beneran speed freak; mereka akan lebih milih Mitsu yang mesinnya superior dibanding Honda yang satu generasi.. Tapi Honda menang dalam strateginya memproduksi "Cheap and Cheerful" cars, mobil biasa, tapi bisa memiliki potensi pengembangan luar biasa karena di dukung oleh "The Joy of Creating". Honda merupakan produsen pertama Jepang yang push supplier, baik in-house, outsource, maupun 3rd party untuk develop parts agar konsumen dapat memodifikasi mobilnya semaksimal mungkin, berbarengan dengan demam modifikasi pony cars jadi muscles di America. Nah inilah forte utama Honda di performa jaman dulu, pada jaman sekarang dengan konstruksi makin automated dan green, dan demand pasar yang udah shifting dari modifikasi mesin ke mesin standar tapi superior.
Yang koplak, ane pernah baca di majalah AB (majalah kecintaan kita semua) dimana Jonfis pakai prinsip Joy of Creating ini sebagai tameng downgrade di Indonesia dalam acara Jazz Tuning Contest. Mengatakan kalau pasar Honda utamanya untuk anak muda dan memberikan kesempatan sebesarnya untuk modifikasi bla bla bla. Biasa, logic-turning orang marketing.
...
Beh capek kali awak ngetik.... Masih ada satu komen paling menggelitik buat ane, dan so wrong in so many level, yaitu dari bro Walid, mohon maaf, ane akan luruskan sedikit:
Poin harga, jelas Oddys harganya 700 juta, itu udah kesalahan pertama. Yang kedua, pakai harga patokan Indonesia untuk Honda dan Toyota secara global, itu lebih salah lagi... Nggak perlu tanya kenapa kan?walid_007 wrote:Ohh y
Mobil honda itu hanya bermain di kelas "bawah" hargany aja ga ada yg lebih dr 600 jt
Mereka membuat untuk fungsionalitas berpindah dari titik a ke b
Mereka ingin meniru toyota, yang kuat dan minim perawatan alais 0
Kenapa mereka meniru boyota?
Krn dia market leader
Dimana mana , yg namany leader pasti akad ditiru, disaingi, bahkan saling begal membegal....klo bisa dibunuh agar dia yang jadi penggantiny
Kembali ke fungsionalitas tadi, yang diharuskan ya kekuatan...
Kmbli ke contoh
Ketika anda beli crv sekarang dan cx 5 sekarang ,, dalam 10 tahun si cx5 pasti udah ga karuan,, rusak dsb,, sedangkan si crv bisa saja masih sehat
Dan itu udah diterapkan boyota dari dulu jaman jebott... sejak anak tk pun tau
Jadi klo mau driving pleasure ,pliz deh jgn beli boil sekalas civic atau apalah.... silahkan beli sport car![]()
Yang poin tiru-meniru, tidak salah 100%, akan tetapi masalah tiruan, begal membegal, membunuh itu udah salah kaprah lhor karena ternyata Honda dan Toyota itu berteman baik dari dulu... Neh sejarahnya:
1. Honda supply piston mesin buat Toyota dari jaman sebelum perang dunia kedua..
2. Automated machinery Toyota di awal-awal tahun produksinya siapa yang bikin? Honda
3. Pabrik mesin Honda yang rusak tahun 44 dan 45 karena perang dan gempa bumi yang beli aset nya siapa? Toyota. Uang yang didapat Honda jadi modal pertama bikin perusahaan kendaraan bermotor (motor dan mobil)
4. Develop hybrid engine modern pertama dan membantu Toyota develop Prius untuk mass-production siapa? Honda
5. Dll.. Dsb..
Karena mereka berteman dekat, bahkan Soichiro pernah kerja di Toyota, dalam mendevelop mobil, Soichiro paling anti menyamakan diri dengan Toyota. Dan itulah Honda dari dulu sampai sekarang.. Strategi perusahaannya saja berbeda 180 derajat pada generasi yang sama... Mau bukti?
1. Walau sudah bisa produksi mobil, core competence Honda adalah di motorcycle development hingga 1980-an
2. Yang pertama meluncurkan Luxury product pertama adalah Honda dengan Acura di 1986, Toyota sejujurnya kalang kabut pada saat itu, dengan buru-buru menelurkan Lexus di 1989 yang hasilnya adalah ES250 yang nggak banyak orang bisa bedain dengan Camry biasa..
3. Dana R&D Honda 2x lipat Toyota pada awal-awal development produknya, dan gak cuman mobil, gardening dan robotics yang mereka kembangkan secara ekstensif. Sedangkan Toyota berfokus untuk develop Mall dan infrastruktur Toyota City.
4. Toyota sibuk bikin Sport car kayak GT2000, sorry, Soichiro mikir bakal jadi keputusan pendek kalau ngikut, dan memutuskan masuk ke F1. Hasilnya? Honda meluluh-lantakkan F1. Ferrari? Nggak berkutik. Sampai Lotus, Spirit, Tyrell, Williams, bahkan McLaren pakai mesin Honda buat F1.. Honda juga jadi produsen pertama Jepang yang punya All-Japanese construction mulai dr engine, transmission, body, technical ke team members-spec F1 team, sesuatu yang tadinya hanya dimiliki oleh Ferrari yang all-Italian. Hasil dari F1 di jalan raya bagi Honda adalah NSX, dan sorry sekali lagi buat Toyota, Steve McQueen beli Honda NSX, dan gak beli Supra.
5. Sekarang lagi developing Honda Aircraft Company.. Toyota?
6. Dsb, Dll... Belum tentang developing engine, chassis, transmission, safety equipments...
Dan lagi, Takanobu Ito, CEO Honda saat ini mengatakan bahwa benchmark mereka adalah Ford dan Mercedes Benz, so, no Toyota. Trace nya gampang dilihat kok.. Dalam sizing ukuran model passenger car Honda lebih mirip ke Ford, Full-size Accord malah 11-12 ukurannya sama E-class. Parkir otomatis yang jadi standar Ford juga udah diaplikasi, bentar lagi connectivity yang bakal ada di Honda seakan terispirasi dari Ford juga. Pengembangan global product Honda juga tahun 2015 akan dicanangkan 60% berada di Inggris dan menuju 80% di develop Inggris pada tahun 2020, juga mengikuti strategi global Ford yang sekarang mulai dari Fiesta, Focus, hingga sedan mewahnya semua di develop di Inggris. (note: next gen Honda Fit memiliki mesin yang di desain, di produksi di Inggris, dan di ekspor ke Jepang).
Nggak perlu malu, justru ini strategi cerdas Ito menurut ane, karena mereka berkaca pada dua produsen terbaik di masing-masing benua asing.
...
Yang perlu di beri Note memang, sejak kepemimpinan Kawamoto, Honda sudah memutuskan berhenti dari produksi Coupe dan F1, dan fokus ke recreational cars (SUV, Van). Legal mulai tahun 1991. Penyebabnya? Karena demand pasar maunya recreational vehicle, cuman itu aja. Sekali lagi, bisnis tetep bisnis.
...
Nahhhhhhhh......... Balik ke asumsi oom walid tentang CX-5 yang bakal ancur 10 taun, ane no komen.... Berhubung ane bukan cenayang... Ane gak punya ilmu buat bahas ini.
Sekian... Moga-moga dikit kilas balik sejarahnya bisa buat paham kenapa Honda sekarang seperti Honda sekarang...
NAH... pertanyaan pamungkasnya... Bagaimana HPM?
Biar oom Madcat saja lah yang jawab![]()
...
Mohon CMIIW yaaa
Hai mod, izinkan saya ikut kecebur di diskusi menarik ini

Bicara soal ‘feel’, ini memang sesuatu yg abstrak yg sulit dicerna oleh hal-hal yang bersifat logika. Namun, membaca pemaparan sejarah Honda dari mod djay, wuih, saya sangat menikmatinya


Nah, bicara mengenai filosofi Honda, Joy of Buying, Joy of Selling, Joy of Creating, sejatinya akan kita temukan pula prinsip yang sama di perusahaan lain, baik yang sama2 berkecimpung didunia otomotif atau bidang lain, hanya saja dalam manifestasi yang berbeda, sesuai dg identitas karakter sendiri dan target market mereka masing2. cmiiw
Semua orang berhak memiliki prinsip sebagai batu pijakan atas langkah yang akan mereka ambil, tapi bagaimanapun, dalam dunia capital konsumen lah yang menjadi juri, “saya sejiwa dengan anda, saya tidak sejiwa dg anda” atau “saya memilih anda, saya tidak memilih anda”. Dan pengejawantahan akan prinsip2 itu lah yang ‘biasanya’ menjadi dasar penilaian para juri, seperti apa produk 'jadi' nya?
Maka dari itu, berkaitan dg konteks thread ini, izinkan saya sedikit menyeret mod djay untuk juga menyelami sudut pandang yg sedikit berbeda dg apa yang ada dalam benak petinggi honda, atau dengan kata lain ‘mendengar suara konsumen’. Setidaknya untuk lingkup lokal asia tenggara khususnya Indonesia. Karena tentu saja ‘suara konsumen’ diatas berdasar pada pengalaman empirik mereka pada produk Honda di dalam negeri, baik dulu atau sekarang.
Saya sendiri kurang sepakat dg yang mengatakan Honda ingin seperti Toyota. Mungkin benar, Honda menginginkan apa yang dimiliki Toyota, seperti reliabilitas misalnya, tapi itu tidak bisa dijadikan justifikasi bahwa mereka ingin seperti Toyota. Justru jika Honda ingin seperti Toyota (dalam konteks ini dg meniru plek apa yang dilakukan Toyota) menurut saya malah akan jadi blunder bagi Honda sendiri. Karena bagaimanapun Toyota adalah rival tradisional mereka. Untuk ‘memenangkan peperangan’ Honda harus melakukan pendekatan yang berbeda dg Toyota. Hal itu terjawab lewat penjelasan mod djay, “ketika Toyota masih spartan interiornya, Honda bikin full softpad”, dll. Hal yang kasat mata saat ini mungkin seperti apa yang dilakukan pabrikan seperti mazda. Ketika mereka menyadari pasar lebih dikuasai toyota-honda, mereka datang dg menawarkan sesuatu yang ‘berbeda’, dg fitur kasatmata yg lebih banyak misalnya. Meski apa yang dilakukan Honda dahulu dan/atau mazda sekarang lebih besar unsur gimmick untuk menarik perhatian konsumen, sebagai bumbu penyedap, “hai, kami berbeda, anda tidak akan mendapatkan apa yang kami tawarkan jika anda lebih memilih toko sebelah”. Hal yang lumrah sebenarnya dalam dunia bisnis. “Anda tidak akan bisa mengalahkan rival jika melangkah dengan cara yang sama”.
Kembali ke laptop err… honda, setelah mempelajari pemaparan mod djay ttg sejarah Honda diatas, ada satu pertanyaan yg saya ingin sekali mendapat pencerahannya, (katakanlah asumsi fanboy Honda bahwa Honda kehilangan soulnya, memang demikianlah adanya <nanti kita bahas ya>): berlebihankah jika ada yang menyimpulkan, dibawah kepemimpinan kawamoto (dan jonfis di Honda Indonesia), Honda seolah masuk pada abad kegelapan (bukan pada faktor volume penjualan, melainkan pada quality control), dan baru akan menyongsong masa renaissance pada th 2015 atau 2020 kelak?
Landasannya begini,
Pertama, Ekspansi Honda dengan membangun pabrik di banyak tempat, membuat konsumen di pasar regionalnya tidak lagi mendapat produk yg lahir secara utuh dari filosofi Honda itu sendiri? Konsumen mendapat produk yg ‘kualitasnya berbeda’ dg Honda global, Honda menyebut ini sebagai fleksibilitas terhadap demand pasar regional, tapi konsumen menyebut ini sebagai penurunan ‘kualitas’. Rendang yg dibawa langsung dari Padang, memang beda rasanya dg rendang dari RM Padang yg tersebar di berbagai sudut kota Bandung. Bisakah kita katakan ini sebagai ‘kegagalan’ Honda dalam mempertahankan prinsip ‘joy of buying’ bagi pasar regional, khususnya fans tradisional honda? Karena pembeli Honda di era sekarang tidak lagi segembira Honda lover sebelum 2000an? Atau apakah memang pasar regional tidak dianggap sebagai prioritas? Kalau iya, kasihan dong ya die-hard fans Honda di Indonesia, cinta mereka bertepuk sebelah tangan?

Kedua, saya ingin sedikit mencomot salah satu prinsip komunikasi, “komunikasi yg efektif adalah terjadinya kesepahaman antara komunikator (baca: Honda) dan komunikan (baca: konsumen), nah, bisakah dikatakan ini sebagai salahsatu ‘kegagalan’ komunikasi Honda pada fans tradisionalnya? Maksud saya ttg ini: “costumer dan supplier engagement yang merupakan fokus utama.. Linked-environment inilah inovasi terbesar Honda sampai sekarang, dan seperti kata oom Madcat dari segi bisnis: ASS merupakan yang utama bagi Honda dan inilah yang paling terlihat di Indonesia”... “Di masa sekarang, mereka lebih strategis dengan mendesain Interior se menarik mungkin sebagai pembeda dengan rival-rival terdekatnya”,,, celakanya, fanboy tampaknya kurang menangkap hal ini sebagai inovasi dari Honda, bahkan hilangnya fitur dan luxury trimming itu lah yang menjadi salahsatu alat justifikasi fanboy soal ‘hilangnya soul honda’. Mungkin benar fanboylah yg keliru memahami prinsip honda, tapi bisa kah kita telusuri dimana letak ‘kabel yg putus’ itu sehingga terjadi perbedaan pemahaman antara Honda & die-hard fans nya?
Ketiga, berkaitan dg ‘joy of creating’ Honda dimasa lalu yang ‘sukses’ dalam strateginya memproduksi "Cheap and Cheerful" cars, seperti apa pengejawantahan prinsip itu dimasa kini mod? Karena kalau melihat komentar2 die-hard fans Honda diatas, sepertinya menjadi “expensive and glum” cars ya? Apakah ini juga bisa dikatakan sebagai ‘kegagalan’ petinggi Honda masa kini (khususnya JPM, Jonpis Prospect Motor) dalam mengejawantahkan prinsip itu?
Oia mod, seperti crv, accord, civic, dll yg merupakan produk globalnya Honda, ada perbedaan kah dg yg beredar di Indonesia, selain fitur?
Waduh kebanyakan nanya ga ya? wkwkwkwk ampun mod, tapi satu lagi ya, apa sih yg melatarbelakangi Honda dalam visi masa depannya dg pengembangan produk global (di 2015 kelak), mengapa tidak 'mempertahankan' pendekatan yg seperti skr, apakah honda merasa ada yg salah dg pendekatan skr? atau, karena zaman memang berubah lagi..
----
BTW, ini pertanyaan untuk Honda lover Indonesia, Jadi, apa sebenarnya yang hilang dari Honda? ‘Feel’ seperti apakah yang dimaksud? Memang sulit sih ya, kalau mendeskripsikan ‘feel’, tapi bisa dong dibikin parameternya? Apa saja? Mesin yg fun, atau desain & kualitas material, softpad dg beludru halusnya, dll?
Based on pertanyaan om billy & Chz, “bukankah real vtec tidak masuk ke Indonesia?” kaitkan komentar mod mitsu err.. kopat, “mesin mana yg akan dikenang?”.
Pertanyaan jahilnya, jangan2 die-hard fans nya Honda di Indonesia memang tidak pernah mencicipi ‘the real Honda’? Jadi ketika mazda masuk lagi dg menawarkan zoom-zoom nya, baru tersadarkan dari tidur panjangnya, “OMG, honda is the boring things”.

Dan pertanyaan selanjutnya, apakah ini hanya terjadi di Honda, atau pabrikan lain pun mengalami hal yang sama? Penting loh pertanyaan ini, karena bisa dijadikan parameter jg (Honda dulu vs jepangan lain dulu dan Honda skr vs jepangan lain skr), ini berkaitan dg ‘feel’nya om bau hitut yg berseberangan, “Honda skr pun tetap lebih dikangenin dibanding jepangan yg lain”. Kalo begitu sama aja boong dong kalau berpaling, toh “yang ‘hilang’ di Honda, tidak akan ditemukan di tempat lain?”
Jadi apa sebenarnya yg ‘hilang’? wkwkwk muter2, ane bingung bikin pertanyaannya karena ga punya basic yg cukup. tapi penasaran, pengen tau apa benar Honda yg dulu lebih layak dikangenin dibandingkan dg yg skr? Atau sifatnya memang ‘hanya’ faktor sentimentil semata?
Bahasannya bakal lebih ke teknis ya kayanya? Kalo gitu ane mojok aja nyiapin cemilan dan buku catatan
