Dan ketika LCGC dicanangkan, tidak seperti banyak orang yang skeptis dengan program ini. Kami punya harapan besar. Tempat tinggal kami agak jauh dari jalan raya. Transportasi hanya ada becak/ojek yang menurut ukuran kami mahal (karena untuk jarak tersebut ternyata sama dengan argo taxi). Pilihan lain? Perlu 10-15 menit berjalan kaki menuju perhentian angkot & perlu 4 kali berpindah angkot menuju tempat sy kerja. Sementara istri dirumah perlu kendaraan untuk sekadar bayar listrik, ke bank, belanja bulanan, antar jemput anak sekolah & ekskul (terutama di musim hujan), atau imunisasi si kecil ke rumah sakit terdekat. Jadi ini bakal jadi mobil ibu2 yang sesekali sy pakai kekantor.
Setelah beberapa survey pada showroom2 sekitar, pilihan dijatuhkan pada Ayla. Yang pasti karena DP terjangkau (dari hasil jual mobil kami sebelumnya) & cicilan bulanannya tidak sampai membuat kami harus makan indomi tiap hari. Ada pilihan terendah seri D (tanpa PS, muscle power window, tanpa AC), seri M dan tertinggi seri X. Untuk 2 seri terakhir juga ada pilihan matic.
Saat kunjungan ke showroom, kebetulan unit TD cuma ada seri X, dengan banyak aksen chrome seperti pada handle pintu, list grille & list bodi yang menurut kami “eeew...”. Ibarat orang pake gigi emas, yang pake sih pasti pamer dengan bangga banget sementara yang lihat malah jijay.

Setelah beberapa perhitungan dan pemikiran sekaligus diskusi dengan menteri keuangan, pilihan dijatuhkan pada seri M A/T. Salah satu pertimbangannya adalah: lebih baik beli asesoris tambahan yang diperlukan seperti fog lamp atau stop lamp tambahan ketimbang harus menyopot satu-persatu/repaint asesoris chrome yang ada pada seri X. Fitur kunci seperti tachometer yang tidak ada di seri M pun sy pikir masih bisa pasang sendiri. Dan pilihan matic karena tempat tinggal kami dikelilingi oleh rute macet abadi, dan sepertinya manual adalah pilihan ga tepat buat ibu2. Mereka seringnya ga bisa bedain antara gigi 1 dan 3, jalan di tanjakan speed 10-20kmh dgn gigi 3.



Akselerasi
Saya jarang kenal karakter mobil2 matic. Pernah sekali bawa ANJ CVT yg rasanya sopan banget. Selebihnya sy cuma sering bawa yaris matic punya kantor yg torsi bawahnya galak banget! Dan matic Ayla rasanya persis seperti Yaris yang keempat bannya kempes! Tapi buat overtaking mobil lain yang nyetirnya sambil smsan, ya masih bisalah. Mengutip dari yang pernah saya baca, pada saat kickdown terasa ada turbo lag tapi tanpa turbo.

Top speed
Top speed? 1000Cc? Err.. ini ngomongin mobil, bukan motor ya. Kalo 1000cc motor ya pantas lah top speednya diomongin di forum.
Fuel Consumption
FC didapat 1:10 pada kombinasi jalanan macet, tol JORR & jalan tikus, dan 1:16 untuk tol kondisi lancar. Karena masih periode break-in (1100km saat tulisan ini dibuat), perkiraan sy masih bisa lebih irit lagi. Bahan bakar tjap kerang, dengan asumsi basic engine 1KR-FE yang punya kompresi 10.5:1 ditambah rekomendasi pada manual book. Nah, data soal kompresi tidak berhasil sy dapatkan sampai tulisan ini dibuat. Tidak tercantum dalam brosur, manual book dan tak satupun staff Daihats yang bisa memberi bocoran. Spek mesin 1KR-DE juga ga bakal ada di wikipedia/googling karena cuma ada di Indonesia, konon dibuat khusus untuk kembar agyayla. Block yang sama dengan xenia 1000, dengan perbedaan di stroke yang sedikit lebih panjang & konstruksi head yang menurut saya aneh karena integrated exhaust manifold. Jadi lobang exhaust dari cylinder head cuma ada satu! Dan minus VVTi.
Handling
Ketiadaan sway bar benar2 terasa, bahkan saat menikung hanya di kecepatan 30-40kmh. Apalagi ban 155/80 R13 dengan velg kaleng (di seri D & M) yang bikin tambah limbung. Sementara di seri X sudah terpasang velg alloy dgn ban 175/65 R14. Buat yang satu ini, memang sy berencana ganti velg & ban yang lebih manusiawi.
Suspensi
Cukup enak kalo sendirian, cukup aja kalo berdua. Lebih dari berdua mulai terasa aneh. Pernah juga muatan penuh 2 dewasa normal, 1 bocah, 1 bayi & 1 dewasa obesitas, mobil terasa berjalan tanpa shockbreaker. Kalo mobil ringan memang serba salah, suspensi dibikin keras bakal enak kalo muatan penuh, tapi bakal sakit pinggang kalo sendirian.
Interior

Mengingat mobil yang terakhir kami adalah keluaran 1989, rasanya interior Ayla jadi sangat mewah! HU yang mungkin dibawah standar buat banyak orang, buat kami ini sudah hebat! Kabin lumayan lapang, toh kami sekeluarga berukuran cenderung kecil jadi gak makan tempat. Cukuplah buat keluarga kecil dengan 2 bocah.

Safety
3 seatbelt buat penumpang belakang sudah cukup menggembirakan sy dan istri, terutama buat keperluan baby car seat. Di mobil sebelumnya baby car seat kami ikat dgn belt tambahan karena ketiadaan seatbelt belakang.
[+]
Radius putarnya (4.4m) sangat memuaskan! Bahkan hatchback kami sebelum ini radius putarnya jauh lebih lebar.
Ventilated Disc Brake – sy ga tahu apakah ini memang standar mobil2 keluaran terkini, tapi senang aja ketika lihat disc brakenya sudah berventilasi.
Wheelbase – dibanding LCGC lain, wheelbasenya tergolong panjang.
GC lumayan tinggi dibanding citycar sekelas (180mm)
[-]
Tilt steering – hatchback 1989 kami dulu aja ada tilt steering..
Jok yang tipis
Front Sway Bar – mobil keluaran 2013 tanpa front sway bar? Oh, man...
Emblem logo depan yang...nggak banget! (Yang difoto udah diganti)
Temp Gauge – mari kita baca Bismillah supaya ga overheat..
Tripmeter – yaudah, catet aja odometer pake bolpen & sedia kalkulator buat ngitungnya.
Posisi transmisi ga tercantum di dashboard, jadi harus dihafalkan. Atau kalau di basement ya nyalakan aja lampu kecil.
Overall, mobil ini cukup memuaskan kami. Dibanding mobil kami sebelumnya, ini udah bagus. Soal irit ga berharap banyak, pinginnya malah diapain gitu biar ada tenaganya dikit (engine swap?). Spek 65hp dgn torsi 85Nm terdengar menyedihkan.. cuma 11-12 sama speknya suzuki carry 1000.