Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Forum untuk mengobrol hal-hal bebas.
Bisa dibuka oleh visitor dan member.

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22072
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Turboman »

Ngeliat negara bisa disetir kaum kapitalis emang sgt menjengkelkan

LCGC sih masih mending, setidaknya membuka lapangan kerja

Tambang lebih parah, kerusakan lingkungan permanen, tenaga kerja juga gak banyak2 amat krn yg banyak kerja adalah mesin monster, trus hasilnya dibawa keluar dan hasil penjualan sebagian diparkir di bank2 luar

Tapi yg paling parah sih konsorsium spekulan uang raksasa tingkat Global, bisa guncang2 IDR dari negara lain (Singapore)..........krn sistem kontrol devisa kita sgt lemah........IDR dah kayak TV aja yg channel dipindah2 oleh user dr jauh pake remote control.

Buku menarik = buku2 karangan John Perkins

Contoh manajemen negara menarik = China
- Pasang benteng kontrol devisa, gak bisa ditembus spekulan
- Persh asing mau dagang skala besar harus join dgn partner lokal (PAKSA)
- Gak akan tunduk dengan suatu negara lain yg ingin coba2 monopoli

Dulu Jepun mau coba2 kuasai pembangunan bulletrain di sana (udah PDKT ke BUMN Kereta di China), asalnya kereta mau pake Kawasaki semua, akhirnya sama pemerintah kandas dan dibukalah tender utk semua pemain global, akhirnya RRC menjadi negara pengguna kereta dari Kawasaki / Siemens / Bombardier / Alshtom.........hingga akhirnya CSR SiFang mampu membuat Loko Bulletrain sendiri......

Yg paling unik :
Setiap peringatan PD II.....biasanya sentimen anti Jepun menguat di sana.....soal Yasukuni, buku elajaran, ditambah lagi kasus pulau

Sedangkan di Indo dulu pernah mengalami penjajahan yg menyakitkan selama 3,5 tahun, sama mantan penjajah malah tunduk, cuman dulu aja Malari sekali

Sampai adik ipar saya pernah bilang :
"Heran ya di Indo, kita bisa ribut / sentimen dgn sesama bangsa sendiri.....sedang di China mereka sentimen nya dengan negara yg pernah menjajah mereka......"

:big_blushing:
* Bukan ajakan Beli *
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by dubz »

Turboman wrote:Contoh manajemen negara menarik = China
- Pasang benteng kontrol devisa, gak bisa ditembus spekulan
- Persh asing mau dagang skala besar harus join dgn partner lokal (PAKSA)
- Gak akan tunduk dengan suatu negara lain yg ingin coba2 monopoli
China...demokrasi tidak jalan, pelanggaran hak asasi dimana mana, internet sangat tidak bebas, kondisi pekerja pabrik banyak gak jelas.

Semua ada kelebihan dan kekurangan...mereka belum makan pil pahit perjalanan menuju demokrasi, mendingan Indonesia. Gak mau saya dibawah pemerintahan partai komunis.
Salvanost
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 3281
Joined: Fri Dec 14, 2012 13:44

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Salvanost »

kayanya pejabat2 kita emang buta
disatu sisi ada LCGC dan bilang LCGC bukan masalah
di sisi lain permasalahin infrastruktur

tapi nyatanya permasalahan infratruktur itu sendiri adalah bentuk investasi baru dari negara lain
ga bisa ngebayangin kedepannya gimana, kalau investasi itu juga merupakan bagian dari munculnya ERP dan tol2 di daerah lainnya

kalau masalah rupiah yang gampang digoyang
teman saya bilang kondisi sebenarnya emang segini di kisaran 11000
tapi karena kemarin2 banyak investasi makanya dolar bisa drop ke angka under 9000
User avatar
aspsilver
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1088
Joined: Thu Oct 28, 2004 8:38
Location: Jakarta

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by aspsilver »

[quote="Turboman
"Heran ya di Indo, kita bisa ribut / sentimen dgn sesama bangsa sendiri.....
:big_blushing:[/quote]


masalahnya bangsa indonesia adalah bangsa yang amat sangat mudah di adu domba.

hal ini sangat dimanfaatkan penjajah, sekarang hal yang sama dimanfaatkan oleh oknum2 elite politik.


intoleransi beragama, kesukuan sekarang lagi tren.

Jepang setelah habis rata tanah pada akhir PD II, dalam waktu 10 tahun industrinya bangkit, dan hanya dalam waktu 30 tahun setalah itu kembali menguasai dunia sampai sekarang.

Jerman juga setelah PD II, industrinya hancur berantakan, dalam waktu 10 tahun juga bangkit, dan kembali menguasai dunia disamping jepang.

kedua negara ini adalah negara yang secara ukuran, tidak besar.


di indonesia cinta negara dicerminkan dari sikap sempurna saat upacara bendera, perkara habis itu elo korupsi habis2an terserah.
User avatar
g4ndalf
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1109
Joined: Sun Dec 23, 2012 2:30

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by g4ndalf »

Izin nimbrung gan...

Setelah baca2 soal kontroversi LCGC, saya menangkap intinya ini adalah kepentingan produsen utk mendapatkan insentif.

Mobil murah sudah ada kok, walaupun dalam bentuk mobil bekas. Agak ironis juga di tengah kemacetan spt ini, bukan public transport yg mendapat sorotan tapi mobil murah. Ironis juga ketika pemerintah gembar gembor soal subsidi BBM yg membengkak, tapi di saat yg sama menelurkan kebijakan yg akan membuat populasi mobil peminum bbm subsidi tambah banyak (dan kalau dipaksa pertamax, juga ironis masa mobilnya murah tapi bbm nya mahal?).

Yang konyol, kenapa gak kasih insentif ke mobil2 hybrid macem cr-z, prius, dll ? Ini kan sudah terbukti mengurangi konsumsi bbm, terbukti pula emisinya lebih rendah. Juga kebijakan yg menyatakan mobil tipe jenis sedan pajaknya lebih tinggi dr suv. Padahal sudah jelas suv itu lebih boros, kok malah pajaknya lebih murah dari sedan yg lebih ngirit? Di negara2 maju suv lebih mahal pajaknya, cmiiw.

Kalau saya pribadi melihat, semangat dari kebijakan LCGC ini murni soal cari duit, pajak murah = omzet gemuk bagi produsen.
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22072
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Turboman »

setuju sekali dgn um apsilver

kalo Jepun en Jerman mmg jauh sebelum PD II mrk sudah membangun industri-nya, Riset2 dll.......terutama sih Jerman lah, terbukti banyak senjata2 / pesawat2 yg canggih yg belum sempat turun berlaga di arena, perangnya dah keburu udahan........pesawat2 yg belum sempat turun tsb udah pada pakai mesin jet sedang di pihak sekutu masih pake baling2 piston...........selepas perang engineer2 Jerman direkrut oleh pihak US dan USSR.........ahli2 spt Werner Von Braun, Dr Ferdinand Brandner, dll.

Tapi kalau 50 th belakangan ini yg pertumbuhan fenomenal sih Korea Selatan dah.........selepas PD II si KorSel hancur lagi di th 50 an gara2 perang Korea........dan sekarang ? you name it.......

Kalo ekonomi China dan prestasi China di bidang ekonomi dan manufaktur sih no doubt dah.......

kedua negara tsb selalu memiliki isu sensitive thd bekas penjajah utamanya, walau sebetulnya sang mantan penjajah dulu turut berperan dlm pembangunan ekonomi ke 2 negara tsb di masa lampu dgn bantuan JICA-nya.........tapii teteup aja luka lama sulit disembuhkan...ditambah isu pulau.....semakin memompa rasa nasionalisme dan patriotik penduduk ke 2 negara tsb. utk berjuang dan lebih maju / berupaya mengalahkan mantan negara penjajah dr segi teknologi dan ekonomi.........

Di kita malah hobby-nya ribut dgn sesama bangsa sendiri dan "tunduk" dgn mantan penjajah.....Haaaiiiiiizzzzzzz :e-doh: :e-doh: :e-doh:

Sorry OOT
* Bukan ajakan Beli *
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22072
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Turboman »

g4ndalf wrote:Izin nimbrung gan...

Setelah baca2 soal kontroversi LCGC, saya menangkap intinya ini adalah kepentingan produsen utk mendapatkan insentif.

Kalau saya pribadi melihat, semangat dari kebijakan LCGC ini murni soal cari duit, pajak murah = omzet gemuk bagi produsen.
setuju banget dgn um Gandalf

Kalo sy pribadi sih utk subsidi yg utama tetap utk Transportasi Massal aja dulu dah.....The First and foremost

Mungkin di Indonesia transportasi massal selalu identik dgn transportasi "orang nggak mampu"......padahal kalo di negara2 maju tiket Bulletrain (AKAP) aja udah mau ngebalap tiket pesawat dan bagaimana interior kelas Bisnis Bulletrain ?

Image
Bulletrain rute beijing - Shanghai

Image
MRT di Dubai
negara PetroDollar aja punya MRT lhoooooo

MRT di kota2 besar di Indonesia mesti dibuat nyaman dan kalau perlu ada kelas bisnis-nya sekalian dgn zona bisnis khusus di area turun - naik di stasiun-nya, buat para pengguna yg merasa "jijik" naik kelas ekonomi, dan interiornya dibuat mewah / sangat keren sekalian.........dibuat jauh lebih nyaman drpd bangku mobil2 sejuta umat

Just IMO
* Bukan ajakan Beli *
User avatar
g4ndalf
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 1109
Joined: Sun Dec 23, 2012 2:30

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by g4ndalf »

@turboman: negara2 yg anda sebutkan, baik jepun, china, jerman, korea, itu semua eksportnya kuat, alias neraca trading mereka positif - banyakan eksport nya daripada importnya. Itulah kenapa rezim kontrol devisa china misalnya ditujukan utk menekan yuan supaya murah. Soalnya yuan akan terapresiasi apabila dibiarkan saja (arus masuk devisa lebih kencang drpd keluar). Kalau kita sebaliknya, karena defisit neraca perdagangan maka devisa keluar lebih kencang drpd masuknya, mati2an pemerintah berusaha utk mempertahankan nilai rupiah.

Kembali ke LCGC, kira2 kebijakan ini akan mengarah positif atau negatif thd neraca perdagangan? Kalau saya melihatnya negatif, karena bagaimanapun pasti ada komponen import nya - dan mobil jenis gini gak laku diluar negeri (di sana freeway kecepatan tinggi, crash rating lcgc brp sih?) - mau eksport ke mana?

Jadi betul anda bilang pemerintah masih 'didikte' oleh asing - ya maklum lah lobi mereka mungkin begitu kuat.
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by dubz »

"luar negeri"...kesannya SEMUA negara di luar Indonesia lebih bagus dari Indonesia. Mobil kecil ala LCGC bisa aja laku di India atau negara2 berkembang lainnya. Karimun Estilo emang dari mana....dari India - 11-12 sama LCGC.

Pemerintah berusaha menciptakan lapangan pekerjaan....dengan target 80+ persen kandungan lokal - pasti banyak pembuat komponen bermunculan...lebih banyak bengkel dan pendukung lainnya. Daripada impor HP dan jam tangan...mendingan impor tambah sedikit tapi kita olah lagi jadi mobil utuh...lapangan kerja (resmi dan membayar pajak) bertambah banyak.

Angkutan umum terlantar? Perasaan MRT Jakarta jalan terus. Di Medan ke bandara bisa pake kereta. Masa di Tegal mau bikin MRT juga?

Mental Indonesia dikit2 sensi merasa didikte...padahal gak ada salahnya sama2 untung. Produsen seperti Astra dan Indomobil untung besar, trus kenapa? Apa anda sirik dengan perusahaan berhasil? Ada LCGC...Suzuki dan Datsun bikin pabrik baru di Indonesia....wah bisa untung besar itu. Ya, mungkin saja. Apa Indonesia jadi rugi...berapa lapangan kerja yg dihasilkan?
User avatar
Rakean
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 918
Joined: Wed Oct 31, 2012 3:49

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Rakean »

dubz wrote:"luar negeri"...kesannya SEMUA negara di luar Indonesia lebih bagus dari Indonesia. Mobil kecil ala LCGC bisa aja laku di India atau negara2 berkembang lainnya. Karimun Estilo emang dari mana....dari India - 11-12 sama LCGC.

Pemerintah berusaha menciptakan lapangan pekerjaan....dengan target 80+ persen kandungan lokal - pasti banyak pembuat komponen bermunculan...lebih banyak bengkel dan pendukung lainnya. Daripada impor HP dan jam tangan...mendingan impor tambah sedikit tapi kita olah lagi jadi mobil utuh...lapangan kerja (resmi dan membayar pajak) bertambah banyak.

Angkutan umum terlantar? Perasaan MRT Jakarta jalan terus. Di Medan ke bandara bisa pake kereta. Masa di Tegal mau bikin MRT juga?

Mental Indonesia dikit2 sensi merasa didikte...padahal gak ada salahnya sama2 untung. Produsen seperti Astra dan Indomobil untung besar, trus kenapa? Apa anda sirik dengan perusahaan berhasil? Ada LCGC...Suzuki dan Datsun bikin pabrik baru di Indonesia....wah bisa untung besar itu. Ya, mungkin saja. Apa Indonesia jadi rugi...berapa lapangan kerja yg dihasilkan?

kalo dipikir2 sebenernya setuju juga sama komen um, sebener nya terserah atpm mo lomba2 bikin mobil

yg mesti diperhatikan adalah gimana caranya agar menekan pertumbuhan pembelian mobil baru?

nah ini pihak pemerintah yg paling mutlak, sebenernya daripada ribut2 LCGC, mending pemerintah menetapkan kebijakan baru

* pajak kendaraan bermotor dinaikan tinggi
* hilangkan subsidi bbm
* ubah kebijakan kredit, DP mesti diatas 60%
* harga tol naik
* tarif parkir naik
* ERP dijalan2 protokol


makin males deh punya mobil/motor :big_weee:
Isuzu 4JA1-L Turbo Diesel Intercooler (2012 - 2016)
Nissan YD25DDTi VGS Turbo Diesel Intercooler (2016 - 2022)
Mitsubishi 4N15 VGT Turbo Diesel Intercooler (2022- Present)
User avatar
Bueuk_32
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2002
Joined: Fri Oct 26, 2012 12:47

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Bueuk_32 »

Rakean wrote:

kalo dipikir2 sebenernya setuju juga sama komen um, sebener nya terserah atpm mo lomba2 bikin mobil

yg mesti diperhatikan adalah gimana caranya agar menekan pertumbuhan pembelian mobil baru?

nah ini pihak pemerintah yg paling mutlak, sebenernya daripada ribut2 LCGC, mending pemerintah menetapkan kebijakan baru

* pajak kendaraan bermotor dinaikan tinggi
* hilangkan subsidi bbm
* ubah kebijakan kredit, DP mesti diatas 60%
* harga tol naik
* tarif parkir naik
* ERP dijalan2 protokol


makin males deh punya mobil/motor :big_weee:
kalo ane malah sebaliknya om, daripada menekan pembelian mobil baru, mending pemerintah bikin regulasi membatasi usia kendaraan. ini ane cara berpikirnya berusaha pake jalan tengah ya, kita sendiri tahu lobi pabrikan mobil juga kuat.

dengan menurunkan pajak mobil baru dan menaikkan pajak mobil sesuai dg usianya. Dg memangkas harga mobil baru, bisa saja kan pemerintah membatasi usia kendaraan? disatu sisi pabrikan diuntungkan karena penjualan akan meningkat (bahkan diharapkan membuat pabriknya disini), disisi lain, populasi kendaraan dijalan dikontrol dg "terbuangnya" mobil2 berumur.
mungkin ga sih? :e-think:
"The Power of ren-Dreams"
Image
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by dubz »

Gak perlu di tekan secara nasional - justru kita mau produksi naik dan diserap pasar dalam dan luar negeri. Kalo mau di tekan per daerah bisa saja...seperti om rakean bilang, di daerah padat seperti DKI tinggal bikin MRT/bus bagus, terapkan parkir tinggi, ERP, dll...sehingga ogah orang pake mobil. Nah kalo di daerah yg sepi...di Jambi misalnya, kenapa mesti di tekan? Bukankah bertambah opportunity bikin bengkel, toko ban, dll di Jambi?

Saya lihat di Jakarta perkembangan transportasi massal itu ADA...tapi memang sulit dan perlu waktu. Busway = kemajuan. MRT = kemajuan. Monorail = kemajuan. Jadi kalo dibilang terlantar, ya gak juga. Cuman yah...jalur busway diterobos, polisi diem2 aja. stasiun busway ditembakin, dirusak.
Last edited by dubz on Wed Sep 25, 2013 14:28, edited 1 time in total.
User avatar
artoodetoo
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 6014
Joined: Sun Aug 26, 2007 3:43

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by artoodetoo »

intermezzo intermezzo :upss:

http://www.katadata.co.id/1/3/opini/10- ... murah/550/
Kebijakan pemerintah tentang mobil murah dan hemat energi (low cost and green car/ LCGC) menuai kontroversi. Berawal dari penolakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menilai mobil murah akan menambah kemacetan ibukota. Penolakan serupa juga diikuti oleh banyak pihak yang menganggap program mobil murah tidak tepat sasaran. Selain harganya yang tidak bisa dibilang murah bagi kantong sebagian besar masyarakat, program ini juga berlawanan dengan kebijakan pemerintah yang ingin menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Alhasil, akan menambah beban anggaran pemerintah. Lin Che Wei, CFA dalam tulisan ini memaparkan 10 mitos tentang mobil murah. Alih-alih memberikan keuntungan seperti yang dilontarkan pemerintah, kebijakan tersebut justru berpotensi merugikan masyarakat.

Mitos pertama Nilai tambah mobil murah tinggi.
Fakta: Hanya 40 persen dari komponen produk otomotif dibuat secara lokal, sedangkan 60 persen komponen masih diimpor. Artinya, nilai tambah mobil murah lebih tinggi untuk perusahaan asing.

Mitos kedua Mobil murah akan meningkatkan ekspor karena 15-20 persen untuk ekspor.
Fakta: Hanya sekitar 15-20 persen dari mobil murah yang akan diekspor dengan jumlah hanya 19.500-35.000 unit. Sementara 60 persen dari komponen otomotif berasal dari Impor, sehingga mobil murah akan menyebabkan kita mengimpor lebih banyak daripada mengekspor.

Mitos ketiga Pembeli mobil murah tidak akan meningkatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Fakta: Peraturan pembelian BBM sekarang adalah untuk pembelian mobil bukan mewah dan cc kecil. Mobil Murah akan menyebabkan peningkatan konsumsi BBM bersubsidi kecuali ada mekanisme pengaturan yang efektif.

Mitos keempat Rakyat Kecil yang diuntungkan adanya mobil murah.
Fakta: Mobil murah akan meningkatkan konsumsi yang tidak perlu dari rakyat kecil. Mereka seharusnya memperoleh transportasi umum yang murah. Mobil murah justru akan menguntungkan pengusaha otomotif dan perusahaan pembiayaan dengan mendorong rakyat kecil menjadi lebih konsumtif.

Mitos kelima Program mobil hemat menguntungkan karena mendatangkan komitmen investasi US$ 3 miliar.
Fakta: Pembebasan pajak yang diberikan pemerintah sangat besar. Hitunglah pajak yang hilang dalam lima tahun. Dengan asumsi penjualan sebesar 700.000 sampai 1.000.000 mobil dalam lima tahun, dan PPnBM 10 persen, katakan nilainya Rp 10 juta per mobil, maka pajak yang hilang adalah Rp 10 Triliun.

Mitos keenam Program mobil murah tidak akan menimbulkan kemacetan.
Fakta: Dengan asumsi mobil 12 juta (@ 4 meter), truk 3 juta (@ 6 meter), bus 5,5 juta (@ 6 meter), dan motor 80 juta (jajar dua @ 1.8 meter), maka panjang kendaraan apabila dijajarkan saat sekarang adalah sepanjang 17.100 km. Panjang jalan nasional saat ini sekitar 33.000 km dan jalan tol 800 km. Dengan penjualan mobil diperkirakan sekitar 1,4 juta per tahun jadi akan menambah sekitar 551 km setiap tahun. Mobil murah jelas akan dengan cepat menambah kemacetan jalan. \

Mitos ketujuh Mobil murah akan dijual ke daerah dan tidak di kota besar.
Fakta: Sebagian besar target pasar dari mobil murah adalah rakyat menengah ke bawah yang ulang-alik di kota-kota besar. Data penjualan mobil cc kecil juga menunjukan bahwa penjualan justru sangat kuat di perkotaan dan bukan pedesaan atau daerah.

Mitos kedelapan Mobil murah akan menjadi sarana transfer teknologi ke mobil-mobil nasional.
Fakta: Industri otomotif Indonesia sudah berdiri sejak 1970-an atau lebih dari 40 tahun. Transfer teknologi berjalan sangat lambat dan tidak mungkin hal tersebut dapat terjadi dalam 3-4 tahun ke depan.

Mitos kesembilan Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang mementingkan rakyat kecil.
Fakta: Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang pernah menjadi duta dagang Indonesia (calo). Mereka yang pernah menjadi pengurus industri otomotif, yang keluarganya memegang lisensi penjualan mobil murah di daerah. Pejabat publik yang mencoba memanfaatkan isu mobil murah untuk kegiatan populis.

Mitos kesepuluh Mobil murah akan membawa Indonesia menjadi negara maju (developed country).
Fakta: Menurut walikota Bogota, negara maju bukanlah negara yang golongan menengah ke bawah memiliki mobil, tetapi ketika golongan menengah ke atas memakai transportasi publik. Dalam kebijakan ini Indonesia bukanlah developed country atau developing country (negara sedang membangun). Indonesia adalah decaying country (negara yang membusuk) dalam kebijakan otomotif dan transportasi publik.
Monggo mampir ke blog saya http://yahyakurniawan.net
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by dubz »

Ahhh...Indonesia negara decaying dalam kebijakan otomotif dan transportasi publik? Lebay. MRT sedang dibangun, busway ada (dulu belum ada), pabrik tambah banyak. Dulu naik pesawat mahal dan tidak terjangkau, sekarang?
User avatar
Bueuk_32
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2002
Joined: Fri Oct 26, 2012 12:47

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Bueuk_32 »

artoodetoo wrote:intermezzo intermezzo :upss:

http://www.katadata.co.id/1/3/opini/10- ... murah/550/
Kebijakan pemerintah tentang mobil murah dan hemat energi (low cost and green car/ LCGC) menuai kontroversi. Berawal dari penolakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menilai mobil murah akan menambah kemacetan ibukota. Penolakan serupa juga diikuti oleh banyak pihak yang menganggap program mobil murah tidak tepat sasaran. Selain harganya yang tidak bisa dibilang murah bagi kantong sebagian besar masyarakat, program ini juga berlawanan dengan kebijakan pemerintah yang ingin menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Alhasil, akan menambah beban anggaran pemerintah. Lin Che Wei, CFA dalam tulisan ini memaparkan 10 mitos tentang mobil murah. Alih-alih memberikan keuntungan seperti yang dilontarkan pemerintah, kebijakan tersebut justru berpotensi merugikan masyarakat.

Mitos pertama Nilai tambah mobil murah tinggi.
Fakta: Hanya 40 persen dari komponen produk otomotif dibuat secara lokal, sedangkan 60 persen komponen masih diimpor. Artinya, nilai tambah mobil murah lebih tinggi untuk perusahaan asing.

berarti indonesia kemana aja ya? industri otomotif udah dari tahun 1970, sampe skr cuma bisa jualan doang? bro Lin Che Wie juga kemana aja, katanya pengalaman risetnya udah 18 tahun kok baru skr teriaknya? :upss:

Mitos kedua Mobil murah akan meningkatkan ekspor karena 15-20 persen untuk ekspor.
Fakta: Hanya sekitar 15-20 persen dari mobil murah yang akan diekspor dengan jumlah hanya 19.500-35.000 unit. Sementara 60 persen dari komponen otomotif berasal dari Impor, sehingga mobil murah akan menyebabkan kita mengimpor lebih banyak daripada mengekspor.

kalo jenis mobil lain komponen lokal vs impornya berapa persen ya? lebih gede padahal populasinya, mestinya pabrikan itu lebih diteken tuh agar meningkatkan komponen lokal

Mitos ketiga Pembeli mobil murah tidak akan meningkatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Fakta: Peraturan pembelian BBM sekarang adalah untuk pembelian mobil bukan mewah dan cc kecil. Mobil Murah akan menyebabkan peningkatan konsumsi BBM bersubsidi kecuali ada mekanisme pengaturan yang efektif.

setuju, mestinya semua mobil pribadi jangan dikasih BBM subsidi, udah mampu beli mobil ratusan juta kok ga mampu beli BBM non subsidi.
eh tapi ane ttp melihat kampanye "BBM subsidi hanya untuk orang tak mampu" menyesatkan loh, ga ada UU nya, lagian kita bayar pajak untuk apa? untuk dapat fasilitas dari negara kan? salah satunya ya BBM. kalo ga pengen tekor, ya jangan dikorup tuh duit pajak!


Mitos keempat Rakyat Kecil yang diuntungkan adanya mobil murah.
Fakta: Mobil murah akan meningkatkan konsumsi yang tidak perlu dari rakyat kecil. Mereka seharusnya memperoleh transportasi umum yang murah. Mobil murah justru akan menguntungkan pengusaha otomotif dan perusahaan pembiayaan dengan mendorong rakyat kecil menjadi lebih konsumtif.

Mitos kelima Program mobil hemat menguntungkan karena mendatangkan komitmen investasi US$ 3 miliar.
Fakta: Pembebasan pajak yang diberikan pemerintah sangat besar. Hitunglah pajak yang hilang dalam lima tahun. Dengan asumsi penjualan sebesar 700.000 sampai 1.000.000 mobil dalam lima tahun, dan PPnBM 10 persen, katakan nilainya Rp 10 juta per mobil, maka pajak yang hilang adalah Rp 10 Triliun.

Mitos keenam Program mobil murah tidak akan menimbulkan kemacetan.
Fakta: Dengan asumsi mobil 12 juta (@ 4 meter), truk 3 juta (@ 6 meter), bus 5,5 juta (@ 6 meter), dan motor 80 juta (jajar dua @ 1.8 meter), maka panjang kendaraan apabila dijajarkan saat sekarang adalah sepanjang 17.100 km. Panjang jalan nasional saat ini sekitar 33.000 km dan jalan tol 800 km. Dengan penjualan mobil diperkirakan sekitar 1,4 juta per tahun jadi akan menambah sekitar 551 km setiap tahun. Mobil murah jelas akan dengan cepat menambah kemacetan jalan. \

kalo menurut ane sih macet itu karena besarnya produksi mobil baru tidak diimbangi dg berkurang nya mobil berusia tua (teuteuup :mrgreen: ) dan ga fair jg menyalahkan mobil LCGC semata, toh dari 1,4 jt pertahun, berapa persennya sih yg LCGC?


Mitos ketujuh Mobil murah akan dijual ke daerah dan tidak di kota besar.
Fakta: Sebagian besar target pasar dari mobil murah adalah rakyat menengah ke bawah yang ulang-alik di kota-kota besar. Data penjualan mobil cc kecil juga menunjukan bahwa penjualan justru sangat kuat di perkotaan dan bukan pedesaan atau daerah.

itu karena LCGC skr (baru) hanya mencakup mobil2 mungil. namanya jg jenis city car, ya wajar lah banyaknya di perkotaan, emang habitatnya kan? coba didorong jg buat mobil2 niaga/pick up

Mitos kedelapan Mobil murah akan menjadi sarana transfer teknologi ke mobil-mobil nasional.
Fakta: Industri otomotif Indonesia sudah berdiri sejak 1970-an atau lebih dari 40 tahun. Transfer teknologi berjalan sangat lambat dan tidak mungkin hal tersebut dapat terjadi dalam 3-4 tahun ke depan.

iya ya kemana aja nih pemerintah? dari tahun 1970 sampe sekarang masih jalan ditempat? bro Lin Che Wei nya sih baru teriak2 sekarang kali? :big_weee:

Mitos kesembilan Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang mementingkan rakyat kecil.
Fakta: Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang pernah menjadi duta dagang Indonesia (calo). Mereka yang pernah menjadi pengurus industri otomotif, yang keluarganya memegang lisensi penjualan mobil murah di daerah. Pejabat publik yang mencoba memanfaatkan isu mobil murah untuk kegiatan populis.

ho'oh, sama tuh sama "yg satu itu", cuma memanfaatkan esemka buat pencitraan, skr kemana gaungnya? nelen ludah sendiri lagi, mobil dinasnya LC :mrgreen:

Mitos kesepuluh Mobil murah akan membawa Indonesia menjadi negara maju (developed country).
Fakta: Menurut walikota Bogota, negara maju bukanlah negara yang golongan menengah ke bawah memiliki mobil, tetapi ketika golongan menengah ke atas memakai transportasi publik. Dalam kebijakan ini Indonesia bukanlah developed country atau developing country (negara sedang membangun). Indonesia adalah decaying country (negara yang membusuk) dalam kebijakan otomotif dan transportasi publik.
setuju, transportasi publik, mudah2an pemerintah dikasih kelancaran untuk mewujudkan yg satu ini :mky_02:
:ngacir:
"The Power of ren-Dreams"
Image
User avatar
Primatech
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 279
Joined: Thu Nov 08, 2012 7:08

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Primatech »

artoodetoo wrote:intermezzo intermezzo :upss:

http://www.katadata.co.id/1/3/opini/10- ... murah/550/
Kebijakan pemerintah tentang mobil murah dan hemat energi (low cost and green car/ LCGC) menuai kontroversi. Berawal dari penolakan Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo yang menilai mobil murah akan menambah kemacetan ibukota. Penolakan serupa juga diikuti oleh banyak pihak yang menganggap program mobil murah tidak tepat sasaran. Selain harganya yang tidak bisa dibilang murah bagi kantong sebagian besar masyarakat, program ini juga berlawanan dengan kebijakan pemerintah yang ingin menghemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM). Alhasil, akan menambah beban anggaran pemerintah. Lin Che Wei, CFA dalam tulisan ini memaparkan 10 mitos tentang mobil murah. Alih-alih memberikan keuntungan seperti yang dilontarkan pemerintah, kebijakan tersebut justru berpotensi merugikan masyarakat.

Mitos pertama Nilai tambah mobil murah tinggi.
Fakta: Hanya 40 persen dari komponen produk otomotif dibuat secara lokal, sedangkan 60 persen komponen masih diimpor. Artinya, nilai tambah mobil murah lebih tinggi untuk perusahaan asing.

Mitos kedua Mobil murah akan meningkatkan ekspor karena 15-20 persen untuk ekspor.
Fakta: Hanya sekitar 15-20 persen dari mobil murah yang akan diekspor dengan jumlah hanya 19.500-35.000 unit. Sementara 60 persen dari komponen otomotif berasal dari Impor, sehingga mobil murah akan menyebabkan kita mengimpor lebih banyak daripada mengekspor.

Mitos ketiga Pembeli mobil murah tidak akan meningkatkan penggunaan BBM bersubsidi.
Fakta: Peraturan pembelian BBM sekarang adalah untuk pembelian mobil bukan mewah dan cc kecil. Mobil Murah akan menyebabkan peningkatan konsumsi BBM bersubsidi kecuali ada mekanisme pengaturan yang efektif.

Mitos keempat Rakyat Kecil yang diuntungkan adanya mobil murah.
Fakta: Mobil murah akan meningkatkan konsumsi yang tidak perlu dari rakyat kecil. Mereka seharusnya memperoleh transportasi umum yang murah. Mobil murah justru akan menguntungkan pengusaha otomotif dan perusahaan pembiayaan dengan mendorong rakyat kecil menjadi lebih konsumtif.

Mitos kelima Program mobil hemat menguntungkan karena mendatangkan komitmen investasi US$ 3 miliar.
Fakta: Pembebasan pajak yang diberikan pemerintah sangat besar. Hitunglah pajak yang hilang dalam lima tahun. Dengan asumsi penjualan sebesar 700.000 sampai 1.000.000 mobil dalam lima tahun, dan PPnBM 10 persen, katakan nilainya Rp 10 juta per mobil, maka pajak yang hilang adalah Rp 10 Triliun.

Mitos keenam Program mobil murah tidak akan menimbulkan kemacetan.
Fakta: Dengan asumsi mobil 12 juta (@ 4 meter), truk 3 juta (@ 6 meter), bus 5,5 juta (@ 6 meter), dan motor 80 juta (jajar dua @ 1.8 meter), maka panjang kendaraan apabila dijajarkan saat sekarang adalah sepanjang 17.100 km. Panjang jalan nasional saat ini sekitar 33.000 km dan jalan tol 800 km. Dengan penjualan mobil diperkirakan sekitar 1,4 juta per tahun jadi akan menambah sekitar 551 km setiap tahun. Mobil murah jelas akan dengan cepat menambah kemacetan jalan. \

Mitos ketujuh Mobil murah akan dijual ke daerah dan tidak di kota besar.
Fakta: Sebagian besar target pasar dari mobil murah adalah rakyat menengah ke bawah yang ulang-alik di kota-kota besar. Data penjualan mobil cc kecil juga menunjukan bahwa penjualan justru sangat kuat di perkotaan dan bukan pedesaan atau daerah.

Mitos kedelapan Mobil murah akan menjadi sarana transfer teknologi ke mobil-mobil nasional.
Fakta: Industri otomotif Indonesia sudah berdiri sejak 1970-an atau lebih dari 40 tahun. Transfer teknologi berjalan sangat lambat dan tidak mungkin hal tersebut dapat terjadi dalam 3-4 tahun ke depan.

Mitos kesembilan Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang mementingkan rakyat kecil.
Fakta: Mobil murah diperjuangkan oleh pejabat-pejabat yang pernah menjadi duta dagang Indonesia (calo). Mereka yang pernah menjadi pengurus industri otomotif, yang keluarganya memegang lisensi penjualan mobil murah di daerah. Pejabat publik yang mencoba memanfaatkan isu mobil murah untuk kegiatan populis.

Mitos kesepuluh Mobil murah akan membawa Indonesia menjadi negara maju (developed country).
Fakta: Menurut walikota Bogota, negara maju bukanlah negara yang golongan menengah ke bawah memiliki mobil, tetapi ketika golongan menengah ke atas memakai transportasi publik. Dalam kebijakan ini Indonesia bukanlah developed country atau developing country (negara sedang membangun). Indonesia adalah decaying country (negara yang membusuk) dalam kebijakan otomotif dan transportasi publik.

Jleb, fakta2nya sebenernya udah jadi rahasia umum kok om :mrgreen: yg denial itu cari pembenaran aja :glodak:
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Bilang sama MS Hidayat, lw dibayar brapa sm pabrikan mob

Post by dubz »

Primatech wrote:Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan posisi daya saing Indonesia dalam sektor industri otomotif masih kalah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Rendahnya daya saing Indonesia menyebabkan terjadinya relokasi pabrik kendaraan bermotor dari Indonesia secara besar-besaran ke Thailand. Dalam suatu simulasi, satu produsen kendaraan bermotor memperkirakan bahwa biaya produksi kendaraan bermotor roda empat di Thailand adalah 5% lebih rendah daripada biaya produksi di Indonesia.
Kaya fakta yg ini ya. Mana pabrik mobil yg besar2an pindah ke Thailand? :wkkk:
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22072
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Turboman »

Kalo bicara soal penyerapan tenaga kerja dan multiplier effect dr suatu project :
1. Apakah project MRT dan kereta AKAP itu penyerapan TK nya sedikit ?? Apalagi project spt ini sifatnya long term & berkelanjutan.......

2. Apakah produksi Micro Pick Up LCUV 4X4 kalah dalam penyerapan TK nya dibanding Sitikar ?

Yah tentunya bisa diresapi dalam dalam.........yg pengen jual Sitikar di daerah pedalaman = ya monggo jalan2 dulu lah ke pedalaman........lihat infrastruktur jalannya spt apa.......

atau jalan jalan aja naek Sitikar ke daerah pedalaman / terpencil.......isi 4 orang + bagasi.......ada 1 orang utk catat berapa kali bagian bawah mobil mentok ke tanah / jalan.......hehehehehehe

geser mic ke mod Night Gay
:ngacir: :ngacir:
* Bukan ajakan Beli *
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by dubz »

1. Apakah proyek MRT berhenti? Tidak. Apakah setelah selesai MRT akan menyerap tenaga kerja berkepanjangan...nggak banyak...tidak sebanyak pabrik mobil dan pendukungnya (bengkel, supplier, etc).

2. Tidak semua orang mau naik pickup. LCGC bisa saja dikembangkan ke pick up nanti. Daerah tidak selalu berarti pedalaman. Jalan2 di kota sedang/kecil Jawa/Sumatra/Bali sudah cukup baik. Saya rasa Probolinggo, Malang, Makassar, Palu, Menado, Pekanbaru, Palembang bukan hutan belukar yg tidak bisa dilewati city car :p
User avatar
Primatech
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 279
Joined: Thu Nov 08, 2012 7:08

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Primatech »

sekedar share sumbernya aja, bukan ane kok yg ngmng... malu ah, PA mulu kaya bocah :mky_07:

http://www.fiskal.depkeu.go.id/2010/ado ... omotif.pdf
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by dubz »

Kalo udah tau sumber fakta ngawur diulang2 terus namanya kurang cerdas :wkkk:
Primatech wrote:Kondisi-kondisi tersebut menyebabkan posisi daya saing Indonesia dalam sektor industri otomotif masih kalah dibandingkan dengan Thailand dan Malaysia. Rendahnya daya saing Indonesia menyebabkan terjadinya relokasi pabrik kendaraan bermotor dari Indonesia secara besar-besaran ke Thailand. Dalam suatu simulasi, satu produsen kendaraan bermotor memperkirakan bahwa biaya produksi kendaraan bermotor roda empat di Thailand adalah 5% lebih rendah daripada biaya produksi di Indonesia.
Mana pabrik yg besar2an ke Thailand :mrgreen:
User avatar
dubz
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 805
Joined: Sat May 11, 2013 2:07

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by dubz »

Primatech wrote:
artoodetoo wrote:Mitos kesepuluh Mobil murah akan membawa Indonesia menjadi negara maju (developed country).
Fakta: Menurut walikota Bogota, negara maju bukanlah negara yang golongan menengah ke bawah memiliki mobil, tetapi ketika golongan menengah ke atas memakai transportasi publik. Dalam kebijakan ini Indonesia bukanlah developed country atau developing country (negara sedang membangun). Indonesia adalah decaying country (negara yang membusuk) dalam kebijakan otomotif dan transportasi publik.
Jleb, fakta2nya sebenernya udah jadi rahasia umum kok om :mrgreen: yg denial itu cari pembenaran aja :glodak:
Ini fakta darimana? Jalanan Indonesia membaik, penerbangan membaik..perbaikan dan pembangunan airport dimana mana, MRT sedang dibangun, monorail dibangun, busway dibangun. Ya belum bagus, tapi jauuuuuuuh dari membusuk. Ini yg namanya "fakta" anda? :wkkk:
Primatech wrote:PA mulu kaya bocah
Ngerti PA itu apa gak sih? Yg saya pertanyakan "fakta" yang anda ulang dimana mana. Sekarang saya tanya mana pabrik mobil besar2an pindah ke Thailand?

http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... up#p658150
http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... up#p656123

Ayo diulang lagi wkwkwkwkwk
bimo_s
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 363
Joined: Thu Apr 18, 2013 1:44

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by bimo_s »

Singkat aja, taun 2015 ASEAN udah Free Trade Area, kalo nggak ada kebijakan LCGC yg mendorong pabrikan luar untuk bangun pabrik di Indonesia dan wajib menggunakan pasokan dari vendor lokal sampai 80%+, mobil2 dari Indo bakal di import semua dari Thailand karena perdagangan antar Asean udah bebas pajak taun segitu, mau kayak gitu :mky_06:
User avatar
Turboman
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 22072
Joined: Mon Dec 12, 2005 5:14

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Turboman »

Gak perlu sampe AFTA, skg aja kalo sesama produk ASEAN cuman kena Bea masuk 5%

Tapi coba ke Thailand.........mobil2 buatan Indonesia banyak gak di sana ? Freed / Ipah ?

Sebaliknya di kita......

Pemerintah masing2 negara juga bisa membuat kebijakan utk melindungi produk dalam negerinya, tinggal pintar2-nya Pemerintah masing2 negara aja.......heheheheeh

FYI :
Tanpa penambahan kapasitas pabrik pun, jika market sedang lesu kapasitas pabrik TMMIN yg terpasang aja kadang gak full kok......kalo gak salah tahun 2011 dulu pernah kerja cuman dr Senin sampai Jumat aja, kalo orderan full mrk kerja sampai Sabtu..........saya ingat benar waktu IC mau kunjungan ke TMMIN minta sabtu tapi mrk gak bisa, akhirnya kunjungan di hari kerja
* Bukan ajakan Beli *
User avatar
Primatech
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 279
Joined: Thu Nov 08, 2012 7:08

Re: Pak MS Hidayat : "Ada apa ini ?"

Post by Primatech »

sebenernya kalo dibaca ada sih..

"Kurangnya insentif yang diberikan oleh pemerintah Indonesia jika dibandingkan dengan insentif
yang diberikan oleh Thailand dan Malaysia menyebabkan terjadinya relokasi industri otomotif
dari Indonesia ke negara lain. Salah satu relokasi yang cukup besar adalah industri kendaraan
bermotor kategori sedan dengan silinder kurang dari 1500 cc. Pada tahun 1990 an, terdapat
hampir 10 merek yang dilakukan perakitannya di Indonesia namun pada tahun 2010 hanya
tinggal satu merek yang pada tahun 2011 juga memutuskan untuk keluar dari Indonesia."

contohnya mungkin ini:

Rencananya, Mitsubishi juga akan menghentikan produksi sedan Mitsubishi Galant di Indonesia, dan juga menutup pabrik serta mem-PHK 300 karyawannya. Meski demikian, Mitsubishi akan tetap melanjutkan produksi truk dan minibusnya dan melanjutkan produksinya di Thailand dan negara lainnya untuk dijual ke Indonesia. [jp/dz]

Sumber : http://www.dprin.go.id

tapi ya kalo ngomng cerdas ga cerdas ente sndiri yaa kemakan omngan sndiri... :big_blushing:
dubz wrote:Si cerdas gak nge cek fakta....mana sih pindah pabrik dr Indonesia ke Thailand secara besar2an? Suzuki kesini...Toyota kesini...Datsun kesini...GM kesini... :wkkk: Gimana sih yg CERDAS :wkkk:
bandingin ama ini

http://www.investor.co.id/home/sea-gene ... nesia/1914


bocah2...
:big_chicken: