
Gerandong aka huller keliling...
Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit
SE-TU-JU SE-KA-LIg4ndalf wrote: Point saya, mobnas itu kebanggaan saja, blm tentu laku. Saya pribadi, misal ada mobnas, lihat dulu kualitasnya, minim sebanding sama korea punya baru saya mikir beli. Kalo kualitas masih di bawah korea, ya males aja. Nasionalisme itu nggak boleh buta, kalo sekedar made in indo kita beli tidak mendidik. Proteksi juga nggak mudah, kita proteksi produk kita, eksport kita juga akan diganjal di luar, itulah wto.
Lho, ko' gitu?Jambangan wrote:Yg dibold :artoodetoo wrote:Saya agak menyimpang sedikit dari pembahasan PPnBM.
Masalahnya, model exterior mobil2 mobnas itu kurang sedap dipandang mata![]()
Katakanlah tidak kena PPnMB, harga tetap di kisaran 70-80an juta, saya rasa tetap sulit diterima oleh pasar.
IMHO ya, mobil2 kecil china macam Geely Panda masih jauh lebih sedap dipandang
Cucok
Intinya yg saya tangkap bagi ente itu kebanggaan. Di luar itu apa? Apakah mobnas ini akan memakmurkan rakyat? Tergantung motivasi pelakunya, soal tucuxi aja belum produksi massal udah cakar2an di dalem... itulah budaya indonesia. Kalo sedang susah minta2 insentif minta bantuan, dll. Kalo udah enak ntar berantem cari jatah lebih gede.VanzMatic wrote:Kalau kita berpikir a la falsafah tunas kelapa, maka kita akan paham bahwa masing2 orang memiliki kelebihan unik yang tidak dimiliki orang lain juga. Sehingga ngga bakal ada yang sia sia (baca: menganggur)
Tugas siapa?
Tugas pemerintah dan kita juga.
Kalau perut yang minta diisi ngga bertambah, okelah saya setuju akan ada banyak pengangguran akibat digantikannya tenaga manusia oleh mesin. Lantas, apakah kita akan begitu begitu saja dengan produk agraris kita? Apakah akan mengandalkan manual melulu, sementara perut yang teriak minta diisi, tiap bulan jumlahnya bertambah? Logika nubie ala ane sih, ngga bakal ada yang menganggur.
Contoh nih.. simple aja, dalam skala rumah tangga kecil, kalau kita punya anak, kita akan ngeh, bahwa ternyata kebutuhan beras keluarga akan naik terus, seiring dengan makin gedenya anak kita.
Ini yang skala keluarga.
Yang skala Negara?
![]()
Kalau hasil pertanian melimpah dianggap akan menekan angka komoditas, itu memang kesalahan pemerintah selaku regulator. Lha namanya juga pemerintah, berarti yang mengatur dong? Kalo ngga bisa ngatur, ya minggir, ngga usah ngimpi ngatur. Harga komoditas adalah wewenang pemerintah.
Yang bikin harganya turun kan karena pemerintah memang bukan pemerintah. Hanya penonton, hanya makelar produk pertanian.
Oke, BTT
Semua tahap dalam hidup itu sebetulnya mission impossible kok om.
siapa yang ngimpi pak SBY itu kelak jadi RI1? Terlepas dari segala kekurangan beliau ya. Saya lihat dari de facto aja deh.
Siapa yang mengira Obama jadi nomer 1 di US?
Tapi semua itu melalui tahapan. memang ngga mungkin melakukan quantum leap tanpa campur tangan pemerintah. Tapi lebih ngga mungkin lagi kalau kita hanya bilang "tak mungkin tak mungkin".
Sama seperti kita pengin beli motor saat masih jadi pengangguran. Orang akan bilang,"ngimpi aja lu, karuan kalo punya kerjaan. Jadi tukang kebun aja belom, udah ngimpi beli motor. Motor jatuh dari langit?"
Tiap orang, menghadapi masalah dan tantangan yang berbeda om.
Tesla yang membuat mobil sport listrik, ada di Negara kayak Indonesia atau bukan?
Tau apa ucapan dia saat mau membuat mobil sport listrik? Di dunia saat ini, mustahil untuk diberi tempat sebagai pabrikan mobil baru di tengah tengah perang dahsyat persaingan automobile.
Apa artinya? Mission impossible juga buat dia. Absolutely. apalagi dia mau mendobrak dogma bahwa mobil sport yang berbahan bakar fossil menjadi listrik.
tapi disitulah, kelebihan manusia akan keluar manakala dia dihadapkan pada suatu pilihan saat hidupnya berada tinggal sejengkal dari kematian, maka seluruh potensinya akan keluar dengan sendirinya.
Tinggal kita memilih, menunggu kematian datang atau segera beralih menjadi bangsa yang memiliki karya?
apakah mobnas hanya melulu mobil?
Tidak bukan? Starting point bisa berbeda, eksekusi juga berbeda. Bisa mulai dari produk sampingan. BMW dan Mitsubishi awalnya bikin pesawat. Yamaha awalnya membuat alat music. Apakah Anda kira merk merk mobil Jepang itu awalnya bikin mobil? Bikinnya tu awalnya ada yang bikin sepeda, mesin jahit lo. Mulai dari produk nonotomotif atau non produk jalan raya, itu bagus. Improvisasi menunjukkan kepiawaian mensiasati keadaan. Tapi yang penting, kita bisa punya sesuatu yang bisa kita pakai dari bikinan bangsa sendiri. Barang luar? Oh, silakan saja masuk, tapi you bayar pajak sekian ya.
Lho, itu traktor ente ama mobil ente kok beda?
Mau sama? Boleh. Syaratnya merk kamu harus begini begini begini untuk otomotif dalam negeri.
Begitulah yang terjadi di India dengan Marutinya rebadging Suzuki.
We live under the same sun, same sky, same stars. . Same created by God. Tidak ada alasan perbedaan menjadi hambatan kan?
Oh iya, kelupaan..
Karoseri itu cikal bakal mobil desain kan? Yang desain orang Indonesia kan?
Liat aja karoseri bus, karoseri mobil di kita. Ada Adiputro, New Armada, dll. Itu bukti lo mereka mampu.
Justru in my mind ga habis piker, kenapa perusahaan mobil ini tidak "bekerjasama" dengan karoseri untuk bikin desain bagus?
Bus bus pariwisata itu murni body dan aksesorinya bikinan Indonesia lo. Bagus kan? Mewah dan nyaman kan?
sudah dijawab sama om gandalfVanzMatic wrote:Oh iya satu lagi...
Bernegara itu harus ada kebanggaan lho, seprti kita berkeluarga dan bangga dengan keluarga kita bukan? Kalau kita engga bangga dengan keluarga kita, ya buatlah keluarga baru, dengan cara kita menikah.
Nanti baru deh kita juga akan merasakan bagaimana rasanya kalao anak kita engga bangga pada kita sebagai kepala keluarga atau kesatuan keluarga kan?
Bukankah keluarga adalah state terkecil?
hanya discuss aja kan ini?
Nubie sotoy hanya urun rembug kok.
g4ndalf wrote:
Point saya, mobnas itu kebanggaan saja, blm tentu laku. Saya pribadi, misal ada mobnas, lihat dulu kualitasnya, minim sebanding sama korea punya baru saya mikir beli. Kalo kualitas masih di bawah korea, ya males aja. Nasionalisme itu nggak boleh buta, kalo sekedar made in indo kita beli tidak mendidik. Proteksi juga nggak mudah, kita proteksi produk kita, eksport kita juga akan diganjal di luar, itulah wto.
berkeluarga memang suatu kebanggaan bagi para pria, tapi jangan sampai salah pilih istri yang bkin hidup sengsara.VanzMatic wrote:Oh iya satu lagi...
Bernegara itu harus ada kebanggaan lho, seprti kita berkeluarga dan bangga dengan keluarga kita bukan? Kalau kita engga bangga dengan keluarga kita, ya buatlah keluarga baru, dengan cara kita menikah.
Nanti baru deh kita juga akan merasakan bagaimana rasanya kalao anak kita engga bangga pada kita sebagai kepala keluarga atau kesatuan keluarga kan?
Bukankah keluarga adalah state terkecil?
hanya discuss aja kan ini?
Nubie sotoy hanya urun rembug kok.
B808BY wrote:
berkeluarga memang suatu kebanggaan bagi para pria, tapi jangan sampai salah pilih istri yang bkin hidup sengsara.
OOT ni jadinya![]()
Gak mawu !Turbomama wrote:Naaahhh... ini dia si turboman... ktemu juga. turbo... hayooo pulang!!! bersihin kandang dulu baru main!!!
viar roda tiga kenceng juga ya di daerah, sebetulnya memang bener lebih pantas pickup ukuran kecil sekali ya dibawah 4 meter panjangnya, mesin ga sampe 800cc juga bisa yadaftar wrote:di jawa timur sudah beberapa kali bersliweran mobil Tata, digunakan untuk niaga, yang pickup mirip hilux tapi lebih besar lagi dengan leaf spring 4 rodanya.
Kalo mobnas mau maen sih bisa menyasar pasar niaga dan penduduk pedesaan. Kendaraan roda 3 aja laku padahal harga nyampe 25juta, itupun tidak terlalu awet. bikin saja pick up mini harga under 50 juta.
Kalo main di kelas umum yang penting modalnya sih,, teknologi bisa dibeli asal ada uangnya, don't reinvent the wheel, itu proton bikin mobi bagus2 juga sampe sekarang masih beli teknologinya