Sepeda Motor
Terus terang, inilah ujian nyata saat mudik. Ada ribuan bahkan jutaan sepeda motor tumplek blek saat mudik di jalur utama. Tanpa komando, mereka seolah bergerak menyesakki sudut-sudut yang masih kosong di jalanan. Jelas, Anda butuh konsentrasi ekstra untuk itu.
Bila Anda mendekati pengendara motor atau malah berniat untuk menyalipnya, jangan sungkan untuk membunyikan klakson. Ini untuk memberitahu kehadiran Anda.
Bunyikan klakson 2 atau 3 kali dengan nada pendek. Kalau ia menggerakkan atau menolehkan kepalanya ke salah satu sisi, berarti ia sudah mengetahui kehadiran Anda.
Kalau ruang yang tersedia cukup, silakan menyalipnya. Bila belum, klakson lagi sambil nyalakan lampu sein sebagai tanda Anda ingin mendahuluinya.
Pengendara dengan Beban Berlebihan
Pemudik dengan sepeda motor cenderung membawa beban berlebih. Mudah ditemui bikers yang membawa lebih dari 1 penumpang. Itu pun kadang masih ditambah barang bawaan yang ditaruh di buritan atau samping motor.
Beban berlebih bisa mengurangi keseimbangan dan kontrol pengendara atas sepeda motornya. Ini bisa terjadi akibat bagian tubuh pengendara yang tidak bisa bergerak optimal dan bergesernya titik berat motor.
Bila ingin menyalipnya, beri jarak yang cukup jauh. Kalau terlalu dekat, aliran udara di samping mobil bisa dengan mudah mengganggu stabilitas pengendara motor yang kelebihan beban tersebut.
Begitu juga bila berada di belakangnya saat masuk tikungan. Beri jarak aman dengannya sehingga Anda bisa mengerem secara optimal. Soalnya motor yang kelebihan beban saat menikung relatif lebih mudah tergelincir atau terpeleset.
Waspada Saat Disusul/Disalip Pengendara Sepeda Motor
Menyalip yang baik tentu dari sisi kanan. Cuma yang mesti diperhatikan, pengendara sepeda motor yang menyalip itu begitu melewati mobil Anda biasanya akan langsung memotong atau masuk lagi ke jalur Anda.
Ketika dari spion luar melihat pengendara motor bersiap melakukan manuver menyalip mobil Anda, sebaiknya beri ruang sedikit. Sehingga ia bisa tetap menyalip di jalurnya dan tidak akan melakukan manuver memotong. Oh ya, angkat sedikit pedal gas agar ia bisa lekas melewati Anda.
Waspada Saat Disusul/Disalip dari Arah Kiri
Ruang yang tersedia di kiri mobil kerap dimanfaatkan pengendara sepeda motor untuk mendahului Anda. Pilihannya ada dua. Pertama, memberikan ruang lebih lebar bagi mereka untuk menyalip. Kedua, menutup ruang tersebut agar pengendara sepeda motor tidak memanfaatkannya untuk menyalip.
Menikung
Umumnya pengendara sepeda motor yang melaju dengan kecepatan 60-70 km/jam menikung dengan memiringkan badan mengikuti kemiringan sepeda motor. Tujuannya agar motor tetap berada di lintasan tikungan.
Sayangnya, ada pengendara motor yang terlalu kencang saat masuk tikungan. Akibatnya arah menikung motor menjadi melebar sehingga keluar jalan dan jatuh.
Masalah lain yang bisa timbul adalah terpeleset. Ini bisa terjadi karena ban sepeda motor kehilangan grip atau mengunci akibat pengendara tiba-tiba menginjak rem.
Sehingga saran terbaik saat berada di belakang sepeda motor yang sedang menikung adalah jaga jarak. Sehingga kita bisa melakukan pengereman bila pengendara tersebut kehilangan kontrol saat menikung.
Membaca Kebiasaan Warga Lokal
Bagaimanapun standar berlalu lintas, tetap saja kebiasaan masyarakat setempat alias lokal mesti menjadi perhatian Anda sebagai pemudik. Pameo Bumi dipijak, langit dijunjung begitu menggema mengasosiasikan perihal ini.
Kendaraan Lokal
Anda tidak sendirian di jalan lintas provinsi. Apalagi singgah di daerah tertentu dengan beragam moda transportasi seperti sepeda, becak, delman dan lainnya.
Sekali lagi, jangan ambil risiko bila berbagi jalan dengan mereka. Jangan terbawa emosi untuk segera mendahului beragam moda ini, terutama transportasi non-mesin seperti becak dan delman.
Berikan sinyal baik lampu beam atau klakson bila hendak menyalip atau
sekadar memberikan tanda keberadaan Anda. Tidak hanya Anda yang wasapada, sinyal inipun memberikan ke mereka hal yang sama.
Pasar Tumpah
Ini dia salah satu keunikan sekaligus hambatan dalam ritual mudik, keberadaan pasar tumpah. Sebenarnya, bukan eksistensi dan denyut ekonomi pasar tumpah, tapi keberadaannya tepat di pinggir jalan membuat para pengendara jalan mesti mafhum dalam hal ini.
Hingar bingarnya memang membuat suasana menjadi crowded. Hilir mudik para penjual dan pembeli melintas, jelas menghambat perjalanan mudik Anda. Awas, konsentrasi tetap terjaga dalam keriuhan pasar tumpah tadi.
Anggap saja, kesabaran Anda kembali diuji sembari tetap konsentrasi ke jalan. Tidak perlu main serobot dengan pengguna jalan lain. Ikuti saja, instruksi petugas di lapangan dalam mengatur alur lalu lintas yang sedikit tidak beraturan ini.
Kendaraan Umum
Beruntung, saat mudik, pemerintah tidak mengijinkan truk tetap beroperasi di jalur utama. Setidaknya, mulai dari H-4 hingga H+7, membuat keruwetan di jalur utama mudik sedikit lenggang.
Namun jangan senang dulu, absennya truk justru membuat angkutan umum secara masif turun ke jalan dalam mengakomodasi para pemudik lainnya.
Komunikasi antar-bus
Anda memang bukan sopir bus lintas kota, namun sedikitnya perilaku serta cara komunikasi mereka bisa terbaca. Langkah ini, untuk memahami karakter mereka dalam mengemudi lintas kota, terutama saat mudik.
salah satunya adalah Klakson:
Bila bus tepat di belakang Anda dan klakson dibunyikan, artinya ia hendak menyalip. Lihat kondisi aktual di sekitar, sembari menurunkan kecepatan dan memberi ruang untuk bus menyalip.
Demikian pula bila bus pada arah berlawanan membunyikan klakson, Anda mesti waspada. Bisa jadi, Anda tidak tepat berada di jalur sebenarnya dan koreksi segera sembari mengatur kecepatan.
Kemudian Sinyal Sein :
Bila sinyal lampu sein kanan diaktifkan oleh bus, jangan sekali-kali Anda menyalip. Faktanya, bus ini memberi sinyal kalau masih ada kendaraan pada arah berlawanan dan jangan menyalip.
Sementara saat bus memberikan sinyal sein kiri, artinya Anda dipersilahkan menyalip dikarenakan karenakan kendaraan di arah berlawanan relatif jauh atau kosong. Bila Anda ingin menyalip, berikan tanda klakson atau lampu beam untuk segara melaju.
Pengemudi Kota Besar
Pemudik umumnya adalah pengemudi perkotaan. Bahkan kalau mau lebih spesifik lagi, mereka adalah pengemudi dari Jakarta. Karakter dan gaya mengemudi di ibukota umumnya terbawa hingga saat perjalanan pulang kampung. Berikut beberapa prilaku dan ciri-cirinya :
Tidak sabar
Kehidupan perkotaan yang serba-cepat dan selalu diburu waktu tercemin pada gaya mengemudi. Umumnya pengendara ibukota tidak sabaran. Mereka mudah memainkan klakson atau lampu dim, bila merasa respons pengendara di depan mereka sangat lambat. Entah menggerakkan mobil di traffic light atau dalam antrean kendaraan.
Memanfaatkan ruang yang tersedia
Oleh karena mereka tidak sabar, pengemudi Jakarta suka memanfaatkan ruang apapun yang tersedia untuk bergerak maju. Makanya bahu jalan kerap dipakai bila terjebak kemacetan atau menerobos arus yang berlawanan, Pengemudi Jakarta umumnya menyisakan jarak yang sedikit dengan kendaraan di depan atau di samping saat terjebak kemacetan.
Tidak mau mengalah
Kebiasaan menghadapi lalu lintas yang padat dan macet membuat pengemudi Jakarta umumnya bertipe tidak mau mengalah. Mereka jarang mau memberikan ruang bagi pengemudi lain untuk menyalip atau masuk ke dalam jalurnya. Khususnya terjadi saat terjebak kemacetan.
Demikian info dari newbie bau asem
mudah2an bermanfaat, mudik aman, nyaman, adem, ayem, toto, tentrem, lohjinawi, kertorahardjo
ingat keluarga besar & handaitaulan kita menanti untuk dapat berkumpul dihari yang Fitri
Hati-hati diperjalanan




sumber : http://www.autobild.co.id/read/2011/08/ ... peda-Motor