Turboman wrote:y_anjasrana wrote:harap jgn memperkeruh suasana. klu ga suka copas-nya on RV ya jgn dibaca. beda dgn fm dulu yg sering kasih copas dr web luar yg ga jelas. klu infonya dirasa salah atau ga pas ya silahkan dikoreksi tanpa menghujat. apalagi yg di-copas msh berhubungan dgn judul trit
pissss
Sebetulnya kalau membicarakan masalah resale value banyak hal hal yg gak ter-record di internet, banyak info2 penting didapat scr verbal di lapangan krn situasi di lapangan sgt dinamis.
kalo sy pribadi sih justru menghargai orang yg punya analisa pribadi yg komprehensif walau dia gak nulis di blog / media online, itu lebih original
Just IMO ajah.
Sebenarnya sulit om mungkin membanding kan secara tandem langsung, karena kondisi dari barang yang diperjualbelikan sendiri karena variabel yang diperbandingkan itu tidak terstandar, oke kita bandingkan tahun pembuatan sama 2010, mobil a dan b, tapi yang a dimiliki oleh non perokok, sedang b perokok.
Jika yang mau beli mobil adalah non perokok, mungkin fakta bahwa pemilik mobil sebelumya perokok yang menyebabkan ada bau2 atau noda2 aneh jadi masalah, tapi kalau perokok mungkin bukan masalah. Itu satu hal.
Dalam hal lain, menurut ane malah sebenernya yang membentuk harga jual itu ya para tengkulak atau pedagang pasar itu sendiri. Pedagang2 ini yang akan membentuk spekulasi/ persepsi harga pasar yang mereka tetapkan dari estimasi mereka atas demand suatu mobil dengan brand tertentu. Patokan demand dari mereka tentu dilihat dari angka penjualan.
Jadi logika sederhana pedagang itu, barang yang banyak di jalan, berarti banyak yang mau, dan oleh karena itu harga jual tinggi.
Dan ini berfungsi sebaliknya. Tapi jangan kaget kalau asumsi ini sewaktu2 dan sering terbukti pula akan salah. Kenapa?
Karena mungkin ada ada hal2 berikut?;
1. Supply yang tinggi dari mobil bekas tersebut, logis barang yang banyak dijalan, banyakjuga yang jual, akhirnya supply tinggi, dan persaingan dari para penjual tinggi, sehingga mendorong untuk kompetisi harga. Main di harga ini hal yang paling mudah dilakukan karena pembeli tidak mungkin cek satu2 ribuan mobil yang dijual, jadi mereka kan shortlisting dulu dari harga.
2. Adanya banyak pilihan mobil baru dalam rentang harga yang sama dengan mobil bekas. Logis, persaingan makin tinggi maka harga jual juga akan turun. Ini juga mungkin alasan adanya wacana LGCC, karena kalau mobil baru dijual murah, maka mobil2 bekas akan bisa didorong untuk dimusnahkan, walaupun hal itu sangat tidak mungkin terjadi di Indo.
3. Peningkatan brand2 image non pabrikan mainstream. Sempet ngobrol2 sama temen, gara2 pamor kia dan hyundai naik akhir2 ini, mobil2 lawas 2000 awal mereka seperti atoz, picanto cosmo dll juga makin diincar, alasannya? karena mulai ada peningkatan kepercayaan.
4. Kemampuan negosiasi antara penjual dan pembeli, ini salah satu yang sangat sulit untuk dipetakan.
5. Hobi
6. Trend mobil tertentu.
7. dll.
Jadi memang topik harga jual in memang agak sulit diukur terutama untuk mobil2 baru yang baru berkeliaran 1-3 tahun, dan seperti komoditas lain, harga jual pasti akan naik turun. Kalau ada yang bilang untuk mobil baru harga jual tinggi, pasti ini adalah spekulasi yang berdasarkan data historis atau estimasi berdasar angka penjualan. Factnya? who knows?
Contoh kasus ni, waktu ane jual lantis, pas banget trend BT90 lagi naik, lantis 96 saya sempet dinego tukar tambah dengan civic 96, dengan taun sama, pemilik civic waktu itu nego tukar dengan civicnya, dan dia tinggal nambah lagi 5 juta. sebagai info, saya tawarkan lantis saya 60 juta. dari sini ane mikir, kok pemilik civic mau tukar tambah ya? apakah dalam hal ini lantis lebih baik harga jualny dibanding civic?dalam statistik, hipotesa ini dinamakan failed to reject the hypothese bahwa resale value lantis lebih baik dari civic, karena sample yang sangat terbatas, dan juga ada subjective assessment dalam membeli mobil,
In the end menurut ane, tetep harga jual itu sulit sekali untuk dibuktikan..jadi ya kalau beli mobil, buat ane pribadi sih tidak pernah menempatkan harga jual dalam faktor pembelian, tapi y balik lagi itu saya, mungkin yang lain beda. peace