saya belum bapak2 meneer...MitshuToyo wrote:Lho.. Btw Pak Imsus kenapa kok tidak pilih lewat Pantura Pak ? Bukannya surabaya semarang lebih jauh jika lewat jalur tengah ?imsus2c wrote: kalau sdh masuk jawa tengah, dari sragen sampai semarang, sudah ngga enak/nyaman buat beginian kecuali di tol (semarang)
Seingat saya Sby-Gresik-lamongan jalannya sudah lebar.. cmiiw..


gimana ya...pertama saya banyak urusan di Solo, trus saya domisili di semarang (weekend) dan mojokerto (hari kerja)
yg kedua, saya kok ga punya ikatan batin (chemistry) dengan jalur pantura, kecuali naik kereta

jadi kalau lewat pantura, rasanya stress, kemrungsung jadinya nyetirnya ngga enak
mungkin terbawa kesan, kalau (dulunya) jalur ini (terutama jawa tengah) adalah all-you-can-throw, maksudnya dari trailer kelas dinosaurus hingga sepeda onthel, semuanya lewat disitu, dimana (dulu) jalurnya sempit...kalau sudah kepater di belakang truk, pasrah aja
maaf, no offense, perilaku pengguna jalan (maaf sekali lagi) di daerah situ saya kurang "klik", mungkin tipikal pesisir, jadi lebih agresif (meskipun jalur tengah selatan jg mulai begitu akhir2 ini)
dan kalau sudah macet, escape route -nya susah carinya
kalau jalur tengah-utara (semarang-pwdadi-cepu-bj negoro-babt-lamongan-gresik-sby-mjk), jalurnya memang relatif sepi dan saya suka...sering lewat situ juga
tapi kondisi jalannya parah habis, bergelombang ngga karuan, bisa bikin cepet jebol onderstel
jalu sby-gresik-lamongan memang lebar, tapi ini termasuk tipikal jalan yang "perbaikan tiada akhir", sampai detik ini pun masih terus ada perbaikan
mungkin tanahnya labil, tipikal seperti jalur pw dadi-cepu-bojonegoro