Sebelumnya, seinget ane selama ini bikin review di SM, belum pernah ane tuliskan pengalaman in-depth ane dengan mobil Korea, dan juga belum pernah menuliskan review in-depth mobil diesel.. Luckily, Hyundai Santa Fe bisa dibilang merupakan the best of both worlds.. Korea, dan Diesel. Jadi istilahnya kalau diumpamakan sebagai perawan, keperawanan ane diambil dengan threesome bersama Asmiranda dan Sandra Dewi.. (Amen to that..)

Test drive kali ini sekali lagi saya lakukan bersama nick Izark, tetapi ada sesuatu yang sangat berbeda dari test drive yang biasa saya lakukan. Biasanya ketika ada rekan yang mau bawa Mazda atau Honda atau BMW atau Mercy atau merk Jepang/Eropa lain, saya udah siap bahkan sebelum mobilnya datang. Dalam artian, karakter mesin udah kebayang, karakter pengendalian sudah kebayang, fitur-fitur standar udah kebayang, dan rute mana yang mau ditempuh untuk dapat essence maksimal dari mobilnya juga sudah kebayang.. Nah.. Begitu dapat kabar Santa Fe mau mampir, sampai mobilnya hampir sampai dirumah, saya masih planga-plongo..
Saya nggak ngerti karakter mobil Korea, saya nggak begitu ngerti karakter mesin diesel modern, dan yang lebih parah, saya nggak tau mobil yang mau datang tipe apa, fiturnya apa saja, dan apa ekspektasi saya terhadap Santa Fe ini... Total blank. Setiap pertanyaan Izark, hampir semua saya nggak bisa jawab.. "Tipe mobilnya apa?", "Berapa tempat duduk?", "AWD nggak?", "Kelas rivalnya apa?"... I don't know sh*t!... (Izark sampai geleng-geleng sendiri - entah ngetes atau dia juga nggak tau..)

Well, bukan berarti saya nggak pernah nyobain mobil Korea.. Saya kilas balik sebelum Santa Fe datang.. Dulu pernah hidup bersama KIA Carnival, Hyundai Trajet sebagai mobil keluarga.. Sodara pacar punya i10, punya New Avega, saya pernah bawa jauh keduanya.. Saya juga pernah nyetir New Sportage dan New Tucson... Saya bahkan pernah jadi penumpang di Santa Fe 2.0 bensin 2008 punya teman saya.. Lalu... Apa yang sayang ingat?....... Almost nothing.
Saya berpikir lebih keras untuk mendapatkan hal yang menarik dari mobil Korea dari pengalaman saya diatas, but I ended up setting a conclusion: Korean cars have no character... at all. Carnival ukurannya terlalu besar untuk dipakai di dalam kota, dan turning radiusnya selebar monas. Carens semuanya serba nanggung; mau hemat, enggak terlalu.. mau praktikal, nggak juga.. mau nyaman, masih kurang. Grand Avega.. Desain luar bagus, desain dalam cukup modern, tapi mesin boyo.. dan peredamannya payah.. Paling nggak kalau peredamannya payah, mesinnya dikasih yang responsif, jadi ada alasan sporty.. Atau sebaliknya. Hal yang sama juga ane dapatkan di Sportage dan Tucson - dua mobil yang basically sama cuma beda casing. Mereka menawarkan mesin yang dengan displacement sama dengan rival Jepangnya tetapi memiliki tenaga yang lebih besar, dan suspensi yang cenderung sportif.. Sayangnya feedback steering minus, body roll juga besar.. Nggak begitu tempting untuk dibawa cepet.. Walhasil, pengguna Sportage/Tucson cuman dapet kerasnya suspensi doang.. Mesinnya gak bisa dinikmati maksimal. Yup! Saya pada akhirnya makin yakin dengan kesimpulan saya: Korea adalah ahlinya membuat mobil yang mudah dilupakan.
What about diesel engine?.. Well, diesel terbaik yang pernah saya coba seingat saya di Captiva 2.0 CRDi AWD.. Mesin yang responsif.. Meskipun turbo lag terasa.. 6-speed nya juga berhasil kawin dengan baik dengan mesinnya.. Hanya pengalamannya terganggu dengan jok Captiva yang flat (baca: triplek). Diesel yang lain yang saya coba masih seperti traktor.. Getaran besar di kabin, dan asap ngebul hitam ketika dibawa kenceng (Fortie dan PS Exceed). Saya nggak suka diesel karena alasan yang simpel saja.. Tiap kali nyetir diesel, rasanya dosa. Asap knalpot hitam, menyebabkan polusi udara.. Meskipun nggak ada asap dari knalpot pun tetep polusi karena baunya nyengat. Suara mesin yang besar diluar menimbulkan polusi suara, dan mobil diesel biasanya ukurannya besar, nggak punya handling, blind spot dimana-mana.. Triple-kill guilty feeling. Tapi bukan berarti saya menutup mata terhadap mesin diesel.. Saya pribadi punya harapan semoga suatu saat diesel bisa memiliki semua hal yang baik dari petrol engine.. Dan jika saat itu datang, dengan senang hati saya convert ke diesel (garis bawahi: "suatu saat").
Akhirnya, nggak lama galau karena bingung apa yang mau di review, ujug-ujug ada mobil masuk garasi.. Santa Fe nya datang.
EKSTERIOR
First impression ane: Wow....
Berbeda dengan produk-produk Korea lainnya yang masuk Indonesia, bicara desain, New Santa Fe ini objectively good looking. Semua orang yang barengan lihat atau tau produknya, meskipun mereka nggak percaya produk Korea, semua bilang keren. Dibandingkan dengan Santa Fe sebelum 2012, bagaikan kodok yang berubah jadi prince charming.

I'm not a big fan of chrome, tapi untuk Santa Fe baru ini ane harus angkat topi.. IMO, desainnya bang-on. Gayanya nggak setengah-setengah. Futuristik. Dinamis. Setiap patahan desain di depan dan di belakang disambungkan dengan garis tegas ke tengah body dan melebur harmonis di pintu tengah. Dipadu dengan besarnya body yang cukup proporsional untuk lari dari image SUV banci, Santa Fe, IMO, merebut tahta Audi Q5 sebagai small-medium SUV tercantik. 4 thumbs up!




INTERIOR
Begitu saya buka pintu Santa Fe, dan lihat dashboard nya, terlintas di benak pernah ada mobil yang pengaturan dash-nya persis seperti ini... Baru setelah saya browsing kemudian seselesainya test drive, ternyata pengaturan dash new Santa Fe ini sama persis dengan pendahulunya di tahun 2008 yang pernah ane naikin. Hanya ditambah sedikit flare garis-garis tegas mencong sana mencong sini biar 1 aliran dengan eksteriornya.
Kualitas? Well, sejujurnya dari jaman Santa Fe yang sebelum ini yang pernah saya naiki, tidak ada keluhan tertentu mengenai kualitasnya. Built nya bagus, finishing bagus, gap bagus. Bahkan dibagian atas dash nya soft padded, dan bagian plastiknya diberi motif carbon fiber dengan finishing glossy. Plastik di sekitar AC juga punya finishing bright silver yang bagus. Jok dilapis kulit dan sangat mengingatkan kepada kualitas kulit yang ada di Harrier sebelum RX270; hitamnya bagus, soft touch, dan berkesan mahal. Dibanding CRV? Beda kasta. Masuk ke kabin new CRV setelah kenalan sama new Santa Fe pasti jadi miris hati.


Tapi... Sayangnya ada tapinya. Desain interiornya memiliki banyak flaw. Kita mulai dari desain dash secara umum; Hyundai seakan bersikeras bahwa desain dash nya harus mengikuti jejak pendahulunya sebagai ciri khas. Niatnya mungkin bagus, tapi realisasnya nggak begitu. Pertama, dash jadi memiliki 3 tingkat; lower dash, middle soft padded, dan upper dash flat.. Hal ini mengakibatkan dash nya menjadi terlalu tinggi untuk medapatkan visibilitas yang baik- belum lagi ditambah desain setir berdiameter besar, hasilnya terlalu banyak blind spot nggak penting disebabkan design flaw.



Bagian terburuk dari interiornya adalah Hyundai terkesan asal-asalan dalam bidang desain dan peletakan. Joknya sebagai contoh, entah seberapa tinggi badan anda, duduk di jok driver posisinya pasti lebih tinggi dari pada penumpang jok depan. Hemat saya, jok driver sengaja di setup posisinya harus lebih tinggi dari jok penumpang depan untuk meminimalisir error yang disebabkan oleh desain dash yang berundak tinggi menghalangi pandangan. Akan tetapi, menaikkan posisi jok driver mengakibatkan masalah lain; setir yang terlalu besar diameternya akan kerasa cacatnya apabila anda memiliki badan yang gendut. Posisi setir harus dinaikkan maksimal agar paha tidak terkena setir atau tangan tidak menyenggol paha sangat memutar setir 360 derajat. Selain itu, menaikkan posisi duduk akan mengakibatkan tangan kiri driver semakin sulit meraih fitur-fitur yang ada dalam mobil, which is terjadi di Santa Fe ini. Peletakan tuas transmisi yang tepat di tengah simetris dengan posisi rendah menyebabkan secara tidak sadar driver akan sedikit miring kekiri duduknya untuk meraih tuas (saya notice hal ini ketika Izark gantian nyetir dengan saya, dan saya merasakan hal itu sendiri). Hal ini bisa dimaafkan apabila disekitar tuas transmisi terdapat berbagai macam tombol sehingga tuasnya harus berada tepat ditengah agar simetris - sebut saja fitur yang biasa ada di SUV modern seperti AWD, TC, AFS, Damper, Sport Button or such.. Sayangnya HMI downgrade semua tombol-tombol ini hingga yang terdapat di Santa Fe hanyalah dummy gak penting.. Kalau gitu kenapa nggak sekalian tuasnya digeser ke kanan saja pakde!...

Belum cukup disitu, desain dash simetris juga mengakibatkan Hyundai harus meletakkan beberapa tombol menjauh dari driver, contohnya seperti tombol on/off radio, eject CD, dan defogger kaca depan dan belakang. Peletakannya begitu remote dari driver, dan tombolnya nggak begitu signifikan dan tactile sehingga membutuhkan fokus yang tinggi biar nggak salah pencet - singkat cerita, mobil harus berhenti baru bisa melakukan pengaturan. Tapi ada yang perlu dibanggakan dari desain dash mobil ini.. Bagi saya, mobil ini berhasil memenangkan desain "Peletakan Laci Paling Tidak Signifikan Dalam 80 Tahun Sejarah Produksi Mobil" dengan memiliki tempat penyimpanan dibagian tengah atas dash yang cuma bisa diraih kalau anda memiliki proporsi tangan-badan seperti simpanse.




FITUR (?)
Well, saya udah malas duluan sebelum memulai..
Mulai dari mana ya? Hmm..
Intinya, selain dari mesin diesel baru 2.2L CRDi Turbo dengan tenaga fenomenal (torsi 445Nm, power 198 HP), dan gearbox 6 speed, mobil ini cuma punya 1 fitur lain yang layak untuk di banggakan, yaitu Panoramic roof. Panoramic roof nya bagus sekali, besar, lebar, memiliki full sunshade solid, dan bisa terbuka keatas, saya lebih suka desain full glass seperti ini dibanding waktu naik new Mercedes E300 yang sunshadenya memisahkan panoramicnya sehingga terkesan dual sunroof biasa. Pergerakan motorik untuk sunshade dan kacanya pun smooth, dan tidak berisik, berarti built quality nya bagus, yang kemudian berarti meminimalisir kemungkinan bocor.


Sisanya.. err.. jok full kulit, err... parking sensor belakang... Cruise Control.. HID.. I think that is it. Power window gak perlu disebut kan ya? Apa perlu?
Intinya adalah, anda mengeluarkan 450 juta for nothing other than the engine. Sebagai SUV, mobil ini cuman punya FWD instead of AWD, no traction control, no limited slip differential, no hill-assist, airbag cuman 2 instead of 7, audio cuma CD instead of 2 din Navigasi, no AFS, no rain sensor, no light sensor, no front distance sensor, no damper/right height, and so on.. and so on...

HMI secara cerdas memasukkan fitur-fitur paling tidak SUV untuk mobil SUV.. Saya gak tau apa yang mereka pikir.. They have ruined something that can be much better than this.. Kalau saya mau beli SUV, pasti saya milih AWD over panoramic roof, LSD and hill assist over cruise control and LED.. Kenapa lebih milih puddle lamp dan chrome?... Maksud saya.. Why?... Why??.... Sekarang Santa Fe cuma kelihatan seperti binaragawan pakai steroid.. It looks like it is promising something.. But it isn't.

TEST DRIVE
Seperti yang sudah saya sebutkan sebelumnya.. Posisi duduk nggak special.. Pertengahan antara SUV dan sedan.. Setengah-setengah. Agak tinggi, tapi bukan seperti SUV. Beberapa blind spot kecil tidak mengganggu. Nyalakan mesin.. Bergetar halus.. hmm... Ini mesin diesel dengan getaran terhalus yang pernah saya naiki.. Getarannya persis bensin. Usut punya usut mobil ini menggunakan DEX dan jaraknya baru 2500 km.

Saya injek gas dan... Loh... Kok lag gini?.... lemot amaat.... Jalan beberapa ratus meter, saya baru sadar kalau tombol ECO nya nyala.. Saya segera matikan tombol stupid tersebut dan bejek gas lagi... Wow.... Tenaga putaran bawah tengah begitu berlimpah sampai saya terbenam di jok.. Turbo lag sangat minim, dan tenaga tersedia dari awal kita nekan gas.. Fiuhh.. Ada gunanya juga FWD di mobil ini... Power to weight nya pasti lebih besar dibanding AWD. Tenaga mesinnya membuat setir yang ukurannya nggak proporsional menjadi terlupakan. Ini mesin diesel paling kerasa kenceng dan halus yang pernah saya coba.. Tambahan lagi.. Rem nya.. Remnya superb!.. Dengan A-EBD, Torque distribution system, dan ventilated disc, mobil bisa berhenti dari kencang ke kondisi berhenti total tanpa sentakan di rem... Remnya halus di awal tetapi dapat menghentikan mobil secara cepat.. Terasa layaknya mobil mewah...

...for a short time...
Ketemu belokan diajak sedikit nikung, body rollnya besar.. Sampai badan bergeser.. Ride nya juga nggak special.. Sedikit di zona keras daripada nyaman... Hal ini bisa jadi bagus kalau... kalau.. kalau... steeringnya bagus... Which.. It isn't.
Setirnya terasa numb, remote, dan feedback nya sangat minim... Setirnya juga terasa ringan karena Hydrolic Power Steering dan ukurannya yang terlalu besar merusak semua kesenangannya. Hal lain merusak kesenangan berkendara adalah transmisi 6-speed yang tidak bekerja sama dengan baik dengan mesinnya.. Transmisinya berkali-kali telat mikir dan sering kali salah masukin gigi saat manuver. Paling konkritnya gini... Saat kita berada di jalan rata dan melaju dengan kecepatan sedang kira-kira berada di gigi 5, lalu tiba-tiba ada turunan agak tajam dan kita lepas pedal gas, transmisinya mikir dulu agak lama sebelum downshift, sehingga beberapa detik kita akan merasakan mobil malah semakin menambah kecepatan meluncur bebas kebawah... Jadi, Santa Fe bukan mobil yang ideal kalau dipakai untuk latihan nyetir matik atau disetir oleh orang yang panikan.

Transmisinya juga rada bego kalau kita lagi manuver kencang-rem-bejek gas.. Mobil jadi ajrut-ajrutan nyesuain antara kehilangan momen sama mendapatkan momen lagi.. Dan hal ini bisa berakibat penumpang mengira drivernya cupu.. Padahal yang salah transmisinya. Mesin CRDi di mobil ini dibanding sama transmisinya bagaikan pak BJ Habibie kerjasama dengan anak yang sekolah di SLB.. Pada akhirnya harus pak Habibie yang menurunkan tingkat intelegensia-nya agar bisa berinteraksi dengan anak SLB tadi.
Ditengah-tengah test drive, tiba-tiba hujan deras disertai badai mengguyur Bandung.. Dalam 15 menit daerah yang saya lewati tergenang banjir ditambah dengan lubang di jalan dan ranting-ranting pohon tua di jalan Cipaganti yang tua dan besar jatuh ke jalan menambah satu fitur test drive untuk menguji kemampuan SUV baru ini...
Sayangnya Santa Fe gagal lulus ujian ini... Quiet badly..
Seperti yang saya sebutkan diatas, ban mobil ini menggunakan Kumho Solus KL21.. Yang mana bukan merupakan ban semi-offroad, dan bukan juga merupakan ban high performance... Tapi ban eco-friendly all-season... Dan apa yang didapat dari ban yang "green"? Yup, jaminan mileage yang lebih panjang, tetapi grip menjadi korban.
Dan itu terjadi di Santa Fe. Di tengah jalanan dengan air tergenang, Kumho KL21 ini useless.. Mobil kemana-mana... Aquaplanning sangat besar, dan grip sangat minim sekali.. Dan lucunya, tiap melewati jalan rusak, atau ranting pohon yang jatuh, pantulan suspensi menjadi sangat keras, dan ada bunyi besi beradu besi dari roda depannya.
KESIMPULAN
Not worth the money.. 456 juta for only the engine.
SUV, tapi sama sekali bukan SUV. Bukan juga sedan. Nyaman, tapi nggak begitu nyaman. Mewah, tapi nggak begitu mewah. Well... Paling nggak Hyundai tetap konsisten.. membuat mobil yang mudah dilupakan.
Kalau freak sama mesin diesel yang bersih, halus, dan kencang, silahkan beli mobil ini.. Kalau pengen hemat dengan rasa yang lebih SUV, masih ada Captiva Diesel AWD. Diluar itu masih ada Dakar dan VNT, atau sekalian ke bensin ada CRV atau CX-5.
HOW TO IMPROVE
Sesegera mungkin ganti ban Eco di mobil ini dengan ban high performance untuk SUV. Bridgestone Dueler H/P highly recommended. Hindari menggunakan ban silent atau eco seperti Michelin Latitude, karena mobil ini membutuhkan grip besar karena badan mobil yang berat dan mesin mobil yang kencang.
CMIIW
