agak sulit jg siih klo disini mau membicaraken ttg sistem besar nya. hehee
ttg policy di tingkat revolusi sistem besarnya, dlm jangka menengah panjang.
membicarakan sistem permukaan apalagi dlm potongan2, tdk akan mengubah keadaan atau tdk akan meyentuh akar persoalan..
bisa saja pengendara disalahkan, dan mmg salah. cuma masalahnya itu sbenarnya adlh smacam pemikiran potongan dan permukaan sahaja. sdgkan yg sebenarnya lbh substantif, adlh pertnyaan: "apa yg membuat kita/mereka berperilaku salah?" .... jd pd dasarnya pengendara disini adlh korban sistem.
dlm bahasa sederhananya, inti dasar konsep seharusnya adlh: motor bukanlah alat transportasi jalan raya.
kenapa? panjang jg deh penjelasannya.
cm masalahnya, konsep dasar itu hanya bisa dilakukan bila policy maker mampu, sedikiiit saja dah cukup - tdk perlu byk2, berpikir dan berbuat dlm jgka menengah panjang...
sdgkan dlm jgka pendek, gak banyak yg bisa dilakukan...selain:
- cara simpel yg sudah biasa dilakukan: disetting supaya jd padat merayap/memperlambat arus lalin => potensi kecelakaan dg akibat fatal, menurun
- cara kreatif yg blm pernah dilakukan: scara jor2an pasanglah rambu petunjuk2 di jalanan, ukuran besar2, secara repetitif...=> shg akan jauh lbh mudah dan jelas tertangkap oleh otak pengendara. mmg biaya tdk kecil. tp spt kata meneer imsus, satu nyawa saja sudah terlalu byk.
misalnya saja:
- ingat, dipasang scara repetitif ya...
- dan petunjuk2 lainnya, penyempitan, jembatan, rel kereta ketinggian tertentu, jalan agak menyerong, byk kerikil, "nyalakan sein sejak titik ini, sekarang!", "mulai ambil lajur kemana anda akan mengarah, mulai sekarang!".. dsb...
cm masalahnya, siapa yg akan dirugikan jika kek gitu? ..adalh para oknum yg suka menjebak para pelanggar tak sengaja.
.