Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
VanzMatic wrote:
Mantapp, om Turbo ilmunya cocok buat ngentasin mobnas ni bareng pa Jokowi. Beliau kan kalo udh ngga menjabat, mau menggawangi ni proyek anak2 SMK!
Ayo om Turbo, dedikasikan ilmu pengetahuan oom demi kemajuan otomotip dalam negeri, om! Saya sih yakin, orang kayak Pak Jokowi ini, yang penting bisa mengangkat harkat orang indonesia, dia engga itung2an bertele2 ala pejabat lain yang NATO..
Ampunn bang...........nuwbie gak qualified buat purpose tsb
Siapapun yg serius dlm pengembangan MobNas pasti akan berani buka Job vacancy utk tenaga2 ahli dan utk tenaga ahli berpengalaman berani bayar tinggi dan banyak ahli2 otomotif di Indonesia yang qualified utk project serius.
Beranikah pelaku MobNas "merekrut" tenaga2 ahli Indonesia yg udah pengalaman kerja di ATPM besar, terutama bag pengembangan dan manufaktur atau ahli2 otomotif yg pernah bekerja di luar negeri yg sudah pulang ke Indo ?
Beginilah jempolannya ilmu padi om turbo...
" It is not the eyes that are blind, but the hearts "
Jadi bingung.. apa nyampe ya teknologinya ke masyarakat luas.. selama ini mobil tenaga matahari cuman buat riset doang.. di Indo maupun di luar negeri... bukan untuk mass product..
kalo mo lolos emisi, harganya paling tidak setara xenia, dengan pembuatan yang tidak seprofesional buatan pabrikan mapan? yang mo beli siapa?
kalo mau bikin mobnas, wajib dibuat infrastruktur yang memadai dulu, nanti kasian investornya, rugi,
bisa contoh india n china, merk buatan mereka tak lain buatan pabrik2 jepang, kemudian alih teknologi, jadi buatan sendiri,
bahkan sekarang GM jadi partner mobil cina,
yang paling simpel, liat aja motor tvs india, mesin mereka mirip suzuki, karena emang buatan suzuki, toh lama2 ketika sudah mampu berdiri sendiri mereka mandiri, mampu develop sendiri kendaraannya,
harusnya pemerintah yang mengakomodasi minimal satu aja merk otomotif ternama mau mengembangkan mobnas,
kalau mereka gk mau,ada beberapa kemungkinan, pemerintah gk proaktif, atau proaktif tapi daya tawarnya rendah,
pemerintah indonesia gk dianggap oleh industri,
atau dua duanya sepakat enggak mau bikin mobnas, demi keuntungan pribadi, who knows?