Nightster Guy wrote:OB (sotoy) urun rembuk....
Menurut om Turbo, kalimat 'disukain konsumen Indonesia' pada quote di atas dalam artian apa? Saya berusaha nyimpulin:
- MPV 7 seater?
- Jip kecil 2 pintu buat komuter?
- Jip kompak 2 pintu 4WD buat daerah pelosok?
Yang mana benang merahnya bermesin sederhana, bisa dirawat sendiri sehari2.
Pertanyaan lanjutan: Sesederhana apa? Mesin bensin, apa kembali ke jaman karbu (which is apa mungkin, emission issue), ato EFI tapi 'gak canggih2 amat' (OB bingung juga ngedefinisikannya).
Kalo yang diesel, diesel non CRD turbo intercooler dll, yang bisa dipake di pelosok bersolar drum2an?
Di sisi lain, bisakah kemajuan teknologi yang diadopsi saat ini tetep memberi peluang adanya mesin2 berteknologi advanced yang bisa memenuhin syarat2 di atas?
Bottom line, inilah konsekuensi dari kemajuan. Gak ada tempat lagi buat mesin2 sederhana yang sebenarnya masih dibutuhkan di (sebagian) masyarakat kita.
Gak usah jauh2. Bagi saya pribadi, seharusnya di Indo ini semua pikap masih karbu ajalah. Di sisi sebaliknya, kapan mo bergeraknya dunk?
Dilematis.
memang dilematis banget;
saya sendiri pribadi sangat setuju dengan penggunaan karbu di calon mobnas kita;
bukannya apa; "mungkin" tipikal konsumen kelas menengah kebawah , sepertinya sangat menggandrungi sistem karbu; dimana banyak bengkel yang mampu untuk sekedar servis karbu dan kalo iseng bisa di kerjakan sendiri;
- ini hanya dalam konteks calon mobnas kita ya - tapi kalau memang udah diwajibkan injeks dan harganya tidak selisih jauh?? kenapa engga?
kembali ke analisa bung NG ;
saya berfikir kalau memang ada merk lokal yang tranfer teknologi; untuk kali pertama saya pikir cukup dengan pembuktian ketangguhan; karena mau ga mau; faktor ketangguhan ini bisa jadi nilai jual khusus untuk sebuah merk baru...
saya prefer ke jip; 2 WD aja; tidak perlu 4 WD; karena untuk 4WD perlu material yang agak mahal pastinya; belum lagi kelakuan para offroader; kalau ini mobil di cemplungin ke medan yang sadis; trus patah gardannya; tar dikira mobilnya ga awet; padahal di trek yang sama ada juga willys yang menderita masalah yg sama

dan yang paling penting sepertinya untuk kelas 4wd jip; peminatnya juga kurang begitu luas jika dibandingkan target pasar nasional
sedang untuk mpv 7seats merk nasional? hmm... wait n see respon masyarakat sama jip nya aja dulu;
atau.....
paling engga; bikin mobil sendiri untuk angkutan umum; macam transjakarta atau calon pengganti kopaja, atau mikrolet;
rasanya kok ya kebangetan lihat grand max yang bentuknya -begitu aja- kok ya masih pake merk luar
tapi memang simpulnya udah ruwet om;
balik lagi ke pemerintah....
sudah setulus hatikah dukungan pemerintah terhadap 100% mobnas
* mimpi itu sudah ada, dari mimpi ini suatu hari akan nyata.....
tambahan
Nightster Guy wrote:Foto yang paling bawah kok mirip boom-boom car y? Saya gak bermaksud melucu palagi meledek. Mungkin dasar pemikiran desainer Tawon adalah:
Toh L300, Carry, dan T120SS yang uda out of date itu pun masih selalu ada pembelinya, tampangnya (rada) jelek juga. 11-12 lah ma Tawon-ku.
Let's discuss.


sampe bingung kudu komentar gimana om saya juga; tapi please deh; bukannya bermaksud sok tau; tapi nilai investasi di enjin dan ijin legalisasi kan bukan hal yang murah...
meski saya 100% bukan orang desainer dan jauh sama sekali dengan yang namanya estetika mobil;
tapi kalo gambar mobil ya ga gitu2 amat....
ini mobil ga tau dapet ide dari mana;
dan alangkah lugu nya bila mikir nya ala yang jadul macam L300/F10a/T120ss aja laku...
kesalahan fatal kalo mmg berfikir spt itu; org beli mobil sering kali juga consider mesinnya dimana jelas2 mesin l300 carry dan t120 itu udah legendaris (menurut saya pribadi), belum lagi ngomongin kualitas sasis nih
semoga desainer nya tergerak hatinya dan sadar sebelum mobil ini resmi di edarkan ...
* tapi semoga saya salah; dan mobil ini laris manis ala avx...
aminnn