Kebijakan yg aneh itu adalah, ngotot memaksakan nonsubsidi, dimana harga BBM disini harus sama dengan BBM pasar dunia,dalam hal ini negara barat. Padahal, berapa tingkat pendapatan kita? Apa mereka udah engga mau memakai produk Undang Undang yang mereka keramatkan sendiri, mereka bikin bikin sendiri, tapi mereka -maaf- kencingin sendiri: Bumi, air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara, dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat!! Kami Rakyat! Kami sudah tercekik sana sini, kocar kacir kiri kanan, belum lagi nasib bawahan2, tambah ngenes kayak apa?
Pajak yang dikemplang engga berani disita?? Harta yang di rampas, engga berani ditarik lagi? Kekayaan yang dikuras, engga berani di nego lagi??? Minyak mentah kita DIJUAL dulu ke LN, hanya demi penggelembungan devisa masuk, tapi untuk konsumsi rakyat sendiri, harus mau membayar dengan harga IMPOR!! Ibarat kata, seorang ibu nanam cabe di kebun. Sang suami, demi menambah kas rumah tangga, MENJUAL dulu cabenya ke pasar sampai habis buah cabe di kebun. Nah, untuk memenuhi konsumsi cabe rumahnya SENDIRI, sang suami MEMBELI dari pasar!
Rakyat ingin makmur di kebunnya sendiri. Rakyat punya jalannya sendiri untuk menagih HAK nya, setelah sekian banyak kewajiban kami laksanakan! Kami punya HAK untuk memilih yg menjadi HAK kami, setelah HAK yg umum dinikmati rakyat sudah tidak bisa dinikmatin lagi: Transportasi massal yang AMAN, Nyaman dan tepat waktu, Keamanan dan kepastian hukum di jalan, kepastian keamanan pekerjaan dan iklim usaha, Kepastian hukum dalam hal sandang, pangan dan papan.
Kalau hak-hak kami itu sudah dirampas, biarkan kami mencari sendiri hak2 kami yang masih bisa kami nikmati!
*mas..mas... turun mas, orator yang lain mau naik panggung juga!* 