Saya kebetulan kemaren menginput data pengeluaran perusahaan atas kejadian tabrakan karambol yang dialami supir perusahaan.. 8 mobil terlibat tabrakan beruntun di tol cakung. Mobil perusahaan tuh Xenia. Depannya Avanza, belakangnya Avanza pula. Jadi, mnrt pengakuan supirnya, di tol itu sedang terjadi kecelakaan, entah bagaimana saya juga ngga ngerti, kok sampe terlibat si supir kurang cekatan mengerem yaa??

Sampei dia nyundul mobil depannya..*sigh* . Di batin saya, apa si bapak supir ini ngga pernah berusaha jaga jarak yaa?
Kalau kita terbiasa dengan distance yang dekat, maka rules bahwa jarak antar kendaraan berbanding dengan kecepatan jadi nggada artinya lagi. Kalau kecepatan 70kpj, berarti jarak amannya 7 meter. 7 mter itu sekira 2x panjang rata2 mobil. Kalau sudah rame menjurus padat, yaa jangan ngeyel harus 70 lah dengan jarak hanya 3 meter

Saya, karena saya nyupirnya gaya mbah mbah, yaa jarak 4 meter tu udah warning banget! Berhenti pun pada posisi dimana roda belakang kendaraan depan saya sudah tidak nampak oleh kap mesin. Itu artinya sudah harus STOP.
Supir,samada supir pribadi maupun perusahaan, bagi saya, biar kata dia udah pengalaman 30 tahun kek, kalo nyupir nya masih kayak supir SK, bullsh*t lah! Supir yang bagus, buat saya, adalah dia bisa memberi rasa aman dan nyaman bagi penumpang DAN dia sendiri. Ibaratnya, buat dia sendiri aja ngga dia peduli akan keamanan dan kenyamanan, bagaimana mau mikir keamanan dan kenyamanan orang lain sebaga penumpangnya?
