Ryan Steele wrote:
Tapi menurut pendapat ane, sistem induksi udara di knalpot dengan pemakaian CC sama aja. Maaf ya kalo ambil contohnya mobil.
Mobil ane Dan Gan thn '91. Emisi pasti tinggi. Terus dipasangin CC, emisinya turun. Terus apa bedanya dengan sistem induksi udara? Tokh yang keluar dari mesin sama aja. Hanya karena penambahan, entah sistem induksi udara atau CC, emisi jadi turun. Mungkin tembus Euro3.
sx4user wrote:
kalau catalytic converter menangkap beberapa unsur emisi gas buang, (ada unsur yang tertahan di dalam CC) jadi polutant tidak keluar dari knalpot. Kalau lama-kelamaan CC penuh, mobil jadi memble dan harus ganti CC baru.
Alias rendahnya uji emisi gas buang yang dihasilkan exact, real.
sedangkan kalau injeksi udara, hanya merupakan pengenceran (pengurangan kepekatan emisi gas buang)
jadi semua unsur gas buang tetap keluar dari knalpot, tetapi sudah diencerkan.
alias rendahnya uji emisi gas buang rada menipu (kan terbaca satuannya uji emisi : ppm dan %)
pengukuran uji emisi di pangkal knalpot (misal knalpot dilepas) tetap aja karena injeksi udaranya sebelum pangkal knalpot. (masih di dalam head cylinder motor)
mohon dikoreksi.
Ryan Steele wrote:HSX 125 generasi II ada catalytic converter.
Ya sekarang logikanya gini: kalo dari ruang bakar gas CO (karbon monoksida) yang keluar ada 100.
1. Pake CC: tertahan 15, jadi yang keluar 85.
2. Pake induksi udara (berarti dikasi Oksigen): anggap dikasi 25 O2 (oksigen), maka 100 CO berubah jadi 50 CO2 (karbondioksida), 50 tetap CO.
Gitu, lho...
sx4user wrote:[
tuker pikiran ya boss....
1. Pake CC: tertahan 15, jadi yang keluar 85. -------------------sama kita
hmm...nambahin dari sudut pandang teknis aja... ga mau ikut2an opini pabrikan deh
catalytic converter tidak mengurangi emisi dengan cara "menangkap", tapi "membakar" (meng-oksidasi) dan mengkonversi emisi berbahaya menjadi emisi yang lebih ramah lingkungan
proses "pembakaran" dan "konversi" ini melalui proses katalis, makanya disebut "catalytic converter", pengubahan dgn sistem katalis, jadi bukan "catalytic catcher"
bahan katalis ini sendiri biasanya logam mulia...(misalnya palladium, platinum, dsb) yg memang aslinya jarang dan cara mendapatkannya pun rumit dan merusak lingkungan...makanya mungkin harganya mahal....

ironisnya dari catalytic converter ini, alat yg bertugas mengurangi emisi dan kerusakan lingkungan, tapi proses mendapatkan dan membuat material aktif bahan bakunya justru sangat beresiko merusak lingkungan
ok deh, kembali lagi ke yang tadi..., jadi memang tidak semudah itu menurunkan emisi hanya dengan menambahkan udara segar,
perumpamaan gampangnya, ada 1 sendok gula, mau dilarutkan dalam 1 gelas atau 2 gelas air, tetep aja nilai energinya 1 sendok gula, hanya saja rasanya pasti beda antara yg 1 dengan 2 gelas air
kalau ingin menurunkan nilai energinya, tentu harus lewat pemecahan kimia
nah, disinilah fungsi catalytic converter, dengan adanya proses katalis, ada beberapa gas emisi berbahaya yang "dipecah" atau "dikonversi" ke gas lain yang lebih tidak berbahaya

tidak sekedar ditangkap/ditahan

proses katalis ini memecah senyawa kimia...jadi tidak bisa hanya dengan sekedar menambahkan udara
umumnya, yg dilakukan katalis di dunia otomotif,
-meng-oksidasi gas karbon monoksida (CO) menjadi karbon dioksida (CO2),
-meng-oksidasi bbm yg tdk terbakar/hidrokarbon (HC) menjadi karbondioksida (CO2) dan uap air (H2O)
-mengurangi nitrogen oksida (NOx) menjadi nitrogen (N2) dan oksigen (O2)
yang jelas, semua proses tadi lewat proses oksidasi melalui katalis, yg artinya adalah reaksi kimia
catalytic converter gagal bekerja, biasanya karena:
- overheat proses oksidasinya, karena emisi yang dia musti konversi/reduksi/oksidasi melebihi kemampuan katalisnya
- catalyst poisoning, dalam emisi gas buang tadi mengandung cemaran yang tidak bisa dikatalyst material aktif catalytic converter tadi, bahkan akan nempel dan menyumbat. cemaran yg sudah terbukti merusak material catalyst ini umumnya: timbal (campuran premium dulu), mangan (biasanya bahan aktif octane booster "murah"), silicon (salah satu bahan aktif coolant), dll..
intinya, rusaknya catalytic converter ini juga karena proses kimia