Yaps.. memang betul.. beberapa contoh misal LPA Lembaga Perlindungan Anak (kalo gak salah), ato LAHA (Lembaga Advokasi Hak Anak) dan sebagainya, tentu bakal bergerak dan menerima kasus dalam lingkup mereka.. justru kalo mereka terima kasus yg laen, nge langgar AD/ART mereka...ya... kecuali kalok kita sudah berada dalam bendera/payung yang jelas memihak pihak/kepentingan tertentu, misalnya "bantuan hukum struktural" yang cuma mau membela hak2 rakyat kecil.... atau Front Pembela Perjuangan apa gitu...
gimana yah Bro? itu secara realistis banyak yg terjadi kayak gitu.. tapi secara idealis, gak boleh gitu.. dan untung aja sejauh ini, idealisme saya masi jalan.. (maklum masi deket ma kampus.. ihihihihi).api kalo saya kalo jadi pengacara, mungkin akan lebih memilih ikut hati nurani... bukan masalah suka gak suka loh.. tp hati nurani terhadap kasusnya. anyway fair enough...
Nah, ini hati-hati banget.. bisa-bisa seseorang jadi kehilangan idealismenya..yang bisa terjadi, justru dengan bendera "memperjuangkan keadilan menuju democratic and open society", suatu lembaga bantuan hukum bisa mendapatkan bantuan dana ratusan ribu US Dollar dari yayasan2 milik kapitalis2 seperti George Soros dll, untuk kepentingan "pemberdayaan masyarakat" berupa pendidikan melalui seminar, bantuan hukum gratis, dll.... lalu si pengacara bisa diundang jalan2 sambil seminar di USA, sekolah lebih tinggi di USA dll.... malah bisa membeli rumah/mobil mewah.. hehehehe...
Yeeeee.. ini baru muncul skarang.. sini2 share ilmunya disini...............Bro Art3m1s, gue sendiri pernah sekolah di FH Unair, tapi ngambil Hukum Tata Negara, karena saat itu sangat muak dengan praktek "mafia peradilan" dalam bidang perdata/pidana/niaga... gue kagum sama inisiatif bro membuka klinik gratis disini.. itu menunjukkan adanya jiwa pengabdian sosial dan idealisme yang masih murni....
masalah idealisme? gw sendiri gak gitu yakin.. karena gw pcaya waktu merubah sgalanya..
pengabdian, gw harap ga pernah ilang semangat ini di gw...