Ini info terbaru dr Mobilku.com
(06/02/2008) - Dengan seremoni meriah, dihadiri pejabat tinggi negara maupun perusahaan, PT Astra Daihatsu Motor (ADM) meresmikan ekspor perdana Gran Max dalam bentuk utuh/CBU ke Jepang, Selasa (5/2). Menteri Perhubungan Jusman Syafii Djamal melepas secara resmi ekspor perdana itu dari Vehicle Logistic Center di Sunter, Jakarta.
Setiap bulan 1500 unit akan dikirim ke Jepang dan dipasarkan dengan merek Toyota. Yang membanggakan ADM, mereka yang pertamakali di Indonesia berhasil mengekspor mobil utuh dalam jumlah besar ke Jepang.
"Gran Max dipasarkan di Indonesia mulai November 2007 dan kini di ekspor ke Jepang, dimana menuntut kualitas terbaik, apalagi untuk Toyota, perusahaan otomotif terbesar di Jepang," kata Kousuke Shiramizhu, chairman Daihatsu Motor Corp."Tuntutan kualitas Jepang tertinggi di dunia," tegasnya.
Di Jepang namanya berubah jadi Toyota Lite Ace (pickup, dua varian yaitu 1 way gate dan 3 way gate) dan Toyota Town Ace (van, dua tipe, GL dan yang mahal DX). Keduanya berbasis Daihatsu Grand Max dengan penambahan fitur-fitur optional, menyesuaikan regulasi Jepang dan tuntutan kualitasnya. Di jadwalkan generasi baru Toyota Town Ace dan Lite Ace ini diperkenalkan di Jepang pada 25 Februari mendatang. Dan itu menandakan dimulai era baru dimana kedua model itu diproduksi seluruhnya di luar Jepang -yaitu Indonesia.
"Dengan diterimanya produksi ADM di Jepang, berarti kualitas hasil produksi ADM telah memenuhi standar global bahkan Jepang. Kami juga menerapkan standar kualitas yang sama untuk seluruh produksi, termasuk pasar domestik," ujar Sudirman MR, vice president director PT ADM. Kualitas yang sama ini bisa diperoleh karena produk lokal maupun ekspor dikerjakan di jalur produksi yang sama oleh teknisi yang sama pula.
Harga lokal kualitas global
Ini jelas menguntungkan konsumen lokal yang kini bisa berharap mendapat mobil dengan kualitas setara eksport. Namun Sudirman buru-buru menjelaskan bahwa Gran Max yang dipasarkan selama ini kualitas juga bagus hanya toleransinya tidak seketat versi ekspor. "Misalnya celah antar panel. Jika diatas jaraknya 2mm, maka sepanjang celah itu harus 2mm, tidak boleh 2.5mm. Untuk versi lokal, itu masih ditoleransi" katanya.
Perbedaan lain dalam kualitas pengecatan yang lebih berkilau, seperti diungkapkan Pradipto Sugondo, head of product development division PT ADM. "Tapi untuk orang awam sulit membedakannya," katanya sambil menunjukkan contoh Toyota Town Ace GL berwana putih pearl. Perbedaan lain dengan versi lokal adalah: mesin 1500cc dengan emisi Euro3, transmisi AT/MT, airbag, pemanas ruangan, spion tambahan di fender kiri, interior lebih rapi dan celah antar panel lebih kecil.
"Pemanas dipasang karena disana empat musim, spion kecil di fender kiri itu merupakan regulasi Jepang untuk menghindari anak kecil atau benda-benda pendek yang tidak terlihat dari spion kiri tertabrak mobil," kata Pradipto lagi.
Yang menarik, ADM tidak menutup peluang versi ekpor itu dipasarkan juga di Indonesia, sepanjang permintaannya ada."Ini kan cuma tambah optional saja, dan tentu saja harganya lebih tinggi," kata Sudirman.
Sudirman juga menjanjikan inden Gran Max -yang kini sampai lima bulan- akan di kurangi hingga hingga 3 bulan dengan peningkatan produksi. Saat ini produksi Gran Max sebanyak 2300 unit perbulan -dimana 1500 unit di ekspor. Diharapkan dalam beberapa minggu ke depan, produksi Gran Max naik jadi 3500 unit, dimana pasar lokal mendapat jatah 2000 unit perbulan. Sedangkan produksi seluruh model Daihatsu diharapkan sudah mencapai 22,000 unit/bulan mulai April.
Basis produksi Daihatsu terbesar di dunia diluar Jepang
Kapasitas produksi ADM kini menjadi 211,000 unit/tahun dengan dua kali shift tanpa overtime. Bila dengan overtime, bisa ditingkatkan lagi jadi 250,000 unit. "Kalau perlu bisa 300,000 unit/tahun," kata Sudirman. Tahun lalu kapasitas produksi ADM masih di rentang 114,000 unit/tahun. Produksi dari Indonesia memberi sumbangan signifikan terhadap pertumbuhan produksi Daihatsu Motor Corp. yang pada gilirannya berkontribusi menjadikan Toyota Motor Corp. sebagai produsen mobil terbesar di dunia. Perlu diketahui, Daihatsu juga Hino adalah anak perusahaan Toyota.
Untuk mendukung ADM sebagai pusat ekspor, Daihatsu menyiapkan Vehicle Logistic Center di kawasan Sunter, tempat menyimpan sementara dan mengatur distribusi kendaraan ekspor. Juga mempersiapkan car terminal di pelabuhan untuk penyimpan dan pengecekan terakhir sebelum dimasukkan ke kapal ke negara tujuan ekspor.
Vehicle Logistic Center (VLC) memiliki kapasitas 1500 kendaraan. Untuk memastikan mobil yang diekspor berkualitas baik, ada tiga tahap pemeriksaan sebelum diekspor. Yang pertama, pemeriksaan di VLC sebelum dikirim ke pelabuhan. Pemeriksaan kedua di pelabuhan untuk meriksa ada kerusakan atau tidak dalam proses transportasi. Dan yang terakhir, sebelum masuk kapal.
Saat ini produk ADM yang di ekspor adalah Xenia-Avanza, Terios-Rush dan Gran Max-Town Ace. Negara tujuan ekspornya adalah Malaysia, Thailand, Brunei, Philipine, Afrika Selatan, Timur Tengah, Mexico dan Venezuela.
Dengan kinerja seperti itu, ADM tumbuh semakin besar. Sepanjang 2007 revenue mencapai Rp 13 triliun dengan produksi 110,000 unit. "Tahun ini kami harapkan bisa mencapai Rp 17 triliun dengan produksi 211,000 unit," kata Wiltarsa Halim, finance director PT ADM. Wiltarsa tidak menyebutkan pertumbuhan profit ADM.
Tahun ini ADM merencanakan 23% dari seluruh produksinya akan di ekspor, sedangkan sisanya untuk kebutuhan dalam negeri. Catatan Depertamen Perindustrian RI, selama 2007 ekspor mobil CBU dari Indonesia mencapai 55,000 unit atau naik 80% dibandingkan tahun 2006 (30,000 unit).