akbarfit wrote: Fri Jan 31, 2025 9:44
Waaaah pembahasan seru ya...
boleh lihat ngga mobilnya kayak apa. udah lama ndak lihat charade dan Kijang 5K...
attach picture aja mas, mudah kok.
melihat kondisinya, orangnya masih cukup muda untuk perjalanan hidup.
Masih single, income 10jutaan, wah sudah mentereng ini.
Cuman kalo ga ada urgensi beli kendaraan, apalagi mau nikah (biaya besar. Besar tidak selalu sama dengan orang lain, tetapi ini menguras tabungan sesuai dengan gaya dan levelnya kegiatan acara) sebaiknya tahan dulu untuk beli kendaraan. Sesaat setelah menikah baru pikirkan lagi mau beli apa tidak, karena urgensi berikutnya ada di trouble free, minim kendala, tahun muda, dan kapasitas angkut. Apalagi semisal calon pasangan juga punya income, maka akan makin longgar. Percayalah setelahnya gak akan sempat bermain-main lagi tentang otomotif sampai ekonomi cukup stabil.
Maka kalau bisa ditahan dalam waktu 2 tahun kedepan, dengan budget 60-70an saya kira 2 tahun lagi bisa dapat mobil lumayan sehat.
=======================
Pilihan tahun muda 2000-2010an dengan budget dibawah 60juta hari ini sebetulnya agak terbatas, saya anggap disini harga normal dengan mobil cukup sehat (perbaikan minor). Kalau semurah mungkin dan mati pajak biasanya saya tidak sarankan karena akan menguras biaya dan tenaga karena biasanya perlu perbaikan >3 juta totalnya atau bahkan ada parts yang jutaan harganya perlu segera diganti oleh karena pemakaian dan slow moving yang mulai waktunya ganti.
Soluna adalah pilihan paling mudah, Toyota, mesin cukup baru, ada enthusiast dan komunitasnya, masih cukup mudah cari partsnya. Atau mungkin Corolla 1.6 (AE 111) dan Corolla 1.8 AE 112, tapi keduanya cukup laris di dunia mobkas harganya bisa terkatrol naik.
Ada pilihan yang sebetulnya lebih cocok, bila tidak harus sedan, salah satunya Livina XR (Livina Pendek) harganya tidak jauh-jauh dari situ, kondisi ya cukup baik.
Lebih aneh lagi dari merk ini bisa cari Nissan Latio Sedan (ex taxi), atau Nissan Almera (seperti milik polisi)
Harganya cukup miring. sekitar 40-60 jutaan dapat, persamaan dengan livina L10-L11 dan March K13. Cukup mudah sebetulnya asalkan ada bengkel spesialis terdekat dan akses terhadap parts Nissan cukup mudah.
Ini tahunnya muda sekali, sudah banyak yang pakai, relatif minim masalah kalaupun ada perbaikannya banyak opsi dan mudah solusinya.
Kalau dari Toyota, ya Soluna/Vios ex taxi bisa. Cuman perlu diingat ini mobil bekas perang, sekarang bukan baru saja dijual oleh operator, maka bisa jadi tangan ke sekian, sehingga sangat mungkin kondisinya sudah bekas mobil (bukan mobil bekas lagi). VIos juga cukup banyak yang sarankan. Mudah dan irit. Hanya saja mesin NZ seringkali berkerak/kotor oli di dalamnya. Perlu perhatian extra.
Kalau merk lain, ada Hyundai Accent dan Avega. Bedanya Accent tahun lebih tua bentuk sedan, ada tilt steering sptnya, saya lupa. Kalau Avega hatchback, dia lebih murah pajaknya, tapi ada beberapa fitur yang dikurangi (tidak krusial, tapi nice to have aja).
Pengalaman dulu, mobil korea biasanya kurang baik di segi kualitas interior.
Saya ngak tau Mazda 323 lantis/familia / Ford Lynx mudah atau tidak sparepartsnya, tetapi itu salah satu pilihan mobil yang cukup ramai digunakan dulu. Cukup nyaman. mungkin dibanding Hyundai/Kia lawas kesulitannya mirip-mirip.
Kalau sudah mobil umur sekian gak bisa ngomong masalah irit boros dari konsumsi bbm.
Xenia 1.000cc dan Ayla Agya awal bisa jadi pilihan 1-2 tahun mendatang. Ini murah meriah mudah.
Main originalan rapi sudah sangat-sangat nyaman untuk single/keluarga muda.
Bisa juga cari kelas picanto/i10.
Sirion 1.3 yang lama juga cukup murah. Cuman reviewnya agak keras. mesin K3-VE 1300cc avanza versi penggerak depan.
Toyota Ist harga murah juga banyak
Berikutnya pemilihan antara manual atau matic. Memang secara umum mobil manual lebih murah perawatannya, tetapi perawatan mobil matic juga tidak terlalu berbeda jauh. Yang menyebabkan berbeda banyak adalah, pada saat pembeli seken ambil di kilometer tinggi, mobil transmisi manual mungkin sudah ganti kopling dkk yang ke1-2x atau bahkan hampir ke-3x nya (settingan km 200.000an lebih ya) biayanya 3x ganti dengan mobil matic umur setara bisa jadi belum pernah ganti/overhaul. Sekalinya turun ya habisnya mirip kayak 3x ganti kopling manual, karena perlu penggantian parts-parts, kampas kopling, bearing, dsbnya yang ada didalam struktur transmisi matic.
Apesnya disini. Dapet mobil harga murah, karena transmisi automaticnya bermasalah, pure karena pemakaian / usia.
Saya tetap menganjurkan dengan kondisi demikian, tahan dulu tabung dulu saja. perubahan kebutuhan transportasi bisa drastis saat berkeluarga. Sehingga kalaupun itu jadi mobil pertama untuk keluarga sebaiknya perlu pertimbangkan hal-hal seperti itu, mengingat kebutuhan berkeluarga akan membuat spare untuk perawatan kendaraan harus lebih ketat dan tidak semudah saat single.
Kalau saya sih lebih pilih matic. biasanya lebih nyaman dan mudah penggunaannya, serta integrated safety nya. Kalau tidak di Park (P) atau Netral (N), tidak bisa di starter, gak ada cerita mobil lompat saat starter. Kalau Tidak pada posisi P atau N, tidak bisa lepas kunci, atau harus start dengan injak rem. Jadi ya menurut saya lebih baik. Lebih aman. Hanya nanti penyesuaian gaya berkendara dan kemampuan mobil berdasar powernya (cc mobil / hp mobil)