Hallo om mpvlover. Untuk menjawab ini sebenarnya lebih tepat orang epidemiologi. Tapi Saya coba sekedar sharing aja dari pengalaman saya dan teman2 sejawat saya di WAG.mpvlover wrote: Mon Mar 16, 2020 2:24Pak dokter,kendibocor wrote: Sun Mar 15, 2020 15:50
Indo masi dikit yg positif covid karena yg di tes jg sedikit, realnya berapa ada di indo ga ada yg tau, soalnya dari sejawat saya beberapa ada yg dapat pasien covid 19 tidak jelas sumbernya. Sebenernya kalo saya menyimpulkan sendiri di masyarakat umum uda cukup banyak yg kena covid tapi dianggap flu biasa jd tidak berobat dan tidak di test.
Mari kita mulai diskusi yg lebih ilmiah dan objektif,
Karena sy sangat berharap indo tidak separah eropa atau amerika.
Nah, ga bs disangkal di indo sudah banyak local transmission , tdk jelas tertular dr kontak mana dan ga gampang ditracing
Dan banyak yg ga bisa dites di negara bodoh ini yg semua pejabat cuma gampang cari muka umumkan ini itu, seratusan rumahsakit siap padahal kit untuk testing aja ga ada
Nah,
Tapi apakah kita bisa coba mengukur dari jumlah kasus kematian yg ada ?
Dr januari, semua yg meninggal dibilang negatip oleh litbangkes yg sampai skrg pun cuma andalkan tes protein padahal banyak negara sudah punya testing kit instan dlm hitungan jam
Skrg pegawai telkom yg mati di cianjur akhirnya diumumkan positip
Nah untungnya skrg sdh heboh, jadi tiap ada yg mati di rumahsakit krn pernapasan mungkin akan dites. Utk satu hal ini sy support gapapa tes mayat diprioritaskan demi kepentingan utk tracing
Apakah bisa kita simpulkan bahwa kita akan lebih bs mengukur dari jumlah kasus yg meninggal ?
Karena fatality rate walaupun banyak variabel akan bkisar antara 1% sd katakanlah 10%, tdk akan 0,1% ataupun 30%
Tp yg sy tdk paham itu brp banyak pasien meninggal di seluruh rumahsakit indonesia yg katanya bukan kaleng kaleng tapi sebenernya mungkin per hari ada ribuan kasus meninggal kan ? Indo punya 270jt penduduk ditambah yg gak tersensus jd sekitar 300 juta di 30 lebih propinsi.
Maksud sy apakah bisa terfilter yg mana saja yg korban covid 19 supaya lalu keluarganya bs segera dites, tetangga ditracing dst
Negara negara asia kurang lebih berhasil menghambat outbreak padahal penduduk density rata rata tinggi ,
Semnetara eropa dan amerika malah gagal menghambat
Indo akan masuk yg mana ?
Kematian karena sesak nafas itu banyak sekali om penyebabnya, hampir semua organ ujung2nya kalo sakitnya terminal ya bisa sesak nafas. Nah sialnya si covid ini ga ada gejala patognomonis (gejala patognomonis adalah gejala yg khas untuk suatu penyakit tertentu). Si covid ini gejalanya umum banget cuma demam batuk pilek yg dimana ini gejala yg benar2 sama seperti gejala pneumonia lainnya. Waktu awal2 ada yg positif di indo mungkin riwayat berpergian ke negara yg terkena corona atau kontak dengan pasien corona masih relevan digunakan sebagai salah satu dasar kita curiga seseorang menderita corona atau tidak. Tapi dengan semakin besarnya penderita dan beberapa ga jelas asalnya, saya kira riwayat berpergian atau kontak udah sulit digunakan. Nah Untuk memfilter mana yg kira2 corona dari klinis saya rasa sulit, tetap harus dengan test kit. Nah sialnya sampai sekarang sepengetahuan saya test kitnya masih terbatas jumlahnya.
Kalo untuk di backtracing dari semua orang yg meninggal karena sesak nafas di test corona rasanya sulit juga. Saya ga punya data pastinya berapa tiap hari orang meninggal karena sesak tp saya rasa jumlahnya sangat banyak. Saya rasa ga feasible jg orng meninggal di test sedangkan untuk keperluan yg masih hidup saja blm bisa dipenuhi.
Singapore lumayan berhasil meredam si corona, well memang harus diakui salah satunya wilayah mereka dan penduduknya juga sedikit jadi sistem pencatatannya saya kira jauh lebih mudah daripada di indo, kemudian sistem kesehatannya jg harus diakui jauh lebih maju dari kita.
China berhasil meredam juga karena pemerintah sana sigap menangani, dan negaranya juga punya semua resources dan kemampuan untuk menangani ini (contohnya: mereka bisa bangun rs untuk corona dlm jangka waktu 10 hari, seluruh kota wuhan disemprot disinfectan 2x/hari).
Bukan saya mengagung2kan negara lain tapi ya itulah kenyataannya. Gimana ke depannya nih penyakit ga ada gambaran juga saya. Kalo boleh berandai-andai paling ujung2nya akan dianggap sebagai pneumonia lainnya yg wajar saja orang2 tua meninggal karena nih penyakit.