Driving Pleasure VS Advanced Technology

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

imanoff
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 199
Joined: Sun Oct 01, 2017 12:40

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by imanoff »

Partially agree.

Saya sepakat bahwa teknologi otomotif terkini ada yang cukup atau bahkan sangat bermanfaat. Fitur seperti ABS dan airbag mungkin seharusnya sudah menjadi aturan wajib bagi mobil yang beredar di pasar. Tapi untuk fitur/assesoris lain, mungkin tidak terlalu penting.

Hal yang tidak saya sukai adalah penambahan fitur/assesoris tersebut yang kemudian dijadikan alasan (excuse) bagi ATPM untuk mendongkrak harga mobil. Daripada menambah gimmick nggak penting, mendingan tambah silinder dan cc yang lebih besar atau pasang turbo sekalian. :)

Tapi teknologi juga bisa membuat kita tumpul. Contoh simpel, semisal saya ingin jalan dari BSD ke Pondok Indah, saya tahu persis beragam rute yang bisa dilewati (tol, non tol, alternatif, jalan tikus, dsb). Sekarang, sebagian besar sudah lupa. Persis seperti dulu kita ingat nomor telepon rumah, kantor, sodara, tetangga, dsb. tapi sekarang nomor telepon istri saja masih suka salah.

Makin kompleks suatu mobil, selain makin berkurang aspek ‘fun to drive’ juga makin berkurang juga aspek ‘fun to maintain”. Saya termasuk yang suka ngoprek/DIY. Seandainya mobil tiba-tiba mogok di jalan, tidak mau distarter, knalpot mendadak berasap, gas dibejek nggak narik, dsb, kita bisa troubleshoot sendiri (walaupun nantinya tetap akan dibawa ke bengkel untuk thorough check). Mobil sekarang dengan berbagai fitur/assesoris? Sudah cukup rumit rasanya. Apa-apa harus dicek ke sensor komputer soalnya.

Nah, aspek ‘fun to drive’ dan ‘fun to maintain’ ini membuat semacam ikatan personal/emosional antara pengendara dengan mobilnya. Akibatnya, kita naik mobil juga nggak asal-asalan. Sementara orang sekarang rasa-rasanya sebagian besar menganggap mobil sekedar sebagai ‘tools’ saja yang membawa kita dari A ke B. Tidak ada ikatan apa-apa.

Sedikit OOT.

Saya juga melihat bahwa orang sekarang banyak yang bisa mengendarai mobil (dan motor) tapi tidak bisa berlalu-lintas dengan baik. Pemahaman tentang etika dan toleransi di jalan, cara menyalip kendaraan yang sopan, bagaimana berpindah jalur yang benar, kapan harus menyalakan hazard, dsb. masih banyak yang salah. Dan ini terjadi tidak hanya di mobil murah/LCGC, tapi juga di mobil-mobil mewah/mahal.

Saya sendiri tidak mendukung autonomous car. What’s the point? Lebih baik resources yang ada dikerahkan untuk mengembangkan public transport yang bagus, nyaman, murah, reliable, syukur hemat energi/ramah lingkungan.

Saya berpendapat selama kita masih harus membeli kendaraan sendiri untuk basic activities kita (bekerja, bersosialisasi, dsb), maka selama itu pula negara kita belum maju. Di negara maju, kita bisa hidup tanpa harus punya kendaraan pribadi karena public transportnya terjamin. Di Indonesia? Masih ada kebutuhan itu (selain juga untuk prestige dan social image tentunya).
User avatar
classicrock
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 374
Joined: Wed Feb 22, 2012 10:36
Location: Jakarta
Daily Vehicle: GNA G 1300 AT

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by classicrock »

Ikut sharing ya.

18 tahun terakhir saya pakai mobil yang boleh dibilang primitif. Mesin diesel konvensional, kaca engkol, semua serba manual, sama sekali ngga ada gadget apapun di dasbor, head unit single din yang cuma bisa saya stel kala kecepatan rendah (kalo kecepatan tinggi adu keras sama suara mesin), perawatan rutin pun full saya lakukan sendiri di rumah.

Baru sebulan ini akhirnya saya berkenalan dengan mobil baru, transmisi matic, head unit bisa konek ke HP (kalo nelpon jadi lebih praktis), kalo mundur ada bunyi tit tit tit.....awalnya terganggu, tapi mau ngga mau ya membiasakan diri juga.

Harus saya akui teknologi sekarang cukup membantu sekaligus memudahkan usernya. Cuma saya bersyukur pernah merasakan era serba manual tadi, jadi ya ngga bikin ketergantungan juga sama teknologi. Jaman belum ada peta di smartphone saya terbiasa baca peta cetak, jadinya keluar kota sekalipun, asal ada peta cetak plus kompas saya masih tenang. Parkir mundur walau ada parking sensor, saya tetap membiasakan untuk tidak terlena dan pasrah sama bunyi tit tit tit.....saya anggap dia membantu saja.

Kemajuan teknologi buat saya menyenangkan dan ngga bisa dihindari....dinikmati aja kalo menurut saya. Walau ada resiko jadi tumpul sih manusianya. Hehehe.
Dulu 12345R + 2H4HN4L - Sekarang PRND32L
medkintos
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 179
Joined: Wed Apr 20, 2016 16:23
Location: jakarta
Daily Vehicle: C180 W204

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by medkintos »

Mau teknoginya sedikit atau banyak pun, menurut gue kembali lagi ke pengemudinya

Yang gue liat2 kalo pengemudi disini (terutama JKT) adalah kurangnya awareness, gengsi, dan egois. Dan dengan minimnya pendidikan mengemudi ya makin ampun2.

Tapi jadi OOT deh kayaknya
mari ber Kendara! web | youtube
------
W204 C180 '11 | W211 E280 ‘09 | W166 GLE400 '17 | W244 B170 ‘08 | Dodge Journey '11 | HR-V E '16 | T32 '17 | Harrier XU30 ‘12 | Ranger Wildtrak ‘14 | Mazda8 | Q5 '10
kunaskun
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4358
Joined: Mon Mar 26, 2007 8:16

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by kunaskun »

mesti bedakan si sebenernya: Driving pleasure dalam artinya nyaman buat dikendarai = disetir sendiri dengan fitur advanced tech buat driving aid/assist driving pleasuer tsb atau untuk fitur sebagai nilai jual.

kalau advanced tech buat bantu nyetir si balik lagi ke negara tsb, lah di indo dikasi macem Nissan ProPilot ya mubazir. tapi kalau indo dikasi Active City Brake mungkin membantu, dengan resiko tabrak belakang. atau dikasi auto parking nah ini berguna d, biar itu driver bloon yg ngambil sim di kelurahan ga sembarangan nyenggol mobil orang lain atau bikin lama org di belakangnya.

sebenernya dengan makin banyaknya mobil auto makin banyak org yg nyari sim di kelurahan. jangan bicara soal etiket berkendara. disuruh naik sepeda aja ga bisa lurus, apalagi motor atau apalagi mobil.
supriyadi
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 697
Joined: Tue Apr 07, 2015 12:25
Location: Perawang, Riau
Daily Vehicle: Yamaha Jupiter Z

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by supriyadi »

Dikasih mobil dengan beragam fitur toh nggakjuga banyak terpakai. Giliran ada yang rusak, nggak bisa sembarang bengkel betulin akhirnya tereiak nih mobil manja, ribet, susah ngerawatnya. Makanya kenapa avxen laris, ys karena simple.

Mobil saya masih 1DIN, berhubung istri mau HU yang tunyuk2 akhirnya ganti HU Touchsreen. Apa kata istri, enak HU yang kemarin simple, mau ganti folder/lagu tinggal tekan 1 tombol. Pake HU yang sekarang, mau ngecilin/besarin volume ribet
User avatar
Herman7103
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1547
Joined: Sun Oct 02, 2016 23:17
Location: SOUTH SUMATRA
Daily Vehicle: All New Grand Livina CVT

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by Herman7103 »

supriyadi wrote:Dikasih mobil dengan beragam fitur toh nggakjuga banyak terpakai. Giliran ada yang rusak, nggak bisa sembarang bengkel betulin akhirnya tereiak nih mobil manja, ribet, susah ngerawatnya. Makanya kenapa avxen laris, ys karena simple.

Mobil saya masih 1DIN, berhubung istri mau HU yang tunyuk2 akhirnya ganti HU Touchsreen. Apa kata istri, enak HU yang kemarin simple, mau ganti folder/lagu tinggal tekan 1 tombol. Pake HU yang sekarang, mau ngecilin/besarin volume ribet
Ups, padahal saya lagi mau ganti HU JVC single din dan sudah pesan di aliexpress HU Double Din Android untuk di pasang di mobil Nissan All New Grand Livina saya.
:glodak:
HR15DE 2014
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 16668
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by ChZ »

Pembahasan yang masih relevan sampe sekarang.

Tertarik menanggapi lagi meski saya dah nanggapi di thread ini dulu.

Makin kesini menurut saya kedua hal ini does not meant to be contrasted.

In fact, sekarang mobil itu makin kenceng-kenceng larinya, even crossover generik yang populer di jalanan saja akselerasi 0-100 km/jam sudah mencapai 8 detikan... ini bukan model performa sekali lagi, tapi regular model.

Gak kebayang nanti era kalo sudah pada pake elektrik sekenceng apa? :big_peace: apakah nantinya mobil crossover atau citycar yang 0-100 km/jam nya dalam waktu 5 detik itu sudah tergolong biasa?

Nah dengan teknologi yang makin advance, saya rasa makin nggak mungkin manusia normal mengandalkan senses nya sendiri, nggak semua orang punya waktu dan sarana yang cukup untuk melatih kemampuan mengemudinya. Sementara mobil makin kenceng dan efisien, makin butuh pula skill yang bagus.

Menurut saya safety assist justru tidak mengurangi fun, tapi menambah rasa secure dengan performa mobil yang makin meningkat. Where is the fun if you can't control the car properly? Saya pikir rasa fun itu bukan sekedar near death experience, tapi feeling bahwa kita selalu "in control" bahkan saat kita push limit mobilnya.

Kalau drivernya cerdik, dia dapat mengenali karakteristik mobilnya, bahkan termasuk karakteristik safety assistnya. Meski hrs diakui tidak semua safety assist mobil modern itu juga pintar, kadang mereka salah mengenali kondisi justru membahayakan.

Contohnya, saya justru merasa secure dengan adanya traction control di CR-V gen 5. mobilnya tambah empuk, bodyrollnya lumayan, ground clearance tinggi, tapi dengan engineering sasis yang baik, dan bantuan traction control justru saya merasa lebih secure hajar high-speed corner dan nekuk setir agak tajem. I can't say I'm not having fun with this car :big_peace:

well, walaupun harus saya akui safety system yang baik tidak membuat mobil yang fundamentalnya buruk otomatis jadi fun dan secure. Tetep saya merasakan banyak mobil yang saya tidak berani push to the limit meskipun sudah dilengkapi safety system yang memadai.

Teknologi yang cukup mengganggu saat ini menurut saya adalah kebiasaan pabrikan mobil yang suka naroh layar multimedia jumbo di tengah dash. Potensi distraktifnya sangat gede. Mending sekalian jadiin satu di speedometer. Hanya 3 pabrikan yang saya notice tidak ikut-ikutan trend gini : VW, Nissan, Honda... Suzuki pun mulai ikut-ikutan di New Ertiga dan Jimny...

Mazda mulai tobat dengan ngecilin layar dan ngasih opsi buat driver matiin layarnya total. BMW juga sekarang layar multimedianya rada kecil.
Last edited by ChZ on Fri Mar 13, 2020 8:35, edited 2 times in total.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
964
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 150
Joined: Sat Feb 24, 2018 9:31

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by 964 »

Mordecai20 wrote:Antara 2 hal ini, ane udah jelas milih driving pleasure, toh selama ane nyetir mobil jarang kepake juga teknologi "canggih" yang ada di mobil. Justru malah enak naik mobil yang "less tech" karena bisa ngerasain mobil secara sempurna plus untuk ngasah driving skill. Tapi ya gitu deh, mungkin cuma beberapa anak gen Z kaya ane yang punya pikiran begini, rata-rata ane lihat yang seumuran dengan ane kalau lihat mobil cuma dari fitur/banyak-nya gimmick. Hmmm mungkin karena ane cuma punya mobil Zerman 90an yang bisa dibilang minim teknologi tapi rasa berkendara juara gak ada yang ngalahin. And satu lagi, ane mau tanya ke warga SM, Apa korelasi-nya "value for money" dengan "gimmick"? bukankah value for money itu bisa mencakup banyak hal tentang mobil "seperti long term ownership, etc, etc" lalu kenapa banyak orang yang menganggap mobil itu value for money cuma berdasarkan banyak-nya gimmick?
*Maaf kalau ane banyak tanya*
Tergantung purpose mobilnya dong om, jgn di sama ratain semua mobil harus raw/minim fitur. Ada mobil yg untuk kenyamanan, kemewahan, praktis, driving pleasure, technology statement, dll. Jgn bilang suka nyetir, trus make MPV lalu complain terlalu banyak gimik dll. Kecuali mobil yg sebetulnya biasa2 aja lalu di kasih emblem2 racing (RS, TRD, Dakar, dll) tp kenyataannya cuma sekedar kosmetik, hahaa.

Just for fun :

Pabrikan yg bikin sports car atau super car, yg dulu cuma bikin matic, skrg banyak yg mempertimbangkan opsi manual. Demand manual skrg lg tinggi. Dan sports/super car yg manual, harganya jauh diatas matic secara resale value.

Matic = Manual
CVT = di manual spt nyetir gigi 3 terus terusan.
Matic biasa = shifting ala orang baru belajar nyetir manual/org nyetir manual pd umumnya, perpindahannya lemot.
Matic dual clutch (dsg, dct, pdk, dll) = rev matching di mobil manual.
964
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 150
Joined: Sat Feb 24, 2018 9:31

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by 964 »

And it's all about driving pleasure, not just about 0-100 numbers.
User avatar
ChZ
SM Specialist
SM Specialist
Posts: 16668
Joined: Tue Oct 08, 2013 14:30
Location: Semarang
Daily Vehicle: Civic FK4

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by ChZ »

964 wrote: Fri Mar 13, 2020 8:23
Mordecai20 wrote:Antara 2 hal ini, ane udah jelas milih driving pleasure, toh selama ane nyetir mobil jarang kepake juga teknologi "canggih" yang ada di mobil. Justru malah enak naik mobil yang "less tech" karena bisa ngerasain mobil secara sempurna plus untuk ngasah driving skill. Tapi ya gitu deh, mungkin cuma beberapa anak gen Z kaya ane yang punya pikiran begini, rata-rata ane lihat yang seumuran dengan ane kalau lihat mobil cuma dari fitur/banyak-nya gimmick. Hmmm mungkin karena ane cuma punya mobil Zerman 90an yang bisa dibilang minim teknologi tapi rasa berkendara juara gak ada yang ngalahin. And satu lagi, ane mau tanya ke warga SM, Apa korelasi-nya "value for money" dengan "gimmick"? bukankah value for money itu bisa mencakup banyak hal tentang mobil "seperti long term ownership, etc, etc" lalu kenapa banyak orang yang menganggap mobil itu value for money cuma berdasarkan banyak-nya gimmick?
*Maaf kalau ane banyak tanya*
Tergantung purpose mobilnya dong om, jgn di sama ratain semua mobil harus raw/minim fitur. Ada mobil yg untuk kenyamanan, kemewahan, praktis, driving pleasure, technology statement, dll. Jgn bilang suka nyetir, trus make MPV lalu complain terlalu banyak gimik dll. Kecuali mobil yg sebetulnya biasa2 aja lalu di kasih emblem2 racing (RS, TRD, Dakar, dll) tp kenyataannya cuma sekedar kosmetik, hahaa.

Just for fun :

Pabrikan yg bikin sports car atau super car, yg dulu cuma bikin matic, skrg banyak yg mempertimbangkan opsi manual. Demand manual skrg lg tinggi. Dan sports/super car yg manual, harganya jauh diatas matic secara resale value.

Matic = Manual
CVT = di manual spt nyetir gigi 3 terus terusan.
Matic biasa = shifting ala orang baru belajar nyetir manual/org nyetir manual pd umumnya, perpindahannya lemot.
Matic dual clutch (dsg, dct, pdk, dll) = rev matching di mobil manual.
in fact salah satu yang bikin Honda Civic Type R terbaru jadi favorit jurnalis dan dapet predikat hot hatchback terbaik, selain karena sensibility dipakai sehari-hari berbanding track performance nya yang superb, ya karena hanya tersedia Manual option.
1997 E39 M52B28
2017 FK4 L15B7
964
New Member of Senior Mechanic
New Member of Senior Mechanic
Posts: 150
Joined: Sat Feb 24, 2018 9:31

Re: Driving Pleasure VS Advanced Technology

Post by 964 »

ChZ wrote:
964 wrote: Fri Mar 13, 2020 8:23
Mordecai20 wrote:Antara 2 hal ini, ane udah jelas milih driving pleasure, toh selama ane nyetir mobil jarang kepake juga teknologi "canggih" yang ada di mobil. Justru malah enak naik mobil yang "less tech" karena bisa ngerasain mobil secara sempurna plus untuk ngasah driving skill. Tapi ya gitu deh, mungkin cuma beberapa anak gen Z kaya ane yang punya pikiran begini, rata-rata ane lihat yang seumuran dengan ane kalau lihat mobil cuma dari fitur/banyak-nya gimmick. Hmmm mungkin karena ane cuma punya mobil Zerman 90an yang bisa dibilang minim teknologi tapi rasa berkendara juara gak ada yang ngalahin. And satu lagi, ane mau tanya ke warga SM, Apa korelasi-nya "value for money" dengan "gimmick"? bukankah value for money itu bisa mencakup banyak hal tentang mobil "seperti long term ownership, etc, etc" lalu kenapa banyak orang yang menganggap mobil itu value for money cuma berdasarkan banyak-nya gimmick?
*Maaf kalau ane banyak tanya*
Tergantung purpose mobilnya dong om, jgn di sama ratain semua mobil harus raw/minim fitur. Ada mobil yg untuk kenyamanan, kemewahan, praktis, driving pleasure, technology statement, dll. Jgn bilang suka nyetir, trus make MPV lalu complain terlalu banyak gimik dll. Kecuali mobil yg sebetulnya biasa2 aja lalu di kasih emblem2 racing (RS, TRD, Dakar, dll) tp kenyataannya cuma sekedar kosmetik, hahaa.

Just for fun :

Pabrikan yg bikin sports car atau super car, yg dulu cuma bikin matic, skrg banyak yg mempertimbangkan opsi manual. Demand manual skrg lg tinggi. Dan sports/super car yg manual, harganya jauh diatas matic secara resale value.

Matic = Manual
CVT = di manual spt nyetir gigi 3 terus terusan.
Matic biasa = shifting ala orang baru belajar nyetir manual/org nyetir manual pd umumnya, perpindahannya lemot.
Matic dual clutch (dsg, dct, pdk, dll) = rev matching di mobil manual.
in fact salah satu yang bikin Honda Civic Type R terbaru jadi favorit jurnalis dan dapet predikat hot hatchback terbaik, selain karena sensibility dipakai sehari-hari berbanding track performance nya yang superb, ya karena hanya tersedia Manual option.
LC 500 aja kalah, hahaa