Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
Dg pengaruh krisis Global kalangan dunia otomotif memprediksikan penjualan thn 2009 menukik tajam turun 30%, berlaku untuk untuk mobil dan motor.
Bahkan kabarnya, merek-merek di bawah naungan Astra International Tbk, sudah memprediksi tahun depan pasarnya tak lebih dari 400 ribu unit. Secara umum terjadi penurunan sekitar 30% dari pasar tahun ini. Artinya, situasi ini akan sama seperti tahun 2007 lalu
Gunadi Shinduwinata, ketua umum AISI (Asosiasi Industri Sepedamotor InÂÂdonesia), meÂÂngatakan mulai bulan depan (Desember) akan dilakukan pemangkasan produksi sekitar 30%.
Hal itu dilakukan untuk mengantisipasi permintaan pasar yang sedang lesu. Bahkan, Ia melanjutkan pengurangan produksi tersebut akan terus dilakukan hingga pasar kembali normal.
Apakah artinya semua sudah siap2 paceklik? dan pakai strategy ikat pinggang?
Kok makin serem aja nih krisis thn ini?... lebih parahkan dibanding krisis sebelumnya?
avansa wrote:Tentu banyak yang beralih dari hunting mobil baru,beralaih ke mobil bekas,jadi mobkas di prediksi harga pada naik,mungkin menurut saya.
Saya baca di AB harga mobil second juga ikut terkoreksi naik akibat harga barunya naik cukup significant. IMO hal ini masih bisa terjadi karena dampak krisis belum sungguh2 terasa. Bila dampak krisis sudah terasa, harga mobil second pasti anjlok, seperti yang sudah terjadi di Singapore. CMIIW
avansa wrote:Tentu banyak yang beralih dari hunting mobil baru,beralaih ke mobil bekas,jadi mobkas di prediksi harga pada naik,mungkin menurut saya.
Saya baca di AB harga mobil second juga ikut terkoreksi naik akibat harga barunya naik cukup significant. IMO hal ini masih bisa terjadi karena dampak krisis belum sungguh2 terasa. Bila dampak krisis sudah terasa, harga mobil second pasti anjlok, seperti yang sudah terjadi di Singapore. CMIIW
Gak gitu bro Max..magsud saya orang yang rencana awal beli mobil baru karena memang kebutuhan,trus harga baru naik melambung,beralih ke mobil bekas,kalau pengalaman krisis jilid pertama tahun 97,untuk mobkas gimana yah,mungkin ada yang masih ingat..?
Kalo untuk negara yg mata uangnya kuat, harga2 gak akan gila2an terkoreksi karena nilai tukar relatif tetap atau sama. Harga mungkin terkoreksi sedikit gara2 inflasi.
Nah kalo krisis terjadi di negara2 spt ini, maka untuk menarik minat pembeli untuk mengunjungi showroom dan akhirnya membeli mobil, kemungkinan produsen bisa kasi deal2 yg bagus atau potongan harga sedikit.
Tapi kalo satu negara yg mata uangnya lemah, yg kalo ada sedikit badai langsung gila2an melemah (spt Indonesia), ini bukan masalah krisis karena pembelian menurun lagi, tapi kalo harga gak dikatrol, modalnya aja gak masuk karena nilai tukar yg melemah jauh. Kalo ini yg terjadi, maka harga mobil baru akan gila2an naiknya, yg mengakibatkan harga mobil bekasnya juga akan gila2an naiknya.
Produsen juga sebenernya pengen dan mungkin udah ngasi deal2 bagus juga buat konsumen supaya sales tetep jalan, tapi deal2 itu tertutup oleh naiknya harga mobil karena nilai tukar tadi.
Jadi kalo naik drastis karena efek nilai tukar, maka bisa dipastikan mobil bekas juga akan naik harganya. Kijang Kapsul LGX thn 97 aja masih diatas 60 juta sekarang, padahal 12 tahun yg lalu barunya gak lebih dari 45 juta.
Jadi kurang tepat kalo bandingin negara maju yg nilai tukarnya stabil spt Singapore atau USA, karena disono produsen hanya perlu mikirin gimana caranya boost sales (dgn kasi price rebate, dll jadi keliatannya harga turun), kalo di Indo beda lagi ceritanya. Produsen selain merangsang sales, juga harus naikkin harga karena nilai tukar. Masalah laku atau engga ya belakangan, harga mobkas pasti ikutan naik kalo harga baru naik karena fluktuasi valas.
Memang menurut logikanya betul seperti om risol bilang, terus bagaimana dengan hukum demand dan supply dan pengaruhnya ke harga? Kalau supply banyak demand kurang maka mau tidak mau harga pasti terkoreksi turun. CMIIW
esh wrote:Memang menurut logikanya betul seperti om risol bilang, terus bagaimana dengan hukum demand dan supply dan pengaruhnya ke harga? Kalau supply banyak demand kurang maka mau tidak mau harga pasti terkoreksi turun. CMIIW
Yg pasti titik BEP bergeser.. dg harga naik pasti qty penjualan turun.
Yang pasti patokan harga nggak di bawah BEP,kayakny patokan jumlah mobil yang di produksi dan di jual nggak begitu ngaruh di BEP.
Simplenya untuk satu sirkulasi dengan menghasilkan jumlah mobil sekia Q, Bep di dapet di harga sekian $.Prudusen sepertinya mengabaikan itungan ini dan mempraktekan pengurangan karyawan atau pengurangan produksi.
Gampangnya karena krisisglobal produsen mobil tetep enggan mengurangi harga atau laba,tapi menundanya,begitu kira kira.
Bukan cman titik BEP nya, titik Equilibrium dari supply and demand jg bakal bergeser..
Klo supply banyak, demand dikit. Harga "seharusnya" turun.
Cman cara nuruninnya beda2, ada yg lewat diskon, bonus, ato bunga kredit yg kecil. CMIIW..
Kayak pelajaran ekonomi aja.. hehehe..
Never tell me the sky's the limit when there are footprints on the moon.
dg harga mbl kaga turun aja jalanan dah sering macet, gimana klo harga mbl pada turun yah, ane kaga bisa membayangkan bakalan jadi apa jalanan di ibukota tercinta ini.
esh wrote:Memang menurut logikanya betul seperti om risol bilang, terus bagaimana dengan hukum demand dan supply dan pengaruhnya ke harga? Kalau supply banyak demand kurang maka mau tidak mau harga pasti terkoreksi turun. CMIIW
Yg pasti titik BEP bergeser.. dg harga naik pasti qty penjualan turun.
betul bro Maxx....IMO, kalo ekonomi lagi krisis (pendapatan menurun) apalagi harga naik drastis karena nilai tukar, biasanya volume sales mobil baru dan bekas (ditilik dari hukum S & D-nya bro ESH) cenderung menurun.
Bener banget harga ditentukan dari S&D thd produk tsb. Juga dalam hal mobkas, kalo harga menurun, maka supply juga menurun....yg mengakibatkan harga akan balik/naik lagi dan jatuh di titik ekuilibriumnya, apalagi jika dilihat dari sektor menurunnya daya beli (gimana mungkin pada saat harga barunya naik drastis, tiba2 harga bekasnya dari barang yg sama tiba2 menurun)....Penjual mobkas menjual dengan harga normal aja gak kebeli lagi harga mobil barunya (karena harga drastis naik), apalagi mobkasnya dijual dengan diskon
IMO, malahan mobkas bakalan naik karena demandnya mobkas bakalan lebih tinggi karena mobil baru naik drastis......dengan harga naik, supply mobkas bisa sejajar lagi dengan demandnya. Kalo harga dipaksa turun, maka supply juga akan turun drastis......pemilik mobkas mending pegang mobilnya dari pada diobral. Ada suatu harga ekuilbrium dimana kalo harga suatu barang ada dibawah EP, maka demand akan membludak (pembeli akan nubruk walaupun pada saat krisis sekalipun).....kasus ini jarang banget terjadi.
avansa wrote:Yang pasti patokan harga nggak di bawah BEP,kayakny patokan jumlah mobil yang di produksi dan di jual nggak begitu ngaruh di BEP.
Simplenya untuk satu sirkulasi dengan menghasilkan jumlah mobil sekia Q, Bep di dapet di harga sekian $.Prudusen sepertinya mengabaikan itungan ini dan mempraktekan pengurangan karyawan atau pengurangan produksi.
Gampangnya karena krisisglobal produsen mobil tetep enggan mengurangi harga atau laba,tapi menundanya,begitu kira kira.
Sebenernya untung perusahaan juga mungkin menurun, tapi untuk kasus di Indo, produsen gak berkutik ngasi deal2 bagus ke customer karena harga harus naik karena melemahnya rupiah (karena harga naik jadi keliatannya produsen gak kasi diskon sama sekali)......jadi keliatannya produsen naikkin harga melulu (maonya untung terus), padahal mungkin supaya harga gak naik terlalu tinggi, produsen juga udah makan keuntungan sendiri......
esh wrote:Memang menurut logikanya betul seperti om risol bilang, terus bagaimana dengan hukum demand dan supply dan pengaruhnya ke harga? Kalau supply banyak demand kurang maka mau tidak mau harga pasti terkoreksi turun. CMIIW
Yg pasti titik BEP bergeser.. dg harga naik pasti qty penjualan turun.
betul bro Maxx....IMO, kalo ekonomi lagi krisis (pendapatan menurun) apalagi harga naik drastis karena nilai tukar, biasanya volume sales mobil baru dan bekas (ditilik dari hukum S & D-nya bro ESH) cenderung menurun.
Bener banget harga ditentukan dari S&D thd produk tsb. Juga dalam hal mobkas, kalo harga menurun, maka supply juga menurun....yg mengakibatkan harga akan balik/naik lagi dan jatuh di titik ekuilibriumnya, apalagi jika dilihat dari sektor menurunnya daya beli (gimana mungkin pada saat harga barunya naik drastis, tiba2 harga bekasnya dari barang yg sama tiba2 menurun)....Penjual mobkas menjual dengan harga normal aja gak kebeli lagi harga mobil barunya (karena harga drastis naik), apalagi mobkasnya dijual dengan diskon
IMO, malahan mobkas bakalan naik karena demandnya mobkas bakalan lebih tinggi karena mobil baru naik drastis......dengan harga naik, supply mobkas bisa sejajar lagi dengan demandnya. Kalo harga dipaksa turun, maka supply juga akan turun drastis......pemilik mobkas mending pegang mobilnya dari pada diobral. Ada suatu harga ekuilbrium dimana kalo harga suatu barang ada dibawah EP, maka demand akan membludak (pembeli akan nubruk walaupun pada saat krisis sekalipun).....kasus ini jarang banget terjadi.
Wih jadi serius nih .... spt kupas tuntas hukum ekonomi micro dan macro
MasterzerO wrote:Bukan cman titik BEP nya, titik Equilibrium dari supply and demand jg bakal bergeser..
Klo supply banyak, demand dikit. Harga "seharusnya" turun.
Cman cara nuruninnya beda2, ada yg lewat diskon, bonus, ato bunga kredit yg kecil. CMIIW..
Kayak pelajaran ekonomi aja.. hehehe..
betul, tapi hal tsb gak akan berlangsung terus menerus bro, kalo demand dikit, pasti supply adjust (bisa dilihat dari mulai ditutupnya bbrp pabrik mobil) sehingga harga balik lagi ke EP.
Untuk kasus di Indo, gara2 nilai tukar maka harga "diharuskan" naik. Kalo soal ini gak disebabkan karena demand/supply mobil baru. Ini menyangkut masalah modal dagang....malahan supply/demand yg meng-adjust dgn nilai tukar tsb artinya demand menyesuaikan dengan mengurangi jumlahnya, sementara supply juga begitu.
untung gue udah keburu beli ipah juni'08 kemaren dan ada diskon gede n bunga leasing masih 5.3% utk. 2 thn.
pernah baca di bulan juli'08 di mobilku.com atau apa gitu gue lupa...:-) kalo petinggi TAM bilang penjualan di bulan ipah di Juni'08 sangat anomali. berdasar statistik TAM bertahun2, Juni / Juli seharusnya ada penurunan, tapi ini malah peningkatan drastis.
1. mungkin faktor diskon besar krn mau facelift.
2. mungkin udah ada yg punya feeling kalo keuangan global akan kacau.
kalo gue faktor 22nya. diskon 7 juta dan mempelajari tingkat SBI yg. naik2 terus, kemungkinan BI udah mencium gejala ini, utk. menahan laju 'hotmoney' alias investor supaya betah nabung Rupiah. padahal yg gue baca di koran n liat di tv, para analis pd teriak2 kok SBI dinaikkan, nanti akibatnya bla..bla..bla..bla..
nah gue berasumsi, pasti BI punya maksud, tp gue gak tau apa maksudnya. baru ngeh setelah krisis global jadi ngetop...
Sama Bro aku juga merasa beruntung udah dapetin,maksudnya udah jatuhin pilihan beli mobil ,walau bekas..soalanya jatuhkan pilihan untuk sebuah mobil etoh nggak butuh waktu sebulan dua bulan. Itu bagi saya ,nggak tahu yang lain.
Kalau saya dengan adanya kondisi krisis global yang mau tidak mau Indo harus kena imbasnya dan kita nggak tahu akan separah apa dampaknya pada ekonomi nasional, maka yang saya lakukan antara lain adalah:
1. Membereskan semua pinjaman yang ada, sehingga tidak ada kewajiban ke pihak lembaga keuangan
2. Rencana untuk beli mobil yang semula budget 200 jutaan akhirnya direvisi menjadi seratus jutaan.
Bagi saya lebih baik asset saya dalam kondisi yang liquid supaya lebih mudah didaya gunakan bila terjadi sesuatu hal yang tidak diinginkan.