Wow, lengkap banget penjelasan dari bos Conan..conan wrote:
Mr. Alvin, maaf aku belum ada info harga versi dieselnya. Setahu aku, versi diesel ini kemungkinan tidak akan diluncurkan bersamaan dengan versi bensin, tapi akan menyusul kemudian. Tapi tentu masih ada kemungkinan diluncurkan secara bersamaan (jika memungkinkan).
Untuk versi bensin, moga2 benar bisa di bawah Rp 250 juta, tapi menurutku rasanya tidak akan semurah itu, mengapa? Karena mesinnya 2.4L, bukan 2.0L. Setahu aku, tidak ada varian low bermesin bensin 2.0L.
Tapi Mr. Alvin, versi diesel Captiva ini lebih unggul segalanya dari versi bensinnya, Anda bisa baca2 review2 yang sudah ada. Dan karena mesin dieselnya 2.0L, menurutku harganya tidak akan berbeda terlalu jauh dengan versi bensin 2.4L. Harga mesin diesel modern memang lebih mahal daripada mesin bensin, dengan segala keunggulannya, tapi efisiensi mesin diesel modern yang lebih tinggi dari mesin bensin memungkinkan engine displacement yang lebih kecil (2.0L), dengan horsepower yang tidak beda jauh dengan mesin bensin 2.4L, tapi tentunya dengan torque yang JAUH lebih besar. Hasilnya, tenaga yang jauh lebih berlimpah pada putaran bawah (yang jauh lebih sering dibutuhkan dalam penggunaan sehari-hari), dan konsumsi bahan bakar yang JAUH lebih irit. Mesin diesel 2.0L saja sudah jauh lebih irit daripada mesin bensin dengan displacement sama 2.0L, apalagi kalau dibandingkan dengan mesin bensin ber-displacement lebih besar (2.4L) yang tentu lebih boros lagi.
Untuk bahan bakar juga rasanya tidak masalah dengan ketersediaan bahan bakar diesel bermutu tinggi dewasa ini, dan akan semakin banyak SPBU yang menyediakannya. Selain PertaDEX dari Pertamina, Petronas dan Shell, tahun ini kabarnya TOTAL dan CHEVRON juga akan membangun SPBU di Jakarta. Juga masih ada GULF.
Untuk kualitas diesel ( catatan saja : 'solar' itu merk dagang Pertamina, bukan nama bahan bakar diesel. Solar 'kan artinya = matahari, tidak ada hubungannya dengan diesel fuel. Di negara lain bahan bakar diesel ya disebut diesel saja, tidak ada jenis 'solar'), menurut kadar sulfurnya, aku merekomendasikan :
No 1 : PertaDEX dari Pertamina, dengan kadar solar 250 s/d 300 ppm.
No 2 tapi mungkin setara juga dengan PertaDEX : Diesel dari Petronas.
No 3 : Diesel dari Shell. Kadar sulfur masih cukup tinggi (kalau tidak salah, masih 3000 ppm), tapi sudah dilengkapi aditif yang diperlukan agar bekerja baik pada mesin commonrail).
No 4 : Biosolar (konon kadar sulfurnya rendah, tapi menurutku hal ini masih perlu dibuktikan karena Solar campurannya yang memiliki kadar sulfur rendah hanya yang berasal dari kilang Balongan -tempat produksi PertaDEX juga-, dugaanku untuk setiap SPBU kadar sulfurnya bisa berbeda-beda).
No 5 : Solar biasa (hanya jika terpaksa).
Thanks.. Tapi sengsaranya, gw di daerah nih bos, ga ada yg namanya PertaDex cs. Pertamax Plus aja kmrn nunggu ampir 2 thn setelah jkt, baru masuk sini, mbl gw terpaksa ilang garansi mesinnya krn minum premium biasa setaon pertama, hikssss..