Penjualan Mobil Nasional Tahun 2005

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Penjualan Mobil Nasional Tahun 2005

Post by TomS »

Urutan Merk Total 2005 Total 2004 Kenaikan %tase

1 Toyota 182,767 141,940 40,827 28.76%
2 Mitsubishi 89,158 89,590 (432) -0.48%
3 Suzuki 87,274 82,242 5,032 6.12%
4 Honda 53,750 46,500 7,250 15.59%
5 Daihatsu 48,762 47,623 1,139 2.39%
6 Isuzu 25,010 23,452 1,558 6.64%
7 Nissan 10,547 12,201 (1,654) -13.56%
8 KIA 8,668 6,211 2,457 39.56%
9 Hyundai 6,391 7,745 (1,354) -17.48%
10 Hino 6,145 6,401 (256) -4.00%
11 Ford 5,727 6,097 (370) -6.07%
12 Mercedes Benz 2,442 2,508 (66) -2.63%
13 General Motors 2,085 4,378 (2,293) -52.38%
14 Nissan Diesel 1,867 1,692 175 10.34%
15 BMW 1,257 2,053 (796) -38.77%
16 Mazda 652 365 287 78.63%
17 Peugeot 486 821 (335) -40.80%
18 Volvo 149 367 (218) -59.40%
19 Audi 120 159 (39) -24.53%
20 Lain-lain 665 824 (159) -19.30%

533,922 483,169 50,753 10.50%



Untuk urutan 1 sampai 10 besar, hal-hal yang penting adalah :

1. Honda berhasil menggeser Daihatsu dari urutan 5 di tahun 2004 menjadi urutan 4 di tahun 2005.

2. KIA berhasil menerobos masuk ke urutan 8 di tahun 2005 dari sebelumnya urutan 10 di tahun 2004. Picanto kelihatannya cukup sukses.

3. Hyundai turun dari urutan 8 di tahun 2004 menjadi urutan 9 di tahun 2005. Penjualannya turun secara drastis, kemungkinan karena Atoz yg baru kalah ganteng dengan Picanto. Andaikata Atoz yang baru ganti model, saya yakin urutan Hyundai akan lebih baik.

4. Nissan, walaupun didukung banyak tabloid dan majalah, penjualannya juga turun drastis.

5. Suzuki yg diperkirakan menggeser Mitsubishi ternyata tidak berhasil


Data tahun 2005 diambil dari Kompas cetak, Kamis 9 Februari 2006, hal 37
Data tahun 2004 diambil dari arsip Kompas juga
hdrw
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 433
Joined: Sat Aug 21, 2004 19:46

Post by hdrw »

Untuk tahun 2005, MB cukup jauh meningalkan BMW dan Audi yah.
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

Kasian ya suzuki hehehe

Tp aku masih pake terus kok hehehe
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

BMW-nya yg sakit, turun sampai 38 % lebih, modelnya terlalu futuristik.
Yg paling parah VOLVO.

hdrw wrote:Untuk tahun 2005, MB cukup jauh meningalkan BMW dan Audi yah.
User avatar
ruthndul
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 273
Joined: Sun Sep 11, 2005 8:23

Post by ruthndul »

Mitsubishi yg ceritanya amburadul tetap ranking 2.....
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Untuk tahun 2005, MB cukup jauh meningalkan BMW dan Audi yah.
Ah, mana bisa pasar Indo yang Mercy-minded menjadi patokan, kenyataannya pada tahun 2005 lalu BMW sudah menggeser Mercedes sebagai merk premium tersukses di dunia, dengan angka penjualan 1.3 juta unit, jauh melebihi Mercedes yang hanya 1.1 juta unit. Di China juga, Audi-lah yang no.1, bukan Mercedes.
Yg paling parah VOLVO.
Padahal siapapun tahu bahwa mobil2 Volvo adalah yang paling aman di dunia. Bahkan mereka selalu menjadi pelopor newest safety features, dan model termurahnya pun safety-nya sangat lengkap. What does this tell us? Orang Indon itu jauh lebih sayang GENGSI atau DUIT daripada NYAWA. Kekekeke! :twisted:
Mitsubishi yg ceritanya amburadul tetap ranking 2.....
Mitsubishi di no.2 bukan karena penjualan passenger cars seperti Galant atau Kuda, tapi karena penjualan Colt Diesel dan L300 dkk..
Penjualan passenger cars mereka tetap saja masih berantakan, Galant dan Kuda sudah di-discount gila2an, puluhan juta sekalipun tetap saja tidak ada yang beli. Siapa di SM ini yang baru beli Galant baru atau Kuda baru, I wonder..? :shock:
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

BMW merosot banget di Indonesia, mungkin gara-gara modelnya.
Yang bisa beli mobil itu di Indo rata-rata sudah berumur, dan pilihannya mungkin jatuh ke Mercedes, yang modelnya lebih konservatif.

Kemungkinan yang lain management yang sekarang kurang bagus, sehingga tidak bisa bersaing dengan Mercedes di pasar Indo.
Harusnya kan penjualan harus naik, krn secara nasional penjualan tahun 2005 lebih banyak dari 2004.

Atau mungkin pembeli BMW mayoritas adalah orang yang sangat sensitif dengan kondisi makro ekonomi ?
Di mana-mana BMW lagi naik daun, kecuali di Indonesia
User avatar
gandalf
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 57
Joined: Sat Jul 10, 2004 17:53
Location: in the piston

Post by gandalf »

ruthndul wrote:Mitsubishi yg ceritanya amburadul tetap ranking 2.....
yup benar
malah untuk 2005 L200 bisa menggeser Ford untuk kelas DoubleCab 4x4
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

BMW merosot banget di Indonesia, mungkin gara-gara modelnya.
Di mana-mana BMW lagi naik daun, kecuali di Indonesia
Tapi ada yang menarik, Mr. TomS.

Diambil dari Kompas 9 Februari 2006 tentang angka penjualan selama satu bulan Januari 2006 (seperti data di atas), dan dibandingkan dengan rata2 penjualan per bulan selama tahun 2005 :

BMW : 100 unit (turun 5% dr rata2 2005 sebesar 105 unit per bulan)
Mercedes : 38 unit (turun 81% dr rata2 2005 sebesar 204 unit per bulan)

Tampaknya berkat E90 (seri-3 baru) yang sangat fresh dibanding C-class yang facelift-nya pun tidak ketara oleh orang awam.

Laporan angka ini menyertai artikel 'Pasar Mobil Sekarat' yang dimuat di thread lain di forum ini.

Ada yg menarik, dari 4 besar pabrikan Jepang (Toyota, Honda, Suzuki, Daihatsu), ditambah Nissan :

Cara pembacaan :

Rangking Januari 2006 / Merk / sales Januari 2006 / sales rata2 2005 / persentase penurunan :
1. Toyota / 13.191 unit / 15.231 unit / turun 13%

2. Honda / 3598 unit / 4479 unit / turun 20%

3. Daihatsu / 2842 unit / 4064 unit / turun 30%

4. Suzuki / 2330 unit / 7273 unit / turun 68%

9. Nissan / 300 unit / 879 unit / turun 66%
Sangat terlihat bahwa semua merk terpukul, dan yang paling kuat bertahan adalah Toyota, hanya turun 13% berkat Innova/Avanza. Ditambah Yaris yang akan menggebrak pasar tahun ini, tampaknya Toyota akan tetap menjadi yang paling kokoh tahun ini.

Honda cukup bertahan (20%), ditopang penjualan Jazz. Tapi tahun ini akan terpukul oleh Yaris yang lebih baru.

Daihatsu turun 30%, Suzuki turun 68% = tampaknya Xenia masih lebih dipilih daripada APV, dan Swift tidak cukup kuat menahan kejatuhan Suzuki.

Nissan turun 66%, tampaknya karena sudah lama tidak ada model baru sehingga sejak awal tahun ini penjualan menurun.

Hal lain yang menarik, penjualan Ford yang sering disebut sedang sakit di forum ini, pada tahun 2005 lalu membukukan 5.727 unit atau rata2 477 unit per bulan, tidak jauh dengan Hyundai (6.391 unit), Kia (8.668 unit) atau Nissan (10.547 unit).
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

conan wrote:Rangking Januari 2006 / Merk / sales Januari 2006 / sales rata2 2005 / persentase penurunan :
1. Toyota / 13.191 unit / 15.231 unit / turun 13%

2. Honda / 3598 unit / 4479 unit / turun 20%

3. Daihatsu / 2842 unit / 4064 unit / turun 30%

4. Suzuki / 2330 unit / 7273 unit / turun 68%

9. Nissan / 300 unit / 879 unit / turun 66%
I don't think too much should be read into those figures, karena angka tersebut kalau ngak salah adalah angka pelepasan stok dari ATPM ke dealer, bukan angka penjualan ke end-user.
Everything is ok in the end. If it's not ok, it's not the end.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

observer wrote:
conan wrote:Rangking Januari 2006 / Merk / sales Januari 2006 / sales rata2 2005 / persentase penurunan :
1. Toyota / 13.191 unit / 15.231 unit / turun 13%

2. Honda / 3598 unit / 4479 unit / turun 20%

3. Daihatsu / 2842 unit / 4064 unit / turun 30%

4. Suzuki / 2330 unit / 7273 unit / turun 68%

9. Nissan / 300 unit / 879 unit / turun 66%
I don't think too much should be read into those figures, karena angka tersebut kalau ngak salah adalah angka pelepasan stok dari ATPM ke dealer, bukan angka penjualan ke end-user.
True, however angka pelepasan stok dari ATPM ke dealer juga berdasarkan permintaan dealer, yang sendirinya berdasarkan forecast demand bulan berikut, yang berdasarkan angka penjualan ke end-user pada bulan berjalan. The trend is down, and some more than the others..

Contoh kasus : kalau misalnya penjualan Suzuki dan Nissan pada bulan Desember 2005 masih sekitar rata2 2005; 7273 dan 879 unit, mengapa stok dari ATPM ke dealer untuk bulan Januari 2006 harus turun menjadi 2330 dan 300 unit..?
Tentu karena angka penjualan ke end-user pada bulan Desember 2005 sudah jeblok, jadi mereka tidak berani stok banyak untuk bulan Januari 2006.
Kalau tidak, tidak mungkin stok dari ATPM turun begitu banyak, karena pasti tidak cukup untuk memenuhi demand pasar.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

conan wrote:True, however angka pelepasan stok dari ATPM ke dealer juga berdasarkan permintaan dealer, yang sendirinya berdasarkan forecast demand bulan berikut, yang berdasarkan angka penjualan ke end-user pada bulan berjalan. The trend is down, and some more than the others..
Koreksi, angka pelepasan stok dari ATPM ke dealer tergantung dari banyak hal, diantara lain proyeksi penjualan Jan 06, kebijakan persediaan (inventory policy), end of year incentive (mungkin ada dealer yang ingin dapat bonus target dari ATPM ambil stok banyakan dari ATPM pada akhir tahun), dan siapa tahu masih banyak unsur lain seperti tax dll sbb.

Contoh : dealer Suzuki dan Nissan pada bulan Desember 2005 ambil stok agak banyak dari ATPM, say 50% lebih tinggi dari angka penjualan rata2, supaya bisa dapat bonus target tahunan. Kemudian pada bulan Januari 2006, dia ambil stok 50% lebih sedikit dari angka penjualan rata2, dan akibatnya seolah penjualan turun 50%. Apa berarti penjualannya turun 50%?? Tidak!! Karena penurunan pengambilan stok pada bulan Januari 06 adalah konsekuensi dari kebijakan yang diambil pada bulan Desember lalu. :)
[/quote]
Everything is ok in the end. If it's not ok, it's not the end.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

observer wrote:
conan wrote:True, however angka pelepasan stok dari ATPM ke dealer juga berdasarkan permintaan dealer, yang sendirinya berdasarkan forecast demand bulan berikut, yang berdasarkan angka penjualan ke end-user pada bulan berjalan. The trend is down, and some more than the others..
Koreksi, angka pelepasan stok dari ATPM ke dealer tergantung dari banyak hal, diantara lain proyeksi penjualan Jan 06, kebijakan persediaan (inventory policy), end of year incentive (mungkin ada dealer yang ingin dapat bonus target dari ATPM ambil stok banyakan dari ATPM pada akhir tahun), dan siapa tahu masih banyak unsur lain seperti tax dll sbb.

Contoh : dealer Suzuki dan Nissan pada bulan Desember 2005 ambil stok agak banyak dari ATPM, say 50% lebih tinggi dari angka penjualan rata2, supaya bisa dapat bonus target tahunan. Kemudian pada bulan Januari 2006, dia ambil stok 50% lebih sedikit dari angka penjualan rata2, dan akibatnya seolah penjualan turun 50%. Apa berarti penjualannya turun 50%?? Tidak!! Karena penurunan pengambilan stok pada bulan Januari 06 adalah konsekuensi dari kebijakan yang diambil pada bulan Desember lalu. :)
[/quote]

Point taken, Mr. Obs, tapi aku yakin angka bulan Januari 2004 atau 2005 lalu tidak separah angka bulan Januari 2006 ini. Jangan lupa bahwa data di atas melengkapi artikel ini :

Pasar Mobil "Sekarat"

Jakarta, Kompas

”Kemarin kita baca The Wall Street Journal, keuntungan bersih Toyota Motors Corp melonjak hingga 34 persen menjadi 398 miliar yen atau sekitar 3,34 miliar dollar AS. Kabar sebaliknya justru terjadi di sini, pasar kita babak belur. Bahkan, jujur harus diakui, pasar tengah ’sekarat’,” kata seorang pelaku otomotif nasional.

Pasar mobil saat ini benar-benar sekarat. Hal itu bukan hanya dialami oleh satu atau dua merek, tetapi hampir dirasakan oleh semua merek. Seluruh produk otomotif yang dijual di Indonesia terpangkas pasarnya.

Tak ada lagi cerita manis dari para agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan dealer soal keuntungan berlimpah dari kuatnya respons pasar. Tak ada lagi cerita dramatis bagaimana konsumen rela antre beberapa bulan agar bisa membeli Avanza, Xenia, Jazz, Nisan Xtrail, atau APV dengan komitmen uang tanda jadi jutaan hingga puluhan juta rupiah, seperti yang terjadi tahun 2005. Itu kisah masa lalu.

Sekarang kondisinya sudah jauh berbeda. Apabila Anda punya uang, datang saja ke dealer. Dalam waktu dua minggu mobil yang diinginkan sudah ada di rumah. Bahkan, apabila calon konsumen pandai bernegosiasi, tidak mustahil akan mendapatkan harga spesial di samping tambahan berbagai hadiah langsung dari dealer. Pendek kata, semua cara dilakukan oleh produsen, ATPM, dan dealer untuk menyelamatkan pasar mereka yang jeblok sejak bank tak lagi ”ramah” terhadap konsumen mobil.

Kondisi ini mau tidak mau akan membawa konsekuensi terpangkasnya pendapatan dan keuntungan bersih perusahaan terbuka yang core bisnisnya otomotif. Padahal, per September 2005, sebagai gambaran, Astra Internasional berhasil meningkatkan pendapatan bersih dari Rp 31,4 triliun menjadi Rp 46,4 triliun. Laba bersih juga meningkat 12,5 persen, yakni dari Rp 4 triliun menjadi Rp 4,5 triliun.

Dari total pendapatan maupun laba bersih tersebut, kontribusi sektor otomotif sekitar 70-75 persen. Sisanya dari sektor lain, seperti perkebunan.

Sejak September 2005

Rizwan Alamsjah, Direktur Pemasaran Kramayudha Tiga Berlian Motors, mengakui kondisi buruk saat ini. Dia pun tidak menampik data yang dibuat oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) soal kemerosotan pasar.

Namun, dia menolak apabila data Gaikindo itu dipakai sebagai indikator jebloknya pasar mobil merek Mitsubishi. Baginya data itu adalah data pelepasan mobil dari ATPM ke dealer, bukan dari dealer ke konsumen. Apabila dilihat riil dari dealer ke konsumen, justru pasar masih membaik.

”Kami masih punya stok carry over di dealer sehingga tidak mungkin terus dipasok. Lagi pula, bila dilihat jumlah penjualan ke konsumen, volumenya lebih besar dari yang dilepas ke dealer Januari 2006,” kata Rizwan.

Oleh sebab itu, Rizwan meminta agar melihat persoalan ini dalam konteks yang komprehensif dan bukan parsial. Apabila itu yang dilihat akan tampak bagaimana kompleksnya persoalan di sektor otomotif. Hal itu sudah terjadi sejak September 2005 ketika harga minyak dunia bergejolak hingga tembus di atas 70 dollar AS per barrel.

Dampaknya ke mana-mana

Presiden Direktur Toyota Astra Motor Jhonny Dharmawan sependapat dengan pandangan Rizwan. Pasar memang terasa turun sejak triwulan terakhir tahun 2005 ketika harga minyak naik tajam. Kondisi itu mendorong pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) agar beban subsidi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tidak membengkak.

Akan tetapi, dampak kenaikan harga BBM pada Oktober lalu membuat berbagai komoditas melonjak harganya. Imbasnya pun langsung terasa. Angka inflasi bergerak cepat. Bahkan, sampai akhir tahun 2005 lalu angka inflasi tembus satu digit mencapai 17,1 persen. Praktis membuat daya beli masyarakat terus menurun. Pada saat yang sama bunga bank meningkat dan pembiayaan untuk sektor konsumtif diperketat.

Padahal, otomotif masuk dalam kategori itu. Praktis pasar pun semakin seret. Selama ini hampir sekitar 80 persen penjualan otomotif dibiayai dari leasing. Penjualan pun terus menurun sehingga akan ada koreksi dari para pelaku otomotif. Lengkap sudah beban pelaku otomotif.

Presiden Direktur PT Pantja Motor Yohannes Nangoi produsen mobil Isuzu dan CEO PT Astra International Daihatsu Sales Operation Ronny Ramli senada mengatakan, dampak seretnya pasar membuat stok di tangan produsen saat ini rata-rata di atas satu bulan. Stok pun kini tak hanya tertumpuk di pabrik, tetapi juga menyumpal di pipa distribusi menuju ke dealer.

Konsekuensi dari semua itu, ujar Yohannes, meningkatkan biaya modal kerja. Apabila produsen tidak mampu meningkatkan lagi efisiensinya, yakni menarik lebih kencang ikat pinggangnya, dijamin industri hancur.

Oleh sebab itu, dalam upaya menjaga perusahaan tidak terperosok dalam lubang sumur tak berdasar, salah satu langkah yang dilakukan adalah menahan aktivitas produksi dan konsolidasi bisnis. Konsekuensinya volume pekerjaan juga akan menurun. Apabila ini yang terjadi, harus ada yang dipangkas.
”Itu yang paling mungkin dilakukan saat ini. Paling tidak, tak ada lagi kontrak tenaga kerja baru. Yang ada pun mungkin akan dikurangi karena memang tidak ada lagi pekerjaan. Seretnya pasar ini bukan hanya persoalan produsen semata, tetapi juga ekonomi nasional akan terpengaruh,” kata Yohanes.

Oleh sebab itu, tambah Ronny, perlu dipikirkan bagaimana membuat sektor otomotif bergairah untuk menekan imbasnya ke berbagai sektor. Menurut dia, persoalan ini muncul ketika suku bunga bank terus naik tajam. Leasing pun mengetatkan kucuran pembiayaan sehingga praktis laju perdagangan otomotif semakin seret. Kondisi seperti itu tak hanya dirasakan di pasar mobil baru, tetapi juga mobil bekas dan kendaraan roda dua. Semua pasarnya turun di atas 15 persen.

Apa yang digambarkan oleh para pelaku itu tidak berlebihan mengenai gawatnya penurunan pasar otomotif tersebut apabila persoalan ini tidak ditemukan jalan keluarnya. Bukan hanya angka pengangguran bertambah dengan masuknya korban PHK dari sektor otomotif, tetapi juga laju investasi para prinsipal akan tertahan, bahkan mungkin pindah ke Thailand, Vietnam, atau Malaysia yang memiliki semua kepastian. Hukum yang pasti, nilai tukar yang pasti, suku bunga yang kompetitif, upah pekerja yang sebanding dengan tingkat produktivitas, dan yang pasti komitmen pemerintah yang konsisten.

Bagi mereka tidak ada persoalan masuk ke berbagai negara itu karena prinsipal tetap bisa masuk ke Indonesia dengan ASEAN content yang bea masuknya hanya lima persen. Tinggal kita yang gigit jari karena pajak, peningkatan teknologi, investasi, dan pembukaan lapangan kerja pindah ke mereka. (Banu Astono)

Tahun 2004/2005 tidak sampai harus memangkas produksi, karena pertumbuhan selalu positif. 2006? Apakah masih bisa lebih tinggi dari 2005? I highly doubt it.
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Contoh : dealer Suzuki dan Nissan pada bulan Desember 2005 ambil stok agak banyak dari ATPM, say 50% lebih tinggi dari angka penjualan rata2, supaya bisa dapat bonus target tahunan. Kemudian pada bulan Januari 2006, dia ambil stok 50% lebih sedikit dari angka penjualan rata2, dan akibatnya seolah penjualan turun 50%. Apa berarti penjualannya turun 50%?? Tidak!! Karena penurunan pengambilan stok pada bulan Januari 06 adalah konsekuensi dari kebijakan yang diambil pada bulan Desember lalu.
Bukti lain :
Penjualan Mobil Turun 41,1%

JKT - Imbas dari melemahnya ekonomi nasional akhir tahun lalu karena tingginya inflasi masih berpengaruh pada perilaku belanja konsumen mobil. Selama Januari 2006, penjualan mobil anjlok hingga 41,4% menjadi 26.612 unit dibanding Januari tahun 2005 yang sebesar 45.479 unit. Demikian data yang dipublikasikan PT Astra Internasional Tbk yang biasanya menjadi acuan data Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), Rabu (15/2). Meski pasar lesu, dominasi Toyota tetap memimpin dengan mencatat penjualan sebesar 12.841 unit. Di posisi kedua Honda mencatat penjualan 2.975 unit, disusul Daihatsu dengan penjualan 2.842 unit. Posisi keempat ditempati Suzuki dengan penjualan 2.291 unit, dan urutan kelima Mitsubishi 1.977 unit.
Mr. Obs, teori Anda ditujukan pada angka setiap bulan Januari, tapi tidak dapat menjelaskan perbedaan yang begitu besar antara bulan Januari 2006 dan Januari 2005 atau tahun2 sebelumnya, bukankah begitu? Juga, bulan Januari tahun 2005 mencatat 45.479 unit atau hampir sama dengan rata2 tahun 2005 yang 45.000an unit, tidak terjadi penurunan yang drastis karena teori Anda bahwa dealer mungkin menumpuk stok pada bulan Desember sebelumnya. Begitu pula dengan tahun2 sebelumnya.

Angka bulan Januari 2006 yang bahkan tidak mencapai 30.000 unit tentu 'points to something'.
User avatar
observer
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 873
Joined: Tue Jul 27, 2004 14:03

Post by observer »

conan wrote:Mr. Obs, teori Anda ditujukan pada angka setiap bulan Januari, tapi tidak dapat menjelaskan perbedaan yang begitu besar antara bulan Januari 2006 dan Januari 2005 atau tahun2 sebelumnya, bukankah begitu? Juga, bulan Januari tahun 2005 mencatat 45.479 unit atau hampir sama dengan rata2 tahun 2005 yang 45.000an unit, tidak terjadi penurunan yang drastis karena teori Anda bahwa dealer mungkin menumpuk stok pada bulan Desember sebelumnya. Begitu pula dengan tahun2 sebelumnya.

Angka bulan Januari 2006 yang bahkan tidak mencapai 30.000 unit tentu 'points to something'.
Memang angka Jan 06 vs Jan 05 menunjukkan penurunan yang tajam secara keseluruhan, I totally agree on that point.
Tapi kalau hanya berdasarkan angka penurunan sebulan (jan 06 vs jan 05) per merek, untuk disimpulkan merek mana yang lebih bertahan dalam kondisi ini (misalnya APV makin tertinggal jauh dari Avanza/Xenia), saya kira analisanya pasti kurang tepat. Cheers:)
Everything is ok in the end. If it's not ok, it's not the end.
User avatar
DigitALL
New Member of Mechanic Master
New Member of Mechanic Master
Posts: 9595
Joined: Thu May 15, 2003 16:12
Location: Indonesia

Post by DigitALL »

Mitsubishi yg ceritanya amburadul tetap ranking 2.....
Mitsubishi di no.2 bukan karena penjualan passenger cars seperti Galant atau Kuda, tapi karena penjualan Colt Diesel dan L300 dkk..
Penjualan passenger cars mereka tetap saja masih berantakan, Galant dan Kuda sudah di-discount gila2an, puluhan juta sekalipun tetap saja tidak ada yang beli. Siapa di SM ini yang baru beli Galant baru atau Kuda baru, I wonder..? Shocked
yup benar
malah untuk 2005 L200 bisa menggeser Ford untuk kelas DoubleCab 4x4
Untuk passengers cars, Mitsubishi emang tidak begitu fokus di tanah air. Mereka lebih fokus di kendaraan komersil, spt Colt Diesel, L300 dan Truk lainnya. Untuk saat ini, pihak KTB tetap menjual Galant dan Kuda yg diimpor dari Thailand, ditambah dgn Lancer, L200 Double dan Single Cab, MPV terbaik versi TOP GEAR yaitu GRANDIS.
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

gransis ok... i lebih suka yang colt kompak sih... nabung dl hehehe
User avatar
skullkid
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 556
Joined: Thu Feb 16, 2006 10:31

Post by skullkid »

DigitALL wrote:
Untuk passengers cars, Mitsubishi emang tidak begitu fokus di tanah air. Mereka lebih fokus di kendaraan komersil, spt Colt Diesel, L300 dan Truk lainnya. Untuk saat ini, pihak KTB tetap menjual Galant dan Kuda yg diimpor dari Thailand, ditambah dgn Lancer, L200 Double dan Single Cab, MPV terbaik versi TOP GEAR yaitu GRANDIS.
Saya rasa anda benar bung... mereka lebih berkonsentrasi pada kendaraan komersill.....

tapi saya masi berharap mereka memperkenalkan produk2 barunya,... hehe
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Dan kalau lihat pengalaman Nissan, kalau nanti Mitsu mulai recover, mereka tentu juga akan fokus prioritynya ke pasar besar dulu seperti Jepang, USA, Eropa, China etc.

Pasar Indo yang jauh lebih kecil, tentu akan harus tunggu dulu. Cause mau cepat recover, Mitsu harus dengan cepat jual model baru ke pasar yang besar, bukan yang kecil.

Istilah mau cepat sikat virus flu burung, harus cepat musnahkan pertenakan di area pusat outbreak virus itu dulu, not the minor areas yang jaraknya berapa km dari pusat outbreak.

Indonesia pasar mobilnya tiap tahun sekitar 500,000an. Kalau USA saja sudah puluhan juta ! So it makes sense for any automaker to focus in places like those first.

So I think mau lihat model baru Mitsu di Indo, kita harus lebih sabar. I do wish the new Zinger cepat masuk. Penasaran juga saya ini mobil seperti apa. Looks very suitable for Indonesia for me. 3 baris, SUV body. Just like a much improved kijang kapsul to me ! (design conceptnya, bukan stylingnya)
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

skullkid wrote:
DigitALL wrote:
Untuk passengers cars, Mitsubishi emang tidak begitu fokus di tanah air. Mereka lebih fokus di kendaraan komersil, spt Colt Diesel, L300 dan Truk lainnya. Untuk saat ini, pihak KTB tetap menjual Galant dan Kuda yg diimpor dari Thailand, ditambah dgn Lancer, L200 Double dan Single Cab, MPV terbaik versi TOP GEAR yaitu GRANDIS.
Saya rasa anda benar bung... mereka lebih berkonsentrasi pada kendaraan komersill.....

tapi saya masi berharap mereka memperkenalkan produk2 barunya,... hehe
Pasar komersial sekarang lagi jelek banget sejak kenaikan bbm, penurunannya jauh lebih besar dari mobil penumpang.

Banyak kendaraan komersial yang dikembalikan ke leasing, gak kuat bayar angsuran, dan mengakibatkan rugi gede-gede-an di lembaga keuangan yg memberikan kredit. Dijual, hasilnya gak nutup hutangnya.

Jadi untuk antisipasi, mereka minta uang muka gede, hasilnya tambah seret saja penjualan komersial.
User avatar
skullkid
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 556
Joined: Thu Feb 16, 2006 10:31

Post by skullkid »

TomS wrote:

Pasar komersial sekarang lagi jelek banget sejak kenaikan bbm, penurunannya jauh lebih besar dari mobil penumpang.

Banyak kendaraan komersial yang dikembalikan ke leasing, gak kuat bayar angsuran, dan mengakibatkan rugi gede-gede-an di lembaga keuangan yg memberikan kredit. Dijual, hasilnya gak nutup hutangnya.

Jadi untuk antisipasi, mereka minta uang muka gede, hasilnya tambah seret saja penjualan komersial.
Oh ya? saya kira juga begitu.. bisnis lagi susah di indo ya? mungkin gara2 posisi ekonomi indonesia yang belum mampu menerima kenaikan BBM global.. saya lagi di luar negeri bos, belajar.. hehehe.. jadi mungkin rada ketinggalan info
User avatar
Herry
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 840
Joined: Tue May 11, 2004 4:00
Location: Asia

Post by Herry »

Sithlord wrote: So I think mau lihat model baru Mitsu di Indo, kita harus lebih sabar. I do wish the new Zinger cepat masuk. Penasaran juga saya ini mobil seperti apa. Looks very suitable for Indonesia for me. 3 baris, SUV body. Just like a much improved kijang kapsul to me ! (design conceptnya, bukan stylingnya)
Gue gak tao apa zinger akan masuk ke Indo untuk gantikan kuda atau tidak, tapi kemungkinan besar seh akan masuk, karena kuda udah abis lifecycle-nya.
Zinger untuk sementara cuman ada 5 seater (Taiwan only), maybe kalo masuk indo akan ada yg versi 3 baris.

Kalo zinger dibandingkan dgn innova, jujur gue masih lebih suka model innova yg lebih manis, dibanding zinger yg terlalu polos apalagi back-nya wah jelek. Untuk interior lebih keren punya zinger. lebih terasa fresh dan modern dibanding punya innova.

Oh ya zinger juga tinggi bodinya, kira2 mirip tingginya kuda/kapsul deh, kadang diliat jadi agak aneh proporsi bodinya.

So, zinger dan innova masing2 ada kelebihan dan kekurangannya. But buat gue pribadi masih lebih suka innova.
Live as if you were to die tomorrow.
Learn as if you were to live forever.
pranoto
Visitor
Visitor
Posts: 3
Joined: Sat Jun 23, 2007 8:52

Post by pranoto »

Harga Nisan Patrol 2001 sekarang berapa ya?
User avatar
€lj€p€
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2610
Joined: Sat Apr 14, 2007 15:01
Location: Kemanggisan, Jakarta Barat

Post by €lj€p€ »

pranoto wrote:Harga Nisan Patrol 2001 sekarang berapa ya?
yach muncul thread jaman kiblik.. hehhehee...
Menurut AutoBild..
Nissan Patrol 4.2 L A/T tahun 2000 harganya Rp.280.000.000,-
Jadi kalau tahun 2001 beda tipis lah.....
Dari Solo ke Oslo
Image