Pasar Mobil "Sekarat"

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Pasar Mobil "Sekarat"

Post by mpoezz »

Pasar Mobil "Sekarat"

Jakarta, Kompas

”Kemarin kita baca The Wall Street Journal, keuntungan bersih Toyota Motors Corp melonjak hingga 34 persen menjadi 398 miliar yen atau sekitar 3,34 miliar dollar AS. Kabar sebaliknya justru terjadi di sini, pasar kita babak belur. Bahkan, jujur harus diakui, pasar tengah ’sekarat’,” kata seorang pelaku otomotif nasional.

Pasar mobil saat ini benar-benar sekarat. Hal itu bukan hanya dialami oleh satu atau dua merek, tetapi hampir dirasakan oleh semua merek. Seluruh produk otomotif yang dijual di Indonesia terpangkas pasarnya.

Tak ada lagi cerita manis dari para agen tunggal pemegang merek (ATPM) dan dealer soal keuntungan berlimpah dari kuatnya respons pasar. Tak ada lagi cerita dramatis bagaimana konsumen rela antre beberapa bulan agar bisa membeli Avanza, Xenia, Jazz, Nisan Xtrail, atau APV dengan komitmen uang tanda jadi jutaan hingga puluhan juta rupiah, seperti yang terjadi tahun 2005. Itu kisah masa lalu.

Sekarang kondisinya sudah jauh berbeda. Apabila Anda punya uang, datang saja ke dealer. Dalam waktu dua minggu mobil yang diinginkan sudah ada di rumah. Bahkan, apabila calon konsumen pandai bernegosiasi, tidak mustahil akan mendapatkan harga spesial di samping tambahan berbagai hadiah langsung dari dealer. Pendek kata, semua cara dilakukan oleh produsen, ATPM, dan dealer untuk menyelamatkan pasar mereka yang jeblok sejak bank tak lagi ”ramah” terhadap konsumen mobil.

Kondisi ini mau tidak mau akan membawa konsekuensi terpangkasnya pendapatan dan keuntungan bersih perusahaan terbuka yang core bisnisnya otomotif. Padahal, per September 2005, sebagai gambaran, Astra Internasional berhasil meningkatkan pendapatan bersih dari Rp 31,4 triliun menjadi Rp 46,4 triliun. Laba bersih juga meningkat 12,5 persen, yakni dari Rp 4 triliun menjadi Rp 4,5 triliun.

Dari total pendapatan maupun laba bersih tersebut, kontribusi sektor otomotif sekitar 70-75 persen. Sisanya dari sektor lain, seperti perkebunan.

Sejak September 2005

Rizwan Alamsjah, Direktur Pemasaran Kramayudha Tiga Berlian Motors, mengakui kondisi buruk saat ini. Dia pun tidak menampik data yang dibuat oleh Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) soal kemerosotan pasar.

Namun, dia menolak apabila data Gaikindo itu dipakai sebagai indikator jebloknya pasar mobil merek Mitsubishi. Baginya data itu adalah data pelepasan mobil dari ATPM ke dealer, bukan dari dealer ke konsumen. Apabila dilihat riil dari dealer ke konsumen, justru pasar masih membaik.

”Kami masih punya stok carry over di dealer sehingga tidak mungkin terus dipasok. Lagi pula, bila dilihat jumlah penjualan ke konsumen, volumenya lebih besar dari yang dilepas ke dealer Januari 2006,” kata Rizwan.

Oleh sebab itu, Rizwan meminta agar melihat persoalan ini dalam konteks yang komprehensif dan bukan parsial. Apabila itu yang dilihat akan tampak bagaimana kompleksnya persoalan di sektor otomotif. Hal itu sudah terjadi sejak September 2005 ketika harga minyak dunia bergejolak hingga tembus di atas 70 dollar AS per barrel.

Dampaknya ke mana-mana

Presiden Direktur Toyota Astra Motor Jhonny Dharmawan sependapat dengan pandangan Rizwan. Pasar memang terasa turun sejak triwulan terakhir tahun 2005 ketika harga minyak naik tajam. Kondisi itu mendorong pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) agar beban subsidi di Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara tidak membengkak.

Akan tetapi, dampak kenaikan harga BBM pada Oktober lalu membuat berbagai komoditas melonjak harganya. Imbasnya pun langsung terasa. Angka inflasi bergerak cepat. Bahkan, sampai akhir tahun 2005 lalu angka inflasi tembus satu digit mencapai 17,1 persen. Praktis membuat daya beli masyarakat terus menurun. Pada saat yang sama bunga bank meningkat dan pembiayaan untuk sektor konsumtif diperketat.

Padahal, otomotif masuk dalam kategori itu. Praktis pasar pun semakin seret. Selama ini hampir sekitar 80 persen penjualan otomotif dibiayai dari leasing. Penjualan pun terus menurun sehingga akan ada koreksi dari para pelaku otomotif. Lengkap sudah beban pelaku otomotif.

Presiden Direktur PT Pantja Motor Yohannes Nangoi produsen mobil Isuzu dan CEO PT Astra International Daihatsu Sales Operation Ronny Ramli senada mengatakan, dampak seretnya pasar membuat stok di tangan produsen saat ini rata-rata di atas satu bulan. Stok pun kini tak hanya tertumpuk di pabrik, tetapi juga menyumpal di pipa distribusi menuju ke dealer.

Konsekuensi dari semua itu, ujar Yohannes, meningkatkan biaya modal kerja. Apabila produsen tidak mampu meningkatkan lagi efisiensinya, yakni menarik lebih kencang ikat pinggangnya, dijamin industri hancur.

Oleh sebab itu, dalam upaya menjaga perusahaan tidak terperosok dalam lubang sumur tak berdasar, salah satu langkah yang dilakukan adalah menahan aktivitas produksi dan konsolidasi bisnis. Konsekuensinya volume pekerjaan juga akan menurun. Apabila ini yang terjadi, harus ada yang dipangkas.

”Itu yang paling mungkin dilakukan saat ini. Paling tidak, tak ada lagi kontrak tenaga kerja baru. Yang ada pun mungkin akan dikurangi karena memang tidak ada lagi pekerjaan. Seretnya pasar ini bukan hanya persoalan produsen semata, tetapi juga ekonomi nasional akan terpengaruh,” kata Yohanes.

Oleh sebab itu, tambah Ronny, perlu dipikirkan bagaimana membuat sektor otomotif bergairah untuk menekan imbasnya ke berbagai sektor. Menurut dia, persoalan ini muncul ketika suku bunga bank terus naik tajam. Leasing pun mengetatkan kucuran pembiayaan sehingga praktis laju perdagangan otomotif semakin seret. Kondisi seperti itu tak hanya dirasakan di pasar mobil baru, tetapi juga mobil bekas dan kendaraan roda dua. Semua pasarnya turun di atas 15 persen.

Apa yang digambarkan oleh para pelaku itu tidak berlebihan mengenai gawatnya penurunan pasar otomotif tersebut apabila persoalan ini tidak ditemukan jalan keluarnya. Bukan hanya angka pengangguran bertambah dengan masuknya korban PHK dari sektor otomotif, tetapi juga laju investasi para prinsipal akan tertahan, bahkan mungkin pindah ke Thailand, Vietnam, atau Malaysia yang memiliki semua kepastian. Hukum yang pasti, nilai tukar yang pasti, suku bunga yang kompetitif, upah pekerja yang sebanding dengan tingkat produktivitas, dan yang pasti komitmen pemerintah yang konsisten.

Bagi mereka tidak ada persoalan masuk ke berbagai negara itu karena prinsipal tetap bisa masuk ke Indonesia dengan ASEAN content yang bea masuknya hanya lima persen. Tinggal kita yang gigit jari karena pajak, peningkatan teknologi, investasi, dan pembukaan lapangan kerja pindah ke mereka. (Banu Astono)
User avatar
ahbeng
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Wed Jun 29, 2005 0:12
Location: Jakarta Utara

Post by ahbeng »

memang.... negara kita ini sedikit gokil :S

klo pajak mobil ga di turunin bisa bener2 menurun nih tingkat penjualan otomotip moga2 ga ampe company2 mobil menarik diri dari indo, bisa2 ga ada CKD2an lagi...
the-mantal
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 564
Joined: Wed Apr 27, 2005 9:47
Location: jakarta

Post by the-mantal »

gue belakangan lihat harga mobkas di koran.....
turun harganya banyak ya??????
BMW th 2000 cuma dijualin dibawah 200jt, bahkan Altis 2001 yg harusnya harganya kuat, dilego 120-130 juta aja....
pheww..... what's what...
Harta Cinta Tahta!!!
Choose yours
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Pasar mobil yang "sekarat" seharusnya menjadi "berkah" bagi pembeli...

Harga mobil akan turun dan produsen akan berlomba-lomba untuk memberikan "added value" atau service tambahan, etc.

Tidak ada lagi indent yang tidak masuk akal, seperti indent Innova, Avanza, Jazz atau Fortuner... 6 bulan untuk tunggu..??

Datang ke showroom, dapat servis lebih dari dealer, tinggal pilih warna, tunjuk, bayar dan mobil langsung diantar..

..
User avatar
avansa
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2135
Joined: Sat Nov 26, 2005 23:47
Location: Purwokerto

Post by avansa »

tapi mobil bekas menngeliat....para pengendara motor kebanyakan beralih ke Mob Kas..
Image