Menjajal Civic Hybrid 2006
Jakarta, Kompas
Dari kejauhan tampak sebuah sedan berwarna putih diparkir di pelataran parkir lintasan uji coba PT Honda Prospect Motor, di lingkungan pabrik perakitan mobil Honda di kawasan industri Karawang, Jawa Barat. Selintas sosok sedan itu tampak seperti Honda Civic biasa, tetapi ketika melihat ke bagian belakangnya ada tulisan Hybrid berwarna biru. Ternyata mobil itu adalah Honda Civic Hybrid keluaran 2006.
Sesuai dengan namanya, Honda Civic Hybrid, mobil itu adalah mobil hibrida (hybrid) yang menggabungkan mesin bensin dan mesin (motor) listrik. Mobil hibrida juga dikenal sebagai mobil hijau karena emisi (gas sisa pembakaran)-nya yang bersih (ramah lingkungan) dan hemat dalam mengonsumsi bahan bakar.
Honda Civic Hybrid menyandang mesin bensin ringan dari bahan aluminium-alloy, berkapasitas 1.3 Liter (1.339 cc), 4 silinder segaris, single over-head camshaft (SOHC), yang menggunakan sistem intelligent dual and sequential ignition (i-DSI) yang digabung dengan intelligent variable valve timing and electronic lift control (i-VTEC) yang berfungsi meningkatkan torsi (torque), yang dipadu dengan mesin listrik (Integrated Motor Assist/IMA) yang lebarnya 7 sentimter. IMA mendapatkan tenaganya dari baterai Nickel Metal Hydride (Ni-MH) yang bergaransi 8 tahun/100.000 kilometer, yang terletak di balik kursi belakang.
i-DSI menggunakan dua busi pada setiap silinder yang menyala secara berurutan. Busi pertama melakukan pembakaran, dan busi kedua mengoptimalkannya dengan membakar sisa campuran bahan bakar dan udara yang tidak terbakar oleh api yang dipercikkan busi pertama. Sedangkan i-VTEC menyesuaikan waktu dan bukaan katup dengan kecepatan mobil. Hasilnya adalah pembakaran lebih bersih karena berlangsung sempurna dan tenaga mesin meningkat, tanpa membuat konsumsi bahan bakar meningkat, dan emisi tetap bersih.
Dengan menggunakan i-DSI, Honda Civic Hybrid dapat mencapai emisi bersih tanpa memerlukan kehadiran catalytic converter, yang rawan mampet (buntu) karena rendahnya kualitas bahan bakar minyak di Indonesia.
Mesin bensin 1.3 Liter itu menghasilkan tenaga maksimum 110 PK (paardekracht, daya kuda) pada 6.000 putaran mesin per menit (rpm), dengan garis batas merah berada pada 6.300 rpm. Torsi maksimumnya 167 Nm (Newton-meter) mulai 1.000-2.500 rpm.
Mesin 1.3 Liter itu dibantu dengan mesin listrik bertenaga maksimum 20 PK sehingga total tenaga maksimum yang dihasilkan adalah 130 PK. Rasio kompresi mesin 1.3 Liter itu adalah 1 : 10,8 sehingga untuk mengoperasikan mobil itu digunakan pertamax atau pertamax plus.
Mobil jenis yang sama, yang berwarna silver, akan diserahkan kepada Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) untuk dikaji oleh Balai Termodinamika Motor dan Propulsi (BTMP). Tujuannya agar Pemerintah Indonesia mempunyai pengertian yang benar tentang mobil hibrida. Namun, karena Honda Civic Hybrid berwarna silver itu baru akan datang pada bulan Maret, maka pada tanggal 10 Februari besok secara simbolis Honda Civic Hybrid berwarna putih yang sudah ada itu yang diserahkan kepada Menteri Negara Riset dan Teknologi Kusmayanto Kadiman.
Tidak tahu
Ajakan untuk menguji coba Sedan Terbaik Amerika Utara 2006 itu tidak disia-siakan. Setelah memasang sabuk pengaman, pedal rem diinjak, dan mesin dihidupkan, tangkai persneling langsung digeser ke posisi D (drive). Setelah pedal gas diinjak mobil meluncur ringan menuju ke lintasan uji jalan (test track). Begitu mobil dipacu cepat petunjuk bertulisan assist di bagian kiri panel indikator memperlihatkan bahwa mesin listrik mulai bekerja membantu mesin bensin. Bila tidak melihat petunjuk di panel indikator, pengendara tidak mengetahui, apakah mesin listrik tengah membantu atau tidak. Saat meluncur tenang (low-speed cruising) pada kecepatan 70-75 kilometer per jam (sekitar 1.500-1.900 rpm), mesin listrik mati dan mesin listrik beroperasi sendiri, dan ketika jarum di takometer melampaui angka 2.000 rpm, mesin listrik hidup kembali.
Tidak terasa kecepatan yang ditampilkan secara digital sudah mencapai 90 kilometer per jam, ketika injakan kaki pada pedal gas dilepas, dan juga saat pedal rem diinjak, untuk menurunkan kecepatan, maka petunjuk bertulisan charge (isi baterai) memperlihatkan bahwa baterai diisi. Meluncur pada kecepatan 80-90 kilometer per jam itu merupakan kecepatan yang dirasakan ideal. Penggunaan continuously variable transmission (CVT) membuat perpindahan gigi berlangsung mulus, tidak terasa sentakan sedikit pun.
Mobil sanggup dipacu sampai kecepatan 135 kilometer per jam, tetapi sebagaimana layaknya mobil berkapasitas mesin di bawah 2.0 Liter yang menggunakan persneling otomatik, maka pertambahan kecepatan di atas 100 kilometer per jam berlangsung lamban.
Berbeda dengan pesaingnya, Toyota Prius, yang ketika pertama kali dijalankan hanya menggunakan mesin listrik, dan pada tahap selanjutnya baru mesin bensin membantu, Honda Civic Hybrid justru digerakkan oleh mesin bensin dan mesin listrik membantu.
Jika mobil berhenti dan pedal rem tetap diinjak, maka di bagian bawah panel indikator muncul tulisan auto-stop dan mesin bensin mati. Keadaan di kabin tiba-tiba menjadi hening. Saat mesin bensin mati, pengatur udara (AC) tetap bekerja dengan bantuan aki (accu), dan jika persediaan listrik di aki berkurang, maka mesin bensin otomatis hidup kembali sehingga pengisian aki bisa berlangsung.
Honda Civic Hybrid diklaim hanya menghabiskan bensin 1 liter untuk menempuh perjalanan sejauh 21,27 kilometer, atau 4,7 liter untuk 100 kilometer. Namun, konsumsi bensin sangat dipengaruhi oleh gaya seseorang dalam mengendarai mobil sehingga bisa saja bahan bakar yang dikonsumsi lebih atau kurang hemat daripada yang diklaim pabrik. (JL)
Menjajal Civic Hybrid 2006
Moderators: r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit, Ryan Steele, sh00t
-
- Member of Mechanic Engineer
- Posts: 2980
- Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
- Location: Kingdom of Heaven