Tidak semua orang mengetahui there's something wrong with their X-Trail, lebih sedikit lagi yang segera mengganti muffler baru. Jadi, banyak X-Trail yang muffler-nya bermasalah sementara pemiliknya belum tentu menyadarinya dan karenanya, lebih boros BBM daripada seharusnya.Kasus : Knalpot X-Trail setahun bocor
Problem muffler Nissan X-Trail : Cepat terserang karat?
Tiada angin tiada hujan, sekonyong2 terdengar Budi ngedumel. "Duh, mobilku kow suaranya sember begini ya?", ujar pria pembesut Nissan X-Trail ini. Enggak hanya itu, tarikan jadi berkurang dan lebih boros bahan bakar. Setelah diperiksa ternyata suara berasal dari tabung saringan knalpot yang bocor di sisi kiri. Lho koq bisa, padahal mobil belum ada setahun di tangannya. "Koq cepat amat terserang karat ya?" keluhnya.
KONDENSASI
Ternyata kejadian ini tidak hanya menimpa Budi seorang. Saat Otomotif berkunjung ke beberapa bengkel knalpot, ada pemilik X-Trail mengalami problem serupa. "Sudah ada beberapa X-Trail yang ganti muffler. Umur pakainya enggak lama. Bahkan ada yang cuma 4 bulan. Rata2 karena berkarat dan bocor di sisi sebelah kirinya," ungkap Ben Yamin Irianto, associate director Standard Adi Knalpot (SAK) Indonesia di kawasan Gunung Sahari, Jakpus.
Disinyalir, penyebabnya konstruksi bagian dalam tabung saringan yang diletakkan melintang.
Pada X-Trail, pipa knalpot dari mesin masuk dari sebelah kanan muffler. Lantas pipa keluarnya juga berada di sebelah kanan. Mau tahu apa yang terjadi?
Saat mesin dinyalakan, gas buang yang masuk dari sisi kanan langsung mengarah ke dinding tabung di sisi kiri, bukannya langsung tertiup keluar.
Hal ini disebabkan saluran keluarnya berada di kanan juga. Akibatnya, asap tidak langsung keluar, tetapi terkonsentrasi di tabung sebelah kiri. "Memang ada lubang2 kecil pada pipa di dalam muffler, namun karena gas buangnya kencang, pasti terkumpul dulu di sebelah kiri (lihat skema - di hardcopy)", lanjut pria yang sudah 20 tahun menggeluti bidang knalpot ini.
Gas buang yang terkonsentrasi di sebelah kiri muffler bisa tampak dari wujud luar tabung. Lihat saja warnanya beda. Di kanan tetap silver, tetapi sebelah kiri tampak warna seperti pelangi, tanda sering terkena suhu tinggi. "Suhu juga bisa bikin karatan lebih cepat," katanya.
Posisi lubang masuk maupun keluar muffler yang di kanan pun kurang menguntungkan untuk membuang air. Lho, koq air? Ya benar, karena air bisa terjadi karena kondensasi setelah mobil diparkir dan temperatur di dalam muffler dingin.
Terkonsentrasinya gas buang di kiri, menyebabkan kondensasi di sisi itu lebih banyak. Lama-kelamaan uap air akan menimbulkan karat. Sialnya, karena penyebabnya dari dalam, tidak bisa dilakukan langkah pencegahan.
Apalagi tabung knalpot ini lumayan gede. "Perputaran gas jadi lebih lama di dalam tabung, enggak langsung keluar.", tambah Mulyono, bos Indojaya Knalpot di kawasan Kebon Jeruk, JakBar.
Karat pun menyebar dan bisa menembus dinding tabung. Memang bisa dilakukan perbaikan dengan cara mengelas kalau sudah bolong. Tetapi hasilnya pasti tidak bagus, bahkan dalam beberapa bulan sudah bolong kembali. "Biasanya kalau bagian luar sudah keropos bagian dalamnya sudah rontok, percuma kalau hanya luar saja yang dilas," ungkapnya.
Lantas kalau gejala sudah terdeteksi, apa langkah yang harus diambil? "Biasanya harus diganti satu unit. Kalau dilas memang bisa nambal bocor, tetapi enggak bisa tahan lama," ulas Sugiman dari Ruang Kencana Knalpot (RKK) di jalan Garuda, JakPus.
Ganti satu unit? Padahal, "Muffler asli X-Trail sekitar Rp 2 jutaan. Tetapi harus pesan dulu," bilang Wiekiat pemilik Arena, toko spare part Nissan di Duta Mas Fatmawati, JakSel. Sudah mahal, stok juga jarang!
Diakui Teddy Irawan, deputy director national sales and promotion Nissan Motor Indonesia, gejala ini pun sempat terdeteksi pihaknya. Karena itu, instruksi pun sudah sampai di tingkat bengkel resmi untuk menanggapi kalau ada klaim sejenis.
Hal inilah yang menyebabkan :
From thread 'Pasar SUV 2005 Milik Honda CRV'
at http://www.serayamotor.com/diskusi/view ... c&start=20
Yang DIPERTEGAS oleh laporan angka penjualan tahun 2005 yang dilaporkan oleh Otomotif dan bersumber dari masing2 ATPM yang bersangkutan :Kondisi pasar SUV : Dua Merk Jadi Incaran
...Namun jika harus ditanya lagi di antara kedua merk tersebut, siapa yang akan menjadi primadona di 2006? Dilihat dr keadaan ekonomi sekarang ini, Honda CRV bisa menjadi raja di kelasnya. "Banyak pemilik mobil bekas yang mencari CRV dibanding X-Trail, karena mereka melihat dari konsumsi bensinnya," bilang Hermanto dari Trans Motor di Pasar Mobil Kemayoran, Blok Z-15, Jakpus.
Pasalnya, X-Trail terkenal boros dibanding CRV. Selain itu, brand image CR-V lebih ungguk ketimbang pesaingnya.
Pendapat serupa juga diungkapkan Sidharta dari 3M Auto Car. "Pertama X-Trail keluar, pasaran CRV tergeser. Tetapi setelah bensin naik, malah sebaliknya, lebih mudah jual CRV dibanding X-Trail.", ujarnya.
X-Trail yang tahun 2004 berhasil mengungguli CRV, kini tergeser ke posisi kedua dengan angka penjualan baru yang cukup jauh : 7.551 vs 6.113 atau sekitar 25%.Medium SUV 4 x 2
Honda dengan CRV masih bertengger di urutan pertama. Unit yang terjual selama Januari-November 2005 lalu sebanyak 7.551 unit.
Berikutnya dibayangi Nissan X-Trail. Secara total dalam berbagai varian (Xt, St. Xt V-shape, St V-shape dan Stt), X-Trail dilepas sebanyak 6.113 unit selama periode yang sama Januari-November 2005.
Dan bukan hanya pasar mobil baru, di pasar mobil bekas pun keadaan menjadi berbalik : dulu X-Trail banyak dicari, kini sebaliknya.
Case mengapa X-Trail menjadi kalah dari CRV, is now solved.
