Toyota sees Hyundai as threat, not Honda or Nissan

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Toyota sees Hyundai as threat, not Honda or Nissan

Post by conan »

Reuters
Automotive News / January 10, 2006 - 3:00 pm

DETROIT -- Toyota Motor Corp. claims to be afraid of a lot of things: complacency, competition, and success itself.

But in the United States, rival Hyundai Motor Co. may well be at the top of Toyota's list.

"We're worried about them," Yukitoshi Funo, chairman of Toyota Motor Sales U.S.A. Inc., told reporters in Detroit this week.

"Our main competitors here are essentially Honda Motor Co. Ltd., Nissan Motor Co. Ltd. and Hyundai, but Hyundai is the one we are very carefully watching," he said on the sidelines of the North American International Auto Show here.

South Korea's top automaker, until recently a target of jokes about broken-down parts, has dramatically raised its profile on the world stage with a benchmark study by research firm J.D. Power showing an improvement in quality to match the best Japanese brands.

Hyundai now sells far more cars than Volkswagen AG, Mazda Motor Corp. and Subaru in the United States. It expects sales to rise more than 10 percent this year to over 500,000 units, in an overall market that it reckons will shrink.

In 2005, Hyundai's sales fell 7.7 percent to 418,615 units, giving it a market share of 2.5 percent.

"The quality story is resonating," Bob Cosmai, chief executive officer of Hyundai Motor America, told Reuters at the Detroit show. "We're broadening the depth of our product line, and it's a great value story. When I joined the company at the end of 1990 we sold 90,000 cars, so we're making our presence really known."

Unveiling the remodeled Santa Fe SUV at the show, Cosmai said its popular model would be priced "thousands of dollars" below a comparably equipped Toyota Highlander with six airbags, electronic stability control and other advanced safety features.

As Cosmai admits, Hyundai's path to success has been modeled closely on Toyota's strategy of striving for top quality and competitive prices, and appealing to a broad range of customers with wide-ranging cars.

That's what worries Toyota most.

"Honda and Nissan are also formidable rivals, but they have a distinct business approach and profile from us," Toyota's Funo said. "Hyundai, meanwhile, is essentially doing what we're doing."

But Funo added that Toyota would not and could not compete with Hyundai on prices, and would instead focus on building its brand and value.

"Our costs aren't as low as Hyundai's. We don't want to compete on their terms," he said.

His Hyundai counterpart, meanwhile, seemed to be adopting Toyota's characteristic modesty when asked how the South Korean company stacked up.

"I'm not sure anyone's a big threat to Toyota right now," Cosmai said.

"They're a very successful company," he said, adding that Hyundai benchmarked much of its processes and design characteristics around Toyota. "We have a long way to go."
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Actually the Santa Fe that I used to drive memang enak sekali ! Thats why at first I was so excited !

Cuman berikutnya its a nightmare ! Many parts failed ! Apalagi kasus stallingnya ! Even though its later solved after sometime mereka ketemu part yang masalah ! BUT after that one solved, compressor ACnya mulai ngak benar. Thats when I say " ENOUGH ! "

Actually I once juga perna cari Trajet bekas !

Perhaps Hyundai now have made great improvements !

Nevertheless, Currently I am not attracted to any Hyundai or Kia products. Bukan gara gara I think their car sucks even now. BUT designwise and features, none attracted me.

Betul, Trajet sempat bikin saya tertarik, tapi my c24 is more lega dari Trajet, easier to maneuver lagi. And looks better in my opinion.

But lets see what happens to Hyundai in the future. I am also not counting them out totally. Cause if they are really serious, one day perhaps they can be very strong ! The nice handling and ride of the Santa Fe proved they are actually quite capable of making comfortable cars !
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

Mobil Korea bekas adalah benar-benar best buy terutama untuk kategori SUV dan sedan.
Untuk kategori city car discount yg didapat akan tidak terlalu besar, karena nilai pasarnya kuat.
Nilainya part-nya juga gak terlalu mahal
Jadi yang mau beli mobil bekas, mobil Korea patut dipertimbangkan terutama Hyundai dan KIA.
Saran saya, kalau dapat langsung joint ke milis mereka untuk mengetahui masalah yang biasa terjadi, dan biasanya mereka akan bermasalah kalau kita pakai premium.
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Mungkin Toyota nggak mau seperti Sony yang "kesalip" sama Samsung atau LG..

Dengan Samsung, Korea udah bisa membuktikan kalo mereka bisa buat "better but cheaper product"...

Nggak ada jalan lain bagi Toyota tapi untuk terus perform seperti sekarang ini.
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

Benar Pak, mereka itu benar-benar ancaman yang sesungguhnya.
Di tingkat dunia penjualan mereka naik terus urutannya dengan quality yang juga meningkat
Di Indo, mereka saat ini masih ckd, productnya sudah dijual begitu murah.
Coba Korea termasuk Asean, harga City Car pasti akan turun lagi, go Asia Power :D


aidan wrote:Mungkin Toyota nggak mau seperti Sony yang "kesalip" sama Samsung atau LG..

Dengan Samsung, Korea udah bisa membuktikan kalo mereka bisa buat "better but cheaper product"...

Nggak ada jalan lain bagi Toyota tapi untuk terus perform seperti sekarang ini.
User avatar
ahbeng
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Wed Jun 29, 2005 0:12
Location: Jakarta Utara

Post by ahbeng »

hehe gimana ga jadi ancaman buat toyota, wong di amrik warranty powertrainnya Kia ama Hyundai ampe 10 taon :D (walaupun wa yakin sering keluar masuk bengkel 4+ taon kemudian) tapi its worthed krn harga2 mbl korea asli jauh dibawah jepang

wa ambil contoh Kia Amanti (sayang wa blon pernah coba Hyundai sonata jadi pake Amanti d )
seinget wa harga dibawah 28000 tapi kualitas ampir kayak mercy E class ( minus peralatan canggih dsb) krn posisi mengemudi sama interiornya bener2 terlihat mewah

tapi wa tetep milih jepang sih klo cari mobil :P cuman Hyundai Tiburon V6 yg lumayan menarik perhatian wa :)
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Hyundai Motor Terima Persetujuan Cina Bangun Pabrik Mesin



SEOUL--MIOL: Hyundai Motor, produsen mobil ternama Korea Selatan, mengatakan Rabu bahwa mereka sudah menerima persetujuan awal untuk membangun pabrik mesinnya di Cina.

"Pemerintah Cina berjanji mendukung rencana kami untuk membangun pabrik mesin dengan kepemilikan saham penuh (wholly-owned) di provinsi Shandong Cina," kata wakil "chairman" Hyundai Motor Kim Dong-Jin dalam sebuah pidato.

Hyundai Motor, yang kini memproduksi mesin 1.500cc and 1.800cc di pabriknya yang telah ada di Beijing, berencana untuk mendirikan pabrik kedua begitu kembali memperoleh persetujuan akhir Cina, kata perusahaan.

Kim mengatakan Hyundai Motor dapat menandatangani persetujuan akhir dengan Cina paling cepat pada Maret untuk pabrik itu yang akan membangun mesin 2.000cc dengan kapasitas tahunan sebanyak 100.000 unit.

Persetujuan lisan Cina muncul setelah Hyundai Motor menyetujui untuk meningkatkan produksi pabriknya yang telah ada di Beijing, kata Kim.

Awalnya Cina minta Hyundai Motor untuk membangun pabrik mesin kedua bersama-sama dengan Beijing Automotive Industry Holding, namun kemudian permintaan itu dicabut, kata Kim.

Hyundai Motor, yang kini menduduki peringkat ketujuh dalam penjualan mobil dunia, menganggap China sebagai faktor penting dalam mendorongnya untuk menduduki peringkat kelima produsen mobil dunia.

Perusahaan itu telah memperkuat bisnisnya di Cina sejak mendirikan usaha patungan 50-50 dengan Beijing Automotive pada 2002. Hyundai Motor menandatangani kesepakatan 1,2 miliar dolar tahun lalu dengan Guangzhou Automobile Group untuk menghasilkan kendaraan komersial. (ant/OL-1)
WP
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4612
Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
Location: jauh di mata, dekat di hati

Post by WP »

TomS wrote:Benar Pak, mereka itu benar-benar ancaman yang sesungguhnya.
Di tingkat dunia penjualan mereka naik terus urutannya dengan quality yang juga meningkat
Di Indo, mereka saat ini masih ckd, productnya sudah dijual begitu murah.
Coba Korea termasuk Asean, harga City Car pasti akan turun lagi, go Asia Power :D

Justru kalo di-CKD bisa lebih murah lagi, karena dirakit di dalam negeri. Kalo misal diimpor dari Thailand atau Filipina masih kena charge pajak 0-5%

Tapi pak TomS, kebanyakan mobil Korea saat ini masih CBU dari Korea
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

WP wrote: Justru kalo di-CKD bisa lebih murah lagi, karena dirakit di dalam negeri. Kalo misal diimpor dari Thailand atau Filipina masih kena charge pajak 0-5%

Tapi pak TomS, kebanyakan mobil Korea saat ini masih CBU dari Korea
Pak WP, mobil Korea yang unit penjualannya banyak pasti sudah di-ckd untuk menekan harga jual.

Waktu sebelum ada AFTA, pemerintah memberikan insentif bea masuk (import tarrifs) yg lebih murah bagi pabrikan yang mau merakit mobilnya ) di Indonesia, pertimbangannya adalah industri perakitan tersebut akan menyerap tenaga kerja, jadi seharusnya tariffnya dibedakan dengan cbu.
Maka itu import tarrifs ckd lebih murah dari cbu.

Babak selanjutnya muncul agreement antar negara Asean, yang menyetujui import tariffs antar negara anggota yang tanda tangan cukup 5 % saja.

Jadi di kasus Korea, jelas Korea tidak termasuk Asean dan import tarriff dia adalah ckd, yg tentu saja akan lebih dari 5%

Source : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inackd.html

Andaikata, Korea masuk dalam bentuk spare-part saja (dipreteli habis) impor tariffsnya akan tetap lebih besar dari 5%

Source : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inacomp.html

Jadi bea masuk 5% itu lebih murah dari bea masuk ckd dan kalau dipretelin sekali pun (spare-part) :D
Pernah dengar gak ada teman yang pesan barang / part di luar negeri dan dikirim lewat kantor pos dan lalu disuruh bayar import tariffsnya di kantor pos kalau mau ambil barangnya ?
WP
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4612
Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
Location: jauh di mata, dekat di hati

Post by WP »

TomS wrote:
WP wrote: Justru kalo di-CKD bisa lebih murah lagi, karena dirakit di dalam negeri. Kalo misal diimpor dari Thailand atau Filipina masih kena charge pajak 0-5%

Tapi pak TomS, kebanyakan mobil Korea saat ini masih CBU dari Korea
Pak WP, mobil Korea yang unit penjualannya banyak pasti sudah di-ckd untuk menekan harga jual.

Waktu sebelum ada AFTA, pemerintah memberikan insentif bea masuk (import tarrifs) yg lebih murah bagi pabrikan yang mau merakit mobilnya ) di Indonesia, pertimbangannya adalah industri perakitan tersebut akan menyerap tenaga kerja, jadi seharusnya tariffnya dibedakan dengan cbu.
Maka itu import tarrifs ckd lebih murah dari cbu.

Babak selanjutnya muncul agreement antar negara Asean, yang menyetujui import tariffs antar negara anggota yang tanda tangan cukup 5 % saja.

Jadi di kasus Korea, jelas Korea tidak termasuk Asean dan import tarriff dia adalah ckd, yg tentu saja akan lebih dari 5%

Source : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inackd.html

Andaikata, Korea masuk dalam bentuk spare-part saja (dipreteli habis) impor tariffsnya akan tetap lebih besar dari 5%

Source : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inacomp.html

Jadi bea masuk 5% itu lebih murah dari bea masuk ckd dan kalau dipretelin sekali pun (spare-part) :D
Pernah dengar gak ada teman yang pesan barang / part di luar negeri dan dikirim lewat kantor pos dan lalu disuruh bayar import tariffsnya di kantor pos kalau mau ambil barangnya ?
Pak TomS,

Tidakkah Anda sadar kalo sebenarnya mobil yg CKD di negara AFTA lain itu kena pajak double?

Misal, dari Jepang kirim secara pretelan ke Thailand, maka akan kena pajak CKD oleh pemerintah Thailand kan?

Trus peretelan tadi dirakit di Rayong lalu hasilnya dikirim ke Indonesia yg akhirnya kena lagi 5% oleh pemerintah Indon kan?

Saat ini kebanyakan mobil yg diimpor dari Thailand memang basis produksinya di sana, sama dengan Kijang Innova dan Avanza yg basis produksinya di Indonesia, yaitu dari awal memang diproduksi di Indonesia..
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

WP wrote:
TomS wrote:
WP wrote: Justru kalo di-CKD bisa lebih murah lagi, karena dirakit di dalam negeri. Kalo misal diimpor dari Thailand atau Filipina masih kena charge pajak 0-5%

Tapi pak TomS, kebanyakan mobil Korea saat ini masih CBU dari Korea
Pak WP, mobil Korea yang unit penjualannya banyak pasti sudah di-ckd untuk menekan harga jual.

Waktu sebelum ada AFTA, pemerintah memberikan insentif bea masuk (import tarrifs) yg lebih murah bagi pabrikan yang mau merakit mobilnya ) di Indonesia, pertimbangannya adalah industri perakitan tersebut akan menyerap tenaga kerja, jadi seharusnya tariffnya dibedakan dengan cbu.
Maka itu import tarrifs ckd lebih murah dari cbu.

Babak selanjutnya muncul agreement antar negara Asean, yang menyetujui import tariffs antar negara anggota yang tanda tangan cukup 5 % saja.

Jadi di kasus Korea, jelas Korea tidak termasuk Asean dan import tarriff dia adalah ckd, yg tentu saja akan lebih dari 5%

Source : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inackd.html

Andaikata, Korea masuk dalam bentuk spare-part saja (dipreteli habis) impor tariffsnya akan tetap lebih besar dari 5%

Source : http://ilmea.dprin.go.id/otomotif/pub/inacomp.html

Jadi bea masuk 5% itu lebih murah dari bea masuk ckd dan kalau dipretelin sekali pun (spare-part) :D
Pernah dengar gak ada teman yang pesan barang / part di luar negeri dan dikirim lewat kantor pos dan lalu disuruh bayar import tariffsnya di kantor pos kalau mau ambil barangnya ?
Pak TomS,

Tidakkah Anda sadar kalo sebenarnya mobil yg CKD di negara AFTA lain itu kena pajak double?

Misal, dari Jepang kirim secara pretelan ke Thailand, maka akan kena pajak CKD oleh pemerintah Thailand kan?

Trus peretelan tadi dirakit di Rayong lalu hasilnya dikirim ke Indonesia yg akhirnya kena lagi 5% oleh pemerintah Indon kan?

Saat ini kebanyakan mobil yg diimpor dari Thailand memang basis produksinya di sana, sama dengan Kijang Innova dan Avanza yg basis produksinya di Indonesia, yaitu dari awal memang diproduksi di Indonesia..
CBU AFTA memang masih kena bea masuk 5% sedangkan produk CKD tidak, contoh Jazz yang dulu masih CBU Thailand kini dijadikan CKD (walaupun harganya tidak diturunkan, dasar).

Tapi CBU Thailand kualitasnya masih lebih baik daripada CKD Indo.
Lagipula perpajakan dan kondisi di Thailand lebih menarik bagi investor daripada Indo.
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

WP wrote: Pak TomS,

Tidakkah Anda sadar kalo sebenarnya mobil yg CKD di negara AFTA lain itu kena pajak double?

Misal, dari Jepang kirim secara pretelan ke Thailand, maka akan kena pajak CKD oleh pemerintah Thailand kan?

Trus peretelan tadi dirakit di Rayong lalu hasilnya dikirim ke Indonesia yg akhirnya kena lagi 5% oleh pemerintah Indon kan?

Saat ini kebanyakan mobil yg diimpor dari Thailand memang basis produksinya di sana, sama dengan Kijang Innova dan Avanza yg basis produksinya di Indonesia, yaitu dari awal memang diproduksi di Indonesia..
Mobil yang di CKD dari negara AFTA sebenarnya gak kena pajak double, cuma kurang gawean saja (karena memang asalnya dari pabrikan AFTA, bukan Jepang). Mungkin mereka yang melakukan ckd ada pertimbangan lain seperti misalnya spec down product atau mungkin pemanfaatan kapasitas pabrik yg menganggur

Balik ke masalah mobil Korea di Indonesia, mobil Korea itu paling banter fasilitas yg didapat adalah CKD, mereka cuma merakit saja di Indonesia.
Beda loh merakit dengan membuat
Membuat itu seperti pada kasus TAM bikin Innova, sebagian besar komponen-nya buatan Indo dan sebagian kecil made in Thailand, yang buatan negara di luar kawasan, Jepang, kelihatannya kecil atau mungkin juga nyaris tidak ada (ECU-nya kali?)
Di pabean kan ada yg namanya dokumen yg namanya country origin
Mobil Korea itu di Asean sampai saat ini belum ada basisnya, jadi gak ada yg namanya bea 5%.
Sekarang coba kalau pabrik mobil Korea punya pabrik di Thailand ? (bukan perakitan loh)
Harga city car akan turun lagi di Indonesia.
Salah satu produser mobil yg lagi cari basis di Asean adalah VW

Jadi secara teori untuk bikin mobil murah parts-nya juga harus dari dalam negeri, karena parts dari negara luar pasti akan kena bea masuk.
Masalahnya secara ekonomis gak mungkin kita dapat menyediakan semua parts itu dari dalam negeri, pasti ada parts2 yg kita tidak bisa bikin atau pun kalau bisa harganya tidak kompetitif.
Untuk parts2 tersebut mau tak mau didatangkan dari luar pabean dan akan kena bea
WP
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4612
Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
Location: jauh di mata, dekat di hati

Post by WP »

TomS wrote: Mobil yang di CKD dari negara AFTA sebenarnya gak kena pajak double, cuma kurang gawean saja (karena memang asalnya dari pabrikan AFTA, bukan Jepang). Mungkin mereka yang melakukan ckd ada pertimbangan lain seperti misalnya spec down product atau mungkin pemanfaatan kapasitas pabrik yg menganggur
Maksud saya bisa kena pajak double itu karena dari negara asal, misal Jepang dikirim peretelan ke Thailand, maka kena pajak impor CKD sama pemerintah Thai, setelah dirakit di Rayong, hasilnya dikirim ke Indo yg pasti kena 5% lagi kan?

Bukannya misal Isuzu D-Max yg jelas2 diproduksi di Thai, dikirim secara peretelan buat dirakit di Indo...Karena pastinya sangat gak efisien...

CKD itu bukan cuma pemanfaatan pabrik menganggur, kalo itu sih kenapa KTB malah berhenti merakit Galant?

Tapi mencari efisiensi maksimal, kalo dengan 5% pajak bisa masukin mobil ke Indo kenapa harus buat mobil yg demand-nya gak terlalu besar?
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

Bung WP, principal akan memilih salah satu negara di Asean untuk dijadikan pabrik. Dan setelah terpilih, industri perakitan di negara lainnya akan dihentikan karena akan tidak ekonomis lagi. Contoh saja model A pabriknya di Thailand, industri perakitan di Indo akan ditutup karena lebih baik ambil saja di Thailand, dgn bea cuma 5%.
Hal tsb di atas yg terjadi dgn Gallant di Indonesia. Andaikata Gallant penjualannya banyak seperti Jazz, ATPM di sini mungkin bisa minta agar sharing produksi di sini
TomS
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 296
Joined: Mon Jul 04, 2005 13:55
Location: Shinjuku

Post by TomS »

Jaman dulu sebelum AFTA, Great Corolla, Honda Ferio, Suzuki Baleno, Mitsubishi Gallant, semuanya adalah ckd jepang (dirakit di sini) dengan bea masuk yg lebih dari 5%. Dan ini yg terjadi dengan mobil Korea saat ini untuk unit yg penjualannya banyak.
Jadi jangan pernah ada anggapan bahwa kalau mobil cuma dirakit di Indonesia lalu beanya bisa menghemat 5% (kenyataannya pasti akan lebih dari 5% kalau ckd-nya dari luar Asean).
Kalau mau menghemat 5% , mobil itu harus benar2 made-in Indonesia :)
WP
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4612
Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
Location: jauh di mata, dekat di hati

Post by WP »

Pak TomS,

Saya gak bilang kalo dirakit di sini menghemat 5%, nyatanya kalo diimpor dari Korea bisa kena 35%.

Kalo diproduksi di negara AFTA (bukan cuma ASEAN, karena sampai saat ini Malaysia belum ikut dalam komoditi mobil utuh), maka memang kena pajak cuma 5%.

Yg paling besar itu kalo di negara AFTA tsb cuma merakit, karena tetap kena pajak CKD sama pemerintah negara tsb.

Namun, buat principal tergantung juga, kadang kala malah jika negara AFTA merakit saja lalu dikirim ke negara AFTA lain bisa lebih murah dalam production cost karena efisiensi.
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear