Pertamina ketakutan ?

Ingin membahas hal-hal umum mengenai mobil dan otomotif, silakan bahas disini...

Moderators: Ryan Steele, sh00t, r12qiSonH4ji, avantgardebronze, akbarfit

ween
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1355
Joined: Wed Nov 16, 2005 14:21
Location: jkt

Post by ween »

kemaren sore saya isi bensin u/ camry di bandung.......tapi di mana2 pertamax & p.plus abis........sepertinya konsumen benar2 haus akan turun harga......hehehehe.....akhirnya baru dapet di sukajadi, itupun ga ada pertamax, jadi terpaksa isi pertamax plus.......lumayan, dgn harga lebih murah dari pertamax, dapet p.plus(5200)....menurut petugas di sana, pertamax yg sekarang harganya 4900 akan di hentikan produksinya......teman2 ada info ttg gosip ini? :wink:
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

yup katanya pertamax kalah saingan dan harganya terjepit antara pertamax plus.dulu pertamina udah ngomong.lalu gara gara masuk shell jadi makin KO aja pertamax.
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Premium ngak bakal turun ! Dan it seems SBY is using a tactic yang dari dulu saya expect, yaitu try to bikin gap Premium ama Pertamax makin tipis. Dan jika makin banyak orang pindah ke Pertamax, subsidi Premium jadi makin kecil !

Anyway cuman beda 500 perak sekarang. I see No reason at all kenapa yang miliki mesin modern tetap mau isi Premium yang mutunya ?? Demi hemat cuman dikit uang saja.

If I were SBY, malah premium nanti naikin ke 4700 ! Lihat apakah orang Indo masih mau premium jika selisihnya cuman 300 perak !
ween
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1355
Joined: Wed Nov 16, 2005 14:21
Location: jkt

Post by ween »

Sithlord wrote:Premium ngak bakal turun ! Dan it seems SBY is using a tactic yang dari dulu saya expect, yaitu try to bikin gap Premium ama Pertamax makin tipis. Dan jika makin banyak orang pindah ke Pertamax, subsidi Premium jadi makin kecil !

Anyway cuman beda 500 perak sekarang. I see No reason at all kenapa yang miliki mesin modern tetap mau isi Premium yang mutunya ?? Demi hemat cuman dikit uang saja.

If I were SBY, malah premium nanti naikin ke 4700 ! Lihat apakah orang Indo masih mau premium jika selisihnya cuman 300 perak !
tunggu, itu namanya GILA.......premium yang kualitasnya di bawah pertamax, cuma beda 300 perak? kalo gitu yang di subsidi yang mana? apa pertamax yang disubsidi atau premium yang "menyubsiidi" negara?
coba pikir.....kalo emang pertamax ga di subsidi harganya 4900 dengan ron 92......trus premium yang katanya di subsidi dengan ron 88 harganya 4500 atau 4700 sekalian? sangat ga make sense!!!harusnya tanpa subsidipun , harga premium dengan kualitas segitu,harusnya main di 4000an kebawah
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

EXACTLY ! I still scratch my head today kalau lihat CRVs / X-Trails, even Innovas, jika today isi premium. Cuman beda 500 perak ! What for ? Why take the risk ?

Dan saya yakin, mesin modern pakai Pertamax pasti minimal bisa irit 5% ! Hitung sendiri tiap bulan selisih berapa. And U will find, ngak ada artinya ! Dari pada mesin minum premium terus, nanti rusak, dan uang yang di hemat juga sangat kecil !

Istilah risk / reward rationya sangat tidak memadai !

Pennywise, pound foolish !
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Dulu memang premium 2400. Cost savingsnya masih lumayan besar, jadi masih OK. BUT for only 500 perak per liter difference today, really things have changed !
aidan
Member of Senior Mechanic
Member of Senior Mechanic
Posts: 259
Joined: Sun Jul 17, 2005 11:00
Location: Jakarta

Post by aidan »

Yang paling besar disubsidi itu minyak tanah..

Ini bukan tactic SBY... ini adalah kenyataan pasar dan regulasi yang mau nggak mau adalah "tuntutan rakyat".

Pertamax nggak bakal bisa menggantikan Premium, permasalahan dasar Pertamax itu adalah distribusi. Pertamax hanya ada di beberapa tempat seperti Jakarta atau kota2 besar lain. Terakhir yang saya tau, kota Pekanbaru yang adalah kota minyak, Pertamax aja nggak ada.

Permasalahan kedua adalah kemampuan refinery Pertamax nggak bakal cukup untuk gantiin Premium yang udah ada dimana-mana. Mau pada pindah ke Pertamax? Mana cukup hasil dari refineri dari Pertamina??

Kalo memang SBY mau bikin Pertamax jadi BBM pilihan, kenapa ngga Pertamina bikin SPBU Pertamax dimana-mana? Atau kenapa nggak SPBU Premium diganti ke Pertamax aja?

Jadinya yah seperti sekarang ini, dengan harga Pertamax yang "loose" dibanding dengan harga Premium yang "regulated" harga Premium nggak bakal bisa sefleksibel harga Pertamax.

Coba kalo dari dulu Premium nggak di "regulated", dibiarin ikut harga pasar, saya rasa Premium juga bakalan turun harganya berhubung harga crude oil dunia yang juga lagi turun.

Cuman SBY saya rasa cukup bijaksana untuk nggak ngelepas harga Premium untuk ikutin pergerakan minya dunia. Jadinya Premimum nggak ikut-ikutan turun seperti halnya Pertamax sekarang ini.

Kenapa pemerintah nggak turunin Premium? Jawabannya adalah simple: "Kalau udah diturin bakalan susah untuk dinaikin"!!

Dengan pergerakan harga minyak dunia yang volatile kayak sekarang who knows bulan depan harga crude oil meroket lagi. Trus Premium yang udah diturunin dinaikin lagi gitu??? Mau ada demo BBM gede-gedean lagi..???

Selain itu, harga BBM (Premium) itu dampaknya ke sektor ekonomi itu gede banget. SBY nggak bakalan mau kalo keijaksanaan ekonominnya dia itu semua tergantung sama harga BBM.

Yang penting adalah harga Premium yang stabil dan "predicted", karna harga BBM Premium menurut saya adalah salah satu "instrumen" yang bisa dijadikan instrumen makro ekonomi penting seperti halnya pajak atau suku bunga.

Jadi jangan heran kalo harga Pertamax bakal nggak beda jauh sama harga Premium. Bahkan, who knows, dengan volatile nya harga crude oil, Premium bisa lebih mahal dari Pertamax.

my 2 cents..
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Coba hitung sendiri :

Beda Pertamax dan Plus adalah Rp 200, ini perbedaan harga 3 angka RON dari 92 (Pertamax) ke 95 (Plus).

Sekarang, berapa perbedaan RON Pertamax ke Premium? Hanya 4! Perbedaan harganya paling2 Rp 250.

Jadi kalau Pertamax Rp 5.000, harga Premium itu harusnya Rp 4750. Disubsidi, diset tetap di Rp 4500.

Pertamax bisa turun jadi Rp 5000 karena trend harga minyak dunia sedang turun. Kalau naik lagi jadi $70 per barrel, harga Pertamax bisa kembali ke Rp 5700 per liter atau lebih! Pada saat itu, Premium berarti disubsidi Rp 1200 atau lebih!

Sebelum protes, coba pikir dulu dengan kepala dingin dan hitung2 yg benar, jangan hanya berdasarkan asumsi 'Premium harusnya MURAH!!'.

Juga jangan mau enaknya saja, kalau Pertamax Rp 5700 dan Premium Rp 4500 tidak ada yg protes ketika beban subsidi besar, tapi begitu selisihnya mengecil, koq malah menuntut Premium diturunkan juga? Yang adil, dong.

There are 2 sides of a coin!
User avatar
yoyoyo
New Member of Mechanic Engineer
New Member of Mechanic Engineer
Posts: 901
Joined: Tue Sep 07, 2004 20:44

Post by yoyoyo »

pertamax yg diklaim punya oktan92, nyatanya ngga seperti oktan92nya shell.
http://motorplus-online.com/articles.asp?id=7524
http://motorplus-online.com/articles.asp?id=7524&no=2

jgn suka gonta-ganti premium-perta-premi-perta ..
ngga baik utk saluran bahanbakar katanya (clogging atau apa gitu..).
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

I think Pertamina mending jangan bangun banyak SPBU Pertamax di mana mana. Why ? Look. Bikin logo baru saja 2 milliar. Nanti kalau mau bangun SPBU Pertamax di seluruh propinsi Indonesia habis 2000 trilliun mungkin !

Bukan hanya memang butuh banyak dana untuk alat / infrastructure, tapi komisinya dan markupnya bisa bikin uang negara habis semua ! So better don't lah !

Premium should never go down. Its political suicide ! Seperti gaji, cuman gaji terbalik. Kalau gaji di naikin terus di turunin, karyawan pasti marah besar dan ngak ingat dulu boss pernah baik hati kasih extra. Thats human nature !

Kalau misalnya premium di turunin ke say 3800, terus 1 tahun ke depan oil price naik lagi, dan SBY terpaksa naik premium ke say 5000, MAN ! Ribut di mana mana ! Orang mana inggat dulu SBY pernah baik hati turunin harga ?

Tapi meskipun Pertamax ama Plus cuman beda 200 perak, I heard that jika pakai Octane bensin lebih tinggi dari octane mesin mobil itu, manfaatnya adalah ZERO ! No benefit at all !

Malah ada website pernah bilang, since higher octane fuel is HARDER to ignite, pakai Octane lebih tinggi dari kebutuhaan bensin itu akan lama not good for the machine ?

So assuming Octane bensin CBU accurate, I will stick to Pertamax 92, just 1 number higher than my car's needs. Lari ke octane 95 percuma.

Oh by the way, mungkin sejak ada bensin CBU, I think mutu Pertamax belakangan mungkin membaik.

Soalnya my last refuelling gives a figure dalam kota of 1:7.8 !

Dulu saat beli c24, pakai Pertamax ama Premium ngak beda jauh ! Sekitar 1:7 ! Now THATs an improvement of 11.5% !

Now, Pertamax is about 10% more expensive than premium. So I ask myself, bensin mana yang lebih murah ?

Still no innova owners tested Pertamax ? Any improvements ?
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Kabarnya Pertamina akan menghapus Pertamax biasa, dan akan hanya tinggal Plus. Sebagai gantinya akan ada bensin super RON 98.

Mungkin Shell, Petronas akan tetap menjual bensin RON 92..selain akan mulai menjual bensin RON 88 seharga Rp 4500 (disubsidi pemerintah).
WP
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4612
Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
Location: jauh di mata, dekat di hati

Post by WP »

apa iya nantinya pemain swasta juga dapat PSO (Public Service Obligation) buat jual bensin yg disubsidi? setidaknya mereka pasti ngambil margin juga kan, walaupun sedikit kan? Lagian persebaran SPBU swasta masih sedikit, gak akan membantu distribusi Premium secara signifikan.

Contoh: SPBU Shell yg berada di Karawaci, tidak akan membantu distribusi Premium signifikan, karena di area Karawaci dekat situ aja sudah ada 3 SPBU Pertamina, dengan radius dekat sekali, belum lagi masih ada 1 SPBU Pertamina di Karawaci Utara.

Shell dan Petronas pun saat ini masih pilih2 lokasi gy merupakan daerah yg potensial bagi konsumen BBM beroktan 92 keatas, bisa dilihat dari lokasi mereka: Karawaci dan Cibubur, rencana lain Pondok Indah dan Kelapa Gading.
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
User avatar
handling
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2297
Joined: Thu Jul 29, 2004 11:09

Post by handling »

ruthndul wrote:sekadar bagi2 pengalaman aja....
pas sebelon taon baruan, ogut ke jakarta.... isi bensin pertamax plus.... (yang pasti ogut bakal isi Shell/Ptronas kalo ada di Bandung).... sial.. kirain udah turun... taunya harga turun efektif 1 Jan....

anyway, Bdg-Jkt-Bdg plus muter2 di Jkt hanya habis 3/4 tangki ! km menunjukkan 400km, bensin masih sisa 1/4 tangki.... mungkin bisa tembus 500km / tangki.

Apakah kalau pakai Shell/Petronas bisa sampai 600km ?

Penasaran.....

btw Happy New Year all to member SM !

(mobil avanza, isi 3 dewasa + 1 toddler + baby + bags, oli Shell 10W40)

bos ruthndul, jangan berpatokan dari jarum bensin, karena belum tentu tepat.
masing2 mobil akan lain skala penurunannya.
ada yang dari 1 ke 3/4 lama sekali penurunannya , terus dari 3/4 ke 1/2 cepet sekali., dan dari 1/2 ke empty pelan sekali.
ada juga yang dari 1 ke 3/4 cepet sekali, dari 3/4 - empty pelan...
macem2 deh...


kadang posisi 1/2 itu bukan berarti bensin nya tinggal 1/2 , kadang malah bisa lebih/kurang dari 1/2.

kalo mau patokan dari pengisian bensin , biar bisa yakin lebih mendekati.

avanza/xenia di iklannya jalanin di 70km/h paling irit tuh bisa 17km/ltr.....mantap kan bisa irit segitu....tapi bawanya mesti super sabar...hikshikshiksiks.s.s.s.s..
Image
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Sebenernya mobil semua mau super irit simple. Matikan AC. Jalan jangan lebih dari 2000 rpm, bahkan lebih sip jangan lewat 1500 rpm.

Tapi di jamin di klaksonin dari belakang terus ! Dan U will take so long to reach home that makanan malam sudah dinggin !
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

kalo mau irit pake bensin campur,campur dorong sih hehehehe
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Sithlord wrote:Sebenernya mobil semua mau super irit simple. Matikan AC. Jalan jangan lebih dari 2000 rpm, bahkan lebih sip jangan lewat 1500 rpm.
Keliru. Justru akan boros karena torsi yang terlalu kecil.

Kondisi paling irit itu pada RPM dimana tercapai torque maksimal (bukan horsepower maksimal), pada gigi setinggi mungkin. Dengan torsi maksimal, daya putar roda akan mencapai efisiensi maksimal dalam menggerakkan mobil, tenaga tidak berlebih.

Berbeda pada tiap mobil, tidak bisa dipatok semua mobil pada '1500' rpm. Memangnya semua mesin mobil punya kurva tenaga yang sama, dari Daihatsu sampai Ferrari? Karakteristik mesin diesel juga berbeda dengan mesin bensin. Check your car's engine specs on the manual book.
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Well, I am talking about matik version here.

And U mean at a higher Rpm bisa consumsi lebih dikit bensin banding rpm rendah ?


Hey. I thought to turn at 3000 rpm needs more energy, and bensin, banding at idle or 1500 rpm.

Of course ini asumsi kondisi jalannya sama. Jelas kalau idle terus at 1000 rpm saat macet 10 jam akan lebih boros dari 3000 rpm tapi tidak macet.

But well, if I am wrong, its OK. Toh dari dulu saya bilang I am not an engine expert. I only know how to take good care of the engine. Kalau rusak ya ke bengkel resmi !
redvolcano
Member of Junior Mechanic
Member of Junior Mechanic
Posts: 35
Joined: Thu Nov 03, 2005 3:58

Post by redvolcano »

HHHMMMM.........VERRY INTERESTING!!!!!!......

FYI, si Widya Purnama, dirut Pertamina skrg ini itu adalah mantan dirut Indosat. Saat menjabat di sana dia juga mengubah logo Indosat. Dan ternyata yg bikin juga Landor......ada apa hubungan antara si Widya dgn Landor???!!!!!!
Another case for Conan or Sithlord to find out.....!!!!


[/quote]
yg bikin itu Landor,
dia juga bikin logo baru BNI46,XL,Indosat.
Image
Always there = gitu2 aja ?
hehe[/quote]
ween
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1355
Joined: Wed Nov 16, 2005 14:21
Location: jkt

Post by ween »

handling wrote:
ruthndul wrote:sekadar bagi2 pengalaman aja....
pas sebelon taon baruan, ogut ke jakarta.... isi bensin pertamax plus.... (yang pasti ogut bakal isi Shell/Ptronas kalo ada di Bandung).... sial.. kirain udah turun... taunya harga turun efektif 1 Jan....

anyway, Bdg-Jkt-Bdg plus muter2 di Jkt hanya habis 3/4 tangki ! km menunjukkan 400km, bensin masih sisa 1/4 tangki.... mungkin bisa tembus 500km / tangki.

Apakah kalau pakai Shell/Petronas bisa sampai 600km ?

Penasaran.....

btw Happy New Year all to member SM !

(mobil avanza, isi 3 dewasa + 1 toddler + baby + bags, oli Shell 10W40)

bos ruthndul, jangan berpatokan dari jarum bensin, karena belum tentu tepat.
masing2 mobil akan lain skala penurunannya.
ada yang dari 1 ke 3/4 lama sekali penurunannya , terus dari 3/4 ke 1/2 cepet sekali., dan dari 1/2 ke empty pelan sekali.
ada juga yang dari 1 ke 3/4 cepet sekali, dari 3/4 - empty pelan...
macem2 deh...


kadang posisi 1/2 itu bukan berarti bensin nya tinggal 1/2 , kadang malah bisa lebih/kurang dari 1/2.

kalo mau patokan dari pengisian bensin , biar bisa yakin lebih mendekati.

avanza/xenia di iklannya jalanin di 70km/h paling irit tuh bisa 17km/ltr.....mantap kan bisa irit segitu....tapi bawanya mesti super sabar...hikshikshiksiks.s.s.s.s..
yup......masalahnya ada di bentuk tangkinya.....ada tangki yang mengecil di bawah, akibatnya kalo udah 1/2 kebawah, turunnya cepat.....ada juga yang sebaliknya......khan jarum skala penunjuk cuma menunjukan ketinggian permukaan bahan bakar di dalam tangki.............bukan volumen bensin yang tersisa....
Sithlord
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 1632
Joined: Wed Sep 21, 2005 2:21

Post by Sithlord »

Bung redvolcano,

Lihat berita gituan saya juga dalam hati marah, dan darah saya juga lagi sepanas dan merah redvolcano !

Is that a coincidence ? Well, anak umur 14 tahun saja kalau besar di Indonesia, anda cerita gituan ke dia, paling dia tertawa " Ha ! Kalau gue juga bisa cara gitu ! Gampang kok ! Sekali success, ya ulang lagi ! Ngapain cari idea baru kalau idea lama cuan (profitable) ! "

Iya gak ?

I mean are there any good men left in this country in high places ? Pak Kwik sudah tua, capek, dan letih. Baharuddin Lopa sudah tiada. Munir juga di habisi. Who is left ?

Very very sad and angry sometimes...
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

2 m lumayan ,10% buat bikin logo,90% dibagi hehehehehe
conan
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2961
Joined: Tue Jul 13, 2004 17:34

Post by conan »

Sithlord wrote:Well, I am talking about matik version here.

And U mean at a higher Rpm bisa consumsi lebih dikit bensin banding rpm rendah ?


Hey. I thought to turn at 3000 rpm needs more energy, and bensin, banding at idle or 1500 rpm.

Of course ini asumsi kondisi jalannya sama. Jelas kalau idle terus at 1000 rpm saat macet 10 jam akan lebih boros dari 3000 rpm tapi tidak macet.

But well, if I am wrong, its OK. Toh dari dulu saya bilang I am not an engine expert. I only know how to take good care of the engine. Kalau rusak ya ke bengkel resmi !
Sama saja antara matik dan manual.

Anda pernah belajar fisika?

3000 rpm tentu membutuhkan lebih banyak energi daripada 1000 rpm, tapi apakah Anda pikir daya putar roda yang ditimbulkan mereka sama? Tentu saja berbeda. Itulah yg disebut torsi maksimum. Anda pikir angka torsi maksimum pada specs engine itu hanya hiasan saja? Hell no.
Kalau pada 1000 rpm kecepatan Anda hanya 30 kmh, pada kondisi jalan yg sama, 3000 rpm akan memberikan Anda lebih dr 3 kalinya, jika torsi maksimum tercapai pada rpm sekian. Dan banyaknya putaran roda dan kecepatan akan menentukan JARAK tempuh.

Fuel consumption itu dihitung dr JARAK YG DITEMPUH dibagi dengan jumlah BBM terpakai, bukan hanya jumlah BBM yg dibakar at a given moment. Anda lupa menghitung faktor utama ini, ya? JARAK.

Lagipula, pelumasan mesin berlangsung dengan paling sempurna ketika mesin bensin berada pada range 3000-4000 rpm atau 80-100 kmh tergantung jenis mesinnya. Mesin mobil yg tidak pernah melebihi 2000 rpm, pembakarannya tidak sempurna dan meninggalkan ampas di ruang bakar yang semakin lama semakin tebal dan setelah sekian lama, akan mengurangi performa mesin. Inilah yg disebut urban legend bahwa jika mobil jarang dikebut, lama2 akan 'loyo' dengan sendirinya.

Dan hal inilah juga yang menyebabkan perlunya kita melakukan 'Italian tune-up', banyak rekan2 tentu tahu tentang hal ini.

See Dark Lord, you're wrong 99% of the time.
User avatar
adisantosa
Full Member of Senior Mechanic
Full Member of Senior Mechanic
Posts: 497
Joined: Tue Nov 30, 2004 19:38
Location: surabaya

Post by adisantosa »

Gak usah pusing2

kalo punya mobil ngapain bingung bensin?
selama mobil itu dipakai untuk hal2 yg berguna
kalo nggak ya mendingan naik motor aja
WP
Full Member of Mechanic Engineer
Full Member of Mechanic Engineer
Posts: 4612
Joined: Wed Sep 15, 2004 13:33
Location: jauh di mata, dekat di hati

Post by WP »

conan wrote:
Sithlord wrote:Well, I am talking about matik version here.

And U mean at a higher Rpm bisa consumsi lebih dikit bensin banding rpm rendah ?


Hey. I thought to turn at 3000 rpm needs more energy, and bensin, banding at idle or 1500 rpm.

Of course ini asumsi kondisi jalannya sama. Jelas kalau idle terus at 1000 rpm saat macet 10 jam akan lebih boros dari 3000 rpm tapi tidak macet.

But well, if I am wrong, its OK. Toh dari dulu saya bilang I am not an engine expert. I only know how to take good care of the engine. Kalau rusak ya ke bengkel resmi !
Sama saja antara matik dan manual.

Anda pernah belajar fisika?

3000 rpm tentu membutuhkan lebih banyak energi daripada 1000 rpm, tapi apakah Anda pikir daya putar roda yang ditimbulkan mereka sama? Tentu saja berbeda. Itulah yg disebut torsi maksimum. Anda pikir angka torsi maksimum pada specs engine itu hanya hiasan saja? Hell no.
Kalau pada 1000 rpm kecepatan Anda hanya 30 kmh, pada kondisi jalan yg sama, 3000 rpm akan memberikan Anda lebih dr 3 kalinya, jika torsi maksimum tercapai pada rpm sekian. Dan banyaknya putaran roda dan kecepatan akan menentukan JARAK tempuh.

Fuel consumption itu dihitung dr JARAK YG DITEMPUH dibagi dengan jumlah BBM terpakai, bukan hanya jumlah BBM yg dibakar at a given moment. Anda lupa menghitung faktor utama ini, ya? JARAK.

Lagipula, pelumasan mesin berlangsung dengan paling sempurna ketika mesin bensin berada pada range 3000-4000 rpm atau 80-100 kmh tergantung jenis mesinnya. Mesin mobil yg tidak pernah melebihi 2000 rpm, pembakarannya tidak sempurna dan meninggalkan ampas di ruang bakar yang semakin lama semakin tebal dan setelah sekian lama, akan mengurangi performa mesin. Inilah yg disebut urban legend bahwa jika mobil jarang dikebut, lama2 akan 'loyo' dengan sendirinya.

Dan hal inilah juga yang menyebabkan perlunya kita melakukan 'Italian tune-up', banyak rekan2 tentu tahu tentang hal ini.

See Dark Lord, you're wrong 99% of the time.
hMM, I agree with u mr. detective.... :e-clap:

Kita bisa bandingin jika kita pakai, katakanlah sebuah sedan 2000cc berjalan CUMA pada 40km/h tetapi dengan topgear di perseneling 5, maka kita bisa rasakan kalo tenaga mesin kurang atau dorongan mesin yg kurang, karena berada pada putaran low rpm jauh di bawah torque maksimal berada, maka itu kita perlu menurunkan posisi gear pada yg paling ideal, dapat dirasakan pada dorongan yg maksimal di rpm tertentu. Jika tetap pada gear 5 dan hanya menambah tekanan pedal gas, maka itu adalah langkah paling tidak efisien, karena akan ada lag pada putaran rpm hingga mencapai torque maksimal di posisi rpm tertentu.

Semakin besar torque maksimal dicapai, maka efisiensi dapat lebih tercapai...

So, gentlemen....

Kita ambil contoh mesin diesel, kebanyakan mesin diesel lebih irit dalam konsumsi BBM dikarenakan TORQUE-nya lebih BESAR dan dicapai pada posisi putaran mesin LEBIH RENDAH kan??

And bout the ITALIAN TUNE UP, memang direkomendasikan secara berkala menjalankan mesiin pada posisi putaran ideal, bahkan jika diperlukan sedikit memaksa hingga redline, setidaknya satu menit.
Objects In The Rear View Mirror Are Closer Than They Appear
User avatar
mpoezz
Member of Mechanic Engineer
Member of Mechanic Engineer
Posts: 2980
Joined: Thu Jul 22, 2004 14:10
Location: Kingdom of Heaven

Post by mpoezz »

redvolcano wrote:HHHMMMM.........VERRY INTERESTING!!!!!!......

FYI, si Widya Purnama, dirut Pertamina skrg ini itu adalah mantan dirut Indosat. Saat menjabat di sana dia juga mengubah logo Indosat. Dan ternyata yg bikin juga Landor......ada apa hubungan antara si Widya dgn Landor???!!!!!!
Another case for Conan or Sithlord to find out.....!!!!

yg bikin itu Landor,
dia juga bikin logo baru BNI46,XL,Indosat.
Image
Always there = gitu2 aja ?
hehe
maksud nya always there itu apa sih ngak ngerti nih hehehehe,
masa sih = gitu gitu aja ? uhauhauhauhuhauha