Akhir tahun 2014, Berawal dari kebutuhan crossover SUV A/T, tapi spesifik cari yang diesel. Waktu itu pilihan umum seperti CR-V atau X-Trail bermesin bensin dan hanya 2 baris. Kata temen yang naik CR-V gen 3, CR-V dalam kota sangat boros, kalo dibanding mobil saya yg waktu itu Yaris 2010. Karena saya kerja di alat berat, sudah biasa kerja diesel, dan saya paham betul umumnya mesin diesel lebih efisien dari bensin, apa tidak ada crossover SUV diesel, bersasis monokok?
Ada Hyundai Santa Fe tapi waktu itu sangat jarang di jalan, dan harganya mencapai 500 juta saat Fortuner masih 400 jutaan. Atau kalo mau diesel di bawah 350 juta ya mobil sejuta umat innova GNKI tipe G atau V diesel A/T, bermesin 2.5 2KD-FTV bertenaga 102 PS. Test drive dan ya gitulah rasa bantingannya, terutama goyangan kiri kanannya yang bikin mual. Itu juga yang bikin saya ga tertarik ke SUV ladder frame seperti Pajero Sport atau Fortuner. Saya ga perlu sasis truk yang limbung dan live axle yang ga nyaman. saya ingin sasis seperti sedan atau wagon, suspensi independen,irit, namun dengan ground clearance yang cukup untuk menlintasi pantura yang belum tersambung tol.
Setelah google, ketemulah Chevrolet Captiva. saya pelajari speknya. 163 PS? gede banget untuk mobil seharga 350 jutaan. Torsi 400 Nm? Edan, ngalah2in Pajero Sport Dakkar lama di 360 Nm. Transmisi 6 speed tiptronik? mobil Jepang mentok 4-5 speed waktu itu. Chassis monokok, ground clearance tinggi, suspensi independen. This ticks all the boxes, I thought. Jadi test drive di Chevrolet Sun Motor di Sulawesi, Surabaya, nego-nego, dan akhirnya sampailah sebuah Chevrolet Captiva di garasi rumah.
7 tahun berjalan, Captiva ini masih jadi mobil tempur saya. 120 ribu km sudah ditempuh oleh mobil ini. ke Barat hingga ke Lampung, ke Selatan hingga ke Pelabuhan Ratu, Dieng Yogya, Blitar, Bromo, Ijen, Bali sudah dicapai mobil ini. Ada suka dan duka selama pelihara mobil ini. Mulai dari pamitnya Chevrolet dari Indonesia, sempet part susah dicari dan mahal, hingga berangsur-angsur kembali normal, sampai aftermarket mulai membanjiri pasar.
Background
Captiva yang belum rebadge dari Wuling Almaz lahir dari GM Theta platform yang konsepnya muncul tahun 2004. Dikembangkan oleh Daewoo yang trus menjadi GM Korea. Generasi pertama lahir tahun 2006, lalu masuk Indonesia tahun 2008. Generasi ini umumnya disebut sebagai NFL (Non Facelift), kode family C100. Bermesin VM Motori RA 420 1991cc SOHC diesel 150 ps torsi 320 nm, dan GM Family II 2.4 bensin 171 ps torsi 220 nm. Transmisi otomatis Aisin 55-51LE 5 speed atau 5 speed manual.
Tahun 2011 generasi 2 lahir dengan kode family C140. Di sini dikenal dengan FL (facelift) 1. Meski facelift, mesinnya berubah untuk diesel menjadi GM Z20 LNP DOHC 161 ps torsi 360 nm, sementara yg bensin tetap sama. Bagian depan mendapat perubahan, sementara bagian belakang tetap mirip NFL. Transmisi otomatis menggunakan transmisi GM 6T40 6 speed.
Tahun 2014 Captiva di facelift lagi, di sini dikenal menjadi FL2. mesin dieselnya ada peningkatan sedikit menjadi 163 ps, torsi naik menjadi 400 nm. Di sini bagian depan sama, namun bagian belakang diupdate. Detil updatenya akan direview di bawah.
Tahun 2016 Captiva di facelift lagi, di sini disebut FL3. yang mesin bensin distop. Sekali lagi bagian depan yang diupdate, sementara bagian belakang masih mirip FL2. Inilah generasi Captiva terakhir di Indonesia, walaupun di luar negeri nama Captiva dilanjutkan dengan merebadge Wuling Almaz.
Exterior

karena umur produksi Captiva lumayan panjang dari 2008 sampai FL3 terakhir 2017, secara model udah keliatan uzur. Meski begitu, tetap enak dilihat mata. Di NFL & FL1, kaca belakang dapat dibuka terpisah dengan pintu bagasi. Sejak FL2 jadi paten. Gantinya di FL2 dapat LED rear fog lamp dan Full LED rear light. Cukup keren sih. Rear fog lamp itu berguna banget waktu hujan deras, supaya kita ga ikut2an nyalain hazard yang sering dikritik pakar safety driving. Lalu knalpot dari standar dual muffler dengan tip trapesium. Bagusnya dual muffler ini fungsional, bukan fake.
Captiva juga sudah dilengkapi roof rail, tinggal tambah cross bar untuk masang roofbox.

Fitur-fitur dan interior

Ya kalo dibanding mobil sekarang ya spartan bgt, tapi untuk mobil 350 juta tahun itu dah lumayan. Stir tilt dan teleskopik, lengkap dengan kontrol audio dan AC. Diameter setir besar, jadi kalo manuver ruang sempit agak jauh puterannya, tapi kalo buat perjalanan jauh jadi nyaman.
head unit LCD dot matrix dengan bluetooth dan USB, walopun spartan tapi buatan Clarion, jadi kualitas audio dengan 4 speaker dan 2 subwoover cukup jernih. bluetooth bisa dikoneksikan baik dengan iphone maupun android, walopun ada merek hp yang agak buggy. Meski begitu HP saya Realme cukup oke dipair via bluetooth, dapat menerima telepon maupun Whatsapp call dengan baik.
Yang saya suka itu tombol2 baik di head unit maupun A/C gede2. Nyetir seminggu saja sudah ga perlu liat posisi tombol2. Dan dengan mobil sekarang yang serba touchscreen, rasanya pake tombol itu enak bgt, ga perlu pandangan lepas dari jalan untuk ganti suhu A/C atau ganti channel radio. Tombol tombol serba gede itu karena di negara dingin, tombol2 ini harus nyaman dioperasikan driver yang pake gloves.
Nah fitur yang jarang dipunya mobil merek lain bahkan di mobil 500 jutaan, itu A/C dual zone dengan heater. kalo suhunya disetel max, itu bener2 angin hangat yang keluar dari A/C. Yap, Captiva dilengkapi heater core, sehinga SANGAT NYAMAN mengunjungi daerah dingin seperti Dieng atau Ijen.
Transmisi sudah dilengkapi tiptronik (mode manual). Tuas cukup digeser di kiri, gigi 1-3 untuk kecepatan di bawah 40 km/jam, gigi 4 dibuka mulai kecepatan 40 km/jam, gigi 5 kecepatan 60 km/jam, dan gigi 6 80 km/jam. Di odometer ada indikator transmisi P-R-N-D, dan 1-6 bila mode manual aktif. Enaknya tuasnya ini cukup gede dan pas di tangan. Ga kekecilan dan ga kegedean. Tombol ECO untuk mode irit di sisi kiri tuas transmisi, ini di NFL tombolnya disebut mode snow (salju).
mulai FL1 rem parkir sudah EPB, dengan auto release. Jadi kalo di macet di tanjakan, tinggal di gas release sendiri parking brakenya.
Jok untuk saya yang 178 cm sih pas, tapi untuk istri saya yg 159 cm berasa kegedean. Kepala istri saya ga nyampe di headrest. Ya karena Captiva waktu itu mobil global ya, dijual juga untuk pasar Australia, Eropa, dan Amerika dengan berbagai brand GM yang lain (Holden, Opel, Vauxhall). Jadi proporsinya pas untuk bule.
Laci depan (glovebox) dilengkapi lampu, nyaman ngambil barang dari laci malem2.
Baris kedua dapat dilipat 40-60 dan dapat dilipat rata dengan baris ketiga. Enaknya juga karena FWD baris kedua ini rata tidak ada punuk lantainya. Sehingga ruang kaki baris kedua sangat nyaman. Headrest juga lengkap 3 biji sehingga orang yg ditengah tetap nyaman, ga merasa dianaktirikan kayak di beberapa merek lain.
Lucunya baris ke-2 ini ga dapet blower, tapi yg dapat blower malah baris ke-3. Kalo baris ke-3 ga dipake, blower saya arahkan miring ke depan.
Captiva saya ini standardnya tidak ada DRL, tapi ada auto on/off. Gelap dikit atau mendung lampu auto-nyala. Kalo di Eropa sih berguna banget karena banyak tunnel, tapi di sini jadi aneh soalnya sore dikit lampu sudah nyala sendiri. Bisa dimatikan sih.
Minusnya di FL 1-2 belum ada electric retractable mirror, masih manual. belum ada tombolnya padahal motornya sudah terpasang

Belum ada kamera mundur, wajar untuk mobil tahun segitu, kamera mundur belum umum jadi fitur standar. Saya tambah sendiri yang bareng berfungsi sebagai dashcam.
Antenanya model printed glass di kaca kiri belakang, radio receptionnya kurang bagus. Gambarannya kalau biasa dengar radio SS mobil biasa sampe Lawang baru kresek-kresek, saya lewat Lawang sudah ga kedengaran. Udah gitu kalo arah pulang karena antenanya di belakang mobil jadi kresek2 trus sampe Pandaan baru jelas.
Nah untuk captiva sampe tahun 2014, lamp switch kebalik dengan mobil jepang yaitu di kiri, wiper switch di kanan. Jadinya 'maksa' driver nyetir 2 tangan.
Jok baris ketiga walopun nyaman tapi sempit. Jok baris 2 tidak dapat dimaju mundurkan.
Safety
standar 2 airbag dan rem ABS,EBD, BA, serta pintu side impact beam. ya kalo pake seatbelt insya Allah selamat lah. rear disc brake juga yg bikin saya pilih ambil captiva waktu itu. karena waktu itu hampir semua merek mobil 3 baris di bawah 400 juta dapatnya tromol. Ini terbukti kepake di jalur-jalur ekstrem yang sering bikin rem overheat seperti Cangar, Mojokerto. Kalo ngopi2 deket jalur darurat waktu hari libur, pasti ada aja yg masuk ke jalur darurat. Kadang-kadang netizen mentingin bisa nanjak, lupa kalo rem mumpuni atau tidak.
Driving
Mesin powerful di kelasnya dan torsi 400 nm itu bikin tanjakan terasa enteng. Turbo agak ngelag sih, terutama di bawah 2000 rpm, tapi sebentar saja. Suspensi kaku tapi ga sekaku CR-V. Cukup enak dipake jarak jauh menhajar jebakan betmen pantura. Di jalur yang sama dulu waktu masih pake Jazz GE8 bisa benjol ban atau velg bengkok, captiva saya hajar saja. Suspensi macpershon depan dengan stabilizer, dan multilink belakang dengan stabilizer, artinya kalau ban kiri masuk lubang, ban kanan tidak terpengaruh, sehingga body olengnya minim. Tikungan juga lumayan enak, di tikungan yang tajam saat SUV tinggi mentok berani di bawah 50 km/jam, saya bisa di 60 km/jam.Handling saya bisa bilang setara dengan medium crossver SUV Jepang yang bobotnya lebih ringan.
Shock belakang aslinya self auto-levelizer , bikin mobil ga berasa mendongak dengan beban, dengan toleransi +/- 1 cm. Kalo sudah jebol mahal parah, rata-rata owner lain ganti ke yg non-levelizer. Saya biasa pake biosolar, mungkin kalo pake dex lebih enak larinya.
Fuel Consumption
Saya pakai biosolar maupun dex tidak ada bedanya. Rata-rata full tank saya isi 58 liter (Rp. 300.000) itu untuk 500 km an kalo dalkot. kalo lukot mungkin bisa 600 km (tapi saya ga pernah kalo lukot sampe lampu warning nyala, paling tinggal 1/4 isi lagi). Saya isi full dari Surabaya, sampe Denpasar itu masih ada 1/4 di jarum BBM. Walopun nih FWD, diesel, 6 speed yang secara teori harusnya irit, ternyata Captiva ini ga irit-irit amat, tapi ya ga boros juga sih.
Maintenance Selama Ownership
1. Gentong - momok Captiva owner se-Indonesia. Karena saya pakai solar yang waktu itu sulfurnya 3000 ppm, dealer pake oli dexos 2, dan saya memperlakukan Captiva seperti mobil jepang. Akhirnya kemakan silinder saya. Dimulai tiba-tiba indikator low pressure oil nyala. Untung sudah dekat rumah. Saya tambahin oli dan kalongnya lumayan banyak, masuk 1,5 liter. Saya coba klaim dan Alhamdulillah klaim garansi diterima tanpa heboh2. waktu itu dijadwal mobil akan dikerjakan 2 bulan kemudian dan makan 2 bulan pula pengerjaaanya. Blok mesin dikorter ulang, piston ganti, metal metal ganti. Gratis. Belakangan saya ngobrol sama bengkel spesialis Captiva di Surabaya, rata-rata habisnya kisaran 16-18 jutaan.
Terdiri dari:
ring piston set = 3,6 juta
piston: 1,45 juta x 4 = 5,8 juta
gasket set = 2.55 juta
metal duduk = 875 ribu
metal jalan = 1,315 juta
Filter & oli
jasa korter
jasa bengkel
2. Ganti bushing tuas kabel transmisi, ini cepat ato lambat pasti pecah, karena aslinya plastik. Tiap bengkel spesialis Captiva pasti udah prepare bushing bubut dari metal sebagai gantinya.
3. Selang manifold turbo standar gampang robek, saya diganti bengkel spesialis pake selang hidrolik 1,5 dim, jauh lebih awet dan bikin tarikan lebih responsif.
4. Ganti Kompresor A/C, Evap, dan valve, dan ongkos kerja: 9.5 juta
5. Shock depan jebol, ganti mando 2.5 juta per set. Bushing arm depan juga cepat kalah Captiva ini, kira2 umurnya 50 ribu km.
6. Throttle body mati, ganti copotan 2.3 juta
7. Roller, tensioner dan damper pulley bunyi 3 juta
8. Aki lumayan mahal karena harus model 60030 (DIN 100) 100 ah.
9. Ban ukuran standar paling murah Dunlop Grantrek AT22 235/60 R17, 950 ribuan 1 biji. Bisa sih pindah ke ukuran yang lebih umum 225/65 R17 kalo mau lebih murah.
Tips maintance yang selama ini saya lakukan:
1. Ganti oli+filter di 7000 km - 8000 km, ganti filter solar per 2x ganti oli. Oli 5w-30 atau 5w-40 dengan ACEA A/B atau API CJ ke atas.
2. Selalu bawa OBD di mobil, sewaktu-waktu lampu check engine nyala bisa segera ditangani.
3. Ganti oli transmisi 3 kali ganti ganti oli. Oli transmisi yang fresh bikin transmisi awet.





