Unit TD saya varian tertinggi, dan tentunya varian terlaku seperti biasanya. foto2? cuma beberapa saja ya, karena sudah banyak video dan foto di google.
Exterior
Buat saya si tampilan depan belakang kiri kanan just OK, ga jelek tapi juga ga bagus, dibandingkan bahkan Toyota Daihatsu zaman now seperti telat 1 generasi, mengingatkan zaman Mr. Fandi.
Tampak depan tidak terlalu kentara bahasa design Solid Wing Face dan seperti ada vibe honda USDM tapi tanpa krom2 besar2.
the biggest no-no? samping. entah kenapa ini mobil bikin bingung, SUV jelas bukan, Crossover? tapi kok panjang, MPV? tapi kok tinggi apalagi itu kaca baris ketiga dan Pilar D entah kenapa model frame kaca yang jadi kaya huruf "D" bikin kuno. Penggunaan cladding2 hitam2 plastik2 dan roof rail juga ga nolong banyak soal tampilannya. Malah saya bayangkan kalau itu cladding ga ada jadi lebih rapih dan MPV look kali ya? tapi ini tentu subyektif ya, dan buat saya mobil itu yg penting interior karena kan duduknya di dalem bukan di luar

Interior.
Dikasih kunci smart entry yang model gendut dengan tombol putih. handle pintu dengan tombol Smart Entry model fisik yang sampe sekarang buat saya kaya ga niat bikinnya dan kuno banget. Bulet item nempel di handle panjang chrome finish. Buka pintu (dan tentunya belum sah kalau ga ketok2 body dan rasain buka tutup pintu untuk bilang: INI MOBIL TEBEL PLAT-nya) okelah pas kok ga berasa murah banget. Disambut jok full kulit, dan baru sadar kalau itu interior in black.
INTERIOR IN BLACK, literally macem kuburan atau peti mati untuk yang ga suka, saya? suka banget, karena jarang banget mobil sekarang all black gitu. Terutama plafon, jadi kesannya rapih bersih dan buat saya adalah untuk menutup kesan jelek dari dashboard yang begitulah itu. ya itu dashboard dari Honda Amaze. apa itu? BRIO SEDAN untuk India Domestic Market Only. Dan tentunya kalau ada sebutan India Domestic Market cuma kebayang dua: suzuki atau korean... dan ini jadinya suzuki (kecuali SX4)... Ugly design, cheap look, flimsy feel. ini dosa besar HPM untuk saya, kalau mau murah, kenapa ga recycle saja itu dashboard HRV lama atau jazz atau city atau apalah, bodo amat dah daripada dashboard kaya gitu. coba diperbaiki dengan soft touch material, yg ga kalah ga niatnya dari soft touch di Rush... Again, I'm not impressed at all.
Pegang2 material lain, ya plastik keras, baguslah biar awet, coba duduk ternyata jok kulit enak bahannnya, ada soft touch pad juga di door trim. pegang Steer, oh ya this is a proper steering wheel, sangat ergonomis walau terasa agak kekecilan ya untuk mpv. dan tentunya dengan hal penting buat kaum-netijen-maha-benar-mendang-mending-yang-ga-akan-beli-tapi-paling-kenceng, yaitu tombol steer komplit penuh kiri kanan karena ini type tertinggi. Lengkap dengan tombol "dewa" yg sepertinya bisa nambah 100 hp yaitu dynamic cruise control.

lalu seperti kaum-netijen-maha-benar-mendang-mending-yang-ga-akan-beli-tapi-paling-kenceng tentu saya pelototin itu fitur2 di speedometer, yang tentunya sudah di rajam massa, karena hanya analog campur layar MID di tengah saja. Herannya di mata saya itu semua ukurannya kekecilan, secara total itu panel speedo juga memang terasa kecil, kenalan pun juga bilang sama, apalagi itu rame bener dengan indikator2, juga tampilan UI berantakan seperti memaksakan segitu banyak informasi di layar kecil gitu, belum cukup parah soal UX ada di tombol MID di steer yg bentuknya aneh dengan tombol Enter terpisah tanpa tombol Back. In the end nyerah d, it's nightmare, jangan2 bisa jadi biang celaka di kemudian hari karena you must fiddling, literally fiddling.

setelah cek sana sini, mencet tombol Engine Start yang sudah ngedip2 ngegodain untuk dipencet itu (kalau saya pake honda, saya ganti itu tombol pake warna merah, bodo amat dikata Ricer

Kemudian ada hal unik lagi, kursi driver ini seperti diset "back tilting" jadi seperti "ngejeblak ke belakang". kenalan saya pun bilang sama, ditambah dengan posisi duduk, bikin rada mabok karena terasa goyang2. Tapi ya sudahlah, ini kan subyektif.

Performance & Handling.
keluar parkiran, masuk D, semuanya terasa natural mengalir begitu saja. Tidak ada gejala keberatan body dll (mungkin kalau full load ya). terasa pas saja tidak lambat tidak kencang, respon gas pun ok. Hanya ada hal kecil yg terasa: pindah dari N ke D terasa getar dari transmisi dan mesin. agak unik padahal CVT ya. tapi ya bisa jadi masih baru atau memang karakter. menggangu? ya terima saja toh bukan rusak ini. injek gas dalem dikit, respon CVT linear flat gitu2 saja dan uniknya tidak seperti CVT zaman now yang biasanya sudah bisa memberi efek stepped gear AT, di sini tidak ada, jadi gitu2 saja (atau saya kurang sadis bejeknya?). CVT whinning dan rubber band tentu jadinya ada tapi buat saya ga perlu lah di besar2kan, karena di kelasnya semua juga sudah CVT. kalau masih ribut ga mau CVT ya pindah ke innova saja

saya rasa memang mobil ditujukan seperti lawan di kelasnya yaitu LMPV lainnya. just enough, not slow not fast, but capable enough. toh tidak ada kehebohan gagal test nanjak di youtube kan?

rem? enak tapi injekan pertama agak keras ya dan seperti langsung gigit. butuh adjustment sedikit, mungkin masih baru.
handling? oh ini benar2 menghapus rasa MPV atau crossover atau SUV. very big credit to the engineering team. sungguh memberikan dimensi berbeda. it's dead as stone, but surprisingly not artificial. feels direct enough for daily drive dan ini ada hubungan dengan NVH di bawah ini.
NVH
Kalau kemaren2 banyak review yang heboh pas ujan kaya ga ada peredam, saya kali ini kecewa karena cuaca cerah dan panas banget, malah ngerasain AC yang kategori sangat dingin padahal cuma dua penumpang tanpa nyalain ac double blower.
dicoba di jalur proyek sepanjang masa yaitu Pantura. kesimpulan saya: LUAR BIASA. Punch above the weight. it's outrageously comfort for the price or the class. bener2 halus banget. vibrasi atau rasa keriting dari jalur beton itu LENYAP. Yang bahkan sampe penasarannya saya sampe di hari yang sama nyari unit TD Xpander yang sayangnya ga available, karena kenalan saya bilang: Xpander 2021 juga sama nyamannya. Road harshness itu tentunya juga hilang, padahal bannya hanya BS Ecopia saja. Another big kudos to Honda engineer.
juga jadi berhubungan kuat dengan bagian soal handling diatas, namanya limbung dan keras bantingan semuanya pas Hantam lubang getar se-body? tidak. sikat road bump bikin getar? tidak. Buat manuver males? pas banget tidak males tidak terlalu cepat. EVERYTHING IN THE RIGHT PROPORTION. Ini ibarat kata komposisi makanan zaman dulu yaitu 4 sehat 5 sempurna. Mesti mpv atau suv ladder frame biar nyaman? engineer Honda ketawain komen seperti itu. this is a freaking monocoque 4.5 meters long LMPV/LSUV/Low Crossover what ever you named car but in terms of comfort level itu act like a Ladder Frame MPV without limbung or kapal like feels

Noise? hanya dari suara ban saja, dan suara luar sedikit yg kategori normal lah. Peredaman sekelas Xpander sepertinya.
Features.
Honda sensing tentunya dong. Honda Sensing ini adalah senjata utama untuk merajai kelas ini. Veloz dengan Toyota Safety Sense dikalahkan denegan DYNAMIC CRUISE CONTROL. Juga ada Lane Tracing, sayangnya tidak ada Blind Spot Monitoring walau dituker dengan Lane Watch.
Ini Dynamic Cruise Control pertama yang saya cobain. kesimpulan saya tentunya bias ya. sayangnya hanya di pantura saja, tidak naik toll tapi ya sudahlah.
Pencet tombol Honda Sensing di dashboard kiri, di MID muncul menunya, saya aktifkan semua. Di MID muncul logo mobil dengan garis hijau di depan dan kiri kanan. Pencet tombol Cruise Control di steer, otomatis mengikuti obyek di depan, kalau tidak ada obyek akan mengikuti setelan kecepatan yang bisa dipilih sendiri dan muncul gambar blank car, pencet tombol Lane Keeping Assist sayang tidak ada respon karena kecepatan minimal 70 kpj.
setelah diset saya iseng coba set di 50 kpj, ngikutin truk, dan well it works. saya tersenyum lebar, segala kekurangan diatas terasa hilang semua. ditunjang dengan NVH yang sangat nyaman. Kebayang nikmatnya untuk di toll gimana, santainya dan tidak melelahkannya otak untuk menghadapi kelakuan pengemudi di negara ini. Truk di depan melamban, ngerem sendiri, melamban mendadak pun sama, saya bantu koreksi steer, pencet lagi tombol cruise control eh ngikut lagi, bahkan enaknya setelan jarak pun bisa on the fly. dan terasa sekali ketika komputer take over car control everything smooth out, rem mendadak pun tidak bikin jantungan begitu juga penambahan kecepatan, terasa halus dan natural saja tidak ada rasa takut atau panik ketika komputer merespon.
kembali ke jalur dalam kota, cruise control tidak aktif, tapi terbantu dengan Lane Watch, yang saya setuju dengan om Mobi, itu agak aneh dan ganggu ya. Pencet tombol Lane Watch di Right Control Stalk tampilan kamera di spion kiri muncul di Head Unit, nah pindah sign ke kiri pun aktif juga, dan nyebelinnya akan over-ride semua tampilan di HU. dan hasil gambar dari camera itu terasa resolusi rendah dengan contrast berlebihan dan terasa banget kurang jelas. Tapi tentu sangat membantu sekali karena blind spot di spion berkurang banget, dan disini juga saya baru sadar itu HU layarnya hanya 7". Oh come on, why not 9? or even 10"? itu ada ruangan yang cukuplah dan siapa tahu itu dashboard jadi agak mendingan dikit kelihatannya, atau memang sengaja disimpan untuk Facelift? sekalian virtual gear + paddle shift?

Kesimpulan.
Mobil ini seperti dikemas sedemikian rupa untuk konsumen awam yang belum tercemar kelakuan kaum-netijen-maha-benar-mendang-mending-yang-ga-akan-beli-tapi-paling-kenceng itu, everything is packed in correct way and feels so upper class with shamelessly cost cutting sana sini.

Beli? tentu saja kalau tidak masalah dengan faktor subyektifitas diatas dan anda butuh Honda Sensing, di luar itu boleh coba2 Xpander dulu karena pada akhirnya Xpander punya lawan setara baik di kualitas keseluruhan selain fitur Autonomous level 1 (saya belum cobain yang CVT ya)
Veloz? seperti biasanya, tetep laku keras.

Bonus:
Imagine, from Thailand to Indonesia only clocking 9 km...




