Setelah kurang lebih 2 tahun nggak bikin review, akhirnya nyempetin lagi deh, karena biasanya saya itu ngereview mobil ya ketika beli mobil

Sebetulnya alasan review ini pun nggak jauh-jauh dari beli mobil. Tahun 2021 ini usia Camry 3.5Q ditangan saya genap 4 tahun dan Xpander saya udah 3 tahun, harus ada penyegaran biar tetap semangat kerja. Tadinya fix Xpander yang bakal saya ganti, karena kurang cocok dengan karakter saya, kombinasi tenaga culun dan Matic purbakala sukses bikin mobil ini boyo nggak karuan, kelebihannya cuma tampang ganteng & ride nyaman. Tapi cilakanya si Xpander justru dapet kontrak sewa dari sebuah corporate yang bikin dia jadi tambang duit, sehingga ada kemungkinan justru si Camry 3.5Q yg diganti.
Mencari pengganti Xpander itu mudah, tutup mata ambil Innova Diesel tipe G/V, tapi mencari pengganti mobil enthusiast kesayangan itu sulit, ride & handlingnya harus enak sebagai pengganti 277 horsepower yg nggak mungkin lagi didapat pada mobil seharga max Rp.400 juta kondisi baru, yes.. jadwal yg makin padat sudah mulai tidak mentolerir saya untuk meluangkan waktu merawat mobil second tua yang sering problem, walaupun troubleshooting Camry 3.5Q itu mudah dan murah. Sehingga mau nggak mau next car harus mobil baru, atau seenggaknya mobil second very low mileages
So, mulailah saya sempetin untuk Test Drive beberapa mobil, diantaranya Kia Seltos, Hyundai Kona, Mazda CX-3, dan ini, MG HS. Benang merah dari mobil-mobil tersebut adalah tenaga atau torsinya yang lumayan besar dikelasnya. Btw kok Crossover semua? Yes, karena saya udah join grup SM Roadtrip dari 2016 dan nggak pernah sekalipun ikut touring, tak punya keberanian bawa sedan tua untuk touring SM style. Makanya saya itu ibarat mau bayar hutang lah, kalau sudah tidak pandemi mau ikutan SM touring
Apa sih MG ?
"Mazda Gadungan"... haha jokes bray

1924–1930: Morris Garages Limited
1930–1952: M.G. Car Company Limited
1952–1967: British Motor Corporation
1967–1968: British Motor Holdings
1968–1990: British Leyland
1990–1992: Austin Rover
1992–2000: Rover Group
2000–2006: MG Rover Group
2006–Now : Nanjing Automobile, then SAIC Motor
Namun karena kepemilikan terakhir merupakan kepemilikan Aseng, makanya terkesan paling heboh, padahal ganti kepemilikan adalah hal yang lazim dalam bisnis otomotif. So, MG secara Marque tetaplah sama seperti MG yang sebelum-sebelumnya, hanya beda owner, "orang-orang bagus"-nya pun masih ada dan bekerja di struktur yang baru. Makanya mereka berani state bahwa mereka adalah British brand dengan segala historynya dalam pemasaran mereka dimanapun termasuk Indonesia
Untuk pasar Asia Tenggara termasuk Indonesia, kita dapat unit produksi Thailand, which is good enough. Oke, cukup basah basinya, kita mulai aja reviewnya
EXTERIOR Hampir semua reviewer indo bilang kalau desainnya campur aduk, dari depan Mazda banget, dari belakang ada yang bilang mirip SUV BMW, ada yang bilang mirip Mercedes SUV. Nggak salah memang, tapi menurut saya, di dunia otomotif itu wajar-wajar saja jika desain suatu mobil mirip dengan mobil lain yang menjadi inspirasinya, atau kalau dalam istilah Horology (jam tangan) namanya "Homage" atau "inspired by". Contoh paling jelas adalah lineup Mazda 7th generation yang Setirnya mirip dengan BMW M. So menurut saya sih desainnya fine-fine aja, ada aroma CX-5 namun lebih bulky yang menimbulkan kesan berotot dari segala sisi, dan memang mobil ini lebar (1,876 mm), dia lebih lebar 21 mm dari CRV dan 36 mm dari CX-5, sehingga jika dilihat dari belakang stance nya bagus, dan menjadi tambah bagus dengan penggunaan Twin tailpipe/dual exhaust Asli.
Kekurangannya adalah penggunaan Chrome yang terlalu banyak di bagian depan. Ukuran yang lebar juga agak menyulitkan untuk bermanuver di beberapa jalanan kecil dan padat.
INTERIOR Inilah bagian yang merupakan kelebihan dari mobil ini. Saat masuk kedalam, Interior mobil ini seperti mobil seharga 800 juta keatas. Ambiencenya berkelir merah yang tidak lebay, Kualitas materialnya diatas BMW F30, atau sedikit dibawah Mazda 7th gen (3 & CX-30) dan Mercedes W205, namun dengan balutan soft touch yang lebih banyak. Hampir semua bagian yang bisa disentuh tangan adalah soft touch. Desain center console menggunakan head unit touch screen kekinian dengan stlye tertancap di center fascia yang sudah support Apple Carplay & Android Auto. Karena terintegerasi dengan mobil, banyak pengaturan yang bisa disetting. Mulai dari AC, Audio, Driving Mode, ambient light dan sebagainya. Geser kebawah ada air vent berbentuk hexagonal pipih yang keren, dibawahnya ada sederet tombol pengaturan Defogger, speed fan, shortcut menu dan volume control, tactile feel tombolnya enak dan nggak murahan
Geser kebawah lagi ada konsol penyimpanan kecil yang bisa dibuka yang didalamnya terdapat dua buah USB port dan power outlet. The good thing is material konsolnya brushed alumunium beneran dan berasa mahal. Selanjutnya ada gear lever yang pangkalnya dibalut kulit dan knobnya diberi emboss logo MG, cool. di kiri dan kanan gear lever ada 6 tombol lampu hazard, drive mode, power back door, sayangnya tiga tombol sisanya kosong, yang menandakan fitur mobil ini diluar negeri lebih lengkap lagi. Geser lagi ada tombol hill descent control, auto hold dan switch electric parking brake. Geser lagi ada dua buah cup holder dan Diujung ada arm rest yang didalamnya adalah console box yang sudah support cooler dari blower AC
Pindah ke Driver's section, Setirnya cukup tebal dan enak digenggam karena materialnya sangat bagus, banyak tombol-tombol shortcut yang tertanam. Dibelakang setir ada paddle shift dan tuas per-wiper-an disebelah kanan, serta tuas per-lampu-an dan tuas cruise control disebelah kiri, yes european style banget. Spedometernya sendiri kombinasi analog dan digital dari layar MID besar full colour ditengah yang bisa menampilkan banyak informasi mobil ini. Oh iya, di setir ada tombol "Super Sport" bergaya "Porsche Sport Response Button", yang merupakan Shortcut ke mode Sport dengan tambahan sedikit lebih agresif, nanti saya bahas dibawah. Disudut kiri-kanan mobil ini terdapat air vent berbentuk turbin yang keren layaknya punya mercedes
Jok depannya tebal dan nyaman, berlapis kulit dan sedikit bahan alcantara disisi samping. Model joknya Sporty banget, kontras dengan eksteriornya yang bernuansa elegant. Pindah ke bagian belakang, kelegaan interior oke, lebih lega dari CX-5 tapi masih dibawah CRV. Arm rest belakang keren karena diattach material brushed alumunium dengan tombol bukaan cup holder yang tactile feel nya enak. Kehadiran panoramic roof yang besar dan panjang serta Ambient Light keren yang warnanya bisa dirubah-ubah bikin mobil ini berasa lebih mahal dari harganya. Untuk fitur-fitur lain silahkan google aja ya.
TEST DRIVE
Posisi mengemudi khas SUV Monocoque, agak tinggi namun tetap ergonomis, lebih enak dari CRV karena jok model bucketnya bener2 memeluk badan dengan pas, namun masih dibawah CX5.
Engine start, suara mesin saat idle halus, saya geser gear lever ke D, loh kok nggak jalan? Oh iya, mobil ini kan transmisinya DCT a.k.a Dual Clutch. Keluar dari Dealer MG Andalan Jl Sultan Iskandar Muda, langsung disuguhi traffic padat, masih ada gejala jerky di kecepatan lambat, khas Dual Clutch, namun minim. Masuk ke jalan agak longgar, saya pindah ke mode Sport. Mode sport pada mobil ini cukup responsif, sayangnya hanya mapping transmisi & throttle response yang berubah. Ok now I Press the Red Super Sport Button, walau banyak reviewer mobil yang bilang ini cuma tombol shortcut ke mode Sport, tapi yang saya rasakan mode ini sedikit lebih agresif dengan idle RPM yang lebih tinggi dan shifting benar-benar menjelang redline.
Karakter larinya khas mobil turbo, laggy diawal, setelah turbo nya spools baru nendang, akselerasi cepat dan enak walaupun saat kickdown efek turbo lag kembali terasa, namun menurut saya secara performa entah mengapa lebih nendang Kia Seltos, agak penasaran juga, karena MG HS ini punya displacement, power & torque lebih besar dari Seltos, 138hp/242nm vs 160hp/250nm Ternyata setelah membaca spek lebih detail, max powerband Seltos ada di range 1500-3200 rpm, sedangkan MG HS ada di 1700-4400 rpm. Terbukti ketika saya masuk Tol dan coba gaspol, mobil ini punya napas yang sedikit lebih panjang dari Seltos di Rpm tinggi.
Kualitas Ride nya rasa eropa, firm namun dampingnya cukup empuk, walau menurut saya overal bantingannya masih agak keras, body roll cukup minim asal tidak ditekuk terlalu tajam, namun karena interiornya yang kelewat mewah dan kedap, nyetir mobil ini bener2 serasa bawa SUV merk Eropa yang sudah populer.
Ada tiga kekurangan dari mobil ini dari sisi teknis, pertama adalah dimensi, mobil ini sangat lebar, lebih lebar dari CRV bahkan Fortuner, yang bikin agak sulit untuk manuver di jalan-jalan tikus. Kedua adalah Power to Weight, ya mobil sebesar ini displecement hanya 1.5 L dan turbo bertekanan kecil, powernya ngumpul di putaran tengah, begitu putaran atas berasa kosong, sehingga diatas 160 kpj mobil ini sangat sulit menambah kecepatan. Ketiga adalah transmisi DCT yang feel-nya identik dengan awal-awal DCT diperkenalkan, rada jerky di rpm bawah dan saat kickdown mendadak. Ditambah, DCT nya sama seperti Seltos yang menggunakan Dry Clutch. Silahkan baca-baca thread KIA Seltos atau Group komunitas Seltos di Facebook, banyak keluhan DCT nya overheat saat macet plus menanjak, sampai ada salah satu yang terpaksa harus menepi dulu untuk cooling down. Entah di MG ini apakah ada kasus serupa, kalau ternyata tidak ada, berarti cooling system DCT nya lebih baik.
Lalu apa bedanya dengan trim EXCITE ?
Nah ini yang menarik, karena beda harga antara varian rendah Excite dan varian tinggi Ignite cukup jauh yakni Rp.60 jutaan, namun menurut saya dari sisi tampilan, kemewahan dan kualitas interior tidak terlalu terlihat, hanya fitur-fitur yang mayoritas elektonik dikurangi. Berikut perbedaanya :
Dengan demikian positioning harga MG HS varian Excite mirip dengan KIA Seltos, namun dengan kualitas material dan kemewahan yang bak bumi dan langit. Apalagi versi Ignite mengusung interior berkelir hitam, cocok bagi orang-orang yang menyukai ambience elegant, gelap dan kalem pada interior mobilnya.
Conclusion = a Brilliant Impostor
Terlepas dari sindiran para reviewer indonesia yang mengatakan mobil ini desainnya jiplak sana-sini, MG HS adalah mobil yang sangat bagus. Bahkan dalam beberapa sektor malah lebih bagus dari mobil yang (katanya) dia tiru. Dan kalau toh mau dibilang produk Tiongkok, menurut saya this is the best Chinese car yang dijual di indonesia. Soal kualitas tak perlu diragukan karena ini adalah produk global yang sama dengan yang dijual di Inggris, Eropa dan Middle East, perbedaan fitur pun cuma sedikit dari versi Indonesia. Apalagi per tulisan ini dibuat sudah muncul varian baru yaitu i-smart yang fiturnya lebih langkap lagi.
So, jika kita analogikan menjadi Smartphone, Wuling itu ibarat Xiaomi/Realme, sedangkan MG itu ibarat Oneplus, beda kelas & kualitas.
Pros :
- Interior sangat mewah & kelas
- Kualitas fit & finish setara mobil eropa
- Kualitas ride & handling baik
- Performa cukup baik
- Perpindahan DCT halus dan cepat
- Fitur berlimpah
- Harga jauh dibawah kompetitornya
Cons :
- Lack of Raw Power, untuk menghalau bobot dan ukurannya
- Issue DCT dry clutch, plus jerky saat low speed
- Masih ada stigma negatif akan mobil Tiongkok, plus desain jiplak oleh beberapa reviewer (Indonesia)