Ad blocker detected: Our website is made possible by displaying online advertisements to our visitors. Please consider supporting us by disabling your ad blocker on our website.
"Dalam percobaan yang dilakukan, sebuah mobil hatchback keluarga dengan menggunakan ban baru. Ditemukan ban mobil itu mengeluarkan 5,8 gram partikel per kilometer. Sementara batas emisi gas buang yang diatur saat ini adalah 4,5 miligram per km."
Emisi gesekan ban terhadap permukaan jalan dan emisi dari rem 1000 kali lebih berbahaya ketimbang emisi knalpot gas buang.
Memang nyata kampanye hitam against fossil fuel dan pengalihkan sumber tambang uang baru ke nikel sebagai bahan baterai lithium.
Just people chasing wealth.
Now I'm starting to believe that global warming can really be a hoax perpetuated by globalist to gain more power by downplaying oil that they don't have control and exaggerating battery that is in their source. Bringback my V10 F1 machine!!
akulemu wrote: Sat Jun 27, 2020 10:09
Memang nyata kampanye hitam against fossil fuel dan pengalihkan sumber tambang uang baru ke nikel sebagai bahan baterai lithium.
Just people chasing wealth.
Now I'm starting to believe that global warming can really be a hoax perpetuated by globalist to gain more power by downplaying oil that they don't have control and exaggerating battery that is in their source. Bringback my V10 F1 machine!!
"Dalam percobaan yang dilakukan, sebuah mobil hatchback keluarga dengan menggunakan ban baru. Ditemukan ban mobil itu mengeluarkan 5,8 gram partikel per kilometer. Sementara batas emisi gas buang yang diatur saat ini adalah 4,5 miligram per km."
Emisi gesekan ban terhadap permukaan jalan dan emisi dari rem 1000 kali lebih berbahaya ketimbang emisi knalpot gas buang.
Monggo Pendapat dan saran nya
Kalau begitu, begini saja.
Ban dan Rem ini sudah ada berapa lama? Katakanlah sudah ada dari 100tahun lalu. Nah tinggal dilihat, apakah benar rata-rata harapan hidup orang yang berinteraksi dengan Ban ini makin hari makin pendek karena adanya penyakit berat yang diakibatkan penggunaan Ban?
akulemu wrote: Sat Jun 27, 2020 10:09
Memang nyata kampanye hitam against fossil fuel dan pengalihkan sumber tambang uang baru ke nikel sebagai bahan baterai lithium.
Just people chasing wealth.
Now I'm starting to believe that global warming can really be a hoax perpetuated by globalist to gain more power by downplaying oil that they don't have control and exaggerating battery that is in their source. Bringback my V10 F1 machine!!
Di luar kemungkinan global warming itu isu hoax...tapi ane betul2 ngalami efek negatif dari global warming tahun lalu.
Tahun lalu musim panasnya luar biasa panas. Siang hari suhu di surabaya rata2 40-42 celcius. Akibatnya, ane sangat kesulitan mendapatkan pakan organik untuk peliharaan ane yang dikarenakan tinggi permukaan air sungai turun drastis dan menyebabkan keseimbangan organisme di dalamnya berubah drastis.
Serem jg gimana hal yang terlihat sepele tapi kalau kita perhatikan lebih mendetil baru terlihat efek negatifnya
akulemu wrote:Memang nyata kampanye hitam against fossil fuel dan pengalihkan sumber tambang uang baru ke nikel sebagai bahan baterai lithium.
Just people chasing wealth.
Now I'm starting to believe that global warming can really be a hoax perpetuated by globalist to gain more power by downplaying oil that they don't have control and exaggerating battery that is in their source. Bringback my V10 F1 machine!!
Setuju gan. Makanya ane ga mendukung adanya EV krn tujuan dibalik kemunculannya ada "maksud terselubung"
akulemu wrote:Memang nyata kampanye hitam against fossil fuel dan pengalihkan sumber tambang uang baru ke nikel sebagai bahan baterai lithium.
Just people chasing wealth.
Now I'm starting to believe that global warming can really be a hoax perpetuated by globalist to gain more power by downplaying oil that they don't have control and exaggerating battery that is in their source. Bringback my V10 F1 machine!!
Setuju gan. Makanya ane ga mendukung adanya EV krn tujuan dibalik kemunculannya ada "maksud terselubung"
EV kan perlu listrik buat ngecas. Lha itu listrik darimana? PLTU, berapa banyak batubara bara dibakar buat menghasilkan listrik. Pake nuklir, nggak berani. PLTA, sungai pada asat. Panel Surya, masih mahal. Dan lagi baterai ada masa pakenya, nanti limbah dibuang kemana. Kejauhan amat mikirnya. Buat besok makan apa aja masih mumet
akulemu wrote:Memang nyata kampanye hitam against fossil fuel dan pengalihkan sumber tambang uang baru ke nikel sebagai bahan baterai lithium.
Just people chasing wealth.
Now I'm starting to believe that global warming can really be a hoax perpetuated by globalist to gain more power by downplaying oil that they don't have control and exaggerating battery that is in their source. Bringback my V10 F1 machine!!
Setuju gan. Makanya ane ga mendukung adanya EV krn tujuan dibalik kemunculannya ada "maksud terselubung"
EV kan perlu listrik buat ngecas. Lha itu listrik darimana? PLTU, berapa banyak batubara bara dibakar buat menghasilkan listrik. Pake nuklir, nggak berani. PLTA, sungai pada asat. Panel Surya, masih mahal. Dan lagi baterai ada masa pakenya, nanti limbah dibuang kemana. Kejauhan amat mikirnya. Buat besok makan apa aja masih mumet
Sebenarnya kalau ada kemauan & tekad yang bulat pasti ada jalannya om... pernah ane share juga dimari bahwa di california tempat kelahiran tesla, listrik kotanya banyak di supply pakai solar panel, biaya listrik mereka makin taon malah makin turun.
Awalnya pada gak percaya bahwa solar panel bakal bisa supply kebutuhan listrik kota itu sedemikian besarnya, tapi pelan2 bertambah terus & terus, sampai akhirnya taon 2020 ini sudah cover 33% kebutuhan listrik di kota tersebut & akan mencapai 60% di taon 2030 (cek wiki aja).
Pembangkit listrik tenaga angin, pembangkit listrik tenaga ombak air laut di negara2 maju sudah banyak pakai, cuman aja di indo memang urusan agama masih lebih penting daripada urusan renewal energi [emoji28], padahal Tuhan sudah kasih medianya gratis, tinggal manusianya mau olah pakai otak atau tidak.
Kalau liat es yang makin cair di kutub utara serem om... prediksi beberapa puluh taon lagi sudah tidak ada lagi es nya & ketinggian permukaan air laut makin taon makin naik, ntah apakah manusia ini bisa selamat melewati ini semua kalau pemanasan global tidak bisa di kurangi (secara drastis).
Faktor pemanasan global banyak sekali. Yang paling utama adalah pembalakan hutan untuk bangun kota atau eksploitasi tambang. Jadi tidak hanya sumber oksigen dikurangi, sumber itu sendiri ditebas dan digantikan sumber carbon. Manusia secara alami nafasnya juga mengeluarkan emisi karbon namun alam menyediakan pohon untuk keseimbangan.
Hanya mendiskreditkan pemakaian fossil fuel untuk the only biang kerok of global warming sangat menyengat bau kampanye hitamnya kalau mengetahui faktor yang paling utama dari global warming itu sendiri.
Disebabkan covid19, negara-negara adidaya banyak sadar hari ini betapa ternyata mereka sebenarnya bergantung pada negara lain untuk hal-hal tertentu. Maka dalam hal energi, negara adidaya yang tidak mau lagi bergantung dengan (terutama) negara-negara Arab dan bergerak untuk independen dengan mencari sumber sendiri. Sebenarnya gerakan mau melepaskan diri dari oil sudah lama juga, bukan hanya gara-gara pandemi, namun pandemi makin mempertegas keteguhan hati mereka.
Sumber energi lain tersebut tidak harus dari negara sendiri, dari negara lain juga boleh yang penting negara sumber tersebut ada dalam kuasa si adidaya. Dan you guys know what? Sumber alam nickel, bahan utama Li-ion battery yang sekarang mau dijadikan tandingan fossil fuel, tambangnya yang terbesar di dunia saat ini ada dimana? Look it up.
Berawal dari Al Gore's conspiracy mengenai global warming. Penyumbang global warming terbanyak, pernah ntn di salah satu channel luar karena alam sendiri (methane gas) yg dikeluarkan dari dasar laut meningkat.
solar panel ini sebetulnya menarik sekali...lampu2 jalanan sekarang juga udh solar panel
kalo invest-nya murah boleh dicoba utk rumah ni..Indonesia kan boleh dibilang setengah tahun cerah
akulemu wrote:Memang nyata kampanye hitam against fossil fuel dan pengalihkan sumber tambang uang baru ke nikel sebagai bahan baterai lithium.
Just people chasing wealth.
Now I'm starting to believe that global warming can really be a hoax perpetuated by globalist to gain more power by downplaying oil that they don't have control and exaggerating battery that is in their source. Bringback my V10 F1 machine!!
Setuju gan. Makanya ane ga mendukung adanya EV krn tujuan dibalik kemunculannya ada "maksud terselubung"
EV kan perlu listrik buat ngecas. Lha itu listrik darimana? PLTU, berapa banyak batubara bara dibakar buat menghasilkan listrik. Pake nuklir, nggak berani. PLTA, sungai pada asat. Panel Surya, masih mahal. Dan lagi baterai ada masa pakenya, nanti limbah dibuang kemana. Kejauhan amat mikirnya. Buat besok makan apa aja masih mumet
Emisi per watt dihasilkan dengan nuklir jauh lebih efisien drpd dengan batubara. Kita saja selalu dihalangi ketika akan membuat PLTN.
AdmiralPhantom wrote: Mon Jun 29, 2020 13:13
Setuju gan. Makanya ane ga mendukung adanya EV krn tujuan dibalik kemunculannya ada "maksud terselubung"
EV kan perlu listrik buat ngecas. Lha itu listrik darimana? PLTU, berapa banyak batubara bara dibakar buat menghasilkan listrik. Pake nuklir, nggak berani. PLTA, sungai pada asat. Panel Surya, masih mahal. Dan lagi baterai ada masa pakenya, nanti limbah dibuang kemana. Kejauhan amat mikirnya. Buat besok makan apa aja masih mumet
Emisi per watt dihasilkan dengan nuklir jauh lebih efisien drpd dengan batubara. Kita saja selalu dihalangi ketika akan membuat PLTN.
PlTN mah ketinggian utk SDM sini, no offence, ngurus pipa aer ama meteran listrik aj masi jauh dr kata bener.. boro2 nuklir, satu lg, gmana mau pinter, ad orang dr luar mau ngajarin atau invest, ud triak2 asing aseng asing aseng
EV kan perlu listrik buat ngecas. Lha itu listrik darimana? PLTU, berapa banyak batubara bara dibakar buat menghasilkan listrik. Pake nuklir, nggak berani. PLTA, sungai pada asat. Panel Surya, masih mahal. Dan lagi baterai ada masa pakenya, nanti limbah dibuang kemana. Kejauhan amat mikirnya. Buat besok makan apa aja masih mumet
Emisi per watt dihasilkan dengan nuklir jauh lebih efisien drpd dengan batubara. Kita saja selalu dihalangi ketika akan membuat PLTN.
PlTN mah ketinggian utk SDM sini, no offence, ngurus pipa aer ama meteran listrik aj masi jauh dr kata bener.. boro2 nuklir, satu lg, gmana mau pinter, ad orang dr luar mau ngajarin atau invest, ud triak2 asing aseng asing aseng
Ini aku super-duper setuju sekali ...
Gak usah mengkhayal tinggi membuat PLTN, kalau kualitas SDM masih senin kemis.
PLTN bukan khayalan om. Manusia Indonesia juga mampu. Didikan Habibie jaman dulu saja sudah bekerja di seluruh dunia dengan standard tinggi.
Mengapa kita merasa inferior dengan bangsa lain?
Apakah ini bukan karena campaign berita penggirimgan opini bawah sadar sehingga kita tidak merasa mampu? Atau karena kita terlalu biasa dijajah setelah dikolonialisasi selama 350+ tahun?
Atau will dari pemerintah Indonesia diganjal faktor luar?
Karena, cmiiw, mempunyai reaktor nuklir skala industri artinya kita juga bisa melakukan pengayaan uranium yang mana juga bisa dijadikan senjata, apa terganjal disini? Semua negara dengan PLTN skala industri, bukan reaktor riset spt kita punya, pasti juga punya senjata nuklir, kecuali jepang ya, karena UU nya melarang senjata ofensif, hanya defensif.
MSU wrote: Tue Jun 30, 2020 3:08
solar panel ini sebetulnya menarik sekali...lampu2 jalanan sekarang juga udh solar panel
kalo invest-nya murah boleh dicoba utk rumah ni..Indonesia kan boleh dibilang setengah tahun cerah
Ini parah om.
Maintenancenya kurang diperhatikan, kualitas baterainya buruk. Di wilayah timur indonesia banyak nih pak, saya seringvlihat dari tahun 2010an, tapi setelah setahunan langsung jadi bangkai, ntah aki jebol, atau akinya hilang.
Kemrin dari Pulau Yamtel maluku, dermaga bagus, lampunya ilang aki nya, box panelnya kebuka semua kosong isinya.
"Dalam percobaan yang dilakukan, sebuah mobil hatchback keluarga dengan menggunakan ban baru. Ditemukan ban mobil itu mengeluarkan 5,8 gram partikel per kilometer. Sementara batas emisi gas buang yang diatur saat ini adalah 4,5 miligram per km."
Emisi gesekan ban terhadap permukaan jalan dan emisi dari rem 1000 kali lebih berbahaya ketimbang emisi knalpot gas buang.
Monggo Pendapat dan saran nya
Ditemukan ban mobil itu mengeluarkan 5,8 gram partikel per kilometer.
Komen saya :
ini kok cara ngitungya meragukan, kalau tidak disebut Ngawur.
5.8 gram per km.
Artinya kalau mobil saya jalan ke Aceh dari Ciputat dan pulang lagi, jarak saya 5000 km.
Apakah ban saya sdh mengeluarkan emisi partikel 2.9 kg (5.8 gram x 5000 km) ?
Saya udah 2 x mudik, berarti ban mobil saya udah tergerus 5.8 kg dong ?
Kalau iya, berarti ban saya udah gundul dan makin enteng dong...
saya yakin kalau ditimbang maka ban saya gak ada ada berkurang 5.8 kg dalam 10,000 km
Jpkusumo wrote: Sat Aug 15, 2020 12:16
Ini parah om.
Maintenancenya kurang diperhatikan, kualitas baterainya buruk. Di wilayah timur indonesia banyak nih pak, saya seringvlihat dari tahun 2010an, tapi setelah setahunan langsung jadi bangkai, ntah aki jebol, atau akinya hilang.
Kemrin dari Pulau Yamtel maluku, dermaga bagus, lampunya ilang aki nya, box panelnya kebuka semua kosong isinya.
kalaua di pantura memang sudah lama ga ada, akhirnya balik lagi ke on-grid. alias pake kabel lagi. penerangan jalan kan yg kerjain biasanya pemda ngikut ke DPU barang hasil lelangan yg penting murah + yg menang sudah kebaca kualitasnya + minim perawatan biar ada obyekan lagi + mental maling dimana2. yg aneh menurut saya, itu maling2 udah tanggung manjat nyolongin aki, kenapa ga ada maling lampu jalan ya? apalagi yg LED itu, lebih gampang nyolongnya. tinggal buang LED chip, ambil driver saja, kan itu driver gede dan heavy duty, ratusan watt DC pula.
DOHC wrote: Sat Aug 15, 2020 9:35
PlTN mah ketinggian utk SDM sini, no offence, ngurus pipa aer ama meteran listrik aj masi jauh dr kata bener.. boro2 nuklir, satu lg, gmana mau pinter, ad orang dr luar mau ngajarin atau invest, ud triak2 asing aseng asing aseng
sad but true. kalau mau bagus, ya mesti bikin PT sendiri. kaya Transjakarta atau Jakarta MRT. labelnya saja dibawah pemprov tapi karena PT jadi cara kerjanya beda. tapi PLTN ini yakinlah kalau netijen maha benar indo kualitasnya masih kaya gini ya ga akan kejadian
ginting wrote: Sat Aug 15, 2020 14:03
Kalau iya, berarti ban saya udah gundul dan makin enteng dong...
saya yakin kalau ditimbang maka ban saya gak ada ada berkurang 5.8 kg dalam 10,000 km
mungkin maksudnya menambah emisi gas buang 5,8 gram CO per km. kan emisi yang dihitung seperti itu. artinya kedepannya ban ECO yg lebih ECO akan makin banyak